Anda di halaman 1dari 12

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

A. Definisi Standar Nasional Pendidikan


Regulasi pendidikan menyebutkan bahwa standar nasional pendidikan (SNP)
adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum
negara kesatuan republik Indonesia (UU No.20 Tahun 2003 Ps 1). SNP dapat
dikatakan sebagai kriteria minimal mengenai berbagai aspek yang relevan dalam
pelaksanaan sistem pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan digunakan
sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan dan pembiayaan (UU No.20 Tahun 2003 Ps 35 ayat
2),Dalam konteks nasional, pendidikan difungsikan sebagai pemersatu bangsa,
pemerataan kesempatan dan pengembang potensi individu. Pendidikan diharapkan
dapat memperkuat keutuhan bangsa sehingga dapat menjamin masa depan bangsa.
Pendidikan juga diharapkan dapat memberikan peluang yang sama kepada seluruh
warga Negara untuk berpartisipasi atau ikut serta dalam pembangunan bangsa.
Pendidikan juga diharapkan dapat memberikan kesempatan yang sama kepada
warga Negara  untuk mengembangkan potensinya masing-masing secara optimal.
Standar Nasional Pendidikan (SNP) di Indonesia telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021
tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan merupakan
kunci untuk mewujudkan sistem pendidikan yang bermutu. Standar Nasional
Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Cakupan SNP terdiri dari 8
(delapan) standar, yaitu: (i) standar kompetensi lulusan; (ii) standar isi; (iii)
standar proses; (iv) standar penilaian pendidikan; (v) standar tenaga kependidikan;
(vi) standar sarana dan prasarana; (vii) standar pengelolaan; dan (viii) standar
pembiayaan. Penyusunan dan pengembangan Standar Nasional Pendidikan
mempunyai 9 (sembilan) prinsip, yaitu: umum, inklusif, memantik inisiatif dan
inovasi, esensial, substantif, relevan dan universal, selaras, holistik, ringkas, serta
mutakhir. Tim Penyusun Standar Nasional Pendidikan merupakan tim yang
dibentuk oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk menyusun draf
standar. Tim Penyusun Standar Nasional Pendidikan berasal dari berbagai unsur,
yaitu: BAN S/M, BAN PAUD dan PNF, akademisi, pakar, praktisi, organisasi
kependidikan, perwakilan unit teknis kementerian terkait, dan pemangku
kepentingan lainnya yang terkait dengan standar yang disusun.
B. Pengertian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria profesional yang
harus dipenuhi oleh seorang pendidik dan tenaga kependidikan, baik prajabatan
maupun dalam masa jabatan. Standar ini dibuat sebagai mekanisme seleksi agar
dihasilkan pendidik dan tenaga kependidikan yang berkualitas, profesional, dan
berkompeten di bidangnya. Standar pendidikan yang baik akan menjadi sangat
baik jika didukung SDM yang baik pula. Dengan demikian, akan tercapai tujuan
pendidikan nasional.
C. Tujuan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tujuan standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah untuk mengatur
kualifikasi seorang PTK agar diperoleh SDM yang unggul di bidang pendidikan
dan merata di seluruh wilayah Indonesia.

D. Fungsi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Adapun fungsi standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut.
1. Menjadi acuan bagi unit satuan pendidikan dalam menyeleksi calon PTK.
2. Memudahkan unit satuan pendidikan dalam menetapkan kriteria pemilihan
calon PTK.
3. Pedoman untuk evaluasi kinerja PTK.

E. Manfaat Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Manfaat yang bisa dirasakan dengan adanya standar ini adalah pihak unit
satuan pendidikan bisa lebih mudah dalam mengambil kebijakan terkait
kinerja PTK.
F. Komponen Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan terdiri dari dua komponen,
yaitu pendidik dan tenaga kependidikan. Lalu apa perbedaan antara
keduanya?
 Pendidik adalah seseorang yang bertugas untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan sebagainya pada para peserta
didik.
 Tenaga kependidikan adalah seseorang yang ikut berperan dalam
kesuksesan pendidikan di suatu instansi pendidikan, meskipun tidak
berinteraksi langsung dengan peserta didik di kelas. Misalnya, kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, tata usaha,
laboran, dan sebagainya.

