Anda di halaman 1dari 80

TIK KELAS X SMA NUR’ILMI PENGENALAN MS.

WORD

MAKALAH

OLEH

SAGITA

NISN : 224316183

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL (IPS)

SMA NUR’ILMI NEGLASARI

2021

1
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi yang saya
susun bebas dari tindakan plagiarisme sebagaimana dipersyaratkan oleh Institut
Transportasi dan Logistik Trisakti.

Bersedia bertanggung jawab dan menerima sanksi yang berlaku apabila di


kemudian hari ditemukan terdapat unsur plagiarism dalam skripsi saya ini.

Jakarta, Agustus 2020

Materai Rp 6.000

SAGITA
ABSTRAK

Nama : SAGITA
NIM : 224316183
JURUSAN : IPS
Judul : Tik Kelas X Sma Nur’ilmi Pengenalan Ms.Word

Pengadaan barang dan jasa merupakan kegiatan dalam rancangan kerja untuk
mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa yang diinginkan dengan
menggunakan metode dan proses tertentu untuk mencapai kesepakatan harga,
waktu, dan kesepakatan lainnya. Dalam beroperasinya kapal sebagai salah satu
alat transportasi yang digunakan akan melalui berbagai macam kondisi yang
disebabkan oleh faktor alam, faktor manusia maupun faktor dari kapal itu sendiri.
Dengan hal ini kapal dapat mengalami kerusakan pada konstruksi maupun
peralatan yang merupakan sebagai item pendukung dalam beroperasinya kapal.
Hal ini menimbulkan permintaan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan kapal dengan menggunakan sistem SAP. SAP atau System Application
And Product In Data Processing merupakan bagian dari software ERP
(Enterprise Resource Planning) yaitu aplikasi yang mengintegerasikan banyak
modul didalam satu paket aplikasi. SAP digunakan perusahaan untuk
mempermudah kinerja pegawai dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif untuk
mengumpulkan dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Pengumpulan data
lewat dokumentasi, observasi, dan wawancara.
Dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa harus sesuai dengan prinsip dan
etika pengadaan barang dan jasa. Pada kegiatan pengadaan barang dan jasa terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan atau masalah yang ada dan di luar prediksi. Masalah
tersebut diantaranya yaitu terlalu panjang proses pengadaan barang dan jasa,
mulai dari permintaan sampai terpenuhinya permintaan tersebut dan sering
terjadinya kesalahpahaman antar pihak yang terlibat sehingga mengakibatkan
terjadinya kesalahan dalam pengadaan barang dan jasa tersebut. Selain masalah
yang ada tetapi ada upaya yang dilakukan untuk memperlancar proses pengadaan
barang dan jasa sehinggga kebutuhan diatas kapal dapat terpenuhi.
Kata kunci: pengadaan barang dan jasa, kebutuhan kapal, sistem SAP.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan YME atas segala berkat dan anugerah-Nya

yang telah memberikan kesempatan, kemampuan serta akal budi sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dalam memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Manajemen (SM) jenjang Pendidikan Strata Satu (S1)

di Institut Transportasi dan Logistik Trisakti Jakarta. Penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Tik Kelas X Sma Nur’ilmi Pengenalan

Ms.Word”

Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta dan keluarga yang telah

memberikan perhatian, nasihat, dukungan, dan doa serta segala bentuk dukungan

yang telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis juga ingin

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Osman

Arofat, MM selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Haryono, S.Sos, MM selaku

Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

membantu menyelesaikan skripsi ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:


Daftar Isi

JUDUL...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI.........................................................1

Karakteristik Anak.......................................................................................1

Pertumbuhan dan Perkembangan Anak..................................................1

Aspek Perkembangan Anak.......................................................................3

Kesimpulan..................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengadaan barang dan jasa atau sering dikenal procurement

merupakan kegiatan dalam rancangan kerja untuk memenuhi

kebutuhan bagi pengguna barang atau jasa. Menurut Peraturan

Presiden nomor 70 tahun 2012, 2012:2 pengadaan barang/jasa

adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/

Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang prosesnya

dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh

kegiatan untuk memperoleh barang/jasa . Proses ini digunakan untuk

memastikan pembeli menerima barang atau jasa dengan harga

terbaik dengan membandingkan aspek seperti kualitas, kuantitas,

waktu, dan lokasi . Pengadaan barang dan jasa dimulai sejak

perencanaan kebutuhan, penyusunan rencana, pelaksanaan

pengadaan, pemilihan penyedia, penandatanganan kontrak,

pelaksanaan dan pengendalian kontrak, hingga diterimanya barang

dan jasa oleh pengguna. Pengadaan bertujuan untuk mendapatkan

barang atau jasa yang dibutuhkan.

PT. Baruna Raya Logistics merupakan perusahaan pelayaran

transportasi laut, khususnya untuk jasa pelayaran kapal minyak


yang beralamatkan di Jl. Melati No.37 RT.1/RW.12, Rawabadak

Utara, Kec. Koja, Kota J akarta Utara, Daerah Khusus Ibukota

Jakarta 14230. Dalam beroperasinya kapal sebagai salah satu alat

transportasi yang digunakan akan melalui berbagai macam kondisi

yang disebabkan oleh faktor alam , faktor manusia maupun faktor

dari kapal itu sendir i. Dengan hal ini kapal dapat mengalami

kerusakan pada konstruksi maupun peralatan yang merupakan

sebagai item pendukung dalam beroperasinya kapal.

Pada saat Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan

hampir setiap bulan terdapat laporan kerusakan kapal yang bersifat

penting saat kapal sedang berlayar, khususnya untuk kerusakan

permesinan dan membutuhkan spare part. Untuk menstabilkan

kondisi kapal agar dalam kinerja yang tetap dalam kondisi baik,

maka perlu dilakukan perawatan dan perbaikan secara rutin. Hal ini

menimbulkan permintaan kebutuhan barang ataupun jasa perbaikan

kapal dalam bentuk action plan yang dibuat pihak kapal.

Dalam pelaksanaan perawatan dan perbaikan kapal, PT.

Baruna Raya Logistics memiliki departement khusus untuk

menangani dan memenuhi permintaan kebutuhan barang dan jasa,

salah satunya yaitu departement procurement atau logistic s. Pada

departement procurement memiliki tugas sebagai tempat proses

pengadaan barang dan jasa. Pengadaan barang atau jasa di PT.

Baruna Raya Logistics dilaksanakan dengan cara atau metode, yaitu


metode pemilihan langsung . Metode pemilihan langsung dengan cara

tidak melalui pelelangan, metode penunjukan langsung adalah

metode pemilihan penyedia barang atau jasa dengan cara menunjuk

langsung penyedia barang atau jasa. Sedangkan sistem yang

digunakan yaitu sistem SAP. SAP yang digunakan pada depar tment

procurement adalah software yang akan membantu proses pembelian

atau pengadaan barang, dan pengelolaan inventaris.

SAP (System Application and Product in Data Processing)

adalah software berbasis ERP (Enterprise Resources Planning). SAP

dalam procurement ini biasanya digunakan sebagai alat bantu

perusahaan dalam merencanakan dan melakukan operasionalnya

dengan baik dan efektif. Proses pengadaan barang dan jasa cukup

rumit dan panjang yang mengakibatkan pengurusan dokumen tidak

dapat berjalan dengan tepat waktu karena setiap pengurusan

dokumen tidak berada di satu tempat/PC (Personal Computer) yang

sama sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Hal ini

mengakibatkan terhambatnya kelancaran kinerja kapal di PT. Baruna

Raya Logistics karena keterlambatan pengiriman atau pengadaan

barang dan jasa yang dibutuhkan oleh kapal.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka

Penulis tertarik untuk mengangkat judul “Implementasi Pengadaan

Barang dan Jasa Untuk Memenuhi Kebutuhan di atas Kapal

dengan Sistem SAP”


B. Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis mengidentifikasi

masalah sebagai berikut:

a. Proses pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

di atas kapal yang dilaksanakan dengan mengikuti prinsip dasar dan

etika pengadaan barang dan jasa.

b. Upaya yang dilakukan oleh PT. Baruna Raya Logistics dalam

memperlancar proses pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi

kebutuhan di atas kapal.

c. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan sistem SAP

untuk memenuhi kebutuhan di atas kapal di PT. Baruna Raya

Logistics.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dibahas di atas, maka

penulis membatasi penelitian pada proses pengadaan barang dan jasa

untuk memenuhi kebutuhan di atas kapal dengan sistem SAP.

3. Pokok Masalah

Dalam penulisan ilmiah perumusan masalah merupakan hal yang

sangat penting, sebab perumusan masalah akan mempermudah dalam


melakukan penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang

telah diuraikan di atas, maka Penulis mengidentifikasikan pokok

masalah sebagai berikut:

a. Proses pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

di atas kapal sesuai dengan prinsip dasar dan etika pengadaan

barang dan jasa.

b. Upaya yang dilakukan oleh PT. Baruna Raya Logistics dalam

memperlancar proses pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi

kebutuhan di atas kapal.

c. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan sistem SAP

untuk memenuhi kebutuhan di atas kapal di PT. Baruna Raya

Logistics.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan Penulis selama

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan , maka tujuan dari penelitian

skripsi in i sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis proses pelaksanaan pengadaan barang dan

jasa untuk memenuhi kebutuhan di atas kapal dengan prinsip dasar

dan etika yang sesuai dalam pengadaan barang dan jasa.


2. Untuk menganalisis upaya yang dilakukan PT. Baruna Raya

Logistics dalam memperlancar proses pengadaan barang dan jasa

untuk memenuhi kebutuhan di atas kapal.

3. Untuk menganalisis pelaksanaan pengadaan barang dan jasa

dengan sistem SAP untuk memenuhi kebutuhan di atas kapal PT.

Baruna Raya Logistics.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penulisan bagi pihak-pihak

yang berkepentingan :

1. Bagi Penulis

a) Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh Penulisselama

belajar guna memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

sarjana dengan sebutan Sarjana Manajemen Institut Tranportasi dan

Logistik Trisakti .

b) Memberikan sumbangan pikiran pada siswa siswi khususnya di

jurusan manajemen transportasi laut terutama dalam hal pengadaan

barang dan jasa dengan sistem SAP di PT. Baruna Raya Logistics .

c) Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengadaan barang dan jasa

dengan sistem SAP untuk kelancaran operasi kapal di PT. Baruna

Raya Logistics .
2. Bagi Perusahaan

a) Skripsi ini dapat dijadikan pertimbangan dalam menghadapi

masalah tentang pengadaan barang dan jasa untuk kapal bagi

perusahaan.

b) Dapat menjadi pertimbangan yang bermanfaat dalam mengambil

kebijakan manajemen dan sebagai bahan referensi memecahkan

masalah dalam kegiatan pengadaan barang dan jasadi PT. Baruna

Raya Logistics.

3. Bagi Akademi

Sebagai tambahan referensi bagi bacaan dan informasi khususnya

bagi mahasiswa/mahasiswi jurusan manajemen transportasi laut

yang akan menyusun Skripsi dan sebagai data dokumentasi pada

perpustakaan.

4. Bagi Mahasiswa

a) Dapat memberi tambahan ilmu pengetahuan tentang pengadaan

barang danjasa diperusahaan pelayaran di Indonesia.

b) Menjadi wacana umum di kampus Institut Transportasi dan

Logistik.

