Diterjemahkan dari bahasa Islan ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Bahan Bakar 237 (2019) 555–565

Daftar isi tersedia diScienceDirect

Bahan bakar

halaman utama jurnal:www.elsevier.com/locate/fuel

Artikel Panjang Penuh

Studi tentang mode kemunculan unsur tanah jarang dalam abu layang batubara
dengan statistik dan prosedur ekstraksi kimia berurutan
Jinhe PanA, Chang Chun ZhouA,⁎, Mengcheng TangA, Shanshan CaoA, Cheng LiuA, Ning Ning ZhangD,
Mingzhong WenB,Yulin LuoC, Tingting HuA, Wanshun JiA
ALaboratorium Utama Pemrosesan Batubara & Pemanfaatan yang Efisien, Kementerian Pendidikan, Sekolah Teknik dan Teknologi Kimia, Universitas Pertambangan & Teknologi China,
Xuzhou 221116, China
BInstitut Desain dan Penelitian Jiangsu Geologi untuk Sumber Daya Mineral, Xuzhou, Jiangsu 221006, Cina
CPusatAnalisis & Komputasi Lanjut, Universitas Pertambangan & Teknologi China, Xuzhou, Jiangsu 221116, China
DSekolah Kimia dan Teknik Kimia, Universitas Sains dan Teknologi Xi'an, Xi'an, Shaanxi 710054, Tiongkok

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Kata kunci: Unsur tanah jarang dan yttrium (REY) adalah bahan penting yang strategis dalam industri pertahanan, kedirgantaraan, otomasi, dan elektronik, dan oleh karena itu, REY disebut sebagai "vitamin industri". Pemulihan

Abu terbang batubara REY dari abu terbang batubara telah diakui sebagai cara yang menjanjikan untuk memperluas sumber REY, dan karakterisasi REY dalam abu terbang batubara akan sangat penting untuk eksploitasi dan pemanfaatan

Unsur tanah jarang selanjutnya. Pekerjaan yang dilaporkan di sini menyelidiki mode terjadinya REY di fly ash. Sampel abu terbang batubara dikumpulkan dari Provinsi Guizhou. Hasil klasifikasi ukuran partikel menunjukkan bahwa
Mode kejadian
kandungan REY total serta komponen individu meningkat dengan penurunan ukuran partikel, dan REY menunjukkan tingkat pengayaan sedang pada partikel yang lebih kecil. Kandungan REY ditemukan berkorelasi
Statistik
kuat dan positif dengan kandungan silikon dan aluminium melalui analisis korelasi Pearson dan korelasi regresi. Model matematis antara REY dan Si/Al dibuat dan ini dapat digunakan untuk memprediksi kandungan
Prosedur ekstraksi kimia berurutan
REY dengan kandungan Si dan Al yang diketahui. Prosedur ekstraksi kimia berurutan untuk REY dalam abu layang batubara telah dirancang, dan hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa bentuk silikat &

aluminosilikat adalah mode dominan terjadinya REY; formulir ini menyumbang 80% dari materi. Oleh karena itu bentuk silikat & aluminosilikat, yang mengandung REY paling banyak, harus menjadi fokus proses

pemulihan selanjutnya. Model matematis antara REY dan Si/Al dibuat dan ini dapat digunakan untuk memprediksi kandungan REY dengan kandungan Si dan Al yang diketahui. Prosedur ekstraksi kimia berurutan

untuk REY dalam abu layang batubara telah dirancang, dan hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa bentuk silikat & aluminosilikat adalah mode dominan terjadinya REY; formulir ini menyumbang 80% dari

materi. Oleh karena itu bentuk silikat & aluminosilikat, yang mengandung REY paling banyak, harus menjadi fokus proses pemulihan selanjutnya. Model matematis antara REY dan Si/Al dibuat dan ini dapat digunakan

untuk memprediksi kandungan REY dengan kandungan Si dan Al yang diketahui. Prosedur ekstraksi kimia berurutan untuk REY dalam abu layang batubara telah dirancang, dan hasil dari pengujian ini menunjukkan

bahwa bentuk silikat & aluminosilikat adalah mode dominan terjadinya REY; formulir ini menyumbang 80% dari materi. Oleh karena itu bentuk silikat & aluminosilikat, yang mengandung REY paling banyak, harus

menjadi fokus proses pemulihan selanjutnya. formulir ini menyumbang 80% dari materi. Oleh karena itu bentuk silikat & aluminosilikat, yang mengandung REY paling banyak, harus menjadi fokus proses pemulihan

selanjutnya. formulir ini menyumbang 80% dari materi. Oleh karena itu bentuk silikat & aluminosilikat, yang mengandung REY paling banyak, harus menjadi fokus proses pemulihan selanjutnya.

1. Perkenalan
Unsur tanah jarang dan yttrium (REY) adalah unsur penting yang
digunakan dalam produk teknologi tinggi seperti katalis, ponsel, hard drive,
mesin hibrida, laser, magnet, baterai, dan televisi[1,2]. Signifikansi REY telah
diakui secara luas dalam 10 tahun terakhir karena ketidakseimbangan
antara penawaran dan permintaan.[3–6]. Untuk mendapatkan jumlah REY
lebih lanjut, sumber alternatif untuk sumber daya mineral konvensional
mungkin perlu dipertimbangkan.
Batubara dan produk sampingan batubara sekarang dianggap sebagai sumber
alternatif yang paling menjanjikan untuk elemen tanah jarang[7]mengikuti studi pertama
tentang unsur tanah jarang dalam batubara oleh Goldschmidt dan Peters[8]. Pada tahun
2016, Departemen Energi AS (DOE) memprakarsai Program Unsur Tanah Jarang untuk
mendukung pemulihan unsur tanah jarang dari batu bara dan produk sampingan batu
bara melalui pendekatan yang hemat biaya dan ramah lingkungan.[9]. Kandungan REY
rata-rata dalam batubara
fly ash (CFAs) telah diperkirakan sebesar 445 ppm[10], tetapi kandungan REY
dalam beberapa batubara lokal dan/atau abu batubara diketahui sama atau lebih
tinggi dari kandungan dalam jenis bijih konvensional yang mengandung REY[11];
sumber-sumber yang diperkaya ini termasuk endapan batubara Timur Jauh Rusia
[12]; Siberia Barat, Rusia[13]; batubara dari ladang batubara Daqingshan
dan Jungar[14–16], batu bara dari Mongolia Dalam dan ladang batu bara
Songzao, Tiongkok barat daya[17–21], dan lapisan batu bara Fire Clay di
timur Kentucky, Amerika Serikat[22,23]. Eksploitasi dan pemanfaatan REY
dalam batubara atau CFA semacam itu merupakan bidang penelitian baru
dan penting yang berpotensi membantu meredakan kontradiksi antara
penawaran dan permintaan.
Berkenaan dengan pemanfaatan REY dalam CFA, beberapa penelitian
telah mencoba memulihkan REY dengan berbagai cara. Blissett dkk.[24]
mempelajari enam CFA dari Inggris dan Polandia di mana teknik pemisahan
magnetik dan partikel diterapkan, dalam pekerjaan itu, konsentrasi REY
yang lebih tinggi ditemukan dalam CFA berukuran halus non-magnetik dari

⁎Penulis yang sesuai.

