dengan makna lainnya. Maka lebih jelasnya dua kata tersebut akan diuraikan
bentuk atau sistem, cara atau bentuk (struktur) yang tetap, yang mana pola
dapat dikatakan contoh atau cetakan.1 Sedangkan menurut Alex Sobur dalam
Pola adalah Bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan) yang
bisa dipakai untuk membuat atau menghasilkan suatu atau bagian dari
sesuatu, khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu
yang sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat, yang
mana sesuatu itu dikatakan memamerkan pola.2
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1996), h. 778.
2
Alex Sobur, Ensiklopedia Komunikasi (Jakarta: Simbiosa Rekatama, 2006), h. 376.
3
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Gramedia, 2004), h. 9.
29
bahasa Latin, yaitu communicatos yang berarti berbagi atau menjadi milik
sama.4
oleh Marhaeni Fajar, bahwa yang dimaksud dengan komunikasi adalah suatu
beragam saluran.5
komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk
atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada
4
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori & Praktik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.
31.
5
Ibid.
6
Ibid., h. 32.
7
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1993), h. 30.
30
akan timbul pola, model, bentuk, dan juga bagian-bagian kecil yang
komunikasi diartikan sebagai gambaran hubungan dua orang atau lebih dalam
proses pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat, sehingga
sekunder, pola komunikasi linear, dan pola komunikasi sirkular. Adapun pola
lambang sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua
1) Lambang verbal
banyak dan paling sering digunakan, oleh karena hanya bahasa yang
8
Ibid., h. 31.
31
peristiwa, baik yang konkret maupun yang abstrak, yang terjadi masa
2) Lambang nonverbal
Komunikator Gambar 3
Pesa Komunikan
Pola Komunikasi Primer
Sumber: Aristoteles
9
Onong Uchjana Efendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003), h. 33.
10
Ibid. h. 35.
11
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1998), h.
45.
12
Ibid.
32
pertama.13
secara sekunder ini semakin lama semakin efektif dan efisien karena
13
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 260.
14
Ibid., h. 261.
15
Hafied Cangara, Op. Cit., h. 46.
33
yang meliputi Who (siapa), Say what (mengatakan apa), In wich channel
efeknya).16
komunikan dan efek. Kelima dasar Laswell ini menyajikan cara yang
Mengatak Gambar 4
Melal Kepa Apa
Siapa Pola Komunikasi Sekunder
an ui da Akibatn
Sumber: Lasswell
perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus. Dalam konteks
ini berlangsung baik dalam situasi komunikasi tatap muka (face to face
16
Ibid., h. 46.
34
communication).17
komunikasi linear.
Transmitter Decoding
Sumbe Receiver
r
Sumber Gangguan
Gambar 5
Pola Komunikasi Linear
Sumber: Shannon dan Weaver
17
Ibid., h. 38.
18
Ibid., h. 39.
35
harfiah berarti bulat, bundar atau keliling sebagai lawan dari perkataan
dimaksudkan dengan proses secara sirkular itu adalah terjadi feedback atau
19
Ibid., h. 39-40.
20
Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 41.
36
Message
Message
Gambar 6
Pola Komunikasi Sirkular
Sumber: Osgood dan
Schramm
Dari gambar pola diatas dapat kita pahami bahwa pola komunikasi
transmit melalui proses encoding dan decoding. Dalam proses ini pelaku
yang sama. Dengan adanya proses komunikasi yang terjadi secara sirkular,
memutar. Selain itu dalam pola komunikasi ini sifatnya lugas tidak ada
21
Ibid.
37
berkomunikasi dengan orang lain maka kita dan orang yang menjadi
komunikan kita akan menafsirkan pesan yang diterima baik berupa pesan
22
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2003), h.7.
23
Rini Darmastuti, Mindfullness dalam Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Buku
Litera Yogyakarta, 2013), h. 63.
38
terjadi antara dua orang atau lebih yang memiliki latar belakang
24
Ibid, h.63
25
Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, ( Jakarta: UIN Press, 2003), h. 182.
26
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2003), h.xi.
27
Rini Darmastuti, Mindfullness dalam Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Buku
Litera Yogyakarta, 2013), h. 64.
39
melalui saluran tertentu kepada orang lain yang keduanya berasal dari latar
komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang berbeda latar
28
Ibid, h. 64
29
Ibid, h. 65
40
Kebudayaan B
Kebudayaan
A
Kebudayaan
C
Gambar 2
Komunikasi Antarbudaya
Sumber: Alo Liliweri
30
Alo Liliweri, Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011), h. 13.
41
dibedakan namun tidak dapat dipisahkan. Semua sekuen berkaitan satu sama
oleh komunikator dengan komunikan dalam dua arah/timbal balik (two way
communication) namun masih berada pada tahap rendah. Apabila ada proses
seri waktu, artinya berkaitan dengan masa lalu, kini dan yang akan datang;
31
Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009), h. 24.
32
Ibid.
42
tertentu.33
1) Komunikator
Komunikator A Komunikan B
Kebudayaan A Kebudayaan B
33
Ibid.