5. Bagi Pembaca
Dengan Penulisan ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi

para pembaca dalam hal pengadaan barang dan jasa pada salah satu

perusahaan pelayaran yang ada di Indonesia.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Sub Fokus Penelitian

1. Implementasi

Menurut Nurdin Usman (2002;70) implementasi adalah bermuara pada

aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi

bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara

sugguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan

kegiatan.
Menurut Guntur Setiawan (2004;39) implementasi adalah perluasan

aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan

untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.

Menurut Agustino (2008;139) implementasi adalah suatu proses yang

dinamis. Dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan

sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan

atau sasaran kebijakan itu sendiri.

Berdasarkan pengertian dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa

implementasi adalah suatu kegiatan terencana yang saling menyesuaikan antara

tujuan dan tindakan untuk mendapatkan suatu hasil yang ingin dicapai.

2. Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan barang dan jasa merupakan suatu proses kegiatan yang terjadi

baik di sektor pemerintah atau sektor swasta. Kebutuhan akan ketersediaan barang

dan jasa di sektor pemerintah dan sektor swasta menjadikan pengaturan pada

proses pengadaan barang dan jasa yang memiliki tujuan pencapaian yaitu

tersedianya barang dan jasa yang berkualitas dengan harga yang terbaik.

Barang dan jasa yang diinginkan tersebut tentunya harus sesuai dengan

prosedur dan perundang-undangan yang berlaku. Prosedur dan perundang-

undangan yang digunakan dalam pengadaan barang dan jasa merupakan upaya

untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang diperoleh dengan cara yang

transparan dan sesuai untuk mendapatkan harga yang terbaik dan menguntungkan

secara ekonomi.
Menurut Sutedi, A (2012) pengadaan barang dan jasa pada hakekatnya

adalah upaya pihak pengguna untuk mendapatkan atau mewujudkan barang dan

jasa yang diinginkannya, dengan menggunakan metode dan proses tertentu agar

dicapai kesepakatan harga, waktu dan kesepakatan lainnya.

Simatupang, T dan Kartika, F (2013) mengatakan bahwa konsep

pengadaan seharusnya memiliki konsep berkelanjutan (sustainable procurement).

Dalam mencapai konsep tersebut, arti pengadaan tidak hanya terbatas pada

mendapatkan barang, bangunan dan jasa, melainkan juga untuk mencapai value

for money, yakni perbesaran nilai dari uang yang dikeluarkan dan memberikan

manfaat nyata untuk masyarakat dan ekonomi dengan turut serta meminimalkan

kerusakan lingkungan.

Menurut IPW (2006) filosofi pengadaan barang dan jasa adalah upaya

mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan yang dilakukan atas dasar

pemikiran yang logis dan sistematis (the system of thought), mengikuti norma dan

etika yang berlaku, berdasarkan metode dan proses pengadaan yang baku.

Berdasarkan pengertian dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa

pengadaan barang dan jasa adalah suatu upaya yang dilakukan pihak yang

membutuhan untuk mendapatkan barang dan atau jasa berdasarkan metode

tertentu.

Cakupan kegiatan pengadaan meliputi perencanaan, proses pengadaan,

penerimaan, dan penyimpanan, penggunaan barang dan managemen aset, dan tiga

transaksi yaitu transaksi pembelian barang/jasa (kontrak), transaksi penerimaan


barang dan transaksi pengeluaran barang. Pengadaan barang dan jasa harus

dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan. Berikut prinsip-prinsip

dalam proses pengadaan barang dan jasa:

1) Efesien

Berarti pengadaan barang atau jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana

dan biaya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang

ditetapkan ataupun menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai

hasil dan sasaran kualitas yang maksimum.

2) Efektif

Berarti pengadaan barang atau jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran

yang telah ditetapkan serta beri manfaat yang sebesar-besarnya.

3) Transparan

Berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang atau jasa

bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh penyedia barang atau jasa yang

berminat serta oleh masyarakat pada umumnya.

4) Terbuka

Berarti pengadaan barang atau jasa dapat diikuti oleh semua penyedia barang atau

jasa yang memenuhi persyaratan atau kriteria tertentu berdasarkan prosedur yang

jelas.

5) Bersaing
Berarti pengadaan barang atau jasa dilakukan melalui persaingan yang sehat

diantara sebanyak mungkin penyedia atau jasa yang memenuhi persyaratan

sehingga dapat diperoleh barang atau jasa yang ditawarkan secara kompetitif dan

tidak ada intervensi yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar pengadaan

barang atau jasa.

6) Adil atau tidak diskriminatif

Berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang atau

jasa dan tidak mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu,

dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

7) Akuntabel

Berarti sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan pengadaan barang

atau jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Beberapa kebijakan umum berlaku untuk pengadaan barang dan jasa

sebagaimana diatur dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 Pasal 4 adalah sebagai

berikut:

a. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan

perekayasaan nasional yang sasarannya adalah memperluas lapangan kerja dan

mengembangkan industri dalam negeri dalam rangka meningkatkan daya saing

barang dan jasa produksi dalam negeri pada perdagangan internasional.


b. Meningkatkan peran serta usaha kecil termasuk koperasi kecil dan

kelompok masyarakat dalam pengadaan barang dan jasa.

c. Menyederhanakan ketentuan dan tata cara untuk mempercepat proses

pengambilan keputusan dalam pengadaan barang dan jasa.

d. Meningkatkan profesionalisme, kemandirian, dan tanggung jawab

pengguna, panitia/pejabat pengadaan, dan penyedia barang dan jasa.

e. Meningkatkan penerimaan negara melalui sektor perpajakan.

f. Menumbuhkembangkan peran serta usaha nasional.

g. Mengharuskan pelaksanaan pemilihan penyedia barang dan jasa dilakukan

di dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

h. Kewajiban mengumumkan secara terbuka rencana pengadaan barang dan

jasa kecuali pengadaan barang dan jasa yang bersifat rahasia pada setiap awal

pelaksanaan anggaran kepada masyarakat luas.

Pengadaan barang atau jasa meliputi pengadaan barang, pengadaan

konstruksi, jasa konsultasi, dan jasa lainnya. Pengadaan barang adalah pengadaan

setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak

bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan

oleh pengguna barang. Pengadaan pekerjaan konstruksi adalah seluruh pekerjaan

yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan

wujud fisik lainnya. Adapun pengadaan barang jasa konsultasi adalah jasa

pelayanan profesional yang membutuhkan keahlian di berbagai bidang keilmuan


mengutamakan adanya olah pikir. Pengadaan jasa lainnya adalah jasa yang

membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan dalam

suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa

selain jasa konsultasi, pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan pengadaan barang.

Adapun metode atau cara pemilihan pengadaan barang atau jasa, yaitu

sebagai berikut:

1. Penyedia barang atau jasa lainnya dilakukan dengan:

a) Pelelangan umum dan pelelangan sederhana.

b) Penunjukan langsung.

c) Pengadaan langsung.

d) Kontes atau sayembara.

2. Pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dilakukan dengan:

a) Pelelangan umum.

b) Pelelangan terbatas.

c) Pemilihan langsung.

d) Penunjukan langsung.

e) Pengadaan langsung.

3. Pengadaan untuk jasa konsultasi dilakukan melalui cara:


a) Seleksi sederhana.

b) Penunjukan langsung.

c) Pengadaan langsung.

d) Sayembara.

Pemilihan langsung. Dalam hal metode pelelangan umum atau pelelangan

terbatas hari ini dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan

penyedia barang atau jasa dapat dilakukan dengan metode pemilihan langsung,

yaitu dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran yang

masuk, yaitu sekurang-kurangnya 3 penawaran dari penyedia barang atau jasa

yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya

serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk

penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet (pemilihan penyedia

pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp.

200.000.000).

Penunjukan langsung. Yaitu pemilihan penyedia barang atau jasa dengan

cara menunjuk 1 penyedia barang atau jasa. Dalam keadaan tertentu dan dalam

keadaan khusus pemilihan penyedia barang atau jasa dapat dilakukan dengan cara

penunjukan langsung terhadap 1 penyedia barang atau jasa dengan cara

melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang

wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

Pengadaan langsung. Yaitu pengadaan barang atau jasa langsung kepada

penyedia barang atau jasa, tanpa melalui pelelangan atau seleksi atau penunjukan
langsung dan dapat dilakukan terhadap pengadaan barang atau pekerjaan atau jasa

lainnya yang bernilai paling tinggi Rp. 100.000.000.

Kontes atau sayembara. Kontes atau sayembara dilakukan khusus untuk

pemilihan penyedia barang atau jasa lainnya yang merupakan hasil industri

kreatif, inovatif dan budaya dalam negeri. Khusus untuk pemilihan penyedia jasa

konsultasi, melalui negosiasi teknis dan biaya sehingga diperoleh harga yang

sesuai dengan harga pasar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

Pemilihan penyedia jasa konsultasi pada prinsipnya dilakukan melalui seleksi

umum. Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan melalui seleksi sederhana,

penunjukan langsung, pengadaan langsung, sayembara.

Seleksi umum. Merupakan metode pemilihan penyedia jasa konsultasi

yang diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di website dan papan

pengumuman resmi masyarakat serta portal pengadaan nasional melalui LPSE,

sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat serta memenuhi

kualifikasi dapat mengikutinya.

Seleksi sederhana. Merupakan metode yang dilakukan terhadap pengadaan

jasa konsultasi dalam hal seleksi umum dinilai tidak efisien dari segi biaya seleksi,

dilakukan untuk pengadaan jasa konsultasi yang bersifat sederhana dan bernilai

paling tinggi Rp. 200.000.000 dengan diumumkan paling kurang di website dan

papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta portal pengadaan nasional

melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan

memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.


Adapun penunjukan langsung dilaksanakan karena keadaan tertentu dan

keadaan khusus, pemilihan penyedia jasa konsultasi dapat dilakukan dengan

menunjuk satu jasa konsultasi yang memenuhi kualifikasi dan dilakukan negosiasi

baik dari segi daftar pendek pesertanya dipilih melalui proses prakualifikasi secara

terbuka yaitu teknis maupun biaya sehingga dapat diperoleh biaya yang wajar

secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

Pengadaan langsung dilakukan terhadap pengadaan jasa konsultasi yang

memiliki karakteristik merupakan kebutuhan operasional dan atau bernilai paling

tinggi Rp. 50.000.000. Pengadaan langsung tidak digunakan sebagai alasan untuk

memecah pengadaan menjadi beberapa maksud untuk menghindari seleksi.

Sayembara dilakukan terhadap pengadaan jasa konsultasi yang memiliki

karakteristik proses dan hasil dari gagasan, kreativitas, inovasi dan metode

pelaksanaan tertentu, tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan.

Adapun pengertian metode pemilihan penyedia barang atau jasa adalah

sebagai berikut:

1) Pelelangan umum

Metode pemilihan penyedia barang atau pekerjaan konstruksi jasa lainnya untuk

semua pekerjaan yang dapat oleh semua penyedia barang atau pekerjaan

konstruksi atau jasa lainnya yang memenuhi syarat.

2) Pelelangan sederhana
Metode pemilihan penyedia barang atau jasa lainnya untuk pengadaan yang tidak

kompleks dan bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000 .

3) Pelelangan terbatas

Metode pemilihan pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan konstruksi dengan

jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk

pekerjaan yang kompleks. Pekerjaan yang kompleks adalah pekerjaan yang

memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan

yang di desain khusus dan/atau kerjaan yang bernilai diatas Rp. 100.000.000.000.