Alamat email:cczhoucumt@126.com (C. Zhou).

https://doi.org/10.1016/j.fuel.2018.09.139
Diterima 9 April 2018; Diterima dalam bentuk revisi 12 September 2018; Diterima 25 September 2018
Tersedia online 12 Oktober 2018
0016-2361/ © 2018 Elsevier Ltd. Seluruh hak cipta.
J. Pan dkk. Bahan Bakar 237 (2019) 555–565

2g sampel kering +20mL 1mol/L MgCl225 1 jam

Sentrifugasi Bentuk yang dapat ditukar ion

Residu +20mL 1mol/L CH3COONa 25 5 jam

Sentrifugasi Bentuk larut asam

Residu +50 mL 0,04 mol/L NH2OH HCl

(25%CH3COOH) 95 3 jam

Sentrifugasi Bentuk oksida logam

Residu +7,5mL 20%HNO3+ 20mL 30%H2Oh285 5 jam

12,5ml 1 mol/LCH3MENDEKUTNH4dalam 20% HNO325 5 jam

Sentrifugasi Bentuk organik atau sulfida

Silikat &
Residu Pencernaan
bentuk aluminosilikat
ara. 1.Diagram prosedur ekstraksi kimia berurutan.

Tabel 1 Inggris. Liu dkk.[25]melaporkan bahwa konsentrasi REY dalam CFA meningkat dari
Elemen utama dalam CFA (%). fraksi halus ke fraksi kasar. Taggart dkk.[26]mempelajari 22 pembangkit listrik
tenaga batu bara AS dan menunjukkan bahwa kandungan total REE memiliki
Pembangkit listrik SiO2 Al2Oh3 Uang2Oh3 CaO MgO TiO2 S Yang lain
hubungan yang erat dengan kandungan aluminium oksida. Lin dkk.[27]
Faer 52,17 23,89 12,10 3,36 1,91 2,77 0,22 6.35 menunjukkan pengayaan UTJ dalam batubara dan produk sampingan batubara
Panbei 54,81 23,74 6,98 4,59 1,81 3,64 0,56 7.51 mengikuti penerapan teknik pemisahan fisik (misalnya: partikel

120
Pengeringan

Pengeringan + Asam
100

80
Pemulihan (%)

60

40

20

0
Y La Ce Pr Nd Sm Eu Gd Tb Dy Ho Is Tm Yb Lu
ara. 2.Pemulihan komponen REY individu setelah pencernaan.

556
J. Pan dkk. Bahan Bakar 237 (2019) 555–565

Meja 2
Kandungan REY dari dua CFA industri (μg/g).

Elemen Pembangkit Listrik Faroe Pembangkit Listrik Panbei

1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata

Y 64.52 65.08 65.91 65.17 55.24 54.61 54.13 54.66

Berbaring 79.63 80.78 81.53 80,65 79.64 80.06 80.71 80.14
Ce 195.14 193.16 191.28 193.19 177.98 180.79 181.83 180.20
Prof 21.86 22.16 23.4 22.47 20.21 19.69 18.92 19.61
tanpa 89,94 88.64 87.4 88.66 82.45 80.92 79,56 80.98
Sm 16.96 17.05 17.65 17.22 16.25 15.69 15.04 15.66
Uni Eropa 3.24 3.33 3.42 3.33 3.84 3.42 3.24 3.50
Tuhan 15.29 15.49 15.8 15.53 14.56 13.86 13.24 13.89
Tb 2.09 2.23 2.29 2.20 2.04 1.99 1.91 1.98
Dy 13.86 13.73 13.2 13.60 13.41 12.02 11.23 12.22
Ho 2.61 2.58 2.54 2.58 2.04 2.24 2.41 2.23
Adalah 7.04 7.15 7.32 7.17 6.98 6.19 5.87 6.35
Tm 0,98 01.00 1.04 1.01 0,92 0,86 0,84 0,87
Yb 6.41 6.57 6.72 6.57 5.76 5.19 5.04 5.33
Lu 0,89 0,94 0,98 0,94 0,67 0,77 0,81 0,75
LREE 406.77 405.12 404.68 405.52 380.37 380.57 379.30 380.08
HREE 49.17 49.68 49.89 49.58 46.38 43.13 41.35 43.62
REY 520.46 519.88 520.48 520.27 481.99 478.30 474.78 478.36
REO 614.09 613.46 614.24 613.93 568.24 563.96 563.96 564.01
Kritis 174.54 173.95 173.20 173.90 157.65 153.74 150.88 154.09
Tanpa kritik 133.74 135.47 138.38 135.86 130.66 129.30 127.91 129.29
Berlebihan 206.03 204.25 202.56 204.28 187.37 189.84 190.93 189.38
Pandangan 84,72% 85,17% 85,51% 85,13% 84,14% 80,98% 79,02% 81,36%
REYkritis/REYtotal 33,54% 33,46% 33,28% 33,42% 32,71% 32,14% 31,78% 32,21%

4.0 memprediksi isi REY dengan elemen utama dengan menggunakan

perangkat lunak SPSS. Modus terjadinya REY di CFA juga dipelajari dengan
Faer menggunakan prosedur ekstraksi kimia berurutan (SCEP). Secara
Panbei keseluruhan, hasil penelitian ini akan berguna dalam mengembangkan
3.5
landasan teoritis yang kuat untuk pengayaan dan ekstraksi REE.
Sampel/UCC

