NASKAH PUBLIKASI
Diajukan oleh :
Disusun oleh :
Disahkan oleh :
Abstrak
Abstract
This research is a type of qualitative research with a case study approach. Data
collection methods used include the method of observation, in-depth interviews and
documentation. Respondents involved consisted of 1 Radiologist Spialist, 1
Radiographer, 1 Sending Doctor and 1 patient. Data obtained from observations and
interviews are collected and then presented in the form of quotes, so that conclusions and
suggestions can be drawn.
The results showed that the reason for preventing allergic reactions only by the use of
non-ionic contrast media without a sensitivity test is because before anamnesa
examination is done first to find out whether the patient has a history of allergies or not.
Non-ionic is safer or people who have a certain level of allergy can still receive and
handle it when allergies occur and the reason the patient is positioned prone about 10
minutes later given an additional Posteroanterior (PA) projection at 45 minutes before
post micturition which is to accelerate the decrease in contrast to the ureter if in the
supine position
Keywords: is Pyelography
Intravenous not visible(IVP),
andureteric
to display another ofpicture
stones, prevention contrast of theallergic
media ureter.
reactions, additional Posteroanterior (PA) projection at 45 minutes before post micturition
1. Pendahuluan dulcolax suppositoria sebanyak 2 buah.
Sebelum pemeriksaan berlangsung,
Sistem urinaria adalah suatu pasien diminta untuk buang air kecil
sistem kerjasama tubuh yang memiliki terlebih dahulu untuk melihat
tujuan utama mempertahankan pengosongan kandung kemih. Selama
keseimbangan internal atau puasa, pasien menghindari banyak
homeostatis. Fungsi lainnya adalah bicara dan tidak boleh merokok agar
untuk membuang produk-produk yang tidak ada gambaran gas pada hasil
tidak dibutuhkan oleh tubuh radiograf (Bontrager, 2018).
(Luklukaningsih, 2014). Teknik pemeriksaan Intravenous
Salah satu gangguan anatomi Pyelography (IVP) menggunakan foto
fisiologis dari sistem urinari adalah batu polos abdomen proyeksi Anteroposterior
ureter. Batu ureter (ureterolithiasis) (AP) dengan posisi supine sebagai foto
adalah suatu keadaan terjadinya pendahuluan, fase nephrogram, proyeksi
penumpukan oksalat, calculi (batu Anteroposterior (AP) dengan posisi supine
ginjal) pada ureter. (Brunner and pada menit ke-5 post injeksi media
Suddarth, 2015). kontras dengan penggunaan kompresi
Intravenous Pyelography (IVP) ureter, proyeksi Anteroposterior (AP)
merupakan pemeriksaan radiografi dengan posisi supine pada menit ke-10
yang menampakkan minor calyx, renal sampai dengan menit ke-15 post injeksi
pelvic, ureter, dan kandung kemih media kontras, proyeksi Right Posterior
setelah disuntikkan media kontras Oblique (RPO) dan Left Posterior Oblique
positif dengan bahan iodine yang bersifat (LPO) pada menit ke-20 post injeksi
water soluble melalui pembuluh darah media kontras, dan proyeksi
vena (intravena) bertujuan untuk Anteroposterior (AP) posisi erect atau
menampakkan bagian pengumpul atau Posteroanterior (PA) posisi prone pada
pelvical system (PCS) di ginjal, untuk pengambilan foto post miksi (Bontrager,
menilai fungsi ginjal, serta untuk 2018).