Pengguna barang atau jasa, penyedia barang atau jasa, dan para pihak

yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang atau jasa harus mematuhi etika

sebagaimana diatur dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 Pasal 4 adalah sebagai

berikut:

a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk

mencapai sasaran kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan

barang/jasa.

b. Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta

menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang dan jasa yang seharusnya

dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan

barang/jasa.

c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak

langsung untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat.


d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang

ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak.

e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para

pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan

barang/jasa (conflict of interest).

f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran

keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa.

g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau

kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang

secara langsung atau tidak langsung merugikan negara.

h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk

memberi atau menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang

diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa.

3. Kapal

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang

pelayaran, kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang

digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau

ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah

permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-

pindah.
Sebuah kapal harus memiliki alat perlengkapan untuk menunjang

keselamatan dan proses operasional kapal dalam berlayar, berlabuh, dan

melakukan bongkar muat di pelabuhan. Perlengkapan kapal tersebut harus sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan dan harus diuji sebelum digunakan di atas

kapal. Yang dimaksud dengan perlengkapan kapal adalah semua benda atau

peralatan, yang bukan merupakan bagian dari kapal itu sendiri (seperti kerangka

atau kasko), tetapi dibutuhkan dan digunakan di kapal. Yang termasuk dalam

perlengkapan kapal yaitu:

a) Alat-alat navigasi dan komunikasi adalah perlengkapan yang dibutuhkan

pada saat kapal berlayar agar kapal dapat berlayar dengan aman sampai ke tujuan,

yaitu: kompas, RADAR, echo sounder/fish finder, SONAR, klinometer,

barometer, hydrometerm dan lain lain.

b) Alat-alat berlabuh, yaitu: jangkar, tali/rantai jangkar, mesin jangkar, bosa

dasar, band stopper, ceruk rantai.

c) Sarana tambat labuh, yaitu: tali-tali tambat, dampra, alat penembak tali,

dan lain lain.

d) Alat penolong, yaitu: rompi penolong (baju renang), pelampung penolong,

rakit tegar, rakit kembung, sekoci penolong, alat-alat pelempar tali.

e) Alat pemadam kebakaran, yaitu: alat pemadam api ringan (APAR) seperti

pemadam jinjing busa, dry chemical, water pressure; pasir dalam kotak beserta

skop; alat pemadam dengan pendinginan air (slang pemadam, hidrant, nozzle).

f) Berbagai jenis blok dan takel beserta tali yang digunakan untuk

memudahkan dan meringankan pengangkatan beban di kapal.


g) Perlengkapan kapal untuk pelayanan penumpang dan ABK yaitu sistem

sanitari untuk melayani kebutuhan air untuk mandi dan cuci dan keperluan lainnya

di dapur.

h) Perlengkapan untuk mesin yaitu sistem bahan bakar, sistem minyak

pelumas, sistem air tawar meliputi pompa dan pipa.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2009

tentang kepelabuhanan menjelaskan penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal,

penumpang, dan barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 68 huruf a terdiri

atas:

a. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk bertambat.

b. Penyediaan dan/atau pelayanan pengisian bahan bakar dan pelayanan air bersih.

c. Penyediaan dan/atau pelayanan fasilitas naik turun penumpang dan/atau

kendaraan.

d. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk pelaksanaan kegiatan

bongkar muat barang dan peti kemas.

e. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa gudang tempat penimbunan barang, alat

bongkar muat, serta peralatan pelabuhan.

f. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal petikemas, curah cair, curah kering

dan ro-ro.

g. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa bongkar muat barang.

h. Penyediaan dan/atau pelayanan pusat distribusi dan konsolidasi barang.


i. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa penundaan kapal.

4. SAP

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang artinya suatu

keseluruhan yang kompleks yang disatu padukan (a complex a whole put

together). Menurut McLeod, “sistem adalah sekelompok elemen - elemen yang

terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan” (Yakub, 2012).

Dengan demikian sistem merupakan bagian dari suatu jaringan kerja dari

prosedur dan komponen pendukung yang saling berhubungan untuk melakukan

suatu kegiatan atau tujuan tertentu. Sistem yang baik memiliki beberapa

karakteristik sistem yang mempengaruhinya, diantaranya:

a. Fleksibel, merupakan sistem yang terstruktur dan terorganisir dengan baik,

namun sebaiknya cukup fleksibel agar lebih mudah disesuaikan dengan keadaan

yang sering berubah.

b. Mudah diadaptasikan, yaitu sistem yang cepat mudah diadaptasikan dengan

kondisi baru tanpa mengubah sistem yang lama maupun mengganggu fungsi

utamanya.

c. Sistematis yaitu sistem yang dibuat tidak akan mempersulit aktivitas

pekerjaan yang telah ada.

d. Fungsional yaitu sistem yang dapat membantu mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

e. Sederhana yaitu sistem yang mudah dipahami dan dapat dilaksanakan.


f. Pemanfaatan sumber daya yang optimal yaitu sistem yang dirancang dengan

baik akan menjadikan penggunaan sumber daya yang dimiliki organisasi dapat

dioptimalkan pemanfaatannya (Sukoco, 2007) (Ilham Bashirudin, Erlangga

Fausa, Amarria Dila Sari, 2017)

Menurut Dhewanto dan Falahah (2007: 171) SAP adalah aplikasi ERP

terbesar didunia yang dikembangkan oleh perusahaan SAP AG adalah perusahaan

penyedia dan konsultan software yang didirikan di jerman pada tahun 1972 oleh 5

orang bekas karyawan IBM. SAP adalah singkatan dari Systeme, Andwendungen,

Produkte in der Datenverarbeitung yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa

inggris sebagai Systems, Applications, Products in Data Processing. System

application product in data processing (SAP) merupakan bagian dari software

ERP (Enterprise Resource Planning) yaitu aplikasi yang mengintegerasikan

banyak modul didalam satu paket aplikasi. Bagi beberapa perusahaan, sebuah

strategi teknologi informasi tidak selalu pada kasus yang formal, tidak ada acuan

atau filososfi untuk kegunaan teknologi di perusahaan dan tidak terkesan adanya

aturan yang signifikan dalam menentukan strategi mana yang lebih efektif,

menguntungkan dan dapat meningkatkan produktivitas karyawan karena dapat

dikerjakan secara cepat. (Budi Firman Nias, Narti Eka Putria)

Menurut Dhewanto dan Falahah (2007: 171) SAP adalah aplikasi ERP

terbesar di dunia, yang dikembangkan oleh perusahaan SAP AG adalah

perusahaan penyedia dan konsultan software yang didirikan di Jerman pada tahun

1972 oleh 5 orang bekas karyawan IBM. SAP adalah singkatan dari Systeme,

Andwendungen, Produkte in der Datenverarbeitung yang kemudian di


terjemahkan dalam bahasa inggris sebagai Systems, Applications, Products in

Data Processing.

Saat ini, SAP tersedia dalam berbagai versi yang spesifik misalnya 46 versi

spesifik untuk berbagai kondisi di negara-negara tertentu dan 25 versi spesifik

industri tertentu. Sistem ini juga dilengkapi dengan berbagai fitur bahasa seperti

karakter kanji dan karakter asing lainnya. (Budi Firman Nias, Narti Eka Putria)

SAP (System Application and Product) SAP terdiri dari sejumlah modul /

aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua transaksi yang

perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan satu

dengan yang lainnya (Seto, 2013). Sedangkan pengertian dari modul di dalam

SAP adalah suatu unit piranti lunak yang berdiri sendiri dari model, tampilan, dan

pendukung lainnya (Yii, 2009).

Beberapa modul pada SAP Netweaver versi LOGON 740 diantaranya adalah:

(1) Modul Sales and Distribution (SD)

Menyimpan sales order dan jadwal pengiriman. Informasi mengenai pelanggan

(harga, bagaimana dan dimana pengiriman produk, bagaimana pelanggan

membayar dan informasi lainnya) dikelola dan diakses dari modul ini.

(2) Modul Material Management (MM)

Mengatur akuisisi bahan baku dari supplier (pembelian) dan kemudian

penanganan penyimpanan bahan baku, dari gudang untuk diproses sampai

penyimpanan barang jadi.


(3) Modul Production Planning (PP)

Memelihara informasi produksi. Disini produksi direncanakan dan dijadwalkan,

dan aktifitas produksi disimpan.

(4) Modul Quality Management (QM)

Membantu untuk merencanakan dan menyimpan aktifitas control kualitas, seperti

pemeriksaan produk dan keterangan material.

(5) Modul Plant Maintenance (PM)

Memungkinkan perencanaan untuk pencegahan perawatan mesin-mesin pabrik

dan mengatur perawatan sumber daya, jadi kerusakan perlengkapan dapat

diminimalisasi.

(6) Modul Human Resource (HR)

Memfasilitasi perekrutan karyawan, hiring, dan pelatihan. Modul ini dilengkapi

penggajian dan benefit.

(7) Modul Financial Accounting (FI)

Menyimpan transaksi dalam catatan buku besar. Juga menghasilkan pernyataan

untuk kegunaan laporan eksternal.

(8) Modul Controlling (CO)


Digunakan untuk manajemen internal. Disini, biaya pabrik perusahaan

ditempatkan pada produk dan cost center, memfasilitasi analisa biaya.

(9) Modul Asset Management (AM)

Membantu perusahaan untuk mengatur pembelian asset tetap (pabrik dan mesin)

dan hubungan depresiasi.

(10) Modul Project System (PS)

Memungkinkan perencanaan dan mengontrol kelebihan R&D, konstruksi, dan

proyek pemasaran. Modul ini memungkinkan agar biaya dikumpulkan pada

proyek, dan ini sering digunakan untuk mengatur implementasi dari sistem SAP

R/3.

(11) Modul Workflow (WF)

Dapat digunakan untuk mengotomatisasi beberapa aktifitas dalam R/3. Dapat

menampilkan analisa alur tugas dan mendorong karyawan (via email) jika mereka

membutuhkan untuk menerima aksi.

