Anda di halaman 1dari 7

KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradilan Islam
Dosen Pengampu Bapak Sahal Abidin, S.H.I., M.H

Disusun Oleh :

Difa Hanif Mahendrawan (20. 74230.002)

AHWAL SYAKHSIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekuasaan kehakiman menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan
kekuasaan yang merdeka yang dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan di
bawahnya, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi, untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan.Berkaitan dengan kemandirian kekuasaan kehakiman,
sebenarnya masalah tersebut sudah diatur secara konstitusional dalam Penjelasan Pasal 24 dan 25
UUD 1945.
Tentang kekuasaan kehakiman yang merdeka dalam arti terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah, juga ditegaskan kembali, baik dalam UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman maupun dalam UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. Di Indonesia
kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi
(Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 setelah perubahan).
Sebelumnya Undang-Undang yang secara khusus mengatur tentang Kekuasaan Kehakiman
adalah Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman dan
Undang-Undang No. 35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 14 Tahun 1970. Undang-
Undang No. 14 Tahun 1970 merupakan induk dan kerangka umum yang meletakkan dasar, asas
dan pedoman bagi lingkungan peradilan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Kekuasaan kehakiman di Indonesia ?
2. Bagaimanakah Mahkamah Agung dan Lembaga Peradilan di Bawahnya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Kekuasaan kehakiman di Indonesia
2. Untuk mengetahui Mahkamah Agung dan Lembaga Peradilan di Bawahnya
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA

Kekuasaan kehakiman di Indonesia mengalami sangat mendasar sejak masa


Reformasi, diawali dengan adanya TAP MPR RI Nomor X/MPR/1999 tentang Pokok –
pokok Reformasi Pembangunan dalam Rangka Penyelamatan dan Normalisasi sebagai
haluan negara menuntut adanya pemisahan yang tegas antara fungsi – fungsi judikatif dan
yudikatif.
Sejak adanya TAP MPR , peraturan yang mengatur kekuasaan kehakiman ,yaitu
Undang – Undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Ketentuan – ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman diubah dengan Undang – Undang Nomor 35 tahun 1999 tentang
Perubahan atas Undang – Undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Ketenetuan – ketentuan
Pokok Kekuasaan Kehakiman.
Perubahan pokok dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 1999 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kekuasaan mengenai penghapusan campur tangan kekuasaan kekuasaan kehakiman
(judikatif). Perubahan penting finansial administrasi dalam kekuasaan yang badan di
sebelumnya, dan bawahnya peradilan finansial kehakiman berada yang Mahkamah
adalah di bawah Agung segala bawah kekuasaan dan urusan Mahkamah administrasi,
badanMahkamahorganisasi.peradilanAgungdan yang Agung ada secara berada
organisatoris, di berada di bawah departemen.
Selanjutnya, kekuasaan kehakiman di Indonesia mengalami perkembangan Undang
Dasar 1945 dan perubahan menjadi Undang-Undang dengan adanya Dasar
AmandemenNegara Republik Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 telah mengubah sistem penyelenggaraan negara di bidang judikatif atau kekuasaan
kehakiman sebagaimana termuat dalam Bab IX tentang KEKUASAAN KEHAKIMAN
Pasal 24, Pasal 24A, Pasal 24B, Pasal 24C, dan Pasal 25.
Berdasarkan pasal-pasal tersebut, kekuasaan kehakiman yang semula dilakukan oleh
pengadilan dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan
peradilan tata usaha negara dengan Mahkamah Agung sebagai pengadilan tertinggi
berubah menjadi kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
sebuah pelaksana kekuasaan kehakiman baru yang disebut Mahkamah Konstitusi.

Dengan adanya perubahan tersebut, undang-undang yang mengatur kekuasaan


kehakiman di Indonesia mengalami perubahan pula karena harus disesuaikan dengan
undang-undang dasar sebagai peraturan yang lebih tinggi agar peraturan yang tingkatnya
lebih rendah tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi. Kekuasaan
kehakiman yang semula diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 1970 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman diubah dengan diundangkannya
Undang-Undang Nomor 35tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
14 tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, kemudian
diganti dengan Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan
karena Undang- Undang ini tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum
dan ketatanegaraan menurut Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 maka di ganti dengan Undang - Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman.
Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
Pancasila dan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 demi
terselenggaranya negara Hukum Republik Indonesia.
Masing - masing peradilan sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman diatur dengan
perundang - undangan sebagaimana di jelaskan di bawah ini.
B. Mahkamah Agung dan Lembaga Peradilan di Bawahnya
Peraturan perundang - undangan yang mengatur tentang Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang berada di bawahnya adalah sebagai berikut :
1. Undang - Undang Nomor 14 tahun Undang - Undang Nomor 14 tahun 1985
tentang Mahkamah Agung diubah menjadi Undang - Undang Nomor 5 tahun
2004 tentang Perubahan atas Undang - Undang Nomor 14 tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung dan Undang - Undang Nomor 3 tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua atas Undang - Undang Nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
2. Undang - Undang Nomor 2 tahun 1986 tentang Peradilan Umum diubah
menjadi Undang- Undang Nomor 8 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang -
Undang Nomor 2 tahun 1986 tentang Peradilan Umum dan Undang - Undang
Nomor 49 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang - Undang Nomor 2
tahun 1986 tentang Peradila Umum.
3. Undang - Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
diubah menjadi Undang - Undang Nomor 9 tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang - Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan
Undang - Undang Nomor 51 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang -
Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
4. Undang - Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama di ubah
menjadi Undang - Undang Nomor 3 tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang -
Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan Undang - Undang
Nomor 50 tahu 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang - Undang Nomor 7
tahun 1989 tentang Peradilan Agama .
5. Undang - Undang Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kekuasaan kehakiman yang semula diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 1970
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman diubah dengan diundangkannya
Undang-Undang Nomor 35tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 14 tahun
1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, kemudian diganti dengan
Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan karena Undang-
Undang ini tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum dan ketatanegaraan
menurut Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 maka di ganti dengan
Undang - Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Mahkamah Agung dan Lembaga Peradilan di Bawahnya Peraturan perundang - undangan yang
mengatur tentang Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya adalah
sebagai berikut : 1.Undang - Undang Nomor 14 tahun Undang - Undang Nomor 14 tahun 1985
tentang Mahkamah Agung diubah menjadi Undang - Undang Nomor 5 tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang - Undang Nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung dan Undang
- Undang Nomor 3 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang - Undang Nomor 14 tahun
1985 tentang Mahkamah Agung.

Undang - Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara diubah menjadi
Undang - Undang Nomor 9 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang - Undang Nomor 5 tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan Undang - Undang Nomor 51 tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang - Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara.
DAFTAR PUSTAKA

Suparman Jassin, M.Ag. 2015, Sejarah Peradilan Islam, Bandung CV.PUSTAKA SETIA

Anda mungkin juga menyukai