34
Ibid. h. 25.
43
2) Komunikan
3) Pesan/ Simbol
4) Media
tempat, saluran yang dilalui oleh pesan atau simbol yang dikirim
muka.37
35
Ibid. h. 26.
36
Ibid. h. 27.
37
Ibid. h. 28.
44
pesan tersebut.38
yakni tempat (ruang, space) dan waktu (time) serta suasana (sosial,
komunikasi antarbudaya.39
38
Ibid. h. 29-30.
39
Ibid. h. 30.
45
dipahami pendengar.40
40
Ibid., h. 30-31.
46
komunikasi antarbudaya.41
a. Relativitas bahasa
bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda
41
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori & Praktek (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.
301.
42
Ibid, h. 302
47
salah paham, makin banyak salah persepsi, dan makin banyak potong
kompas (bypassing).43
c. Mengurangi ketidak-pastian
membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang
mungkin terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita
43
Ibid, h. 303
44
Ibid, h.304
45
Ibid.
48
persepsi dan salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar
memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisisi yang anda ambil,
46
Ibid.
47
Ibid, h. 305
48
“Komunikasi Antarbudaya” (On-line), tersedia di: http://audrey
portfolio.blogspot.com/2009/09/komunikasi-antar-budaya.html. diakses pada tanggal 20 Mei 2016.
49
Ibid.
49
melakukan apa yang menurut anda akan memberikan hasil positif dan
berusaha tidak melakkan apa yang menurut anda akan memberikan hasil
negatif.50
dan penerimaan yang kita lakukan terhadap budaya yang dimiliki oleh
masyarakat lain yang memiliki budaya yang berbeda menjadi satu dasar
fungsi sosial. Fungsi pribadi adalah fungsi yang didapatkan seseorang dan
50
Ibid.
51
Rini Darmastuti, Mindfullness dalam Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Buku
Litera Yogyakarta, 2013), h. 77.
52
Ibid.
50
sebagai makhluk yang bergaul dan berinteraksi dengan orang lain dalam
a. Fungsi Pribadi
53
Ibid.
54
Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003), h. 36.
51
3) Menambah pengetahuan
55
Rini Darmastuti, Op.Cit. h. 78.
56
Ibid.
57
Ibid, h. 79
52
melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang sedang
dihadapinya.58
b. Fungsi pribadi
1) Pengawasan
2) Menjembatani
58
Ibid., h. 78
59
Ibid., h. 79.
60
Ibid.
53
3) Sosialisasi nilai
masyarakat lain.61
4) Menghibur
sehari-hari. Fungsi menghibur ini juga bisa kita lihat dari tayangan-
Dalam kenyataannya, tidak pernah ada dua manusia yang persis sama,
meskipun mereka kembar yang dilahirkan dan diasuh dalam keluarga yang
sama, diberi makanan yang sama dan dididik dengan cara yang sama. Namun
kesamaan dalam hal-hal tertentu, misalnya agama, ras (suku), bahasa, tingkat
61
Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003), h. 41.
62
Ibid, h. 80
63
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya,
Cet. Ke VIII, 2005), h. 107
54
dengan orang-orang yang tidak berbicara atau memahami bahasa yang sama.
Artinya, semakin mirip latar belakang sosial budaya, maka semakin efektiflah
komunikasi.64
istilah yang bervariasi untuk menyatakan ide yang sama yaitu dengan istilah
presiden dari Mickelson, Pol Quia dan dirinya. Dalam gambaran ini,
individu yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda bukan diartikan
64
Ibid.
65
Ibid, h. 111
66
Ibid, h. 112
55
orang lain dan bahkan tidak menyadari apa yang sedang kita lakukan.
menginterpretasikan perilaku orang lain tetapi kita tidak tahu apa yang
67
Ibid.
68
Ibid.
69
Ibid., h. 66.
56
Bahasa biasanya dibagi menjadi dua sifat, yaitu bahasa verbal dan bahasa
kultural berbeda.
yang paling lazim adalah bilamana kita menganggap bahwa yang ada
70
Andik Purwasito, Komunikasi Multikultural (Surakarta: Muhammadiyah University
Press, 2003), h. 176-177.
57
hanyalah kesamaan dan bukan perbedaan. Ini terjadi terutama dalam hal
dan penting. Bila kita mengabaikan perbedaan ini, kita terjebak dalam
anggota kelompok yang sama (dalam hal ini kelompok bangsa atau ras)
adalah sama.
sendiri-sendiri. Aturan ini menetapkan mana yang patut dan mana yang
tidak patut.
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori & Praktik (Jakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 306.
71
72
Stereotip adalah pandangan umum dari suatu kelompok masyarakat lain. Pandangan
umum ini biasanya bersifat negatif. Stereotip biasanya merupakan refrensi pertama (penilaian
umum) ketika seseorang atau kelompok melihat orang atau kelompok lain.