(12) Modul Industry Solutions (IS)

Berisi pengaturan konfigurasi R/3 yang ada di SAP adalah tepat untuk fakta-fakta

industri. Pengaturan ini mempermudah implementasi R/3 dan membiarkan

pembeli mendapat keuntungan dari pengalaman industri SAP. (Mustika Sitohang,

Heri Nuryanto)

Jadi, kesimpulannya SAP merupakan suatu produk perangkat lunak atau

software yang digunakan perusahaan dalam mempermudah kinerja pegawai dalam


mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan adanya suatu produk perangkat lunak

maka pegawai tidak akan kesulitan dan lama dalam mengolah data - data yang

berhubungan dengan kepegawaian ataupun yang lainnya. SAP memiliki beberapa

keuntungan diantaranya adalah:

a. SAP terdiri dari sejumlah modul / aplikasi yang mempunyai kemampuan

mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap

aplikasi bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya.

b. SAP mempunyai netweaver platform, yang men-support development dan

software logistic.

c. SAP mempunyai ABAP atau programmer, yang mempermudah developer

untuk implementasi business logic.

d. Mendukung integrasi proses bisnis perusahaan - perusahaan besar.

e. Semua informasi yang tersimpan di dalam SAP dapat diakses oleh bagian

organisasi yang membutuhkan pada saat dibutuhkan (Seto, 2013) (Ilham

Bashirudin, Erlangga Fausa, Amarria Dila Sari, 2017)

B. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

No. Penulis Judul Penelitian Tahun Hasil Penelitian


1. Ilham Bashirudin, Implementasi ERP 2017 Pembuatan report
Erlangga Fausa, SAP dalam demografi organisasi
Amarria Dila Sari Pembuatan Report dengan mengoptimalkan
Demografi Organisasi ERP SAP seperti yang
(Studi Kasus PT. telah dijelaskan diatas
Krakatau Steel diperoleh beberapa
(Persero) Tbk.) manfaat. Perbaikan
proses dalam pembuatan
report dengan
mengoptimalkan ERP
SAP, selain dapat
memperpendek proses,
juga dapat
mempersingkat waktu
pembuatan.
2. Ayu Laely Qomariyah, Penerapan System 2015 Dalam penerapan SAP
Durinta Puspasari Application and secara keseluruhan
Product (SAP) Pada sudah berjalan dengan
Administrasi baik dan juga
Kepegawaian Di PT memberikan manfaat
KAI (Persero) DAOP8 kepada user dalam
Surabaya proses pengelolaan
administrasi
kepegawaian.
Penggunaan sistem yang
baru ini mampu
mempercepat
pengolahan dan
penyajian data yang
lebih akurat dan tepat.
3. Putri Miftahul Jannah, Perancangan 2018 Perancangan Enterprise
Litasari Widyastuti Enterprise Resource Resource Planning
Suwarsono, Planning Modul modul benefits
Putra Fajar Alam Benefits Aplikasi SAP menggunakan aplikasi
dengan Metode SAP SAP sudah dihasilkan
Activate Pada PT. sistem terintegrasi pada
XYZ proses administrasi
benefi. Adanya sistem
penyimpanan yang
terpusat sehingga
dokumentasi proses
administrasi benefit
dapat terekam dengan
baik.
Tabel 1 Hasil Penelitian Terdahulu
Sumber: penulis

C. Kerangka Pemikiran

Pengadaan Barang dan


Jasa dengan Sistem SAP

Kendala yang di hadapi dalam pelaksaan pengadaan barang


dan jasa dengan sistem SAP:
1. User tidak spesifik dalam memberikan informasi
permintaan yang dibutuhkan.
2. Supply lambat karena menunggu approval beberapa
orang yang berwenang.
3. Lambat kirim barang karena barang yang dibutuhkan
harus inden

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang


dihadapi dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
dengan sistem SAP:

1. User dalam setiap permintaan yang dibutuhkan harus


memberikan informasi yang lengkap dan detail.
2. Untuk beberapa orang yang berwenang harus
merespon dengan cepat permintaan yang dibutuhkan.
3. Jika barang yang dibutuhkan inden harus mencari
alternatif
Gambar lain1jika barang yang
Kerangka dibutuhkan urgent.
Pemikiran

Pelaksanaan pengadaan barang


dan jasa dapat dilaksanakan
dengan baik.
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Sumber: penulis

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di PT. Baruna Raya

Logistics, beralamatkan di Jl. Melati No.37

RT.1/RW.12, Rawabadak Utara, Kec. Koja, Kota J akarta

Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14230 telepon 021-

43935823. Penulis melakukan penelitian saat Prakter Kerja

Lapangan terhitung mulai tanggal 7 Oktober 2019 s/d 20 Desember

2019, dengan objek penelitian adalah pengadaan barang dan jasa

untuk memenuhi kebutuhan di atas kapal dengan sistem SAP tahun

2019.

B. Metode Penelitian

Kata ‘metode’ dan ‘metodologi’ sering dicampur

adukkan dan disamakan. Padahal keduanya memiliki arti yang

berbeda. Kata ‘metodologi’ berasal dari kata Yunani


‘methodologia’ yang berarti ‘teknik’ atau ‘prosedur’. Metodologi

sendiri merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh

(general logic) dan gagasan teoritis (theoretic perspectives) suatu

penelitian. Sedangkan kata ‘metode’ menunjuk pada teknik yang

digunakan dalam penelitian seperti survey, wawancara dan

observasi.

Secara umum metode penelitian didefinisikan sebagai

suatu kegiatan ilmiah yang terencana, terstruktur, sistematis dan

memiliki tujuan tertentu baik praktis maupun teoritis. Dikata-kan

sebagai ‘kegiatan ilmiah’ karena penelitian dengan aspek ilmu

pengetahuan dan teori. ‘Terencana’ karena penelitian harus

direncanakan dengan memperhatikan waktu, dana dan aksesibilitas

terhadap tempat dan data.

Sekaran (2003) mendefinisikan penelitian sebagai suatu

kegiatan yang terorganisir, sistematis, berdasarkan data, dilakukan

secara kritis, objektif, ilmiah untuk mendapatkan jawaban atau

pemahaman yang lebih mendalam atas suatu masalah. Intinya,

menurut beliau, yaitu memberikan masukan yang dibutuhkan oleh

pengambil kebijakan untuk membuat suatu keputusan. Masukan

tersebut rnerupakan hasil penelahaan dan analisis data yang dibuat

secara seksarna. Ditambahkannya pula bahwa data dapat berupa

angka atau teks, baik kuantitatif maupun kualitatif.


Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

untuk mengumpulkan dan menganalisis data hasil penelitian

tersebut. Menurut Basrowi & Suwandi, (2008:2), melalui penelitian

kualitatif peneliti dapat mengenali subjek, merasakan apa yang

dialami subjek dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian

kualitatif, peneliti terlibat dalam konteks, dengan situasi dan setting

fenomena alami sesuai yang sedang diteliti. Setiap fenomena

merupakan sesuatu yang unik, yang berbeda dengan lainnya karena

berbeda konteksnya.

Tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah untuk

memahami kondisi suatu konteks dengan mengarahkan pada

pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi

dalam suatu konteks yang alami (natural setting), tentang apa yang

sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studi.

Penelitian kualitatif atau qualitative research

merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-

penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan

prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantitatif lainnya.

Menurut Strauss dan Corbin (2007:1), penelitian kualitatif ini

merupakan penelitian yang dapat digunakan untuk meneliti

kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi

organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan. Sementara

itu, menurut Bogdan dan Taylor (1992:21), bahwa penelitian


kualitatif merupakan prosedur penelitian yang mampu

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku

dari orang-orang yang diamati.

Data yang berupa kata-kata atau teks tersebut kemudian

dianalisis. Hasil analisis itu dapat berupa penggambaran atau

deskripsi atau dapat pula dalam bentuk tema-tema. Dari data-data

itu peneliti membuat interpretasi untuk menangkap arti yang

terdalam. Sesudahnya peneliti membuat permenungan pribadi

(self-reflection) dan menjabarkannya dengan penelitian-penelitian

ilmuwan lain yang dibuat sebelumnya. Hasil akhir dari penelitian

kualitatif dituangkan dalam bentuk laporan tertulis. Peneliti akan

memberikan laporan tertulis yaitu dalam bentuk skripsi, penulis

akan memberikan gambaran tentang fenomena yang terjadi

mengenai bagaimana pelaksanaan pengadaan barang dan jasa

dengan sistem SAP di PT Baruna Raya Logistics.

C. Teknik Pengumpulan Data

Informasi dari sumber data primer dalam penelitian

kualitatif pada umumnya dapat digali dengan lebih mendalam

melalui teknik observasi dan wawancara. Pengumpulan data

dengan teknik observasi dan wawancara merupakan cara yang

utama sekaligus sebagai penciri utama bagi penelitian kualitatif ini.

Selain itu, data dalam penelitian kualitatif dapat dikumpulkan


melalui sumber data sekunder yang berupa dokumentasi, dengan

berbagai alternatif wujudnya.

Dalam hal ini peneliti berfungsi sebagai alat

pengumpulan data. Patton (2002) menyajikan tiga jenis data

sebagai berikut:

1) Wawancara

Dalam penelitian kualitatif, pada umumnya sumber data

utamanya (primer) adalah manusia yang berkedudukan sebagai

informan. Oleh sebab itu, wawancara mendalam merupakan teknik

penggalian data yang utama yang sangat memungkinkan peneliti

untuk mendapatkan data yang sebanyak-banyaknya, yang lengkap,

dan mendalam. Dengan menggunakan pertanyaan yang

menggunakan bahasa yang sama dengan informan, agar para

informan menjadi mudah dalam menjawab pertanyaan dan merasa

lebih familiar atau akrab.

Teknik wawancara, merupakan teknik penggalian data

melalui percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu, dari

dua pihak atau lebih. Pewawancara (interviewer) adalah orang

yang memberikan pertanyaan, sedangkan orang yang diwawancarai

(interviewee) berperan sebagai narasumber yang akan memberikan

jawaban atas pertanyaan yang disampaikan. Menurut Lincoln dan

Guba (1985:266) wawancara dapat dilakukan untuk


mengkonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, merekonstruksi kebulatan

harapan pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah,

dan memperluas informasi dari berbagai sumber, dan mengubah

atau memperluas konstruksi yang dikembangkan peneliti sebagai

triangulasi. Teknik wawancara dipilih peneliti untuk memperoleh

data yang lebih banyak, akurat dan mendalam.

2) Observasi

Data yang diperoleh rnelalui pengarnatan (observation).

Pengumpulan data di lapangan, dimulai dengan memusatkan

perhatian pada kegiatan observasi secara terus-menerus untuk

mengamati berbagai aktivitas sosial dengan memperhatikan tempat

dan waktu. Data yang diperoleh berupa gambaran yang ada di

lapangan dalarn bentuk sikap, tindakan, pembicaraan, interaksi

interpersonal dan lain-lain.

Observasi ini tahapannya meliputi, pengamatan secara

umum mengenai hal-hal yang sekiranya berkaitan dengan masalah

yang diteliti. Setelah itu identifikasi aspek-aspek yang menjadi

pusat perhatian, pembatasan objek dan pencatatan. Dalam

observasi sangat dibutuhkan kepekaan indra mata dan telinga serta

pengetahuan peneliti untuk mengamati sasaran penelitian dengan


tidak mengakibatkan perubahan pada kegiatan/peristiwa/benda

yang sedang diamati.

Guba dan Lincoln (dalam Basrofi dan Suwandi, 2008:95)

menyampaikan bahwa beberapa alasan peneliti melakukan

observasi antara lain adalah sebagai berikut.

a. Merupakan alat yang ampuh untuk mengetes suatu

kebenaran.

b. Memungkinkan peneliti melihat dan mengamati

sendiri perilaku dan kejadian sebagaimana keadaan

yang terjadi sesungguhnya.

c. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa

berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun

pengetahuan langsung.

d. Mendekatkan jarak antara data dari wawancara

dengan yang langsung diamati, sehingga merupakan

cara untuk mengecek kepercayaan data.

e. Memungkinkan peneliti untuk memahami situasi-

situasi yang rumit dan berbagai perilaku yang

kompleks dari objek yang diteliti.

f. Merupakan salah satu alternatif teknik dalam kasus-

kasus tertentu yang tidak mungkin dilakukan dengan

teknik lainnya. Misalnya, mengamati perilaku subjek

yang belum bisa berbicara dan sebagainya.


3) Dokumen

Berbagai dokumen atau arsip yang ada dapat dimanfaatkan

sebagai sumber data sekunder, untuk melengkapi data-data yang

telah digali melalui wawancara dengan para informan dan

observasi tentang tempat dan berlangsungnya peristiwa maupun

aktivitas yang berkaitan dengan topik penelitian. Dokumen yang

dikumpulkan dapat berasal dari informan, maupun dari sumber

yang lainnya.

