KATA PENGANTAR
mata
Peradilan
Agama
di
Indonesia.
Semoga
dengan
bersifat
membangun
senantiasa
Penyusun
Kelompok 4
kami
harapkan
demi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
?
C.
TUJUAN
1.
era reformasi.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
bahwa,
segala
urusan
mengenai
peradilan
baik
yang
4.
Keputusan Presiden.
D.
melalui UU No. 4 Tahun 2004 ini adalah untuk merealisasikan amanat dari
UU No. 35 Tahun 1999, yakni mengalihkan semua pengadilan dari masingmasing Departemennya menjadi satu atap di bawah Mahkamah Agung
untuk menjamin kemerdekaannya dari campur tangan eksekutif dan
menguatkan kedudukan pengadilan. Perkembangan penting dengan
diundangkannya UU ini maka kedudukan, peran dan fungsi yang diberikan
kepada
Peradilan
Agama
semakin
luas
dan
mantap
dengan
peradilan oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman, kecuali dalam hal-
pengadilan dari empat lingkungan peradilan dari Departemen masingmasing ke Mahkamah Agung. Dengan demikian campur tangan eksekutif
terhadap pembinaan organisasi, administrasi, dan finansial pengadilan
tidak ada lagi dan kemandirian serta kemerdekaan hakim diharapkan
lebih terjamin.
4.
oleh
atasannya
menjadi
mengucapkan
sumpah
dihadapan
pimpinannya[5].
5.
telah disejajarkan dengan Peradilan Umum sehingga tidak ada lagi istilah
Peradilan Khusus bagi Peradilan Agama sebagaimana pernah diatur dalam
UU No. 14 Tahun 1970 sebelumnya. Dan dengan demikian dimungkinkan
dibentuknya pengadilan khusus dalam lingkungan Peradilan Agama.
6.
namun
tanpa
peradilan
mengubah
syariah
Islam,
fungsi
khusus
pertama,
dari
Peradilan
sudut
Agama
sebagai
kedudukan
dan
E.
dan
sarana
prasarana,
serta
kewenangan
dan
hukum
1)
Di
reformasi,
eksistensi
Peradilan
Agama
mencapai
puncak
tahun
2004,
terjadi
perubahan
sangat
signifikan
yang
agama. Hal lain yang penting dalam kedudukan peradilan agama di era
reformasi adalah dalam hal pembinaan dan pengawasan.
2)
Tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama yang
diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2005 tersebut,
kemudian diimplementasikan dengan surat Sekretaris Mahkamah Agung
RI Nomer: MA/SEK/07/SK/III/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Mahkamah Agung RI.
Dalam keputusan tersebut, ditentukan bahwa Direktorat Jenderal Badan
Peradilan Agama terdiri atas:[7]
a)
b)
c)
d)
3)
reformasi,
Mahkamah
Agung
anggaran
mengalami
untuk
badan
peningkatan
peradilan
seiring
dilingkungan
dengan
upaya
2.
Asas kebebasan.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
dan
sarana
prasarana,
serta
kewenangan
dan
hukum
Penutup
Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas antusias
dari pembaca yang telah sudi menelaah dan mengimplementasikan isi
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Semoga makalah ini
berguna bagi kelompok kita pada khususnya juga para pembaca yang
dirahmati Allah Azza wa Jalla. Amiin
DAFTAR PUSTAKA