Anda di halaman 1dari 11

BAB II

FUNGSI

Dalam bidang ekonomi sering dijumpai model-model ekonomi yang berbentuk


matematika yang biasanya dinyatakan dalam bentuk fungsi. Oleh karena itu, fungsi
merupakan salah satu bagian yang penting dipelajari oleh mahasiswa yang belajar di
bidang ilmu ekonomi. Dalam matematika, fungsi menyatakan suatu hubungan diantara
dua himpunan data. Misalnya himpunan data harga bahan pokok makanan dengan
pendapatan keluarga tahunan. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengertian relasi
dan fungsi, variabel bebas dan terikat, sistem koordinat, fungsi satu dan beberapa
variabel serta macam-macam fungsi yang diterapkan di bidang ekonomi.

A. Relasi dan Fungsi

Dua buah himpunan dapat dilihat keterkaitan antar elemennya menggunakan


konsep relasi dan fungsi. Baik relasi maupun fungsi sangat erat kaitannya dengan bidang
ilmu ekonomi. Di bawah ini akan dibahas secara rinci mengenai kedua konsep tersebut.

1. Relasi

Relasi menyatakan hubungan antara suatu anggota himpunan dengan anggota


himpunan yang lainnya. Relasi antar himpunan dapat dinyatakan menggunakan tiga cara,
yakni diagram panah, himpunan pasangan berurutan dan diagram cartesius.

a. Diagram Panah
Diagram panah merupakan cara yang paling mudah dalam menentukan
relasi dua buah himpunan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh di bawah ini.

Contoh 2.1
Misalkan :

Himpunan 𝑨 adalah himpunan beberapa mahasiswa Manajemen Bisnis Syariah


IAIN Surakarta yang beranggotakan Ali, Bian, Caca dan Doni.

Himpunan 𝑩 adalah himpunan mata kuliah favorit antara lain Matematika


Ekonomi, Mikro Ekonomi dan Makro Ekonomi.
Jika Ali dan Caca menyukai mata kuliah Mikro, Bian menyukai matakuliah
matematika dan Doni menyukai mata kuliah makro, maka Relasi 𝐴 ke 𝐵 dapat
digambarkan dalam bentuk diagram panah di bawah ini:
Gambar 2.1
Diagram panah A ke B

b. Himpunan Pasangan Berurutan

Selain menggunakan diagram panah, untuk menentukan relasi suatu


himpunan dapat menggunakan himpunan pasangan berurutan. Dengan
mengambil contoh himpunan 𝐴 dan himpunan 𝐵 di atas, maka dapat dituliskan
himpunan pasangan berurutannya adalah :

(Ali, Mikro), (Bian, Matematika), (Caca, Mikro), (Doni, Makro)

Jadi, relasi antara himpunan 𝐴 dan himpunan 𝐵 dinyatakan sebagai


himpunan pasangan berurutan (𝑥, 𝑦) dimana 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑦 ∈ 𝐵.

c. Diagram Cartesius

Diagram cartesius menyatakan relasi antara dua himpunan dalam bentuk


pasangan berurutan yang dinyatakan dalam bentuk dot (titik-titik). Dalam contoh
di atas, dapat dibuat diagram cartesius sebagai berikut:

Gambar 2.2
Diagram Cartesius A ke B
1. Fungsi

Fungsi (pemetaan) merupakan relasi dari himpunan 𝐴 ke 𝐵 dimana Untuk setiap


anggota 𝐴 dipetakan tepat satu ke anggota 𝐵. Anggota himpunan 𝐴 disebut daerah
asal (domain), anggota 𝐵 disebut daerah kawan (kodomain) dan hasil pemetaannya
disebut daerah hasil (range).
Misalkan untuk setiap himpunan pasangan berurutan, dimana elemen pertama
dari pasangan berurutan adalah suatu variabel 𝑋 dan elemen kedua adalah variabel
𝑌. Kemungkinan relasi yang terbentuk adalah :
a. Satu nilai 𝑋 tertentu berelasi dengan beberapa nilai 𝑌. Dalam koordinat kartesius
dapat digambarkan sebagai berikut:

𝑦3
𝑦2
𝑦1

𝑥
𝑥1

Gambar 2.3
Diagram Cartesius Relasi
𝒙 dan 𝒚

b. Beberapa nilai 𝑋 berelasi dengan satu nilai 𝑌 tertentu.

