MANAJEMEN KEPEGAWAIAN
Manajemen kepegawaian ( Mulyono, 2008 : 173 ) adalah kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, pengadaan,
pengembangan, pemberian kompetensi, pengintregrasian dan pemeliharaan tenaga
kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi seefisien dan seefektif
mungkin.
Ada empat (4) prinsip dasar ( Depdikbud, 1999:77 )yang harus dipedomi kepala
sekolah dalam menerapkan manajemen personalia, yaitu :
2. Sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan
baik, sehingga mendukung tercapainya tujuan institusional.
Sebagai pimpinan tertinggi, tugas kepala sekolah mencakup tiga (3) aspek
(Depdikbud, 1999:77), yaitu (a) pengadaan tenaga, (b) pemanfaatan tenaga yang
telah dimiliki, serta (c) pembinaan dan pengembangan.Tiga aspek tersebut
merupakan suatu siklus berkelanjutan, yang harus dikerjakan dan hasilnya dikaji
secara periodik.
1. Pengadaan Tenaga
Ada dua tahap yang harus dilakukan kepala sekolah untuk pengadaan
tenaga, yaitu (a) analisis pekerjaan dan (b) pengadaan tenaga.
a. Analisis Pekerjaan
b. Pengadaan Tenaga
2. Pemanfaatan/mendayagunakan Tenaga
Ada tiga aspek penting yang perlu dilakukan kepala sekolah dalam
mengembangkan tenaga disekolah, yaitu : (c.1) peningkatan profesionalisme, (c.2)
pembinaan karier, dan (c.3) kesejahteraan.
Pembinaan Karier
Untuk membina karier guru dan staf administrasi, kepala sekolah harus
membantu, mendorong dan memfasilitasi agar mereka dapat meningkatkan
kariernya, seperti:
Kesejahteraan
Kesejahteraan harus diartikan material ( gaji, honororium dan fasilitas fisik ) dan
non material yang mengarah kepada kepuasan kerja. Untuk itu perlu dilakukan
antara lain :
MANAJEMEN PENGADAAN
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan “Setiap satuan pendidikan formal dan non
formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi yangmemenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi
fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik”
( Undang-Undang RI Tahun 2003 ). Dari Undang-undang diatas, sangat jelas
peran Sarana Prasarana Sekolah menjadi Kewajiban bagi Satuan pendidikan untuk
menyediakannya. Proses Penyediaan Sarana Prasarana Sekolah terkait dengan
Prosedur dalam pengadaan Sarana prasarana Sekolah.
Dalam Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Bab VII pasal42 ayat 1 dan 2: (1) Setiap satuan pendidikan
wajib memiliki sarana yang meliputi: perabot, peralatan pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan yangdiperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan; dan (2)
Dari setiap satuan pendidikan meliputi: lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang
guru,ruang perpustakaan, ruang laboratorium, kantin, tempat berolah raga dan
tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
(Paturan Pemeritah No. 19 RI Tahun 2005).
Dari Pentingnya sarana prasarana sebagai penunjang kegiatan belajar
mengajar, maka proses manajemen sarana prasarana merupakan upaya yang
penting dilakukan oleh satuan pendidikan. Manajemen Sarana Prasarana dapat
diartikan sebagai segenap proses pengadaan dan pendaya gunaan komponen-
komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang proses
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien (Barmawi
dalam Khoiriyah, Sudjarwo, & Rini, 2014). Facilities management is a
process that ensures that buildings and other technical systems support the
operations of an organization (Asiabaka, 2008). Sarana Prasarana Pendidikan
pada dasarnya dapat dibagi empat kelompok, yaitu: tanah, bangunan,
perlengkapan dan perabotan sekolah. Dan Ruang lingkup Manajemen Sarana
Prasarana Meliputi: 1) perencanaan kebutuhan, 2) pengadaan, 3)
penginventarisasian;4) penggunaan, 5) pemeliharaan, 6) penghapusan, dan 7)
pengembangan.(Rohiyat, 2008). Perencanaan sarana dan prasarana adalah suatu
proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah, baik
yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan dimasa yang akan datang
untuk mencapai tujuan tertentu (Bafadal, 2008).
Selanjutnya, Standard Operational Procedure (SOP) adalah pedoman yang
berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada di dalam suatu organisasi
yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan, langkah atau tindakan
dan penggunaan fasilitas pemrosesan yang dilaksanakan oleh orangorang di dalam
suatu organisasi, telah berjalan secara efektif. (Hadiwoyono & Panjaitan Dalam
Kadafi & Amirudin, 2017), konsisten, standar, dan sistematis. Menjelaskan bahwa
Standar Operasional Prosedur (SOP) harus dibuat secara komprehensif untuk
mempermudah dalam mendapatkan bukti sehingga dapat membantu proses
penyelesaian suatu masalah. (Yen, et.al dalam Kadafi & Amirudin, 2017).