mengevaluasi patolgi atau kelainan Menurut Rasad (2015) sebelum
sistem urinari (Bontrager, 2018). pemasukan media kontras harus
Prosedur pemeriksaan dilakukan terlebih dahulu uji
Intravenous Pyelography (IVP) didahului sensitifitas. Dapat berupa pengujian skin
dengan persiapan-persiapan yang harus test atau intravena. Jika penderita alergi
dilakukan oleh pasien, yaitu pasien terhadap bahan kontras maka
harus melakukan pemeriksaan pemeriksaan Intravenous Pyelography
laboratorium untuk mengetahui kadar dibatalkan. Menurut Bontrager (2018)
ureum dan kreatinin sebelum dilakukan pencegahan alergi dengan skin test yaitu
pemeriksaan Intravenous Pyelography memasukkan media kontras beberapa cc
(IVP) yang menjadi indikator fungsi di permukaan kulit atau memasukan
ginjal pasien. Kadar ureum normal pada beberapa cc media kontras di bawah
rentang 8-25 mg/100 mL, sedangkan kulit (intrakutan) kemudian ditunggu
kreatinin normal pada rentang 0,6-1,5 beberapa menit, jika timbul benjolan
mg/Dl (Bontrager, 2018). merah berarti sensitif. Untuk pasien
Selain itu, pasien harus ruangan dilakukan dengan cara
melakukan diet rendah serat pada satu memoleskan yodium dipermukaan kulit
sampai dua hari sebelum pemeriksaan, ditutup kapas dan diplester. Tes
minum obat laktasit sebanyak 30 gram langsung yaitu memasukkan 2 cc media
atau empat buah dulcolax per oral dan kontras melalui intravena. Pada pasien
puasa sampai pemeriksaan selesai. Pagi yang tidak tahan terhadap media
hari sebelum pemeriksaan dilakukan, kontras dapat terjadi reaksi mayor atau
pasien diminta untuk menggunakan minor.
Reaksi terhadap penggunaan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
media kontras terdiri dari 3 golongan “Prosedur Pemeriksaan Intravenous
yaitu reaksi ringan (seperti rasa panas, Pyelography (IVP) dengan Kasus Batu
bersin-bersin, dan rasa gatal), reaksi Ureter Di Instalasi Radiologi RSUD Dr
sedang (seperti urtikaria, kulit Moewardi Surakarta”.
kemerahan, muntah-muntah, sesak
nafas, dan hipotensi), dan reaksi berat 2. Metode
(seperti edema laring, trombosisi Jenis penelitian yang digunakan
pembuluh darah, henti jantung hingga penulis adalah jenis penelitian kualitatif
kematian) (Rasad, 2015). dengan pendekatan studi kasus. Dalam
Berdasarkan observasi awal yang penyusunan karya tulis ilmiah ini
penulis lakukan tentang pemeriksaan peneliti melakukan pengumpulan data
Intravenous Pyelography (IVP) dengan dengan metode yang pertama observasi
kasus batu ureter yang dilakukan di yaitu peneliti mengamati secara
Instalasi Radiologi RSUD Dr Moewardi langsung pelaksanaan pemeriksaan.
Surakarta, pasien yang akan melakukan Kedua Wawancara yaitu peneliti
pemeriksaan tersebut diminta untuk melakukan wawancara mendalam dan
melakukan persiapan-persiapan yang tidak terstruktur dengan subyek
telah ditentukan sebelumnya. Teknik penelitian adalah radiografer, dokter
pemeriksaan Intravenous Pyelography spesialis radiologi, dokter pengirim, dan
(IVP) pada kasus batu ureter di Instalasi pasien. Dokumentasi yaitu peneliti
Radiologi RSUD Dr Moewardi mengambil data dari dokumen-
Surakarta didahului dengan foto polos dokumen yang berhubungan dengan
abdomen. Kemudian media kontras pemeriksaan Intravenous Pyelography
iodium non ionik yang bersifat water (IVP) dengan kasus batu ureter yang
soluble dimasukkan secara bolus injection berupa foto, wawancara, rekam medis,
tanpa uji sensitifitas terlebih dahulu. surat permintaan pemeriksaan, hasil
Pemeriksaan Intravenous radiograf dan ekspertisi dokter spesialis
Pyelography (IVP) pada kasus batu ureter radiologi terhadap hasil radiograf.