Menurut Guba & Lincoln (1981:228), yang dimaksud

dengan dokumen dalam penelitian kualitatif adalah setiap bahan

tertulis ataupun film yang dapat digunakan sebagai pendukung

bukti penelitian. Penggunaan dokumen sebagai sumber data dalam

penelitian dimaksudkan untuk mendukung dan menambah bukti,

sebab menurut Yin (2000:104) dokumen dapat memberikan rincian

spesifik yang mendukung informasi dari sumber-sumber lain.

Termasuk dalam jenis dokumen anatara lain adalah:

a. Dokumen pribadi

Misalnya buku harian, surat-surat, foto, film, rekaman

video, biografi tokoh, dan sebagainya.

b. Dokumen resmi
Misalnya laporan rapat, usulan peraturan kebijakan,

buletin, daftar pegawai, tata tertib pegawai, atau

arsip apa saja yang merupakan catatan penting.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data di sini berarti mengatur secara sistematis

bahan hasil wawancara dan observasi, menafsirkannya dan

menghasilkan suatu pemikiran, pendapat, teori atau gagasan yang

baru. lnilah yang disebut hasil temuan. Analisis berarti mengolah

data, mengorganisir data, memecahkannya dalam unit-unit yang

lebih kecil, mencari pola dan tema-tema yang sama. Analisis data

merupakan langkah setelah proses pengumpulan data selesai

dilakukan. Analisis data merupakan bagian terpenting dalam

metode ilmiah, karena analisis data digunakan untuk memecahkan

masalah penelitian.

Analisis data merupakan usaha memilih, memilah,

membuang, dan menggolongkan data untuk menjawab dua

permasalahan, meliputi: tema apa yang dapat ditemukan pada data-

data ini, dan bagaimana data-data ini berkontribusi terhadap tema.

Setelah data disusun sesuai tema, kemudian dianalisis, dan

ditafsirkan untuk ditarik simpulannya. Simpulan diambil berdasar

analisis dan penafsiran yang mengandung implikasi dan saran.


Konsep analisis data kualitatif itu merupakan upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah data menjadi satuan yang dapat

dikelola, mengadakan sintensis, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan membuat keputusan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data kualitatif merupakan sebuah proses yang

terdiri atas langkah-langkah berikut:

1. Mencatat peristiwa yang ada di lapangan dalam

bentuk catatan lapangan, kemudian diberi kode

sehingga sumber data dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, melakukan

klasifikasi, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan

memberi indeks.

3. Berpikir untuk memperjelas kategori data sehingga

data yang ada bermakna dengan mencari dan

menemukan pola serta hubungan-hubungan dan

membuat temuan-temuan umum.

Berbagai langkah dalam analisis data kualitatif, pada

dasarnya merupakan suatu usaha penyederhanaan data yang

kompleks, banyak, dan variatif, menjadi sejumlah data dalam

format yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Profil PT. Baruna Raya Logistics

PT. Baruna Raya Logistics adalah perusahaan pelayaran yang

menyediakan layanan transportasi laut di seluruh dunia, memiliki sarana kapal-

kapal lepas pantai (offshore) yang disewakan kepada pihak – pihak perusahaan

minyak yang mengadakan kegiatan eksplorasi di lepas pantai Indonesia, atau

kepada perusahaan-perusahaan lain yang ingin menggunakan kapal untuk

keperluan yang sama. PT. Baruna Raya Logistics memiliki 40 tahun sejarah

sebagai penyedia jasa kelautan tepercaya yang mendukung banyak ladang minyak

utama di Indonesia dan diakui sebagai salah satu pasar.

PT. Baruna Raya Logistics didirikan pada tanggal 22 Januari 1972, dengan

status perusahaan Penanam Modal Asing (PMA). Pada tahun 1974 Baruna

didirikan di Jakarta sebagai Joint Vature antara Indonesia dengan offshore

logistics incorporation Amerika Serikat dengan 30 armada, menggunakan kapal

dari Amerika Serikat dan Panama. Pada tahun 1984 menjadi Perusahaan Modal

Dalam Negeri (PMDN) atau beralih status menjadi perusahaan swasta nasional

penuh. Peralihan status ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang diajukan

dewan penyantun perusahaan yang didirikan berdasarkan akta notaries Henk

Limanow No. 60, tanggal 26 agustus 1975. Akte tersebut kemudian mendapat
pengesahan Departemen Kehakiman pada tanggal 6 Juli 1975 dengan nomor YA

5/194/10. Kemudian pada tahun 2004 mengubah nama perusahaan sebagai PT.

Baruna Raya Logistics hingga sekarang. Selain itu PT. Baruna Raya Logistics

juga memperoleh surat-surat izin antara lain sebagai berikut :

 Surat izin usaha perusahaan pelayaran (SIUPP) dari Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut bernomor BXXV –652/AL 5 tertanggal 4 Maret 1989.

 Surat pengalihan status dari PMA menjadi PMDN NO. 04/1984 tanggal 6

Maret 1984.

 Surat pengukuhan pengusaha menjadi pengusaha kena pajak No.

Kep.1234.PKP/WPJ.10/KI/1306 tanggal 1 Januari 1989.

 Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. PKP.01.2515.03 tanggal 1 Maret

1989.

 NPWP No.1.000.701.011.

 Sertifikat tanda kepesertaan Astek No. 830J0003.

 Sertifikat tanda kepesertaan dana pensiun No. 1993001.

 Tanda daftar perusahaan No. 09031703044 tanggal 10 Juni 1982.

 Surat keterangan terdaftar pada migas No. 363/394/Drib/1992 tanggal 19

Maret 1992.

 Dan surat-surat izin lainnya.

Area operasi PT. Baruna Raya Logistics mendukung semua perusahaan

minyak dan gas lepas pantai di Asia Tenggara, terutama di perairan Indonesia.
Armada yang dimiliki PT. Baruna Raya Logistics disewa oleh perusahaan minyak

dan gas lepas pantai terutama di perairan Indonesia dan Asia Tenggara. Klien

utama dari PT. Baruna Raya Logistics adalah semua perusahaan eksplorasi

minyak dan gas utama internasional dan nasional. PT. Baruna Raya Logistics

memiliki sekitar lebih dari 700 karyawan yang terdiri dari 600 kru kapal kerja dan

100 personil kantor. Sekitar 1/4 dari staf kantor berlokasi di Balikpapan, kota

eksplorasi minyak dan gas utama di Indonesia.

PT. Baruna Raya Logistics menerapkan standar tinggi untuk operasinya

dengan ISO 9001:2008 yang bersertifikasi dengan ISOQAR 2008, OHSAS 1801

dan ISO 14001, sertifikasi IMCA. Upaya ini mengantarkan layanan terbaik

dengan standar tertinggi yang menghasilkan begitu banyak penghargaan bagi

perusahaan, termasuk yang diberikan oleh para klien, seperti PHE ONWJ,

Chevron Indonesia, Premier Oil, ExxonMobil, Medco E&P, dan ConocoPhillips.

PT. Baruna Raya Logistics memiliki tiga fokus utama yang menjamin kualitas

layanan. Pertama yakni kru, terdapat 10-15 kru yang mengoperasikan masing-

masing kapal PT. Baruna Raya Logistics dan semuanya memiliki sertifikasi untuk

keahlian mereka. Kedua, sertifikasi armada. Data ini harus dimiliki dan dipahami

betul oleh manajemen. Jika tidak diperhatikan baik-baik, rentan memicu pada

kerugian, seperti armada tidak diberi izin untuk melaut atau merapat ke

rig. Ketiga, yakni Plan Maintenance System. Setiap kapal membawa sejumlah

perlengkapan, memulai dari mesin inti, mesin tambahan, pompa, dan lain-lain.

Harus mengetahui kondisi seluruh kapal dan apa saja perlengkapan yang diangkut.

Harus mendata kapan armada dan perlengkapannya harus dilakukan perawatan.


Harus punya riwayat perawatan kapal yang jelas.

Saat ini perusahaan memiliki dan mengoperasikan kapal yang terdiri dari

kapal kru, kapal utilitas dan kapal persediaan dan tug penanganan jangkar. PT.

Baruna Raya Logistics sedang dalam upaya menambahkan kapal baru. Kapal PT.

Baruna Raya Logistics menjalani serangkaian inspeksi dan disertifikasi

sepenuhnya untuk kegiatan lepas pantai. Tidak seperti perusahaan logistik

kelautan yang menyediakan rute dari pelabuhan dan pelabuhan, kapal PT. Baruna

Raya Logistics juga merupakan kapal pekerja yang membawa peralatan dan

penumpang dari pelabuhan ke rig, rig ke rig, atau rig ke pelabuhan. Berikut kapal

– kapal yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Baruna Raya Logistics:

 Awak & Kapal Patroli

Kapal kru adalah kapal khusus yang digunakan dalam pengangkutan

personel pendukung lepas pantai, kargo geladak, dan kargo di bawah geladak

seperti bahan bakar dan air yang dapat diminum ke dan dari instalasi lepas pantai

seperti anjungan minyak, rig pengeboran, bor dan kapal selam atau ladang angin,

kru kapal juga dikenal sebagai kapal pendukung cepat atau kapal pasokan cepat.

Ukuran awak kapal berkisar dari kecil, 30-60-kaki. kapal yang bekerja di teluk,

suara, dan perairan pedalaman hingga 200 kaki. kapal yang bekerja hingga 200

mil lepas pantai. Kapal yang dimiliki PT. Baruna Raya Logistics diantaranya

adalah:

 CB. BARUNA 222

 CB. BEKISAR
 CB. KEPODANG

 CB. KUTILANG

 CB. MAGELANG

 CB. MALEO

 CB. PEACOCK DUA

 CB. PEACOCK SATU

 CB. PEACOCK TIGA

 CB. PERKUTUT

 CB. PUYUH

 CB. SALATIGA

 PB. NGADIREJO

 PB. TEMANGGUNG

 Kapal Utilitas & Persediaan

Kapal ini sangat diperlukan untuk proyek lepas pantai. Tujuan utama

kapal ini adalah untuk mengangkut kargo di dek, mentransfer bahan bakar

minyak, air tawar, lumpur dan lainnya ke atau dari rig dan anjungan minyak ke

atau dari pantai dan membantu untuk proyek konstruksi dan penyelaman. Kapal

yang dimiliki PT. Baruna Raya Logistics diantaranya adalah:

 DSV. GROSBEAK

 SV. BELIBIS

 SV. MANYAR

 UV. FALCONRY
 UV. FULMAR

 AHT & AHTS

Kapal yang dirancang khusus untuk mendukung operasi dalam sistem

pembangunan lepas pantai, digunakan untuk mengantarkan peralatan produksi dan

eksplorasi. Kapal ini memiliki karakteristik yang sangat spesifik, apalagi harus

dapat beroperasi di lingkungan yang sangat ekstrem. Oleh karena itu kinerja kapal

sangat dipertimbangkan dalam proses desain. Kapal yang dimiliki PT. Baruna

Raya Logistics diantaranya adalah:

 AHTS. HARRIER

 AHTS. KATALINA

 AHTS. KITTIWAKE

 AHTS. PARAKAN

 AHTS. TURACO

 AHTS. UNGARAN

 Sewa Kapal

Baruna menyediakan layanan transportasi laut di seluruh dunia,

mendukung industri minyak dan gas baik dalam upaya untuk menemukan dan

mengembangkan sumber daya energi lepas pantai baru sementara juga

mendukung bidang produksi yang ada. Kapal yang dimiliki PT. Baruna Raya

Logistics diantaranya adalah:

 AHTS. KASUARI
 CB. COCABORA

 CB. COLIBRI I

 CB. GELATIK

 CB. MANDAR

 CB. NURI

 CB. PEREGRIN

 UV. TEMPOA

2. Visi dan Misi PT. Baruna Raya Logistics

Pada tahun 2017 mengubah tagline perusahaan sebagai “Pengiriman

Terpengalaman Yang Berpengalaman” dengan visi dan misi baru untuk

memperluas dan menjadi pemimpin dalam bisnis ini. Berikut visi dan misi PT.

