Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MAHKAMAH AGUNG

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dosen WAHYUDIN
FITRIANA, M.Pd.

Disusun oleh:

Afifah Nur Fitriani (1810631050037)

Amila A’rofi Laaras Ati Utami (1810631050136)

Diaz Firyal Afifah (1810631050078)

Valeryan Yusuf (1810631050079)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta
hidayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dan salam semoga
tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Makalah ini memuat tentang ”Tugas dan Wewenang Mahkamah Agung” dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.
Saya ucapankan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Bapak Wahyudin Fitriana, M.Pd. yang sudah membimbing kami dalam proses pembelajaran.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. kami mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Karawang, 5 Maret 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................... 2
Daftar isi ............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
Latar Belakang ........................................................................................................ 4
Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 5
Manfaat Penulisan .................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 6
Pengertian Mahkamah Agung................................................................................. 6
Tugas Pokok dan Fungsi Mahkamah Agung ........................................................... 6
Wewenang dan Fungsi Mahkamah Agung.............................................................. 9
Susunan Struktur Mahkamah Agung ..................................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11
Kesimpulan.............................................................................................................. 11
Kritik dan Saran ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahkamah Agung Republik Indonesia (disingkat MA RI atau MA) adalah lembaga tinggi
negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan
kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-
cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam
lingkunganperadilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkunganperadilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara. Kekuasaan kehakiman kekuasaan negara yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
berdasarkan Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
pasca Amandemen ketiga, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.
Dalam melaksanakan tugas di lembaga Mahkamah Agung, maka tugas dijalankan oleh
Hakim Mahkamah Agung. Hakim Mahkamah Agung yang di maksud di sini, adalah hakim
yang berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung yaitu disebut Kekuasaan kehakiman,
dalam konteks negara Indonesia, adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila,
demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.
Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 telah membawa perubahan dalam kehidupan
ketatanegaraan. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa kekuasaan kehakiman
dilaksanakan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada di bawahnya dalam
lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, Lingkungan Peradilan Militer,
dan lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, sesuai dengan Pasal 24 ayat 2 Undang-
Undang Dasar 1945.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan Mahkamah Agung ?
2. Apa saja tugas dan fungsi Mahkamah Agung ?
3. Apa saja Wewenang Mahkamah Agung ?
4. Apa saja Susunan Struktur Mahkamah Agung?

4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dan pengertian Mahkamah Agung.
2. Untuk memahami tugas, dan fungsi Mahkamah Agung.
3. Untuk mengetahui Kewenangan Mahkamah Agung.
4. Untuk mengetahui Susunan Struktur Mahkamah Agung.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini untuk memberitahu kepada para pembaca agar
mengetahui tugas dan wewenang Mahkamah Agung.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mahkamah Agung


Mahkamah agung adalah lembaga tertinggi dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah
Konstitusi. Mahkamah agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata
usaha Negara.
Saat ini lembaga Mahkamah Agung berdasarkan pada UU. No. 48 Tahun 2009 tentang
kekuasaan kehakiman UU ini juga telah mencabut dan membatalkan berlakunya UU No. 4
tahun 2004. Undang-undang ini di susun karena UU No.4 Tahun 2004 secara substansi
dinilai kurang mengakomodir masalah kekuasaan kehakiman yang cakupannya cukup luas,
selain itu juga karena adanya judicial review ke Mahkamah Konstitusi atas pasal 34 UU No.4
Tahun 2004, karena setelah pasal dalam undang-undang yang di-review tersebut diputus
bertentangan dengan UUD, maka saat itu juga pasal dalam undang-undang tersebut tidak
berlaku, sehingga untuk mengisi kekosongan aturan/hukum, maka perlu segera melakukan
perubahan pada undang-undang dimaksud.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Mahkamah Agung


Fungsi Mahkamah Agung menurut UUD 1945 ada 5, yaitu:
1. Fungsi Peradilan
a) Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan pengadilan kasasi
yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi
dan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh
wilayah negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar.
b) Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang
memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir.
 Semua sengketa tentang kewenangan mengadili.
 Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap (Pasal 28, 29,30,33 dan 34 Undang-undang Mahkamah Agung No. 14
Tahun 1985).

6
 Semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal
perang Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku (Pasal 33 dan Pasal 78
Undang-undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985).
c) Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu wewenang
menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang
tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan
dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang Mahkamah
Agung Nomor 14 Tahun 1985).

2. Fungsi Pengawasan
a) Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di
semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan Pengadilan-
pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas
peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim
dalam memeriksa dan memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-undang
Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun 1970).
b) Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan :
 Terhadap pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan perbuatan Pejabat
Pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok
Kekuasaan Kehakiman, yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan meminta keterangan
tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi peringatan,
teguran dan petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan Hakim (Pasal 32
Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
 Terhadap Penasehat Hukum dan Notaris sepanjang yang menyangkut peradilan (Pasal
36 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).

3. Fungsi Mengatur
a) Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran
penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam
Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi
kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan
peradilan (Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79 Undang-undang No.14
Tahun 1985).
b) Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu
untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang.

7
4. Fungsi Nasehat
a) Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-pertimbangan
dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain (Pasal 37 Undang-undang
Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985). Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada
Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi (Pasal 35
Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985). Selanjutnya Perubahan Pertama
Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal 14 Ayat (1), Mahkamah Agung
diberikan kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden selaku Kepala
Negara selain grasi juga rehabilitasi. Namun demikian, dalam memberikan
pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi sampai saat ini belum ada peraturan
perundang-undangan yang mengatur pelaksanaannya.
b) Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi petunjuk kepada
pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 25
Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman. (Pasal 38 Undang-undang No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung).