58
f. Kejutan budaya.
terasing menonjol dan berbeda dari yang lain. Bila kita kurang mengenal
adat kebiasaan masyarakat yang baru ini, kita tidak dapat berkomunikasi
serius. 73
a. Pengertian Etnis
Pengertian etnis atau suku adalah suatu kesatuan sosial yang dapat
73
Ibid., h. 306-310.
59
manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas tadi sering kali
b. Etnis Lampung
Banten.75
1) Asal Usul
74
Ardi, Jendela Dunia Psikologi (On-line), tersedia di:
http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-etnis.html. (06 Januari 2016).
75
“Suku Lampung” (On-line), tersedia di:https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Lampung
(10 Agustus 2016).
60
dari Lampung” yang datang dari negeri Cina sampai abad ke-7.
abad ke-11.
mengirimkan utusan ke negeri Cina tahun 442, 449, 451, 459, 464
c. Etnis Bali
Suku Bali (bahasa Bali: Anak Bali, Wong Bali, atau Krama Bali)
Bali dan mengikuti budaya Bali. Menurut hasil Sensus Penduduk 2010,
76
Ibid.
77
Ibid.
62
ada kurang lebih 3,9 juta orang Bali di Indonesia. Sekitar 3,3 juta orang
transmigrasi asal Bali lainnya. Sebagian kecil orang Bali juga ada yang
tinggal di Malaysia.78
1) Asal-Usul
78
“Suku Bali” (On-line), tersedia di: https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Bali,
(11 Agustus 2016).
79
Ibid.
63
ajaran Hindu dalam ajaran Tri hita Karana sebagai core values-nya
kata: tri yang berarti tiga, hita berarti kebahagiaan, dan karana yang
lingkungannya.80
1. Pengertian Kerukunan
selalu disejajarkan dengan situasi atau keadaan dimana antar anggota dalam
80
Ibid.
64
berasal dari bahasa Arab, yaitu: “ruknun” yang berarti tiang, dasar sila. Jamak
dapat dipisahkan yang satu dari yang lainnya sebagai syarat terciptanya
persatuan dan kesatuan yang bulat yang melahirkan suatu kekuatan yang
81
Sahibi Naim, Kerukunan Antar Ummat Beragama (Jakarta: Gunung Agung, 1983), h.
52.
82
Ibid.
65
2. Masyarakat Antarbudaya
lingkungannya.83
83
Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), h. 85.
84
Joko Tri Prasetya, Ilmu Budaya Dasar (Jakarta: Rhineka Cipta, Cet. Ke III, 2004), h.
36
85
Ibid, h. 36
66
peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek materi dan milik yang
86
Harwantiyoko dan Neljte F. Katuuk, MKDU Ilmu Sosial Dasar (Jakarta: Gundar,
1992), h. 146
87
Deddy Mulyana, Komunikasi Antarbudaya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
h. 18
67
generasi berikutnya.88
maupun tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia).
selamanya sama.89
adalah:
dan bernegara, terdapat sitem nilai atau norma baik itu yang tertulis
maupun yang tidak tertulis. Nilai dan norma ini merupakan pedoman
88
Ibid.
89
Ibid, h. 19
68
nilai dan norma ini dalam kehidupan bersama menjadi sangat panting
bersama. Bila dilihat dari fungsinya, nilai dan norma berpotensi besar
bernegara.90
Selain sistem nilai dan norma, UUD’45, UU, PP, juga menjadi
Dalam kehidupan bermasyarakat, ada saat dimana sistem nilai dan norma
Masyarakat tidak lagi menghormati nilai dan norma yang ada, maka dalam
90
Sahibi Naim, Kerukunan Antar Ummat Beragama (Jakarta: Gunung Agung, 1983), h.
60.
69
undang-undang, diantaranya:
konflik antarsuku dan antar ras ini. Salah satunya, otak kita terlalu lama
dicuci oleh politik penyeragaman Orde Baru, yang menuntut kita berpikiran
prasangka timbal balik antara berbagai kelompok budaya itu. Bila tidak
dikelola secara baik, kesalahpahaman antarbudaya ini akan terus terjadi, dan
91
Ibid., h. 62.
92
Deddy Mulyana, Nuansa-Nuansa Komunikasi (Meneropong Politik dan Budaya
Komunikasi Masyarakat Kontemporer) (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h. 12.
70
sendiri sebagai sesuatu yang keliru dan pendapat orang lain sebagai suatu
yang benar. Komunikasi ditandai dengan retorika “kami yang benar” dan
“mereka yang salah”. Dengan kata lain, setiap kelompok budaya cenderung
Deddy Mulyana berpendapat bahwa ada dua hal yang harus dibangun, yaitu:
93
Ibid, h. 12-13.
94
Ibid, h. 14 .
71
kerjasama antarbudaya.95
adalah adanya faktor intern dan ekstern. Faktor Intern berupa adanya
kesadaran dari setiap individu itu sendiri untuk melakukan hal-hal yang
parit jalan, karang taruna, tolong menolong antar tetangga, dan ataupun
95
Ibid, h. 14-15.
96
Sahibi Naim, Op.Cit. h. 72.