MANAJEMEN KEPEGAWAIAN
Manajemen kepegawaian ( Mulyono, 2008 : 173 ) adalah kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, pengadaan,
pengembangan, pemberian kompetensi, pengintregrasian dan pemeliharaan tenaga
kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi seefisien dan seefektif
mungkin.

Lingkup Manajemen Personalia Sekolah

Ada empat (4) prinsip dasar ( Depdikbud, 1999:77 )yang harus dipedomi kepala
sekolah dalam menerapkan manajemen personalia, yaitu :

1. Dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen


paling berharga.

2. Sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan
baik, sehingga mendukung tercapainya tujuan institusional.

3. Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial kepala


sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan
sekolah.
4. Manajemen personalia disekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap
warga (guru,staf administrasi, siswa, orangtua, dan yang terkait) dapat bekerja
sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.

Sebagai pimpinan tertinggi, tugas kepala sekolah mencakup tiga (3) aspek
(Depdikbud, 1999:77), yaitu (a) pengadaan tenaga, (b) pemanfaatan tenaga yang
telah dimiliki, serta (c) pembinaan dan pengembangan.Tiga aspek tersebut
merupakan suatu siklus berkelanjutan, yang harus dikerjakan dan hasilnya dikaji
secara periodik.

1. Pengadaan Tenaga

Ada dua tahap yang harus dilakukan kepala sekolah untuk pengadaan
tenaga, yaitu (a) analisis pekerjaan dan (b) pengadaan tenaga.

a. Analisis Pekerjaan

Meliputi analisis proses dan operasional, analisis proses dilakukan untuk


menemukan jenis pekerjaan/tugas yang harus dilakukan disekolah atau
jabatan yang harus ada disekolah. Analisis operasi untuk menemukan
bagaimana setiap tugas tersebut harus dikerjakan dan kemampuan yang
diperlukan oleh orang yang mengerjakan tugas atau mengemban jabatan
tersebut.

b. Pengadaan Tenaga

Jika hasil analisis pekerjaan menunjukan bahwa sekolah kekurangan tenaga,


sekolah negeri tidak boleh merekrut sendiri, tetapi mengusulkan
pengangkatan tenaga baru kepada Dinas Pendidikan Kabuapten/Kodya.
Untuk sekolah swasta prosedurnya sesuai yang berlaku disekolah/ yayasan
pembinanya.

2. Pemanfaatan/mendayagunakan Tenaga

Mendayagunakan staf artinya memberi tugas yang sesuai dengan


kemampuannya, sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Langkah-langkahnya :
a. Tempatkan orang pada jabatan atau tugas yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
b. Lakukan musyawarah dalam setiap penentuan jabatan atau tugas,
sehingga baik yang menerima jabatan/tugas maupun staf yang lain
dapat menerima dengan perasaan senang.
c. Ciptakan kondisi kerja dan berikan fasilitas agar pekerjaan/tugas yang
diberikan dapat berjalan dengan baik.
d. Biasakan memanfaatkan tenaga secara efisien. Jika pekerjaan cukup
dikerjakan satu orang tidak ditunjuk dua orang.
e. Kepala sekolah harus bisa menciptakan tugas, sehingga semua staf
memiliki tugas masing-masing. Adanya staf yang mengenggur dapat
menciptakan situasi kurang baik.
f. Berikan penghargaan, misalnya pujian dalam rapat atau piagam jika staf
yang sukses mengerjakan tugas.

3. Pembinaan dan pengembangan

Ada tiga aspek penting yang perlu dilakukan kepala sekolah dalam
mengembangkan tenaga disekolah, yaitu : (c.1) peningkatan profesionalisme, (c.2)
pembinaan karier, dan (c.3) kesejahteraan.