2. Bahan-bahan dan metode-metode

3.0
2.5
2.0
Y La Ce Pr Nd Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
ara. 3.Plot REY untuk CFA dari dua pembangkit listrik.
ukuran, pemisahan magnetik dan densitas), dan mereka juga
mengungkapkan bahwa ada hubungan antara REE organik dan anorganik di
batubara Appalachian pusat.
Seperti yang telah dilaporkan oleh beberapa penelitian yang diterbitkan,
konsentrasi REY dalam CFA biasanya lebih rendah daripada sumber REY
tradisional, yang berarti bahwa pemulihan unsur-unsur ini tidak mungkin sangat
menguntungkan kecuali jika pemulihan ini merupakan bagian dari produk yang
komprehensif, tanpa limbah, skema valorisasi terpusat. Dengan demikian,
pengetahuan tentang bagaimana REY terjadi di CFA dari sumber yang berbeda
sangat penting demi merancang proses yang tepat dan memadai untuk
memulihkan elemen-elemen ini secara layak dan ekonomis.[28]. Dengan tujuan
ini, semakin banyak penelitian yang dilakukan. Misalnya Hower[29]mempelajari
CFA dari AS dan Cina dengan spektrometri dispersif panjang gelombang (WDS)
dalam studi mikroprobe dan menyimpulkan bahwa Ce didistribusikan ke seluruh
partikel kaca. Kesimpulan serupa juga dicatat oleh Kolker et al.[30]dan Dai dkk.[31]
melalui pemeriksaan mikro.
Dalam penelitian ini, untuk lebih memahami isi REY dari CFA, kami
menyelidiki CFA yang berasal dari dua pembangkit listrik, dan sampel diayak
menjadi fraksi ukuran partikel yang berbeda untuk mendapatkan informasi
rinci tentang distribusi REY. Kemudian kami membuat model untuk
Sampel CFA berasal dari economizer dua pembangkit listrik (Faer dan Panbei),
yang terletak di Liupanshui, Provinsi Guizhou barat, China. Metode DL/T 926-2005
yang dikembangkan oleh China Electricity Council dipilih sebagai metode
sampling, dan sampler fly-ash digunakan. Batubara bersih yang dipisahkan dari
batubara bituminous digunakan sebagai batubara umpan di pembangkit listrik
Faroe. Batubara umpan pembangkit lainnya dihasilkan sebagai limbah selama
pengolahan batubara curah dengan proses pengapungan batu bara kokas, kedua
jenis batubara tersebut digunakan untuk menghasilkan listrik. Reagen jaminan
(GR) digunakan dalam pengujian ini.
Tes skrining menurut standar Cina GB/T477-2008 digunakan untuk
menyelidiki distribusi REY dalam fraksi ukuran CFA yang berbeda. Kombinasi
saringan dengan ukuran mata jaring yang diinginkan (120, 140, 200, 270,
325, 400, dan 500 mata jaring, yang sesuai dengan 125, 100, 74, 55,
45, 38, dan 25 μm, masing-masing) dipilih untuk analisis saringan basah secara
berurutan. Fraksi < 25 µm tidak mudah dipisahkan dengan pengayakan
konvensional, demikian juga dengan metode elutriasi air berdasarkan rumus
Stokes(1)diterapkan untuk membagi fraksi <25 μm menjadi dua bagian, yaitu pada
batas 10 μm. Semua produk dikeringkan dan ditimbang untuk perhitungan
pemulihan. Persamaan yang relevan adalah sebagai berikut:
H (ρS−ρF)gd2
ay= =
T 18μ (1)
Di manaaykecepatan terminal partikel (ms-1),Dadalah diameter partikel
(m),Gadalah percepatan gravitasi (ms-2),ρSadalah kerapatan partikel
(kgm-3),ρFadalah massa jenis fluida (kgm-3), dllμadalah viskositas fluida
(Nsm-2); (μ=0,001Nsm-2untuk air pada 20 ° C).
Untuk kuantifikasi REY total, 50 mg sampel dicerna dengan campuran
HNO pekat3dan HF pekat (masing-masing 4 mL) selama sekitar 3 jam dalam
instrumen pencernaan gelombang mikro mengikuti program spesifik. Suhu
tertinggi adalah 210 °C. Setelah tahap pendinginan,

557
J. Pan dkk. Bahan Bakar 237 (2019) 555–565

9.0
30 Menghasilkan
560
REY
25 LREE/HREE
8.5 540

)
e 20

Menghasilkan (%)
Faer 520

Y(
8.0 15

l
500
10
7.5
480
5

7.0 0 460
> 125 125-100 100-74 74-45 45-25 25-10 <10
Partikel (m)
9.5
60 LREE/HREE 500
REY
9.0
Menghasilkan 490

)
EE

40 480
Menghasilkan (%)

Panbei
8.5

l EY (
470
EE

20 460
8.0
450

7.5 0 440
> 100 100-74 74-55 55-45 45-38 38-25 25-10 - 10
Partikel (m)
ara. 4.REY dan LREE/HREE dalam fraksi partikel yang berbeda.

sampel dipindahkan ke cangkir polifluoroalkoksi (PFA) (tahan terhadap
korosi HF[32]) dan beberapa tetes (< 0,5 mL) H pekat2JADI4
ditambahkan. Larutan digesti kemudian diuapkan di atas hot plate listrik
pada suhu 180 °C. Setelah volume larutan pencernaan dipekatkan ke ukuran
yang mirip dengan kedelai (volume ini mendekati volume H pekat yang
ditambahkan2JADI4), 10 mL 10% (V/V) HNO3ditambahkan ke dalam larutan.
Selanjutnya, cawan digesti ditutup dengan tutup cawan dan disimpan pada
suhu 180 °C selama 4 jam. Setelah itu, larutan didinginkan hingga suhu
kamar dan dipindahkan ke labu takar PFA; kemudian, setiap sampel
diencerkan menjadi 100 mL dengan air ultra murni untuk analisis
spektrometri massa (ICP-MS) yang digabungkan secara induktif.
Untuk penentuan REY dengan ICP-MS, perlu dicatat bahwa asam
sulfat pekat (H2JADI4) yang ditambahkan mencegah interferensi HF
pada hasil tes. Karena adanya kompleks tanah jarang yang tidak larut
(REE3+ + 3HF = KARANG3+ 3H+)[33,34]dalam proses pencernaan, REE3+
pembebasan dengan pemanasan dengan asam sulfat diperlukan. Ada
dua reaksi pelepasan gas HF (REEF3=REE3++ 3F; F− +H+ =HF↑).Pelarut dan
hidrogen
ion mewakili dua persyaratan dasar untuk reaksi ini untuk membebaskan
REE3+dan menghasilkan gas HF. Jadi, beberapa tetes H pekat2JADI4
selama pemanasan memastikan tidak adanya HF dan tidak ada pengaruh
pada hasil ICP-MS.
Prosedur ekstraksi kimia berurutan telah banyak digunakan untuk
mempelajari aktivitas kimia dan spesiasi banyak bahan[35–40]. Varian
ekstraksi berurutan seperti BCR-701, SCEP dilaporkan oleh Dai et al.[41], dan
ekstraksi berurutan dengan langkah float-sink seperti yang dijelaskan oleh
Davidson[42]dan Huggins dkk.[43]dirancang untuk studi ilmiah yang
melibatkan kontraposisi beberapa elemen. Jadi, berdasarkan metode Chou
untuk logam berat[44]di CFA, metode Marc untuk REE di tanah[45], dan
pengetahuan tentang kemampuan pelindian REY dalam batubara[46,47],
prosedur ekstraksi empat langkah (lihatara. 1) dirancang dan diterapkan
untuk membagi spesies kimia menjadi lima jenis berikut: bentuk yang dapat
ditukar ion, bentuk larut asam, bentuk oksida logam, bentuk organik atau
sulfida, dan bentuk silikat & aluminosilikat. Larutan pelindian dari setiap
prosedur dianalisis serupa dengan larutan destruksi di atas dengan ICP-MS.
Kemudian kami mendefinisikan parameter, rasio pelindian (RL).

