DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK I
KELAS E
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Masalah Kespro Pada Remaja Wanita/Laki-laki” dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Kami juga berterimakasih kepada Ibu Debby Cintya Yun, SST,
MKM dosen mata kuliah Asuhan Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan Kontrasepsi yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Masalah Kespro Pada Remaja Wanita/Laki-laki”.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Kelompok I
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3. Tujuan ............................................................................................................. 3
1.4. Manfaat ........................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
2.1. Definisi Gangguan Haid/Menstruasi Pada Remaja Wanita ............................ 5
2.2. Jurnal Yang Berkaitan Dengan Gangguan Haid/Menstruasi Pada Remaja
Wanita ............................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 10
3.2. Saran................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gangguan menstruasi merupakan indikator penting yang menunjukkan adanya
gangguan fungsi sistem reproduksi yang dapat dihubungkan dengan peningkatan risiko
berbagai penyakit seperti kanker rahim dan payudara, infertilitas, serta fracture tulang.4
Perubahan panjang dan gangguan keteraturan siklus menstruasi menggambarkan adanya
perubahan produksi hormon reproduksi. Pemendekan masa folikuler menyebabkan siklus
menstruasi menjadi lebih singkat (polimenore) berhubungan dengan penurunan
kesuburan dan keguguran; sedangkan pemanjangan siklus menstruasi (oligomenore)
berhubungan dengan kejadian anovulasi, infertilitas, dan keguguran. Siklus menstruasi
dikatakan normal jika jarak antara hari pertama keluarnya darah menstruasi dan hari
pertama menstruasi.2
Nyeri haid atau dismenore adalah gangguan ditandai dengan nyeri perut bagian
bawah yang terjadi selama menstruasi, tetapi rasa sakit mungkin mulai hari ke-2 atau
lebih sebelum menstruasi. Hal ini kadang-kadang dikaitkan dengan sakit kepala, mual,
muntah, sakit perut yang difus, sakit punggung, malaise umum, kelemahan, dan gejala
gastrointestinal lainnya. Dismenore dibagi menjadi primer dan sekunder. Dismenore
primer terjadi segera setelah menarche biasanya pada 6 sampai 12 bulan pertama dan
selalu berhubungan dengan siklus ovulasi sedangkan dismenore sekunder adalah nyeri
menstruasi yang berhubungan kelainan patologis panggul. Dismenore sering terabaikan
karena dokter tidak sepenuhnya menyadari prevalensi dan morbiditasnya yang tinggi.1
Di Amerika Serikat, dismenore adalah penyebab paling utama ketidakhadiran
berulang di sekolah. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa, remaja dengan
dismenore, mengalami penuruanan pada prestasi akademis, sosial dan kegiatan olahraga
(Singh et al, 2008).Remaja yang mengalami dismenore pada saat menstruasi mempunyai
lebih banyak hari libur kerja dan prestasinya kurang begitu baik disekolah dibandingkan
remaja yang tidak terkena dismenore.1
Wanita usia reproduktif banyak memiliki masalah menstruasi atau haid yang
abnormal,seperti sindrom menstruasi dan menstruasi yang tidak teratur. Wanita-wanita
usia reproduktif zaman modern seperti sekarang ini sering dihadapkan pada berbagai
masalah-masalah psikososial, medis dan ekonomi, sehingga dapat menimbulkan stres
bagi wanita yang tidak mampu beradaptasi dengan tekanan eksternal dan internal.
Sehingga stres dapat dikatakan sebagai faktor etiologi dari gangguan menstruasi. Stres
merupakan suatu respon fisiologis, psikologis manusia yang mencoba untuk
mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal.1
2
Menurut Harahap (2001), hasil angket yang diberikan kepada peserta pelatihan di
salah satu pusat industri di Indonesia menunjukkan keluhan buruh wanita (Jumlah
responden 55 orang), antara lain nyeri haid 58,18%, menstruasi yang tidak teratur
41,82%, nyeri pinggang 34,55% dan nyeri perut bagian bawah 16,36%. Gambaran
tersebut sangat menunjukkan adanya buruh yang mengalami beberapa gejala yang terkait
dengan kesehatan reproduksi. Keluhan itu dialami oleh buruh wanita usia reproduksi
sehingga kondisi pun di khawatir akan menganggu produktivitas mereka.2
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Desty Nur Isnaeni (2010) di Universitas
Sebelas Maret pada mahasiswa D4 kebidanan jalur reguler, didapatkan bahwa siklus
menstruasi normal sejumlah 58,90%, siklus menstruasi normal dengan dismenorea
sejumlah 28,77%, siklus menstruasi polimenorea sejumlah 2,74%, siklus menstruasi
oligomenorea sejumlah 4,11%, siklus oligomenorea dengan dismenorea sejumlah 5,48%
serta tidak ditemukan yang mengalami siklus menstruasi polimenorea dengan
dismenorea. Berdasarkan uraian di atas maka kelompok tertarik untuk membahas lebih
dalam terkait “Gangguan Haid/Menstruasi Pada Remaja Wanita”.2
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui definisi dari kepercayaan dan budaya/tradisi.