Peningkatan profesionalisme Dapat dilakukan melalui :

a) Mengikutsertakan guru/staf pada pelatihan yang sesuai. Jika perlu


sekolah mengadakan pelatihan ditempat (in house training) dengan
mengundang pelatih dari luar.
b) Sekolah perlu menyediakan buku atau referensi yang memadai bagi
guru/staf.
c) Mendorong bagi guru/staf untuk melakukan tutorial sebaya, misalnya
melalui kegiatan MGMP

Pembinaan Karier
Untuk membina karier guru dan staf administrasi, kepala sekolah harus
membantu, mendorong dan memfasilitasi agar mereka dapat meningkatkan
kariernya, seperti:

a) Mengaitkan prestasi guru dan staf dengan peningkatan jabatan, baik


struktural maupun fungsional
b) Mengigat jabatan fungsional guru terkait erat dengan penilaian angka
kresit (PAK) kepala ekolah harus membantu agar PAK berjalan lancar

Kesejahteraan

Kesejahteraan harus diartikan material ( gaji, honororium dan fasilitas fisik ) dan
non material yang mengarah kepada kepuasan kerja. Untuk itu perlu dilakukan
antara lain :

a) Memberikan apa yang menjadi hak guru dan staf administrasi


b) Memberikan penghargaan, baik berupa material maupun non material,
bagi setiap staf yang berprestasi.
c) Membina hubungan kekeluargaan siantara para guru/staf, beserta
keluargannya.

MANAJEMEN PENGADAAN
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan “Setiap satuan pendidikan formal dan non
formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi yangmemenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi
fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik”
( Undang-Undang RI Tahun 2003 ). Dari Undang-undang diatas, sangat jelas
peran Sarana Prasarana Sekolah menjadi Kewajiban bagi Satuan pendidikan untuk
menyediakannya. Proses Penyediaan Sarana Prasarana Sekolah terkait dengan
Prosedur dalam pengadaan Sarana prasarana Sekolah.
Dalam Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Bab VII pasal42 ayat 1 dan 2: (1) Setiap satuan pendidikan
wajib memiliki sarana yang meliputi: perabot, peralatan pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan yangdiperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan; dan (2)
Dari setiap satuan pendidikan meliputi: lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang
guru,ruang perpustakaan, ruang laboratorium, kantin, tempat berolah raga dan
tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
(Paturan Pemeritah No. 19 RI Tahun 2005).
Dari Pentingnya sarana prasarana sebagai penunjang kegiatan belajar
mengajar, maka proses manajemen sarana prasarana merupakan upaya yang
penting dilakukan oleh satuan pendidikan. Manajemen Sarana Prasarana dapat
diartikan sebagai segenap proses pengadaan dan pendaya gunaan komponen-
komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang proses
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien (Barmawi
dalam Khoiriyah, Sudjarwo, & Rini, 2014). Facilities management is a
process that ensures that buildings and other technical systems support the
operations of an organization (Asiabaka, 2008). Sarana Prasarana Pendidikan
pada dasarnya dapat dibagi empat kelompok, yaitu: tanah, bangunan,
perlengkapan dan perabotan sekolah. Dan Ruang lingkup Manajemen Sarana
Prasarana Meliputi: 1) perencanaan kebutuhan, 2) pengadaan, 3)
penginventarisasian;4) penggunaan, 5) pemeliharaan, 6) penghapusan, dan 7)
pengembangan.(Rohiyat, 2008). Perencanaan sarana dan prasarana adalah suatu
proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah, baik
yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan dimasa yang akan datang
untuk mencapai tujuan tertentu (Bafadal, 2008).
Selanjutnya, Standard Operational Procedure (SOP) adalah pedoman yang
berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada di dalam suatu organisasi
yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan, langkah atau tindakan
dan penggunaan fasilitas pemrosesan yang dilaksanakan oleh orangorang di dalam
suatu organisasi, telah berjalan secara efektif. (Hadiwoyono & Panjaitan Dalam
Kadafi & Amirudin, 2017), konsisten, standar, dan sistematis. Menjelaskan bahwa
Standar Operasional Prosedur (SOP) harus dibuat secara komprehensif untuk
mempermudah dalam mendapatkan bukti sehingga dapat membantu proses
penyelesaian suatu masalah. (Yen, et.al dalam Kadafi & Amirudin, 2017).