558
J. Pan dkk.
2.8 Y Berbaring
Sampel/UCC
2.6
2.4
> 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 <10
3.0
Ce
2.9
Sampel/UCC
2.8
2.7
> 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 <10
A B
ara. 5.Distribusi REY individu dalam fraksi partikel yang berbeda (Faeroe: A–D. Panbei: E–H.).
Rumus perhitungan RLditampilkan sebagai berikut:
CV
R=
L nnX100%
C0M
Di manaC0adalah konten REY dari sampel asli danCN(n = 1, 2, 3, 4, 5) adalah
kandungan REY dari setiap sampel langkah dalam CFA, M adalah massa (2 g)
CFA, danNadalah volume konstan (100 mL).
Sampel fusi menjadi sasaran analisis spektrometri X-ray
fluorescence (XRF) untuk penentuan komposisi elemen utama,
termasuk SiO2, Al2Oh3, Uang2Oh3, CaO, MgO, TiO2, dan S. Selama
analisis ICP-MS, kami secara ketat mengikuti spesifikasi pengoperasian
instrumen yang dilaporkan oleh Taggart[26]. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. Analisis korelasi Pearson
dan regresi diadopsi untuk menilai korelasi antara REY dan elemen
utama. Hasil analisis dipindahkan ke Microsoft Word setelah konversi
file data.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Unsur dalam abu terbang batubara
Hasil untuk elemen utama yang ditentukan oleh XRF ditunjukkan pada
Tabel 1. Silikon menyumbang lebih dari 50% dari kedua CFA yang
dikumpulkan dari dua pabrik, dan itu muncul sebagai kuarsa, kaca, dan
mullit.[29]. Kandungan besi di Faer CFA hampir dua kali lipat dari Panbei
CFA, dan kandungan besinya mencapai 12,10%. Elemen utama dalam dua
CFA ditampilkan diTabel 1. Kalsium dan magnesium kemungkinan
dikombinasikan dengan berbagai mineral untuk membentuk mineral Ca-
bearing atau Mg-bearing[31]. Kandungan S dalam CFA ini lebih besar
daripada CFA dari banyak pembangkit listrik lainnya karena batubara
umpannya adalah batubara sulfida tinggi dari Provinsi Guizhou.
HF: HNO3prosedur destruksi dianggap sebagai sistem penyerahan
sampel yang dapat diterima untuk nilai total REE[26]. Pemulihan masing-
masing komponen REY menurut pengujian dengan SRM 1633c (bahan
referensi standar dari Institut Nasional Standar dan Teknologi, NIST) adalah
antara 84,71% dan 111,74% (rata-rata 95,21%) saat menambahkan H pekat2
JADI4. Pemulihan masing-masing komponen REY tanpa menambahkan H.
terkonsentrasi2JADI4adalah antara 61,48% dan 97,15% (rata-rata 77,80%),
dan nilai-nilai ini terasa lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi H2
JADI4. Data pemulihan lengkap ditampilkanara. 2. Oleh karena itu, semua
nilai REY total yang dilaporkan di sini mengacu pada penentuan oleh ICP-MS
setelah HF: HNO3pencernaan dengan H pekat2JADI4. Isi REY dalam CFA
dirangkum dalamMeja 2, dan data dinormalisasi dengan kandungan REY
rata-rata dari kerak benua bagian atas (UCC)[48].
Bahan Bakar 237 (2019) 555–565
3.1 tanpa
4.0
Sm
2.7
3.0
Sampel/UCC
2.6
3.5
2.9
2.5
2.8
3.0
2.4
2.7
2.3 > 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 >10 > 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 >10
> 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 <10 4.0
Uni Eropa
3.6
Tuhan
3.5
Prof
3.8 3.5
Sampel/UCC
3.0 3.4
3.6
3.3
2.5
3.4
3.2
2.0
> 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 <10 > 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 >10 > 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 >10
Secara geokimia, plot distribusi REY (ditunjukkan padaara. 3) di
kedua CFA serupa dan nilai sampel/UCC meningkat pada awalnya dan
kemudian menurun. Konten REY rata-rata dalam dua CFA kira-kira 3
(2)
kali (antara 2,48 dan 3,87 untuk masing-masing komponen REY) lebih
tinggi daripada di UCC. Total REE dapat dibagi menjadi kelompok
ringan (LREE: La, Ce, Pr, Nd, Sm dan Eu), dan berat (HREE: Gd, Tb, Dy
Ho, Er, Tm, Yb, Lu). Rasio LREE/HREE adalah 8,16 (Faer) dan 8,82
(Panbei). Seredin dan Dai[10], dengan mengikuti analisis yang
dilakukan oleh Industrial Minerals Company of Australia (IMCOA),
menyusun sistem klasifikasi baru yang lebih terkait dengan
kemungkinan perkiraan penawaran dan permintaan selama beberapa
tahun ke depan. Klasifikasi ini (kritis/tidak kritis/berlebihan) melibatkan
penilaian terhadap distribusi yang lebih relevan dengan kebutuhan
industri. Dengan konten kritis lebih besar dari 30% dan koefisien
prospek (kritis/berlebihan) lebih besar dari 0,8, CFA akan dianggap
sebagai grup yang menjanjikan menggunakan kriteria Seredin dan Dai.
Fraksi REY kritis dalam dua sampel adalah 33,42% dan 32,21% dari total
dan jauh lebih tinggi daripada bijih konvensional (biasanya kurang dari
15%). Selain itu, kedua sampel diperoleh secara industri tanpa biaya
tambahan seperti yang dikeluarkan dari kegiatan penambangan atau
eksplorasi. Pekerjaan lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi
mode terjadinya REY di fly ash untuk memudahkan ekstraksi dari
sampel saat ini.
3.2. Distribusi REY dalam partikel yang berbeda
Isi REY dalam sampel berbeda yang dipilih diplot ara. 4bersama
dengan persentase berat dan LREE/HREE dari setiap fraksi ukuran
partikel. Untuk sampel Panbei, > 90% partikel abu berukuran lebih kecil
dari 74 μm, dan hal ini terjadi karena bahan umpan ke pembangkit
listrik terdiri dari ekor pengapungan selama penyiapan batubara.
Distribusi ukuran partikel dari kedua sampel fly ash serupa dan
proporsi terbesar adalah 10–25 μm, meskipun partikel Faer CFA sedikit
lebih kasar daripada partikel CFA Panbei. Lebih dari 30% ukuran
partikel lebih besar dari 74 μm. Hasil ini menunjukkan bahwa apa pun
bahan sumbernya, sampel fly ash akan memiliki distribusi ukuran
partikel yang hampir sama dengan sedikit perbedaan, sebagai hasil
dari penggunaan sistem pembakaran batubara yang sama.
Meskipun ada beberapa variasi, kandungan REY dalam sampel abu layang
yang difraksi ukuran partikel umumnya meningkat seiring dengan penurunan
ukuran partikel (masing-masing dari 473 ppm; 444 ppm menjadi 557 ppm; 499
ppm pada CFA Faer dan CFA Panbei). Hasil tipikal yang melibatkan pengayaan REY
dalam partikel abu yang lebih kecil ini konsisten dengan temuan sebelumnya
[6,24,25,31]. Tren LREE/HREE yang sedikit meningkat dengan
559
J. Pan dkk. Bahan Bakar 237 (2019) 555–565