Baruna Raya Logistics:

Visi PT. Baruna Raya Logistics

Diakui sebagai perusahaan pelayaran energi terkemuka di wilayah tersebut.

Misi PT. Baruna Raya Logistics

 Tanpa toleransi terhadap kesehatan, keselamatan, dan lingkungan dan

dikenal sebagai pemimpin dalam mempromosikan HSE di industri.

 Untuk memberikan layanan berkualitas tinggi dan unik dengan harga

kompetitif untuk pengiriman energi pelanggan hulu dan hilir.


 Untuk merekrut bakat terbaik dan mengembangkannya untuk menjadi

bakat berharga di industri.

 Komitmen penuh dalam menerapkan Good Corporate Governance

(GCG).

 Untuk meningkatkan nilai pemegang saham yang stabil dan

berkelanjutan.

Tujuan PT. Baruna Raya Logistics adalah untuk mempertahankan dan

meningkatkan kualitas layanan pengiriman lepas pantai dalam menghadapi pasar

perdagangan bebas. Diakui sebagai salah satu pemimpin pasar dan perusahaan

layanan kelautan lepas pantai yang paling berpengalaman di industri kapal

pendukung lepas pantai, layanan intinya mencakup dukungan logistik untuk

eksplorasi lepas pantai, pengeboran, konstruksi, produksi, dan kegiatan lain yang

berkaitan dengan penanganan lepas pantai yang mendukung ladang minyak utama

Indonesia.

Kekuatan kompetitif PT. Baruna Raya Logistics terletak pada fasilitas

pemeliharaan, bengkel, dan gudang yang berada di darat yang dijalankan oleh

insinyur, mekanik, dan listrik yang berpengalaman. Kunci kesuksesan PT. Baruna

Raya Logistics selama lebih dari 40 tahun dalam bisnis terletak pada orang-

orangnya. Keterampilan kru yang berpengalaman dilengkapi dengan program dan

pelatihan reguler untuk memastikan bahwa kru dipandu untuk melakukan sesuai

dengan standar kualitas PT. Baruna Raya Logistics.

3. Struktur Organisasi PT. Baruna Raya Logistics


B. Analisis Hasil Penelitian

Kegiatan pengadaan barang dan jasa pada hakekatnya adalah upaya pihak

pengguna untuk mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa yang diinginkan

dengan menggunakan metode dan proses tertentu untuk mencapai kesepakatan

harga, waktu, dan kesepakatan lainnya. Supaya pengadaan barang dan jasa

tersebut dapat dilaksanakan sebaik- baiknya, maka kedua belah pihak yaitu

pengguna dan penyedia harus selalu berpatokan kepada kebijakan pengadaan

barang dan jasa, tunduk kepada etika dan norma pengadaan barang dan jasa yang

berlaku, mengikuti prinsip-prinsip, metode dan proses pengadaan barang dan jasa

yang baku.

Dalam melakukan kegiatan pengadaan barang dan jasa perusahaan

mengharapkan semua kegiatan tersebut terlaksana dengan lancar. Kegiatan

pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan seharusnya dapat memenuhi

kebutuhan di atas kapal sesuai permintaan, tepat waktu, dan tepat guna. Selain itu,

kegiatan pengadaan ini juga diharapkan dapat menekan biaya hingga seminimal

mungkin guna mendapatkan keutungan yang maksimal bagi perusahaan. Harga

rendah dengan produk yang lebih baik diinginkan perusahaan karena ingin

menghasilkan sumber daya yang dihemat atau dikurangi untuk digunakan pada

barang dan jasa lainnya.

Namun kenyataannya pada kegiatan pengadaan barang dan jasa di PT.

Baruna Raya Logistics, terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan di luar prediksi.

Kegiatan pengadaan barang dan jasa yang terjadi di PT. Baruna Raya Logistics
mengalami masalah yang juga sering dialami oleh perusahaan lain yang

menjalankan sistem pengadaan barang dan jasa pada umumnya. Masalah tersebut

diantaranya terlalu panjang proses pengadaan barang dan jasa, mulai dari

permintaan sampai terpenuhinya permintaan tersebut. Sering terjadinya

kesalahpahaman antar pihak yang terlibat sehingga mengakibatkan terjadinya

kesalahan dalam pengadaan barang dan jasa tersebut, adanya kendala di jaringan

yang mengakibatkan proses pengadaan tersebut terkendala, membutuhkan waktu

yang lebih lama untuk menunggu persetujuan dari pihak yang berwenang dan

mendapatkan penyedia barang atau jasa yang dapat sesuai dengan keinginan

perusahaan, tingginya harga suatu barang atau jasa serta sulitnya lokasi pekerjaan

kapal yang dijangkau,.

Pengadaan dilakukan ketika ada permintaan dari kapal dan harus diketahui

dan disetujui oleh Nahkoda atau Kepala Kamar Mesin. Kemudian Manager

Procurement mengkaji permintaan tersebut, apabila permintaan tersebut sesuai

dengan prioritas kebutuhan kapal maka barulah diadakan proses pengadaan sesuai

dengan prosedur yang dilaksanakan di PT. Baruna Raya Logistics.

Penulis memperoleh data hasil penelitian dalam melaksanakan penelitian

di PT. Baruna Raya Logistics. Berdasarkan data yang ada, Penulis dapat

memberikan gambaran tentang proses pengadaan barang dan jasa. Dalam proses

pengadaan barang dan jasa di PT. Baruna Raya Logistics dengan System

Application And Product In Data Processing (SAP) terdapat beberapa hal yang

dapat dijadikan bahan pembelajaran dalam dunia pengadaan barang dan jasa. Hal

tersebut akan Penulis jelaskan di Sub Bab Pembahasan.


Dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di PT. Baruna Raya

Logistics harus sesuai dengan prinsip dan etika pengadaan barang dan jasa. Selain

itu PT. Baruna Raya Logistics mempunyai upaya untuk memperlancar proses

pengadaan barang dan jasa sehinggga kebutuhan diatas kapal dapat terpenuhi dan

kegiatan operasional kapal dapat berlangsung dengan lancar. Hal ini yang

menjadikan keberhasilan pengadaan barang dan jasa di PT. Baruna Raya

Logistics.

C. Pembahasan

1. Proses pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi

kebutuhan di atas kapal mengikuti prinsip dasar dan etika pengadaan barang

dan jasa

Untuk memperjelas apakah proses pengadaan barang dan jasa

untuk memenuhi kebutuhan di atas kapal sudah mengikuti prinsip dasar

dan etika pengadaan barang dan jasa maka diperlukannya keterangan dalam

manganalisis penerapan proses pengadaan barang dan jasa dengan prinsip

dasar dan etika pengadaan barang dan jasa.

Tujuan
Permasalahan Analisis data
Untuk mengetahui
Proses Hasil wawancara apakah proses
pengadaan staff pengadaan
barang dan jasa procurement. barang dan jasa
dengan mengikuti
sudah sesuai
prinsip dasar dan
dengan prinsip
etika pengadaan
dasar dan etika
barang dan jasa.
pengadaan barang
dan jasa.
Sumber: Diolah oleh penulis

Untuk mengetahui apakah proses pengadaan barang dan jasa sudah

berjalan sesuai dengan prinsip dasar dan etika pengadaan barang dan jasa, maka

diperlukannya pengumpulan data serta keterangan-keterangan. Penulis melakukan

wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada Manager Procurement PT. Baruna

Raya Logistics.

Berikut pertanyaan yang diajukan oleh Penulis dalam wawancara.

Pertanyaan: Apakah penerapan proses pengadaan barang dan jasa sudah

berjalan sesuai dengan prinsip dasar dan etika pengadaan barang dan jasa?

Jawaban: Iya penerapan proses pengadaan barang dan jasa sudah berjalan

sesuai dengan prinsip dasar dan etika pengadaan barang dan jasa.

Berikut prinsip dasar dan etika pengadaan barang dan jasa:

a. Prinsip dasar pengadaan barang dan jasa

8) Efisien

Efisien lebih melihat bagaimana proses mencapai hasil yang dicapai itu.

Proses tersebut dapat dikatakan efisien jika dapat menghasilkan sesuatu dengan

baik. Diperlukan suatu tolak ukur untuk menentukan apakah proses tersebut sudah
berjalan secara efisien atau tidak. Tolak ukur yang biasa digunakan adalah biaya

dan waktu. Contohnya biaya yang digunakan rendah, dan waktu yang digunakan

singkat. PT. Baruna Raya Logistics sudah melaksanakan proses pengadaan barang

dan jasa dengan menggunakan dana dan biaya yang minimum untuk mencapai

kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan ataupun menggunakan dana

yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran kualitas yang maksimum.

Tapi efisien tidak selalu diartikan sebagai penghematan. Jika melakukan

penghematan namun mengganggu proses pengadaan barang dan jasa tersebut

maka akan mempengaruhi hasil akhir, karena sasarannya tidak tercapai dan tidak

sesuai dengan yang diharapkan.

9) Efektif

Efektif menekankan pada hasil yang dicapai. Dikatakan efektif jika hasil

yang dicapai sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan. Kurang efektifnya

implementasi dalam pengadaan barang dan jasa akan mengakibatkan barang dan

jasa yang dihasilkan tidak berkualitas baik sesuai yang diharapkan. PT. Baruna

Raya Logistics sudah melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa sesuai

dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta beri manfaat yang

sebesar-besarnya. Manfaat yang sebesar-besarnya yaitu berupa kualitas terbaik,

kebutuhan terpenuhi, mampu melakukan kegiatan barang dan jasa dengan baik

dan terwujudnya pencapaian yang diinginkan.

10) Transparan
PT. Baruna Raya Logistics sudah melaksanakan proses pengadaan barang

dan jasa dengan transparan dalam pemilihan penyedia barang dan jasa atau

vendor, yaitu dengan dengan cara memberi peluang yang luas dan terbuka kepada

pihak penyedia barang dan jasa atau vendor, menginformasikan secara terbuka

seluruh persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak penyedia barang dan jasa atau

vendor, memberi waktu yang cukup untuk mempersiapkan penawaran kepada

pihak penyedia barang dan jasa, memberikan informasi yang jelas dan lengkap

tentang semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang atau jasa

kepada pihak penyedia barang dan jasa atau vendor yang berminat.

11) Terbuka

PT. Baruna Raya Logistics sudah melaksanakan proses pengadaan barang

dan jasa dengan terbuka. Dalam pengadaan barang atau jasa untuk calon penyedia

barang dan jasa atau vendor dapat diikuti oleh semua penyedia barang dan jasa

yang memenuhi persyaratan atau kriteria tertentu berdasarkan prosedur yang jelas.

12) Bersaing

Dalam pengadaan barang dan jasa di PT. Baruna Raya Logistics dilakukan

melalui persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin penyedia barang dan

jasa atau vendor yang memenuhi persyaratan sehingga dapat diperoleh barang dan

jasa yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu

terciptanya mekanisme pasar pengadaan barang atau jasa. Dalam setiap tahapan

dari proses pengadaan harus mendorong terjadinya persaingan sehat, pengelola


pengadaan barang dan jasa harus menghilangkan hal-hal terjadinya persaingan

yang tidak sehat.