𝑦1

𝑥
𝑥1 𝑥2

Gambar 2.4
Diagram Cartesius Relasi
𝒙 dan 𝒚

c. Satu nilai 𝑋 berelasi dengan satu nilai 𝑌.


Gambar 2.5
Diagram Cartesius Relasi 𝒙 dan 𝒚

Dari ketiga kemungkinan relasi tersebut, yang disebut fungsi adalah poin 𝒃 dan
𝒄 karena dalam fungsi mengharuskan terbentuknya satu nilai 𝑌 yang unik.

Poin 𝒃 memperlihatkan sebuah kurva lengkung dimana setiap nilai 𝑥


berelasi dengan nilai 𝑦 yang unik, walaupun nilai 𝑦 nya sama. (𝑥1 𝑦1, ) dan
(𝑥2 𝑦1, ).
Poin 𝒄 juga sebuah fungsi karena setiap nilai 𝑥 yang diberikan akan berelasi
dengan satu nilai 𝑦. Hal ini diperlihatkan dengan kurva yang berupa garis
lurus dimana 𝑥1 berelasi dengan 𝑦1, 𝑥2 berelasi dengan 𝑦2, dan 𝑥3 berelasi
dengan 𝑦3 .
poin 𝒂 bukan menunjukkan hubungan fungsional karena setiap nilai 𝑥 yang
ditetukan berelasi dengan lebih dari satu nilai 𝑦. Hal ini dapat dilihat dari
kurva lengkung yang terbentuk, yakni titik 𝑥1 berhubungan dengan
𝑦1, 𝑦2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑦3.

Di dalam matematika, fungsi disebut juga “pemetaan” atau “transformasi”. Kedua


istilah ini menyatakan sebuah Tindakan yang menghubungkan satu dengan yang
lainnya.

Fungsi dalam kalimat matematis dapat ditulis 𝒀 = 𝒇(𝑿) (dibaca 𝑌 adalah fungsi
dari 𝑋). Penulisan huruf 𝒇 dapat diartikan sebagai suatu aturan dimana himpunan
𝑿 dipetakan atau ditransformasikan ke dalam himpunan 𝑌. Hal ini dapat kita tulis:
𝒇: 𝑿 → 𝒀
Dimana anak panah melambangkan pemetaan dan 𝒇 melambangkan aturan dalam
pemetaan.
Dalam pernyataan fungsi 𝒀 = 𝒇(𝑿) , nilai nilai 𝑿 adalah domain dari fungsi
sedangkan 𝒀 adalah range (daerah hasil) dari fungsi. Untuk lebih jelasnya lihat
contoh dalam pembahasan variable bebas dan terikat di bawah ini.

B. Variabel Bebas dan Terikat

Misalkan diketahui fungsi 𝑦 = 𝑥 + 2, maka nilai 𝑦 diperoleh dengan cara


memasukkan suatu nilai 𝑥 tertentu yang terdapat di dalam daerah asal (domain).
Apabila daerah asalnya adalah himpunan bilangan bulat positif kurang dari 5, maka
didapatkan hasil:

Jika: 𝑥 = 1, maka 𝑦 = 1 + 2 = 3
𝑥 = 2, maka 𝑦 = 2 + 2 = 4
𝑥 = 3, maka 𝑦 = 3 + 2 = 5
𝑥 = 4, maka 𝑦 = 4 + 2 = 6

Dalam fungsi di atas, 𝒙 disebut variabel bebas (independent variabel) karena


nilainya tidak tergantung oleh variabel yang lain. Sedangkan 𝒚 disebut variabel
terikat (dependent variabel) karena untuk memperoleh nilai 𝑦 diperlukan nilai dari
variabel yang lain.
Berdasarkan contoh fungsi di atas, maka daerah hasil penyelesaian fungsi
tersebut menggunakan himpunan pasangan berurutan (𝑥, 𝑦) adalah (1,3), (2,4), (3,5),
𝑑𝑎𝑛 (4,6). Dalam bidang cartesius, dapat digambarkan grafik dari fungsi diatas adalah
sebagai berikut:

0
0 2 4 6
Gambar 2.6
Diagram Cartesius Fungsi 𝒚 = 𝒙 + 𝟐

C. Sistem Koordinat Cartesius

Di atas telah disebutkan dan digambarkan diagram cartesius yang menyatakan


relasi antara dua himpunan pasangan berurutan dalam bentuk dot (titik-titik). Lalu,
apa yang disebut system koordinat cartesius?
System koordinat cartesius adalah sebuah system koordinat yang mempunyai
sumbu yang berpotongan tegak lurus. Sumbu mendatar disebut dengan sumbu absis
(sumbu 𝒙) sedangkan sumbu tegak disebut sumbu ordinat (sumbu 𝒚). Kedua sumbu
berpotongan pada sebuah titik yang disebut titik pangkal atau titik pusat koordinat.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini.

𝑺𝒖𝒎𝒃𝒖 𝒀

𝑻𝒊𝒕𝒊𝒌 𝑷𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒍
𝑺𝒖𝒎𝒃𝒖 𝑿
0

Gambar 2.7
Sistem Koordinat Cartesius

koordinat cartesius membagi bidang datar menjadi empat daerah yang disebut
kuadran. Kuadran yang terbentuk adalah:

Kuadran I : Terletak di atas sumbu 𝑥 dan sebelah kanan sumbu 𝑦.


Kuadran II : Terletak di atas sumbu 𝑥 dan sebelah kiri sumbu 𝑦.
Kuadran III : Terletak di bawah sumbu 𝑥 dan sebelah kiri sumbu 𝑦.
Kuadran IV : Terletak di bawah sumbu 𝑥 dan sebelah kanan sumbu 𝑦.

𝑺𝒖𝒎𝒃𝒖 𝒀

𝑲𝒖𝒂𝒅𝒓𝒂𝒏 𝑰𝑰 𝑲𝒖𝒂𝒅𝒓𝒂𝒏 𝑰

𝑺𝒖𝒎𝒃𝒖 𝑿

𝑲𝒖𝒂𝒅𝒓𝒂𝒏 𝑰𝑰𝑰 𝑲𝒖𝒂𝒅𝒓𝒂𝒏 𝑰𝑽


Gambar 2.8
Kedudukan Kuadran

dengan demikian, setiap titik dalam tiap bidang pada koordinat cartesius ditentukan
berdasarkan himpunan pasangan berurutan (𝑥, 𝑦) dimana 𝑥 menunjukkan absis dan 𝑦
menunjukkan ordinat. Titik tersebut biasanya dilambangkan dengan huruf kapital.

𝑺𝒖𝒎𝒃𝒖 𝒀

𝑷(𝒙, 𝒚)

𝑺𝒖𝒎𝒃𝒖 𝑿

Gambar 2.9
Titik dalam Koordinat Cartesius

Contoh 2.2:

Gambarkan titik 𝐴 = (2,5) dan 𝐵 = (−3,4) dalam system koordinat Cartesius

𝑺𝒖𝒎𝒃𝒖 𝒀

B=(-3,4) 5 A=(2,5)
4

𝑺𝒖𝒎𝒃𝒖 𝑿
- 2
3
Gambar 2.10
Titik A dan B
Dalam Sistem Koordinat Cartesius

D. Fungsi dengan Satu Variabel

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pernyataan 𝑌 = 𝑓(𝑋) adalah suatu


hubungan fungsional dimana 𝑥 adalah variabel bebas, sedangkan 𝑦 adalah variabel
terikat. Fungsi yang seperti itu disebut fungsi dengan satu variabel karena hanya
terdapat satu variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat.
Fungsi dengan satu variabel dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa fungsi.
Diantaranya adalah fungsi polinom, fungsi eksponen dan fungsi logaritma. Ketiga
fungsi di atas biasanya digunakan dalam berbagai persoalan dalam bidang ekonomi
dan bisnis.
Fungsi polinom atau biasa disebut dengan fungsi aljabar mempunyai bentuk umum:
𝒀 = 𝒂𝟎 + 𝒂𝟏 𝑿 + 𝒂𝟐 𝑿𝟐 + 𝒂𝟑 𝑿𝟑 + ⋯ + 𝒂𝒏 𝑿𝒏

Dimana : 𝑌 = Variabel terikat (dependent variable)


𝑋 = Variabel bebas (independent variable)
𝑎0 , 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 = Konstanta

Konstanta 𝑎𝑛 adalah bilangan bulat yang tidak sama dengan nol dan 𝑛 menyatakan
pangkat (derajat) dari variabel 𝑋.
Fungsi polinom sendiri terbagi menjadi beberapa fungsi, diantaranya fungsi linier
(fungsi polinom berderajat satu), dan fungsi non-linier (fungsi kuadrat, fungsi kubik,
dll).