2.8 2.8
2.9 Tb 3.6 Dy Tm Yb
3.4
2.8 2.6 2.6
Sampel/UCC

Sampel/UCC
3.2
2.7

3.0 2.4 2.4

2.6
2.8
2.5 2.2 2.2
> 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 <10 > 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 <10 > 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 <10 > 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 <10
2.9 2.45
2.8 Hdll. Adalah

Lu
2.8 2.40
2.6

Sampel/UCC
Sampel/UCC

2.7 2.35
2.4
2.6 2.30 pagi

2.2
2.5 2.25
> 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 <10 > 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 <10 > 100-100+74-74+55-55+45-45+38-38+25-25+10 <10

C D
3.2 3.1
3.6 4.1
Y Berbaring

tanpa
Sm
3.1 3.0 4.0

3.4 3.9
Sampel/UCC

2.9

Sampel/UCC
3.0
3.8
2.8 3.7
2.9 3.2
3.6
2.7
2.8 3.5
3.0
2.6
> 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10 > 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10 3.4
> 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10 > 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10
3.4 4.0
4.2 3.9
Ce Prof Uni Eropa
Tuhan

3.2 3.9 3.8

3.5
3.6
Sampel/UCC

Sampel/UCC

3.0 3.7

3.0 3.3
3.6
2.8
3.0
3.5
2.6 2.5
2.7
3.4
> 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10 > 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10 > 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10 > 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10

e F
3.4
3.2 3.6 Tm Yb
Tb Dy 4.0
3.3
3.5
Sampel/UCC

3.0
3.5 3.2
Sampel/UCC

3.4

2.8 3.3 3.1

3.0
3.2
2.6 3.0
> 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10 > 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10
3.1 3.4
> 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10 > 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10
3.2 Lu
Ho Adalah
3.2
3.0
Sampel/UCC

3.0
Sampel/UCC

2.8 3.0

2.6
2.8 2.8

2.4 > 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10

2.6
> 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10 > 125 125-100100-74 74-45 45-25 25-10 <10

G H
ara. 5. (lanjutan)

meningkatkan ukuran partikel hadir dalam Faer CFA serta dalam sama dengan total REY. Dibandingkan dengan pola REY total, distribusi
penyelidikan oleh Hower et al.[49]berbeda dengan hasil CFA Panbei REY individu lebih kompleks dan mengandung perbedaan yang lebih
dan temuan Dai et al.[31], yang dapat dijelaskan dengan fakta bahwa drastis, meskipun secara keseluruhan tampak peningkatan setiap
distribusi REY dalam CFA dikendalikan oleh umpan batubara dan konten REE dengan penurunan ukuran partikel. Perbedaan distribusi
kondisi pembakaran. elemen yang berbeda terkait dengan mode kejadian yang berbeda dari
Kandungan masing-masing komponen REY dalam CFA diplot dengan setiap elemen. Kecenderungan antara konten LREE dan ukuran partikel
fraksi partikel (ditunjukkan padaara. 5) untuk menilai apakah ada pola lebih jelas daripada antara HREE

560
J. Pan dkk. Bahan Bakar 237 (2019) 555–565

560 REY 500

REY

540 490
Totel REY (g/g)

Totel REY (g/g)

480
520
470
500
460

480
450

460 440
49 50 51 52 53 54 55 52 53 54 55 56
SiO 2(%) SiO 2(%)

560 500
REY REY

490
540

Totel REY (g/g)

Totel REY (g/g)

480
520
470

500
460

480 450

460 440
21.0 21.5 22.0 22.5 23.0 23.5 24.0 21.5 22.0 22.5 23.0 23.5 24.0

Al 2O3 (%) Al 2O3 (%)

500 REY
560
REY
490
540
Totel REY (g/g)

480
Totel REY (g/g)

520
470

500
460

480 450

460 440
10 12 14 16 18 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0
FeO
23
(%) FeO
23
(%)

ara. 6.Korelasi antara REY dan kandungan elemen utama dalam CFA dari pembangkit listrik Faer (kiri) dan Panbei (kanan).

konten dan ukuran partikel, mungkin sebagai akibat dari berbagai faktor
seperti mode kejadian yang berbeda dan kandungan LREE dan HREE yang
berbeda. Berdasarkan hubungan antara REY dan fraksi partikel, pekerjaan
selanjutnya harus fokus pada bagaimana mewujudkan pengayaan REY
dengan teknik pemisahan partikel dalam aplikasi industri.
3.3. Korelasi antara REY dan elemen utama dalam CFA
Bagan hubungan konten REY sebagai fungsi dari konten elemen
utama dalam CFA dari dua pabrik diplotara. 6. Hasilnya menunjukkan
bahwa meskipun terdapat perbedaan yang sangat kecil di antara
unsur-unsur yang berbeda (SiO22/ Al2Oh3/Uang2Oh3/ S), isi REY memiliki
korelasi positif dengan SiO22dan Al2Oh3dan korelasi negatif dengan Fe2
Oh3, dan S. Situasi khusus ditemui di

561
J. Pan dkk. Bahan Bakar 237 (2019) 555–565

500
560
REY REY
490
Total REY (µg/g) 540

Totel REY (g/g)

480
520
470

500
460

480
450

460 440
0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
S (%) S (%)

560 REY
500 REY

490
540

Totel REY (g/g)

Totel REY (g/g)

480
520
470

500
460

480 450

460 440
2.4 2.6 2.8 3.0 3.2 3.4 3.6 3.8 4.0 4.2 4.4 4.6 4.8

CaO (%) CaO (%)

560 500
REY REY

540
Totel REY (g/g)
Totel REY (g/g)

480
520

500
460

480

460 440
1.90 1.91 1.92 1.93 1.94 1.95 1.96 1.75 1.80 1.85 1.90
MgO (%) MgO (%)

560 REY 500

REY
490
540
Totel REY (g/g)
Totel REY (g/g)

480
520
470

500
460

480
450

460 440
2.70 2.75 2.80 2.85 2.90 2.95 3.00 pagi 3,30 3,35 3,40 3,45 3,50 3,55 3,60 3,65 3,70 3,75