13) Adil atau tidak diskriminatif

PT. Baruna Raya Logistics sudah melaksanakan proses pengadaan barang

dan jasa dengan adil atau tidak diskriminatif, yaitu dengan cara memberikan

perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang dan jasa dan tidak

mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu, pengelola dalam

pengadaan barang dan jasa dilarang menerima keuntungan atau apapun yang ada

kaitannya dengan pengadaan yang sedang dilakukan dan memperlakukan seluruh

calon penyedia barang dan jasa dengan adil dan tidak memihak.

14) Akuntabel

PT. Baruna Raya Logistics sudah melaksanakan proses pengadaan barang

dan jasa dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan pengadaan barang dan

jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan, yaitu dengan adanya arsip dan

pencatatan yang lengkap, adanya suatu sistem pengawasan untuk mengetahui

apakah proses pengadaan barang dan jasa sudah sesuai dengan aturan-aturan yang

berlaku, adanya evaluasi terhadap tindakan dan keputusan yang sudah diambil.

b. Etika pengadaan barang dan jasa

Pengadaan barang dan jasa pada dasarnya melibatkan dua pihak, yaitu

pihak pengguna barang dan jasa dan pihak penyedia barang dan jasa yang
mempunyai kepentingan berbeda. Pihak pengguna barang dan jasa ingin

mendapat barang dan jasa dengan harga yang semurah-murahnya, sedangkan

pihak penyedia barang dan jasa ingin mendapatkan keuntungan yang setinggi-

tingginya. Maka diperlukan kepada semua pihak yang terlibat untuk menerapkan

etika dalam proses pengadaan barang dan jasa. PT. Baruna Raya Logistics sebagai

pengguna barang dan jasa sudah mematuhi etika dalam pelaksanaan pengadaan

barang dan jasa, yaitu sebagai berikut:

a) Karyawan PT. Baruna Raya harus melaksanakan tugas secara tertib,

disertai rasa tanggungjawab untuk mencapai sasaran kelancaran dan ketepatan

tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa.

b) Karyawan PT. Baruna Raya harus bekerja secara profesional dan mandiri

atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang dan

jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan

dalam pengadaan barang/jasa.

c) Karyawan PT. Baruna Raya harus tidak saling mempengaruhi baik

langsung maupun tidak langsung untuk mencegah dan menghindari terjadinya

persaingan tidak sehat.

d) Karyawan PT. Baruna Raya harus menerima dan bertanggung jawab atas

segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak.

e) Karyawan PT. Baruna Raya harus menghindari dan mencegah terjadinya

pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, langsung maupun tidak

langsung dalam proses pengadaan barang/jasa (conflict of interest).


f) Karyawan PT. Baruna Raya harus menghindari dan mencegah terjadinya

pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa.

g) Karyawan PT. Baruna Raya harus menghindari dan mencegah

penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan

pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung

merugikan negara.

h) Karyawan PT. Baruna Raya harus tidak menerima, tidak menawarkan atau

tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan berupa apa saja

kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan

pengadaan barang/jasa.

2. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan sistem SAP

untuk memenuhi kebutuhan di atas kapal di PT. Baruna Raya

Logistics

Untuk memperjelas bagaimana implementasi pengadaan barang dan

jasa dengan sistem SAP untuk memenuhi kebutuhan di atas kapal

maka diperlukannya keterangan dalam manganalisis pelaksanaan pengadaan

barang dan jasa dengan sistem SAP.

Permasalahan Analisis data Tujuan

Implementasi Data Untuk mengetahui


pengadaan menggunakan implementasi
barang dan jasa sistem SAP. pengadaan
dengan sistem barang dan jasa
SAP untuk dengan sistem
memenuhi SAP untuk
kebutuhan di atas
Sumber: Diolah oleh penulis memenuhi
kapal. kebutuhan di
atas kapal.
Untuk mengetahui pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan

sistem SAP untuk memenuhi kebutuhan di atas kapal , maka penulis

akan menjelaskan pelaksaan pengadaan barang dan jasa dengan sistem SAP yang

diterapkan di PT. Baruna Raya Logistics , yaitu sebagai berikut:

a. Apabila user meminta pengadaan yang tidak memiliki material number

seperti alat tulis kantor atau barang-barang kantor seperti meja kursi, maka proses

pengadaan dimulai dengan menerbitkan Material Requisition (MR). Setelah itu

Purchase Requisition (PR) dibuat atas dasar MR dari user. Selanjutnya sistem

secara otomatis akan memeriksa kecukupan anggaran untuk melakukan proses

pengadaan barang tersebut. Sedangkan pengadaan material yang memiliki

material number atau material yang memang telah terjadwal pengadaannya akan

dimulai pada sistem. Selanjutnya melalui sistem akan menginputkan jumlah

material yang dibutuhkan dan tanggal pengiriman material yang diinginkan,

secara otomatis sistem memeriksa kecukupan anggaran untuk pembuatan PR.

Apabila anggaran tidak tersedia maka akan dilakukan realokasi angaran tahun

berjalan. Sedangkan apabila anggaran tersedia dan telah disetujui oleh pihak yang

berwenang maka PR akan direlease.


b. Selanjutnya pelaksana pengadaan memeriksa apakah terdapat kontrak atau

tidak. Apabila ada kontrak maka nomor kontrak akan diinputkan kedalam PR.

Apabila kontrak tidak ada maka akan dilanjutkan dengan membuat Request for

Quotation (RFQ) dan dokumen administrasi serta mengirimkannya kepada

penyedia barang atau jasa. Setelah itu kembali lagi ke pelaksana pengadaan yang

kemudian melakukan evaluasi dan klarifikasi penawaran yang masuk. Evaluasi

penawaran didasarkan pada pembandingan harga yang ditawarkan dan kriteria

lainnya, setelah itu pelaksana pengadaan mengusulkan penyedia barang atau jasa

yang terpilih kepada pihak yang berwenang.


c. Pelaksana pengadaan menerbitkan Purchase Order (PO) dengan

persetujunan pihak yang berwenang, dan PO dalam sistem akan dirubah untuk

tanggal pengiriman dan tanggal persetujuan PO. Penyedia barang atau jasa

menerima PO kemudian untuk pengiriman barang maka akan diterbitkan Surat

Pemberitahuan Pengiriman Barang kemudian mengirimkan barang disertai Surat

Jalan barang.

d. Warehouse menerima barang dari penyedia barang dan melakukan

konfirmasi Surat Jalan. Warehouse staff akan melakukan pemeriksaan terhadap

barang dari penyedia barang. Apabila barang tidak diterima maka barang akan

dikembalikan kepada penyedia barang disertai dengan Surat Pengembalian

Barang.

e. Untuk barang - barang yang diterima di gudang dibuatkan Warehouse

Material Received (WMR) atau Good Receipt (GR) yang ditandatangani oleh

warehouse staff dan diketahui oleh warehouse head section. Setelah itu sistem

akan secara otomatis mengirimkan email konfirmasi penerimaan barang ke


penyedia barang. Untuk barang - barang yang dipasok langsung ke kapal, Surat

Pemberitahuan Pengiriman Barang ditandatangani oleh Nahkoda atau Kepala

Kamar Mesin setelah dilakukan pemeriksaan. Dan sebuah salinannya dikirimkan

kembali ke kantor (warehouse).

f. Manager finance harus mencocokan faktur pasokan kapal dengan salinan

Warehouse Material Received (WMR) atau Good Receipt (GR). yang

ditandatangani oleh Kepala Gudang. Faktur tersebut diserahkan ke bagian

keuangan dan sebelum dilakukan pembayaran semua faktur harus disetujui oleh

Direktur Keuangan.

g. Warehouse staff membuat Warehouse Delivery Note (WDN) atau Good

Issue (GI) dalam 2 salinan yang ditandatangani oleh warehouse head section

kemudian dikirimkan beserta barang ke kapal.

h. Setelah WDN atau GI tersebut ditandatangani oleh Nahkoda atau Kepala

Kamar Mesin, lalu didistribusikan, salinan pertama untuk gudang dan salinan

kedua untuk kapal.

Berdasarkan alur proses pengadaan yang dijalankan di PT. Baruna

Raya Logistics tidak semua proses yang dilakukan tercatat pada sistem SAP.

Adapun proses yang dilakukan dan tercatat di SAP diantaranya yaitu sebagai

berikut:

a) Kode permintaan material yang telah terjadwal atau yang memiliki

material number.
b) Membuat PR atas dasar MR dari user dan memeriksa kecukupan

anggaran.

c) Release PR yang telah disetujui.

d) Menginputkan jumlah material yang dibutuhkan dan tanggal pengiriman

yang diinginkan.

e) Menginputkan nomor kontrak kedalam PR.

f) Pengecekan kontrak.

g) Membuat dan print out RFQ serta mengirimkannya kepada penyedia

barang atau jasa.

h) Menerbitkan PO yang telah disetujui oleh pihak yang berwenang.

i) Merubah tanggal pengiriman dan tanggal pesertujuan PO.

j) Membuat dan print out PO serta mengirimkannya kepada penyedia barang

atau jasa.

k) Membuat Warehouse Material Received (WMR) atau Good Receipt (GR).

l) Mengembalikan barang ke penyedia barang disertai Surat Pengembalian

Barang.

m) Menginputkan Release Good Receipt, mencetak Good Receipt.

n) Mengirimkan email konfirmasi penerimaan barang ke penyedia barang.

o) Secara otomatis sistem akan menjurnal penerimaan barang.

p) Membuat Warehouse Delivery Note (WDN) atau Good Issue (GI).

Adapun proses yang tidak tercatat di SAP diantaranya yaitu sebagai

berikut:
a. Menerima, mengevaluasi RFQ, dan membuat Surat Penawaran Harga dan

dokumen administrasi.

b. Mengusulkan penyedia barang atau jasa yang terpilih kepada pihak yang

berwenang.

c. Menerima barang dari penyedia barang dan konfirmasi Surat Jalan dengan

penyedia barang.

d. Menandatangani Surat Jalan (SJ) dan mengirimkan kembali kepada

penyedia barang.

e. Menyimpan barang untuk Stock Item (SI) dan mengirimkan barang

kepada user.

f. Menerima dan menggunakan barang dari hasil proses pengadaan sesuai

permintaan user.

g. Mengirimkan PO ke penyedia barang atau jasa.

h. Menerima PO.

i. Menerbitkan Surat Pemberitahuan Pengiriman Barang.

j. Mengirimkan Barang disertai Surat Jalan.

k. Menerima pengembalian barang dan mengganti barang sesuai pesanan.

l. Mengirimkan barang yang telah diganti.

Berikut pengadaan barang dan jasa yang dilakukan selama satu tahun di 2019:

Bulan Jumlah
Januari 1.000
Februari 1.100
Maret 1.050
April 950
Mei 1.000
Juni 1.000
Juli 900
Agustus 950
September 1.000
Oktober 1.200
November 1.000
Desember 1.100
TOTAL 1.020

Pengadaan barang dan jasa secara maksimal terjadi di bulan Oktober yaitu

sebanyak 1.200 pengadaan. Saat bulan Oktober ada kapal yang docking sehingga

membutuhkan barang dan jasa yang lebih banyak dari biasanya. Sedangkan

pengadaan barang dan jasa secara minimal terjadi pada bulan Juli yaitu sebanyak

900 pengadaan. Saat bulan Juli tidak banyak kebutuhan barang dan jasa untuk

kapal.