A. PENGERTIAN MANAJEMEN PEMBINAAN PTK BERBASIS


SEKOLAH

Pembinaan dan pengembangan pegawai merupakan fungsi pengelolaan


personil yang mutlak perlu, untuk memperbaiki, mejaga, dan meningkatkan
kinerja pegawai. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara on the job training dan
in service training. Kegiatan pembinaan dan pengembangan ini tidak hanya
menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karier pegawai. Suatu
program pembinaan tenaga kependidikan biasanya diselenggarakan atas asumsi
adanya berbagai kekurangan dilihat dari tuntutan organisasi, atau karena adanya
kehendak dan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dikalangan tenaga
kependidikan itu sendiri.
Menurut (Purwanto, 2007) Pembinaan atau pengembangan tenaga
kependidikan merupakan usaha mendaya-gunakan, memajukan dan meningkatkan
produktivitas kerja setiap tenaga kependidikan yang ada di seluruh tingkatan
manajemen organisasi dan jenjang pendidikan (sekolah). Tujuan dari kegiatan
pembinaan ini adalah tumbuhnya kemampuan setiap tenaga kependidikan yang
meliputi pertumbuhan keilmuannya, wawasan berpikirnya, sikap terhadap
pekerjaannya dan keterampilan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari sehingga
produktivitas kerja dapat ditingkatkan. Suatu program pembinaan tenaga
kependidikan biasanya diselenggarakan atas asumsi adanya berbagai kekurangan
dilihat dan tuntutan organisasi, atau karena adanya kehendak dan kebutuhan untuk
tumbuh dan berkembang di kalangan tenaga kependidikan itu sendiri.

B. PRINSIP DALAM PENYELENGGARAAN PEMBINAAN


Terdapat beberapa prinsip yang patut diperhatikan menurut Eka Prihatin
(2011: 78) dalam penyelenggaraan pembinaan tenaga kependidikan ini, yaitu:
a) Pembinaan tenaga kependidikan patut dilakukan untuk semua jenis tenaga
kependidikan baik untuk tenaga struktural, tenaga fungsional maupun tenaga
teknis pendidikan.
b) Pembinaan tenaga kependidikan berorientasi pada perubahan tingkah laku
dalam rangka untuk peningkatan kemampuan professional dan atau teknis untuk
pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan posisinya masing-masing.
c) Pembinaan tenaga kependidikan dilaksanakan untuk mendorong
Meningkatkan kontribusi setiap individu terhadap organisasi pendidikan, dan
menyediakan bentuk-bentuk penghargaan, kesejahteraan dan intensif sebagai
imbalnya guna menjamin terpenuhinya secara optimal secara kebutuhan sosial
ekonomis maupun kebutuhan psikologi.
d) Pembinaan tenaga kependidikan dirintis dan diarahkan untuk mendidik
dan dilatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki jabatan/ posisi,
baikkarena kebutuhan-kebutuhan yang berorientasi terhadap lowongan jabatan
yang akan datang.
e) Pembinaan tenaga kependidikan sebenarnya dirancang untuk memenuhi
tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan profesi, pemecahan masalah,
kegiatan remedial, pemeliharaan motivasi kerja dan ketahanan organisasi
pendidikan.

f) Khusus menyangkut pembinaan dan jenjang karier tenaga kependidikan


disesuaikan dengan kategori masing-masing jenis tenaga kependidikan itu sendiri
meskipun demikian, dapat saja berjalan karir seseorang menempuh penugasan
yang silih berganti antara struktural dan fungsional hingga kepuncakan karirnya
tentu saja untuk hal tersebut ditempuh prosedurprosedur yang tidak mengurangi
arti profesionalisme yang hendak diwujudkan.

C. PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMBINAAN TENAGA


KEPENDIDIKAN

Dikutip dari kemendikbud (2012) Beberapa prinsip yang patut


diperhatikan dalam penyelenggaraan pembinaan tenaga kependidikan ini yaitu:

1. Pembinaan tenaga kependidikan patut dilakukan untuk semua jenis tenaga


kependidikan baik untuk tenaga structural, tenaga fungsional maupun tenaga
teknis penyelenggara pendidikan.
2. Pembinaan tenaga kependidikan berorientasi pada perubahan tingkah laku
dalam rangka peningkatan kemampuan professional dan atau teknis untuk
pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan posisinya masing-masing.
3. Pembinaan tenaga kependidikan dilaksanakan untuk mendorong
meningkatnya kontribusi setiap individu terhadap organisasi pendidikan atau
sistem sekolah; dan menyediakan bentuk-bentuk penghargaan, kesejahteraan dan
insentif sebagai imbalannya guna menjamin terpenuhinya secara optimal
kebutuhan social ekonomis maupun kebutuhan social-psikologi.
4. Pembinaan tenaga kependidikan dirintis dan diarahkan untuk mendidik
dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki jabatan/posisi, baik
karena kebutuhan-kebutuhan yang berorientasi terhadap lowongan jabatan/posisi
di masa yang kan datang.
5. Pembinaan tenaga kependidikan sebenarnya dirancang untuk memenuhi
tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan profesi, pemecahan masalah,
kegiatankegiatan remedial, pemeliharaan motivasi kerja dan ketahanan organisasi
pendidikan.