1.3.2. Untuk mengetahui dan mereview hasil jurnal yang berkaitan dengan gangguan haid
atau menstruasi pada remaja wanita.
1.4. Manfaat
Hasil makalah ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep tentang gangguan haid atau menstruasi
pada remaja wanita. Selain itu hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber dalam
hal penambahan materi tentang gangguan haid atau menstruasi pada remaja wanita.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2. Jurnal Masalah Gangguan Haid Pada Remaja Wanita
5
Judul, Penulis, Jumlah Halaman, Volume, Tahun Publikasi Jurnal, dan Nama Jurnal
Judul jurnal yang di ambil atau di bahas oleh kelompok yaitu “Gangguan Siklus
Menstruasi Pada Remaja : Literatur Review”. Penulis jurnal berjumlah 4 orang yaitu
Muhammad Arifin Ilham, Nurul Islamy, Syahrul Hamidi, dan Ratna Dewi Puspita Sari.
Jumlah halaman yaitu 8 halaman dengan nomor halaman dimulai dari 185-192. Volume
jurnal yaitu volume 5 nomor 1 dengan tahun publikasi jurnal yaitu Februari 2023. Nama
jurnal yaitu Jurnal Penelitian Perawat Profesional.
6
mengalami menarche ≥12 tahun. Tidak ada asosiasi yang signifikan antara BMI dan variabel
siklus menstruasi yang diamati.
Temuan serupa dilaporkan oleh penelitian yang dilakukan Reddy dkk. Studi ini
menunjukkan 58% dari remaja melaporkan masalah fisik sebelum menstruasi, 45%
mengalami sakit kepala, 61,6% nyeri perut bagian bawah dan 68,3% mengalami nyeri
punggung. Dalam penelitian ini, lebih dari sepertiganya (39%) pernah mengalami stres
menjelang menstruasi dan 52% dari anak perempuan memiliki sindrom pra-menstruasi.
Sebagian besar remaja putri merasa gelisah dan mudah tersinggung, suasana hati tidak stabil
dan stres saat menstruasi.
Menstruasi terdiri dari tiga fase yaitu fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal.
Menstruasi berkaitan erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ovulasi. Ketika ovulasi
teratur, maka siklus menstruasi akan teratur. Fase-fase yang terjadi selama siklus menstruasi
diantaranya yaitu:
a. Fase folikuler yaitu fase yang terjadi pada hari pertama atau sebelum sel telur dilepaskan.
b. Fase ovulasi atau fase saat sel telur dilepaskan yaitu fase yang biasanya dimulai sekitar 14
hari setelah fase folikuler. Fase ini merupakan pertengahan siklus menstruasi, dan periode
berikutnya dimulai sekitar 2 minggu kemudian.
c. Fase luteal dimulai segera setelah ovulasi dan mencakup proses berikut:
1. Setelah sel telur dilepaskan, folikel yang kosong berkembang menjadi struktur baru
yang disebut sel luteal.
2. Sel luteal mengeluarkan hormon progesteron. Hormon ini mempersiapkan rahim untu
kolonisasi embrio.
3. Ketika sperma telah membuahi sel telur (fertilisasi), sel telur yang telah dibuahi
(embrio) bergerak ke tuba falopi dan kemudian turun ke dalam rahim untuk
menyelesaikan proses implantasi. Pada titik ini, wanita tersebut dianggap hamil.
4. Jika pembuahan tidak terjadi, sel telur melewati rahim, mengering dan keluar dari
tubuh melalui vagina setelah sekitar 2 minggu. Karena dinding rahim tidak diperlukan
untuk mendukung kehamilan, lapisan tersebut rusak dan luruh. Darah dan jaringan
lapisan rahim (endometrium) membentuk siklus menstruasi, yang biasanya berlangsung
selama 4-7 hari.
Jurnal ini juga membahas bahwa terdapat beberapa gangguan haid diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Amenore adalah suatu keadaan berhentinya haid. Amenore dapat dibagi menjadi dua jenis,
7
yaitu amenore primer yang terjadi pada anak perempuan yang tidak menstruasi sebelum
usia 16 tahun dan pada anak perempuan yang tidak menunjukkan tanda-tanda
perkembangan karakteristik seksual sekunder. Amenore sekunder adalah kondisi yang
terjadi ketika menstruasi yang awalnya teratur tiba-tiba berhenti selama minimal 3 bulan.
b. Oligomenorrhea adalah suatu kondisi dimana siklus menstruasi terhenti selama lebih dari
35 hari.
c. Polimenore adalah suatu kondisi di mana siklus menstruasi terpisah kurang dari 21 hari.