3. Kendala dan upaya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa

dengan sistem SAP untuk memenuhi kebutuhan di atas kap al.


Setelah Penulis mengetahui implementasi pengadaan barang dan jasa

dengan sistem SAP untuk memenuhi kebutuhan di atas kapal , maka

pada pembahasan ini Penulis akan membahas kendala dan upaya pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa dengan sistem SAP untuk memenuhi

kebutuhan di atas kapal.

Permasalahan Analisis Data Tujuan


Kendala dan Hasil wawancara Untuk mengetahui
upaya staff kendala dan upaya
pelaksanaan procurement. pelaksanaan
pengadaan pengadaan
barang dan jasa barang dan jasa
dengan sistem dengan sistem
SAP untuk SAP untuk
memenuhi memenuhi
kebutuhan di .
kebutuhan di
atas kapal. atas kapal.

Sumber: Diolah oleh penulis

Untuk mengetahui kendala dan upaya pelaksanaan pengadaan barang

dan jasa dengan sistem SAP untuk memenuhi kebutuhan di atas

kapal, maka Penulis melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada

Staff Procurement PT. Baruna Raya Logistics.


Berikut pertanyaan yang diajukan oleh Penulis dalam wawancara.

Daftar Pertanyaan dan Jawaban Wawancara

Pertanyaan Jawaban

1. Apakah ada kendala dalam Ada.

menggunakan sistem SAP?  Orang kapal baru, belum

paham prosedur.

 Untuk menggunakan SAP

membutuhkan jaringan atau signal.

 Permintaan kapal kadang suka

miss komunikasi karena user tidak

spesifik dalam memberikan informasi

permintaan yang dibutuhkan.

 Supply lambat karena

menunggu approval beberapa orang.

Approval tergantung dari orang yang

berwenang, jika orang yang

berwenang belum memberikan

approve maka harus menunggu sampai

orang yang berwenang melakukan


approve.

 Lambat kirim barang karena

barang yang dibutuhkan harus inden,

dan atau adanya proses bea cukai.

 Pengiriman dari gudang ke

kapal membutuhkan waktu lebih lama

jika kapal berada di tempat terpencil,

bisa lebih dari 2 hari menggunakan

transportasi laut tergantung lokasi

kapal. Jika naik pesawat biaya mahal

tergantung jarak, berat barang, jenis

barang dan terkadang barang yang

dibawa tidak boleh dari pihak pesawat

contohnya bahan bakar minyak.

2. Apakah pernah terjadi satu hari Pernah terjadi satu hari tidak ada

tidak ada jaringan atau signal dan apa jaringan. Karena jika tidak ada

akibatnya jika tidak ada signal? jaringan maka tidak bisa memenuhi

supply untuk kapal dan bisa

menyebabkan supply kapal terganggu.

3. Bagaimana jika supply ke Jika supply kapal terganggu bisa

kapal terganggu? menyebabkan kapal rusak dan kapal

off, akibatnya pendapatan menurun

dan performa di mata pencharter


menurun. Jika kapal sedang berada di

tengah laut maka permintaan barang

dan jasa dapat dilakukan melalui

radio.

4. Apa yang terjadi jika ada miss Jika terjadi miss komunikasi maka

komunikasi dalam permintaan pihak procurement harus memastikan

kebutuhan kapal? permintaan yang dibutuhkan itu apa,

barang sepeti apa, ukurannya,

jenisnya, namanya, jumlahnya, yang

dibutuhkan satu paket atau tidak, kalau

perlu warnanya karena kalau tidak

spesifik bisa menyebabkan adanya

kesalahan dalam pemesanan barang

dan jikaitu terjadi pihak vendor tidak

mau tahu ada kesalahan dalam

pemesanan karena pihak user yang

tidak spesifik dalam memberikan

informasi. Akibatnya bisa

memperlambat barang sampai ke

kapal, biaya yang dikeluarkan bisa jadi

2 kali lipat jika barang yang dipesan

salah dan sudah dikirim ke gudang.

5. Berapa hari yang dibutuhkan Bisa 2-3 hari dan paling lama bisa
untuk approval suatu PO? sampai satu minggu lebih. Tergantung

dari pihak yang berkewenangan, harga

dari permintaan tersebut dan

kelengkapan dari permintaan tersebut.

6. Apakah ada barang yang Ada. Barang yang inden biasanya

inden? Jika berapa banyak barang seperti spare part mesin dan pompa.

yang inden dan apa saja barang yang Kalau banyaknya tidak tahu detailnya

inden? karena jumlahnya terlalu banyak dan

selalu berubah – ubah sesuai dari

kebutuhan.

7. Berapa lama waktu yang Tergantung dari vendor. Ada yang

dibutuhkan untuk barang yang inden? hanya 2-3 hari dan ada juga yang

sampai 3 bulan.

8. Bagaimana upaya untuk Untuk memperlancar proses

memperlancar pengadaan barang dan pengadaan barang dan jasa yang

jasa? pertama pemilihan supplier harus

sesuai dengan prosedur, yaitu ada

seleksi terhadap supplier dan evaluasi

supplier. Yang kedua pemilihan

penyedia jasa harus sesuai dengan

prosedur yaitu seleksi terhadap

penyedia jasa dan evaluasi terhadap

penyedia jasa. Yang ketiga melakukan


proses pengadaan tersebut sesuai

dengan prosedur yang ada.

9. Apakah ada ketentuan dalam


Iya ada, biasanya dilihat apakah
memlih supplier?
supplier tersebut memberikan harga

yang sesuai budget, bagaimana

kualitas barang tersebut apakah sesuai

dengan standar yang diinginkan dan

pengirimannya menggunakan

transportasi apa dan apakah

pengirimannya membutuhkan waktu

lama atau tidak.

10. Apa saja kriteria kategori hasil Supplier dan penyedia jasa yang telah

penilaian evaluasi supplier dan terus-menerus memberikan pelayanan

penyedia jasa? secara memuaskan dan terpercaya

sekurang-kurangnya selama 1 tahun,

yang relatif baru atau yang memiliki

kategori yang cukup, serta yang

memiliki catatan buruk dan masih bisa

digantikan dengan yang lain maka

tidak dipergunakan lagi.

11. Bagaimana mengatasi untuk Apabila dalam hal yang mendesak

permintaan kebutuhan kapal jika di atau ada kendala teknis terkait

kapal tidak ada jaringan? jaringan maka permintaan bisa


dilakukan dengan cara manual dengan

membuat permintaan di excel dan

kirim via email atau kirim hard copy

jika lokasi memungkinkan atau

melalui radio.

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Penulis, terdapat

beberapa kesimpulan yang bisa didapatkan dari penelitian ini yaitu:

a. Proses kegiatan pengadaan barang dan jasa harus sesuai dengan etika dasar dan

prinsip yang berlaku supaya upaya yang dilakukan pihak pengguna untuk

mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa yang dibutuhkan di kapal

terlaksana dengan sebaik- baiknya dan sesuai dengan yang diharapkan.

b. Implementasi pengadaan barang dan jasa dengan sistem SAP untuk

memenuhi kebutuhan di atas kapal yaitu user membuat PR (Purchase

Requisition) kebutuhan yang dibutuhkan di kapal, departement procurement

membuat RFQ (Request for Quatation) ke 3 penyedia barang atau jasa, memilih

penyedia barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut, setelah itu

membuat PO (Purchase Order) kepada penyedia barang atau jasa yang terpilih.

Untuk kebutuhan barang penyedia barang mengirim barang tersebut ke gudang,

departement warehouse menerima barang tersebut, departement warehouse

mengirim ke user atau ke kapal.

c. Dalam proses kegiatan pengadaan barang dan jasa terdapat kendala yang terjadi

diantaranya yaitu kesalahan dalam pemesanan barang kepada penyedia barang

dikarenakan permintaan yang diberikan tidak dilengkapi dengan informasi yang

rinci terkait barang yang dibutuhkan. Supply lambat karena menunggu approval

dari pihak yang berwenang. Jika tidak diprove oleh pihak yang berwenang maka

Purchase Order (PO) tidak bisa diproses.


B. Saran

Setelah memperhatikan kesimpulan di atas, maka Penulis memberikan

saran yang sekiranya dapat bermanfaat untuk memperlancar proses pengadaan

barang dan jasa di PT. Baruna Raya Logistics. Adapun saran dari Penulis sebagai

berikut:

a) Untuk mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa yang dibutuhkan di kapal

sesuai dengan yang diharapkan maka setiap proses kegiatan pengadaan harus

dilakukan dengan etika dasar dan prinsip dalam pengadaan barang dan jasa.

b) Proses kegiatan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan di kapal

dengan sistem SAP harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada untuk

memenimalisir kendala dalam proses kegiatan pengadaan barang dan jasa.

c) Untuk memperlancar proses pengadaan barang dan jasa maka setiap permintaan

yang dibutuhkan harus diberikan informasi yang lengkap, spesifik, sedetail

mungkin dan bila perlu dikonfirmasi terlebih dahulu permintaan yang dibutuhkan

kepada user. Dan apabila pihak yang berwenang berhalangan atau tidak bisa untuk

approve PO dengan cepat maka sebaiknya diberi kewenangan kepada orang lain

yang dapat dipercaya untuk approve PO tersebut supaya mempercepat proses

pengadaan.
DAFTAR PUSTAKA

Guntur, S. (2004). Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan.


Bandung :Remaja Rosdakarya.

Nurdin & Usman. (2002). Konteks Implementasi Berbasis


Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Agustino, L. (2008). Dasar – Dasar Kebijakan Publik. Bandung:


Alfabeta,139.

Tomi. (2017). Manajemen Dasar Pengadaan Barang dan Jasa


Pemerintah. Pontianak: Tom'S book Publishing
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.

Sutedi, A. (2009). Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa – Dan


Berbagai Permasalahannya. Jakarata: Sinar Grafika.

Republik Indonesia. (2008). Undang – Undang Republik Indonesia


Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

Pranoto. (2012). Perkapalan Laut. Diperoleh dari http://www.bppp-


tegal.com/v1/index.php?
option=com_content&view=article&id=164:perkapalan-
laut&catid=44:artikel&Itemid=85

Republik Indonesia. (2009). Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun


2009 tentang Kepelabuhana.

Bashirudin, I., Fausa, E., & Sari, A. D. (2017). Implementasi ERP


SAP dalam pembuatan report demografi organisasi (Studi kasus PT.
Krakatau Steel (Persero) Tbk.). Teknoin, 23(3), 241-252.

Nias, B. F., & Putria, N. E. PENGARUH SYSTEM APPLICATION


PRODUCT IN DATA PROCESSING (SAP) DAN LINGKUNGAN
KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT
ASIA PAPERINDO PERKASA.

Sitohang, M., & Nuryanto, H. PENGARUH PENGGUNAAN


SISTEM SAP DAN TEKNOLOGI JARINGAN WIFI TERHADAP
PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN PADA PT VARTA
MICROBATTERY INDONESIA.

Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Solo:


Cakra Books.

Raco, J. (2018). Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan


Keunggulannya.
Computer merupakan salah satu perangkat elektronik yang
dirancang secara khusus untuk mengikuti sebuah instuksi. Merakit sebuah
computer tidak akan terlepas dari pemograman computer

1. Pengertian algoritma
a. Masukan kartu pada
b. Pilih Bahasa
c. Masukan pin
d. Pilih penarikan
e. Masukan nominal
f. Tunggu sampai uang
2. Komponen algoritma
a. Algoritma menjelaskan
b. Apa yang harus
c. Dilakukan secara
d.

Anda mungkin juga menyukai