Contoh 2.3 :

𝑌 = 5 + 2𝑋 adalah fungsi polinom berderajat satu (fungsi linier)


𝑌 = 16 + 2𝑋 + 2𝑋 2 adalah fungsi polinom berderajat dua (fungsi kuadrat)
𝑌 = 16 + 2𝑋 + 2𝑋 2 + 5𝑋 3 adalah fungsi polinom berderajat tiga.

Secara umum, pembagian fungsi dapat dilihat dalam bagan di bawah ini:
Gambar 2.11
Macam-Macam Fungsi

E. Fungsi dengan Dua Variabel

fungsi dengan dua variabel mempuyai bentuk umum

𝒀 = 𝒇(𝑿𝟏 , 𝑿𝟐 , 𝑿𝟑 , … , 𝑿𝒏 )
Dimana :
𝑌 = Variabel terikat (dependent variable)
𝑋𝑛 = Variabel bebas (independent variable) dengan 𝑛 menyatakan pangkat
(derajat) dari variabel 𝑋.

Jadi fungsi dengan dua variabel adalah fungsi yang mempunyai lebih dari satu
variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikatnya. Fungsi dengan dua
variabel biasanya disebut dengan fungsi multivariat.
Contoh :
𝑦 = 2𝑥 + 3𝑦
𝑦 = 4𝑎 + 5𝑏 + 8
F. Fungsi Eksplisit

Jika di dalam sebuah fungsi, antara variable bebas dan variabel terikat dapat
dibedakan dengan jelas,(variable bebas dan variable terikatnya dipisahkan dengan
tanda “sama dengan”) maka fungsi tersebut adalah fungsi eksplisit.

Contoh 2.4:

𝑦 = 2𝑥 + 1
𝑦 = 𝑥 − 13
𝑦 = −𝑥 + 5
𝑦 = 4𝑥

Nilai 𝑦 dalam fungsi di atas dapat diperoleh dengan mensubtitusikan nilai 𝑥 yang
sesuai dengan domain atau daerah asal. Misal domain fungsi tersebut adalah bilangan
real, dan nilai 𝑥 = 5, maka nilai 𝑦 untuk fungsi 𝑦 = 2𝑥 + 1 adalah 𝑦 = 2.5 + 1 = 11.
Fungsi-fungsi tersebut adalah salah satu contoh fungsi eksplisit dengan satu variable
bebas.

Contoh 2.5 :

𝑧 = 2𝑥 + 3𝑦 + 5
𝑧 = 𝑥 − 3𝑦 − 20
𝑧 = −2𝑥 + 𝑦 + 4
𝑧 = 2𝑥 − 3𝑦 + 9

Fungsi di atas adalah salah satu contoh fungsi eksplisit dengan dua variable.
Variable 𝑧 adalah variable terikat, sedangkan variable 𝑥 dan 𝑦 adalah variable bebas.

G. Fungsi Implisit

Fungsi implisit adalah fungsi yang antara variable bebas dan variabel terikatnya
tidak dapat dibedakan dengan jelas. Bentuk umum fungsi implisit adalah:

𝒇(𝒙, 𝒚) = 𝟎

Contoh 2.6 :

2𝑥 + 4𝑦 − 3 = 0

−𝑥 + 2𝑦 + 8 = 0
2𝑥 − 6𝑦 + 7 = 0

2𝑥 − 5𝑦 + 3 = 0

Dalam fungsi tersebut, kita tidak bisa membedakan dengan jelas apakah 𝑥 atau 𝑦
sebagai variable bebas atau terikatnya. Apabila nilai 𝑥 diketahui terlebih dahulu, maka
kita bisa mencari nilai 𝑦 dengan mudah. Dalam hal ini, variable 𝑥 sebagai variable
bebas. Lain halnya apabila nilai 𝑦 terlebih dahulu diketahui. Maka variable 𝑦 sebagai
variable bebas dan variable 𝑥 sebagai variable terikat.

Anda mungkin juga menyukai