C. MANFAAT DAN TUJUAN PEMBINAAN PTK BERBASIS


SEKOLAH
Pembinaan dan peningkatan profesi guru merupakan hal yang sangat penting bagi
seorang guru karena pengembangan dan peningkatan profesi guru juga di lakukan
dalam rangka menjaga agar kompetensi ke profesiannya tetap sesuai dengan
perkembangan zaman yang semakin modern. Pembinaan dan pengembangan
profesi guru meliputi : pembinaan pedagogic, kepribadian, professional, dan
sosial.
Pendidik dan tenaga kependidikan membutuhkan dan memerlukan pembinaan dan
pengembangan untuk memeperbaiki dan meningkatkan dirinya termasuk
tugasnya. Pembinaan libih berorientasi pencapaian standar minimal yaitu
disarankan untuk dapat melakukan pekerjaan atau tugasnya sebaik mungkin dan
menghindari pelanggaran.

D. PEMBERHENTIAN DAN PENSIUNAN PTK


Definisi Istilah Pemberhentian tenaga pendidik adalah suatu kegiatan dimana
tenaga pendidik di berhentikan dari kinerjanya yang di karenakan suatu hal dan
diberhentikan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku. Pemberhentian
pegawai merupakan fungsi personalia yang menyebabkan Terlepasnya pihak
organisasi dan personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja
dan sebagai pegawai. Untuk selanjutnya mungkin masing-masing pihak terikat
dalam perjanjian dan ketentuan sebagai bekas pegawai dan bekas lembaga tempat
kerja.

E. JENIS-JENIS PEMBERHENTIAN PTK

Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah, khususnya


pegawai negeri sipil sebab- sebab pemberhentian pegawai ini dapat
dikelompokkan ke dalam tiga jenis :
(1) Pemberhentian Atas Permohonan Sendiri,
Pemberhentian atas permohonan pegawai sendiri, misalnya karena pindah
lapangan pekerjaan pegawai sendiri, misalnya karena pindah lapangan pekerjaan
yang bertujuan memperbaiki nasib.
(2) Pemberhentian Oleh Dinas Atau Pemerintah,
Jenis-jenis pemberhentian pegawai negeri sipil ada dua, yaitu:
1) Pemberhentian Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri Sipil.
PNS yang diberhentkan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil menerima
hak-hak kepegawaiannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku antara lain hak atas pension.
2) Pemberhentian tidak dengan hormat pegawai negeri sipil.
PNS yang diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil
kehilangan hak- hak kepegawaiannya antara lain hak atas pensiun.
3) Pemberhentian Sebab Lain-Lain.
Sementara pemberhentian karena alasan lain penyebabnya adalah pegawai yang
bersangkutan meninggal dunia, hilang, habis menjalani cuti diluar tanggungan
negara dan tidak melaporkan diri kepada yang berwenang, serta telah mencapai
batas usia pensiun.
Menurut Mulyasa (2004: 78) ada banyak alasan yang menyebabkan
seseorang tenaga kependidikan berhenti dari pekerjaannya, yaitu:

a) Karena permintaan sendiri untuk berhenti

b) Karena mencapai batas usia pensiun menurut ketentuan yang berlaku

c) Karena adanya penyederhanaan organisasi yang menyebabkan adanya


penyederhanaan tugas di satu pihak sedang dipihak lain diperoleh
kelebihan tenaga kerja.

d) Karena yang bersangkutan melakukan penyelewengan atau tindak pidana.

e) Karena yang bersangkutan tidak cakap jasmani dan rohani

f) Karena yang meninggalkan tugas dalam jangka waktu tertentu sebagai


pelanggaran atas ketentuan yang berlaku.

g) Karena meninggal dunia atau karena hilang sebagaimana dinyatakan oleh


pejabat yang berwenang.

Anda mungkin juga menyukai