5. Fungsi Administratif
a) Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan
Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat (1) Undang-undang
No.14 Tahun 1970 secara organisatoris, administrative dan finansial sampai saat ini
masih berada dibawah Departemen yang bersangkutan, walaupun menurut Pasal 11 (1)
Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah dialihkan dibawah kekuasaan Mahkamah
Agung.
b) Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab, susunan organisasi
dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-undang No. 35 Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman).

6. Fungsi Lain-Lain
Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan
setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat (2) Undang-undang
Nomor 14 Tahun 1970 serta Pasal 38 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985,
Mahkamah Agung dapat diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-
undang.

8
C. Wewenang dan Fungsi Mahkamah Agung
Menurut Undang-undang Dasar 1945, wewenang Mahkamah Agung adalah:
a. Memutu permohonan kasasi terhadap putusan pengadilan tingkat banding atau tinglkat
terakhir dari semua lingkungan peradilan,
b. menguji peraturan secara materiil terhadap perundang-undangan di bawah undang-
undang,
c. Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan di semua
lingkungan peradilan dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman.

D. Susunan Struktur Mahkamah Agung


1. Pimpinan Mahkamah Agung
 Ketua Mahkamah Agung,
 Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial,
 Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Nonyudisial,
 Ketua Kamar Perdata,
 Ketua Kamar Pidana,
 Ketua Kamar Agama,
 Ketua Kamar Militer,
 Ketua Kamar Tata Usaha Negara,
 Ketua Kamar Pembinaan,
 Ketua Kamar Pengawasan.

2. Hakim Anggota
Hakim Anggota Mahkamah Agung adalah Hakim Agung. Pada Mahkamah Agung
terdapat Hakim Agung sebanyak maksimal 60 orang. Hakim agung dapat berasal dari
sistem karier atau sistem non karier. Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial
kepada Dewan Perwakilan Rakyat, untuk kemudian mendapat persetujuan dan
ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden. Tugas Hakim Agung adalah Mengadili
dan memutus perkara pada tingkat Kasasi.

3. Kepaniteraan
Kepaniteraan Mahkamah Agung mempunyai tugas melaksanakan pemberian
dukungan di bidang teknis dan administrasi justisial kepada Majelis Hakim Agung dalam
memeriksa, mengadili dan memutus perkara, serta melaksanakan administrasi

9
penyelesaian putusan Mahkamah Agung. Kepaniteraan Mahkamah Agung dipimpin oleh
satu orang Panitera dan dibantu oleh 7 Panitera Muda yakni:
 Panitera Muda Perdata,
 Panitera Muda Perdata Khusus,
 Panitera Muda Pidana,
 Panitera Muda Pidana Khusus,
 Panitera Muda Perdata Agama,
 Panitera Muda Pidana Militer,
 Panitera Muda Tata Usaha Negara.

4. Sekretariat
Sekretariat Mahkamah Agung dipimpin oleh seorang Sekretaris dan dibantu oleh
6 unit eselon satu yakni :
 Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum,
 Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama,
 Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara,
 Badan Pengawasan,
 Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan
Peradilan,
 Badan Urusan Administrasi.

5. Pengadilan Tingkat Banding


Pengadilan tingkat banding yang berada di bawah Mahkamah Agung terdiri :
 Pengadilan Tinggi,
 Pengadilan Tinggi Agama,
 Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara,
 Pengadilan Militer Utama,
 Pengadilan Militer Tinggi.

6. Pengadilan Tingkat Pertama


Pengadilan tingkat pertama yang berada di bawah Mahkamah Agung terdiri :
 Pengadilan Negeri,
 Pengadilan Agama,
 Pengadilan Tata Usaha Negara,
 Pengadilan Militer.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mahkamah Agung terbentuk dan berdiri pada 19 Agustus 1949 dan diketuai oleh
Mr. Dr. R.S.E. Koesoemah Atmaja yang saat itu dilantik oleh Presiden Soekarno.
Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tertinggi negara dalam sistem
ketatangaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-
sama dengan Mahkamah Konstitusi.
Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung adalah: a) Memiliki kewenangan
dalam mengadili pada tingkat kasasi; b) Menguji peraturan perundang-undangan di
bawah Undang-Undang, dan memiliki wewenang lainnya yang diberikan dan diatur oleh
Undang-Undang; c) Memiliki kewenangan dalam mengajukan tiga orang anggota Hakim
Konstitusi; dan d) Memiliki kewajiban dalam memberikan pertimbangan kepada
Presiden dalam memberi grasi dan rehabilitasi.
Adapun tugas pokok dan fungsi Mahkamah Agung antara lain:
1. Fungsi Peradilan,
2. Fungsi Pengawasan,
3. Fungsi Mengatur,
4. Fungsi Nasihat,
5. Fungsi Administratif,
6. Fungsi Lain-lain.

A. Kritik dan Saran


Makalah ini sungguh kurang dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat
kami harapkan untuk memperbaiki penulisan makalah yang selanjutnya agar lebih baik. Dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Zamroni, 2009. Sejarah Mahkamah Agung: , (http/www.zamroni.com/40-sejarah-mahkamah-


agung.html, diakses tanggal 7 April 2011).

11
12

Anda mungkin juga menyukai