yang dilakukan di Instalasi Radiologi Analisis data dalam penelitian ini
RSUD Dr Moewardi Surakarta dilakukan dengan interaktif model
menggunakan proyeksi Anteroposterior menurut Miles dan Huberman dalam
(AP) dengan posisi supine pada foto Sugiyono (2013) dengan tahap-tahap
polos abdomen, proyeksi Anteroposterior sebagai berikut :
(AP) dengan posisi supine pada menit 1. Pengumpulan Data
ke-5, proyeksi Anteroposterior (AP) 2. Reduksi Data
dengan posisi supine pada menit ke-15, 3. Penyajian Data
proyeksi Anteroposterior (AP) dengan 4. Penarikan Kesimpulan
posisi supine pada menit ke-30,
kemudian pasien diperintahkan dalam 3. Hasil dan Pembahasan
posisi prone sekitar 10 menit kemudian 1) Prosedur Pemeriksaan IVP dengan
dilakukan pengambilan foto dengan Kasus Batu Ureter di Instalasi
proyeksi Posteroanterior (PA) pada menit Radiologi RSUD Dr Moewardi
ke-45 sebagai proyeksi tambahan, Surakarta
setelah itu dilakukan post miksi proyeksi Persiapan pasien di Instalasi
Anteroposterior (AP) dengan posisi Radiologi RSUD Dr Moewardi
supine. Penambahan proyeksi hanya Surakarta dengan kasus batu ureter
dilakukan pada beberapa kasus tertentu persiapan pasien yang dilakukan
saja. Berdasarkan hal tersebut, penulis meliputi pasien diminta untuk
tertarik untuk mengangkat melakukan tes darah untuk
permasalahan tersebut pada suatu mengukur kadar ureum dan
kreatinin. Persiapan pasien meliputi oleh perawat radiologi, kemudian
24 jam sebelum pemeriksaan pasien dilanjutkan pemasukan media
dianjurkan makan makanan rendah kontras secara bolus injection
serat seperti bubur sumsum tanpa tanpa tes sensifitas terlebih
santan, jam 19.00 sebelum dahulu. Media kontras yang
pemeriksaan pasien minum garam dimasukkan yaitu media kontras
inggris dicampur ½ gelas air putih non ionik water soluable Iohexol 300
(tanpa gula), selanjutnya setelah sebanyak 80 ml.
pukul 24.00 pasien puasa, c) Foto menit ke-5 Post Injeksi
mengurangi bicara. Diperbolehkan Media Kontras
minum air putih. Obat-obatan lain
sementara berhenti dulu kecuali obat
penurun tekanan darah diminum
pukul 05.00. Sebelum pemriksaan
pasien melepas benda logam dan
buang air kecil terlebih dahulu.
Persiapan alat dan bahan
meliputi pesawat sinar-x, imaging
plate, processing unit, timer, tourniquet,
selimut, bantal, media kontras, spuit, Gambar 4.11. Foto menit ke-5 post
infus set, kassa steril, kapas alkohol, injeksi media kontras proyeksi
bengkok, handscoon, obat emergency, AP
oksigen. d) Foto menit ke-15 Post Injeksi
Sebelum dilakukan Media Kontras
pemeriksaan pasien dianamnesa
terlebih dahulu mempunyai riwayat
alergi atau tidak dan mengisi inform
concent. Pasien dipersilakan untuk
buang air kecil terlebih dahulu dan
melepas benda logam, kemudian
pasien tidur terlentang di atas meja
pemeriksaan dan dilakukan
pengambilan foto polos.
Teknik pemeriksaan Gambar 4.12. Foto menit ke-15
Intravenous Pyelography (IVP) setelah injeksi media kontras
meliputi: proyeksi AP
a) Foto polos abdomen e) Foto menit ke-15 Post Injeksi
Media Kontras