TiO 2(%) TiO 2(%)

ara. 6. (lanjutan)

korelasi antara TiO2dan REY, di mana mungkin ada korelasi negatif di dari hubungan antara REY dan CaO/MgO, perbedaan tersebut kemungkinan
CFA Faer tetapi datanya tidak terkait di CFA Panbei. Tidak ada disebabkan oleh perbedaan metode penelitian yang digunakan (statistik
kesimpulan tersendiri yang dapat dicapai sesuai dengan hasil yang matematika dan pengamatan mikroskopis).
diperoleh oleh Dai et al.[31], yaitu untuk analisis Untuk mengklarifikasi pentingnya korelasi REY dengan mayor

562
J. Pan dkk.
Tabel 3
Hasil analisis korelasi Pearson antara REY dan elemen utama.
Koefisien KYa KAl KUang KS KKira-kira KMg
Faer 0,951* 0,577 - 0,957*−0,726−0,031 0,108
Panbei 0,890* 0,594 - 0,825*−0,629−0,008−0,129−0,040
* : Sig < 0,01.
elemen analisis korelasi Pearson dilakukan dengan perangkat lunak
SPSS, dan hasil ini ditunjukkan padaTabel 3. Nilai positif dan negatif K
masing-masing berhubungan dengan korelasi positif dan negatif, dan
hasil analisis dicocokkan tepat dengan kesimpulan dariara. 6.
Kemudian, REY versus Si-Al dan REY versus Fe-S (-Ti) dipilih masing-
masing untuk analisis korelasi regresi untuk menjelaskan perilaku
migrasi REY. Pemasangan regresi linier REY versus Si-Al lebih baik
daripada REY versus Fe-S-Ti; Selain itu, pemasangan CFA Faer lebih baik
daripada CFA Panbei (Tabel 4). Diberikan nilai SiO tertentu2dan Al2Oh3,
model REY versus Si-Al dalam Faer CFA dapat digunakan untuk
memprediksi kandungan REY karena hasil yang baik untuk signifikansi
(Sig.) dan R2. Namun, keberadaan elemen utama lainnya tidak boleh
diabaikan dengan model lain mengingat R2(0,907) untuk REY versus Fe-
S-Ti.
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan dari analisis korelasi bahwa
elemen utama memiliki efek tertentu pada kandungan REY di CFA. Selain itu tanpa
perlu mempertimbangkan unsur lain, kandungan REY dalam CFA Faer dapat
diprediksi dengan kandungan Si dan Al. Selanjutnya, kita dapat dengan berani
menyimpulkan bahwa REY dalam CFA sangat terkait dengan mineral silikat dan
aluminosilikat berdasarkan studi sebelumnya tentang mineralogi CFA.[29].
3.4. Prosedur ekstraksi kimia berurutan
Untuk memastikan mode terjadinya REY di CFA, SCEP dilakukan;
ekstraksi kimia berurutan adalah salah satu metode kuantitatif yang paling
umum digunakan untuk menentukan mode terjadinya elemen jejak dalam
penelitian geologi dan lingkungan. Berdasarkan penelitian sebelumnya dan
pengalaman penelitian kami, kami merancang prosedur baru untuk mode
terjadinya REY di CFA. Dilihat dari karakteristik fly ash batubara, kami
membagi material menjadi lima bentuk terikat. Bentuk penukar ion adalah
bijih tanah jarang ionik yang dibebaskan, yang kaya di Cina selatan dan
dengan mudah melepaskan ion tanah jarang ketika terendam dalam larutan
garam anorganik di alam. Bentuk larut asam mengandung kapur tohor,
periklas dan oksida basa lainnya, yang larut dalam asam asetat dan
sebagian besar merupakan hasil pembakaran mineral karbonat. Bentuk
oksida logam termasuk magnetit, hematit, dan spinel; Secara khusus, itu
harus benar-benar dinamai sebagai "bentuk oksida Fe-Ti" dalam penelitian
ini, tetapi nama bentuk oksida logam mungkin lebih cocok untuk berbagai
CFA. Seperti namanya, bentuk organik/sulfida mewakili karbon dan sulfat
yang tidak terbakar. Bentuk silikat & aluminosilikat terdiri dari kuarsa, kaca,
mullit dan sebagainya. REY dipisahkan menjadi lima bagian oleh SCEP
memberikan representasi yang baik dari semua REY.
Pemulihan REY selama SCEP untuk dua CFA dari Faer dan Panbei
masing-masing adalah 95,42% dan 94,28%. Hasil SCEP diplotara. 7roh
ara. 8. Pembawa utama dari total REY adalah bentuk silikat &
aluminosilikat (75,75% dan 77,90%), diikuti oleh bentuk organik/sulfida,
yang rasionya jauh lebih kecil daripada rasio
Tabel 4
Persamaan regresi dan koefisien korelasi untuk hubungan antara REY dan berbagai elemen utama ().
Sampel Persamaan
Faer REY versus Si-Al CREY=−13,704 × (CAl) + 21,229 × (CYa) − 269.112
REY versus Fe-S-Ti CREY=−6,171 × (CUang) − 155.898 × (CS) − 88.914(CTi) +870.027
Panbei REY versus Si-Al CREY=−2,436 × (CAl) + 15,425 × (CYa) −309.507 CREY=
REY versus Fe-S −18,936 × (CUang) − 19.310 × (CS) + 622.310
Bahan Bakar 237 (2019) 555–565
80 Panbei
KTi
Faer
- 0,798
Rasio Pelindian (%)
60
40
20
0
Penukar ion Asam larut Oksida Logam Organik/sulfida Silikat &
aluminosilikat
ara. 7.Mode terjadinya REY total di CFA.
bentuk pertama (hanya 10,04% dan 11,98%). Mode lain terjadinya REY
total seperti bentuk ion-exchangeable, acid soluble, dan oksida logam
juga ada dan berjumlah sekitar 25% dari REY. Mempertimbangkan
korespondensi antara bentuk dan pengetahuan praktis, dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar REY dalam CFA digabungkan
dengan silikat & aluminosilikat. Kesimpulan ini juga sama untuk mode
kemunculan masing-masing komponen REY yang ditunjukkan padaara.
8, meskipun urutan bentuk kedua hingga kelima berbeda.
Berbagai mode terjadinya REY berkontribusi pada sifat rumit dari
hasil matematika dan statistik. Membandingkan hasil yang diperoleh
SPSS dengan SCEP, ditemukan bahwa REY dalam CFA memiliki
hubungan yang erat dengan silikon dan aluminium dan keduanya
berkorelasi positif. Distribusi REY dalam bentuk oksida logam dan