Polimenore dapat disebabkan oleh kelainan endokrin yang menyebabkan gangguan
ovulasi dan fase luteal yang memendek.
d. Hipermenorrhea atau menorrhagia adalah gangguan menstruasi yang bermanifestasi
sebagai siklus menstruasi yang lebih lama dari rata-rata (lebih dari 8 hari) dan lebih dari
80 ml perdarahan menstruasi dalam satu siklus atau lebih dari 6 kali penggantian pembalut
per hari. Timbulnya hipermenore dapat disebabkan oleh kelainan rahim atau penyakit
seperti fibroid rahim (tumor jinak otot rahim), infeksi rahim atau hiperplasia endometrium
(penebalan lapisan rahim). Bisa juga disebabkan oleh kelainan atau kelainan di luar
kandungan, seperti anemia dan kelainan pembekuan darah serta kelainan endokrin.
e. Hypomenorrhea adalah gangguan siklus haid dimana haid lebih pendek dari biasanya
(hanya berlangsung 1-2 hari) dan aliran haid lebih sedikit yaitu kurang dari 40 ml dalam
satu siklus. Hipomenore disebabkan oleh kurangnya kesuburan endometrium, yang dapat
disebabkan oleh kekurangan gizi, penyakit kronis atau ketidakseimbangan hormon seperti
gangguan endokrin. Defisiensi estrogen dan progesteron, stenosis membranosa, stenosis
serviks uterus, sinekia uterus.
f. Dismenore adalah suatu kondisi di mana rasa sakit yang parah terjadi selama menstruasi.
Gejala dismenore dapat dirasakan berbeda pada setiap wanita, gejala yang berhubungan
dengan dismenore biasanya ditandai dengan keluhan seperti kram perut, nyeri tumpul atau
rasa tidak nyaman pada perut, nyeri punggung, sakit kepala, nyeri pada seluruh tubuh,
mual, gerakan pencernaan meningkat , nyeri di paha, sembelit dan nafsu makan menurun.
8
Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat dinilai pada menstruasi antara lain siklus menstruasi, lama
menstruasi, jumlah darah yang keluar dalam satu kejadian menstruasi dan beberapa gangguan
seperti nyeri saat menstruasi (dismenore), premenstrual sindrom (PMS), dan lain-lain. Siklus
menstruasi merupakan jarak antara hari pertama menstruasi dengan hari pertama menstruasi
berikutnya, normalnya tidak kurang dari 21 hari dan tidak lebih dari 35 hari. Gangguan siklus
menstruasi antara lain amenorea (tidak terjadinya menstruasi), oligomenorea (interfal
menstruasi lebih dari 35 hari) dan polimenorea (siklus menstruasi kurang dari 21 hari).
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Haid merupakan proses kematangan seksual bagi seorang wanita. Haid adalah
pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi)
endometrium. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai suatu siklus yang
klasik adalah 28 hari, tetapi cukup bervariasi tidak sama untuk setiap wanita. Lama haid
biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit- sedikit dan adayang
sampai 7-8 hari. Jumlah darah normal yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. Rata-rata
panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanitausia 43 tahun
27,1 hari dan pada wanita usia 55 tahun ialah 51,9 hari. Siklus haid yang terjadi diluar
keadaan normal, atau dengan kata lain tidak berada pada interval pola haid pada rentang
waktu kurang dari 21 atau lebih dari 35 hari dengan interval pendarahan uterus normal
kurang dari 3 atau lebih dari 7 hari disebut siklus menstruasi/haid yang tidak teratur.
Gangguan Haid digolongkan atas 4 bagian yaitu kelainan banyaknya darah dan lamanya
pendarahan pada haid, kelainan siklus, perdarahan di luar hanya dirangsang
pertumbuhannya oleh estrogen.
Gangguan menstruasi adalah kondisi ketika siklus menstruasi mengalami anomali
atau kelainan. Hal ini bisa berupa perdarahan menstruasi yang terlalu banyak atau terlalu
sedikit, siklus menstruasi yang tidak beraturan, dan bahkan tidak haid sama sekali.
Gangguan menstruasi merupakan keluhan yang sering menyebabkan seorang
wanita datang berobat ke dokter atau ke tempat pertolongan pertama. Keluhan gangguan
menstruasi bervariasi dari ringan sampai berat dan tidak jarang menyebabkan rasa
frustasi baik bagi penderita, keluarganya bahkan dokter yang merawatnya. Selain
menyebabkan gangguan kesehatan, gangguan menstruasi ternyata berpengaruh pada
aktivitas sehari-hari dan mengganggu emosional si penderita.
10
3.2. Saran
Bidan perlu mempelajari dengan baik terkait gangguan menstruasi yang
seringkali terjadi pada remaja atau pun dewasa. Pada pembahasan ini tentang gangguan
menstruasi, betapa pentingnya benar-benar diperhatikan dan dapat bermanfaat bagi kita
semua untuk mengantisipasi dari pada bentuk gangguan menstruasi yang seringkali
diremehkan dan tidak diperhatikan.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Sarihu, H. (2020). Buku Saku Menstruasi Pertama Bagi Remaja (Berkenalan Dengan
Menstruasi). Sleman: Universitas Alma Ata Press.
2. Sinaga, E. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta: Universitas Nasional
IWWASH Global One.
3. Ilham, M. A. (2023). Gangguan Siklus Menstruasi Pada Remaja : Literatur Review.
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 185-192.
12