organik/sulfida terlalu rendah untuk dikaitkan semata-mata dengan
korelasi negatif yang lemah dari REY versus Fe-S (-Ti). Situasi ini
mungkin kebetulan terkait dengan aksi gabungan dari peningkatan
silikat & aluminosilikat dan penurunan mineral yang mengandung besi
dengan pengurangan ukuran partikel.
4. Kesimpulan
Singkatnya, deteksi unsur tanah jarang dalam dua abu terbang batubara
industri dari Provinsi Guizhou, Cina, memberikan bukti lebih lanjut bahwa
abu terbang batubara merupakan sumber yang menjanjikan untuk
pemulihan unsur tanah jarang. Pretreatment sampel untuk destruksi CFA
mencakup langkah modifikasi di mana beberapa tetes H2JADI4ditambahkan
selama penguapan larutan untuk mencegah gangguan pada hasil ICP-MS.
Pemisahan ukuran partikel dilakukan untuk mempelajari distribusi REY.
Analisis korelasi Pearson dan regresi digunakan untuk mencocokkan
hubungan antara REY dan elemen utama. Prosedur ekstraksi kimia
berurutan dirancang dan digunakan untuk menilai mode terjadinya REY di
CFA; informasi tersebut akan menjadi penting untuk pengembangan
prosedur ekstraksi di masa depan. Kesimpulan utama dari penyelidikan ini
adalah sebagai berikut:
(1) Penambahan H pekat2JADI4selama pretreatment sampel adalah
Diri. R2
0,000 0,961
0,005 0,907
0,008 0,729
0,029 0,592
563
J. Pan dkk.
100
Faer
80
Rasio pelindian/%
60
40
20
0 0
Y La Ce Pr Nd Sm Eu Gd Tb Dy Ho Is Tm Yb Lu
Pertukaran ion Larut asam oksida logam
ara. 8.Mode terjadinya komponen REY individu di CFA.
diperlukan ke menghindari HF gangguan berdasarkan
KARANG3+ 3H+=REE3++ 3HF. Hasil tes untuk konten REY menunjukkan
bahwa CFA dari Provinsi Guizhou barat dapat dimanfaatkan untuk
memulihkan REY setelah pemisahan lebih lanjut mengingat koefisien
prospek dan REY yang menjanjikan.kritis/REYtotal.
(2) Menurut analisis klasifikasi ukuran partikel, kandungan REY total
meningkat seiring dengan berkurangnya ukuran partikel, dan hasil
serupa ditemukan untuk masing-masing komponen REY; dengan
demikian, ada pengayaan sedang pada partikel abu yang lebih kecil.
Kecenderungan antara kandungan LREE dan ukuran partikel lebih jelas
dibandingkan antara kandungan HREE dan ukuran partikel. Tren LREE/
HREE dengan fraksi ukuran partikel berbeda untuk dua CFA dari dua
pembangkit listrik.
(3) Kandungan REY menunjukkan korelasi yang kuat dan positif dengan
kandungan silikon dan aluminium. Dengan demikian kami dapat
memprediksi konten REY umum di Faer CFA berdasarkan rumus
REY versus Si-Al. Korelasi negatif yang tampak antara REY dan Fe-S
tampaknya disebabkan oleh efek sifat sampel selama klasifikasi
ukuran partikel.
(4) Prosedur ekstraksi empat langkah dirancang untuk membagi spesies
kimia menjadi lima jenis berikut: bentuk yang dapat ditukar ion, bentuk
larut asam, bentuk oksida logam, bentuk organik atau sulfida, dan
bentuk silika-aluminosilikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bentuk silikat & aluminosilikat adalah mode dominan kemunculan
konstituen REY, yang konsisten dengan kesimpulan sebelumnya dan
kemunculan REE dalam kaca aluminosilikat.
Terima kasih
Para penulis ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan finansial
dari Fundamental Research Funds for the Central Universities, China
(2017XKQY036).
Referensi
[1]Pecht MG, Kaczmarek RE, Lagu X, Hazelwood DA, Kavetsky RA, Anand DK. Materi
tanah jarang: wawasan dan perhatian. College Park, MD, AS: CALCE EPSC Press;
2012. hlm: 194.
[2]Hower JC, Granite EJ, Mayfield DB, Lewis AS, Finkelman RB. Catatan tentang kontribusi ilmu
pengayaan unsur tanah jarang dalam batu bara dan produk sampingan pembakaran batu
bara. Mineral 2016;6(2):32.
[3]Kronholm B, Anderson CG, Taylor PR. Sebuah primer pada pemisahan tanah jarang
hidrometalurgi. JOM 2013;65(10):1321–6.
[4]Folgueras MB, Alonso M, Fernandez FJ. Batubara dan abu lumpur limbah sebagai sumber
unsur tanah jarang. BBM 2017;192:128–39.
[5]Franus W, Wiatros-Motyka MM, Wdowin M. Abu terbang batubara sebagai sumber daya tanah jarang
Bahan Bakar 237 (2019) 555–565
100
Panbei
80
Rasio pelindian/%
60
40
20
Y La Ce Pr Nd Sm Eu Gd Tb Dy Ho Is Tm Yb Lu
Organik/sulfida Silikat & aluminosilikat
pada elemen. Lingkungan Sci Pollut Res 2015;22(12):9464–74.
[6]Yang JP, Zhao YC, Zyryanov V, Zhang JY, Zheng CG. Karakteristik fisika-kimia dan
pengayaan unsur magnetosfer dari abu layang batubara. BBM 2014;135:15–26.
[7]Shifeng D, Ian TG, Colin RW. Tinjauan anomali unsur tanah jarang dan yttrium dalam
batubara. Int J Coal Geol 2016;159:82–95.
[8] Goldschmidt VM, Peters CL. Uber die Anreicherung seltern Elemente in
Steinkohlen: Nachrichten von der Gesellschaft der Wissenschafter zu Gottingen.
Mathematisch-Physikalische Klasse, hal. 371–386.
[9] Departemen lingkungan hidup. Program Elemen Tanah Langka. http://www.netl.doe. gov/
research/coal/rare-earth-elements.
[10]Seredin VV, endapan Dai S. Batubara sebagai sumber alternatif potensial untuk lantanida dan
yttrium. Int J Coal Geol 2012;94:67–93.
[11]Seredin V. Batubara yang mengandung unsur tanah jarang dari endapan Timur Jauh Rusia.
Int J Coal Geol 1996;30(1–2):101–29.
[12]Seredin V. Mineralisasi tanah jarang dalam struktur ledakan Kenozoikum Akhir (Khankai
massif, Primorskii Krai, Rusia). Deposit Bijih Geol 1998;40:357–71.
[13]Seredin V, Arbuzov S, Alekseev V. Sc membawa batubara dari deposit Yakhlinsk,
Siberia Barat. Doklady Earth Sci 2006;409(2):967–72.
[14]Dai S, Li D, Chou CL, Zhao L, Zhang Y, Ren D, dkk. Mineralogi dan geokimia batubara
yang kaya boehmite: wawasan baru dari Tambang Permukaan Haerwusu, Jungar
Coalfield, Mongolia Dalam, Cina. Int J Coal Geol 2008;74(3–4):185–202.
[15]Zhao YC, Yang JP, Ma SM, Zhang SB, Liu H, Gong BG, dkk. Kontrol emisi merkuri dan
elemen jejak lainnya selama pembakaran batu bara di Cina: ulasan. Int Geol Pdt.
2018;60(5–6):638–70.
[16]Dai S, Jiang Y, Ward CR, Gu L, Seredin VV, Liu H, dkk. Komposisi mineralogi dan
geokimia batubara di Tambang Guanbanwusu, Mongolia Dalam, Cina: bukti lebih
lanjut keberadaan deposit bijih Al (Ga dan REE) di Jungar Coalfield. Int J Coal Geol
2012;98:10–40.
[17]Dai S, Zou J, Jiang Y, Ward CR, Wang X, Li T, dkk. Komposisi mineralogi dan geokimia
batubara Pennsylvania di Tambang Adaohai, Ladang Batubara Daqingshan,
Mongolia Dalam, Cina: cara terjadinya dan asal diaspore, gorceixite, dan
ammonium illite. Int J Coal Geol 2012;94:250–70.
[18]Dai S, Zhang W, Seredin VV, Ward CR, Hower JC, Song W, dkk. Faktor-faktor yang
mengendalikan komposisi geokimia dan mineralogi batubara yang diawetkan
dalam suksesi karbonat laut: studi kasus dari Heshan Coalfield, Tiongkok selatan.
Int J Coal Geol 2013;109–110:77–100.
[19]Dai S, Zhang W, Ward CR, Seredin VV, Hower JC, Li X, dkk. Anomali mineralogi dan
geokimia batubara Permian akhir dari Fusui Coalfield, Provinsi Guangxi, Cina
selatan: pengaruh bahan terrigenous dan cairan hidrotermal. Int J Coal Geol
2013;105:60–84.
[20]Dai S, Zhou Y, Ren D, Wang X, Li D, Zhao L. Geokimia dan mineralogi batubara
Permian Akhir dari Songzo Coalfield, Chongqing, Cina barat daya. Sci China Ser D
Earth Sci 2007;50(5):678–88.
[21]Dai S, Li T, Seredin VV, Ward CR, Hower JC, Zhou Y, dkk. Asal mineral dan unsur-unsur
dalam Batubara Permian Akhir, tonstein, dan batuan induk di Tambang Xinde,
Xuanwei, Yunnan timur, Cina. Int J Coal Geol 2014;121(1):53–78.
[22]Hower JC, Ruppert LF, Eble CF. Anomali lantanida, yttrium, dan zirkonium di lapisan
batubara Fire Clay, Kentucky Timur. Int J Coal Geol 1999;39(1–3):141–53.
[23]Mardon SM, Hower JC. Dampak sifat batubara pada kualitas produk sampingan pembakaran
batubara: contoh dari pembangkit listrik Kentucky. Int J Batubara Geol
2004;59(3–4):153–69.
[24]Blissett RS, Smalley N, Rowson NA. Investigasi terhadap enam abu terbang batu bara dari
Inggris dan Polandia untuk mengevaluasi kandungan unsur tanah jarang. BBM
2014;119:236–9.
[25]Liu JJ, Dai SF, Xin H, Hower JC, Tanaporn S. Variasi yang bergantung pada ukuran dalam kimia elemen
jejak abu terbang: contoh dari pembangkit listrik Kentucky dan dengan penekanan
564
J. Pan dkk.
pada unsur tanah jarang. Bahan Bakar Energi 2017;31:438–47.
[26]Taggart RK, Hower JC, Dwyer GS, Hsu-Kim H. Tren kandungan unsur tanah jarang dari abu
layang pembakaran batu bara berbasis di AS. Teknologi Sains Lingkungan
2016;50:5919–26.
[27]Ronghong L, Howard B, Roth E, dkk. Pengayaan unsur tanah jarang dari batu bara dan
produk sampingan batu bara dengan pemisahan fisik. BBM 2017;200:506–20.
[28]Wencai Z, Rezaee M, Bhagavatula A, Yonggai L, John G, Honaker R. Tinjauan tentang kejadian
dan metode pemulihan yang menjanjikan unsur tanah jarang dari batubara dan produk
sampingan batubara. Int J Coal Prep Util 2015;35:295–330.
[29]Zhao YC, Zhang JY, Tiang C, Li HL, Shao XY, Zheng CG. Mineralogi dan komposisi kimia dari fly
ash berkalsium tinggi dan fraksi densitas dari pembangkit listrik tenaga batu bara di China.
Bahan Bakar Energi 2010;24(2):834–43.
[30]Kolker A, Scott C, Hower JC, Vazquez JA, Lopano CL, Dai SF. Distribusi unsur tanah jarang
dalam abu layang hasil pembakaran batu bara, ditentukan dengan microprobe ion
SHRIMP-RG. Int J Coal Geol 2017;184:1–10.
[31]Dai SF, Zhao L, Hower JC, Johnston MN, Song WJ, Wang P, dkk. Petrologi, mineralogi,
dan kimia abu terbang fraksi ukuran dari pembangkit listrik Jungar, Mongolia
dalam, Cina dengan penekanan pada distribusi unsur tanah jarang. Bahan Bakar
Energi 2014;28:1502–14.
[32]Dai SF, Lagu WJ, Zhao L, Li X, Hower JC, Ward C, dkk. Penentuan Boron dalam batubara menggunakan
pencernaan gelombang mikro bejana tertutup dan spektrometri massa plasma (ICP-ms) yang
digabungkan secara induktif. Bahan bakar energi 2014;28(7):4517–22.
[33]Loges A, Migdisov AA, Wagner T, Williams-Jones AE, Markl G. Studi eksperimental
tentang kelarutan dalam air dan spesiasi Y(III) fluorida pada suhu hingga 250 °C.
Geochim Cosmochim Acta 2013;123:403–15.
[34]Migdisov AA, Williams-Jones AE. Sebuah studi eksperimental tentang kelarutan dan
spesiasi neodymium (III) fluoride dalam larutan berair yang mengandung F. Geochim
Cosmochim Acta 2007;71:3056–69.
[35]Su DC, Wong JWC. Spesiasi kimia dan filoavailabilitas Zn, Cu, Ni, dan Cd dalam tanah yang diubah
dengan lumpur limbah yang distabilkan dengan fly ash. Lingkungan Int
2004;29:895–900.
[36]Filgueiras AV, Lavilla I, Bendicho C. Ekstraksi berurutan kimia untuk partisi logam
dalam sampel padat lingkungan. J Environ Monitor 2002;4:823–57.
565
Bahan Bakar 237 (2019) 555–565
[37]Long YY, Hu LF, Fang CR, Wu YY, Shen DS. Evaluasi prosedur ekstraksi berurutan BCR
yang dimodifikasi untuk menilai potensi mobilitas tembaga dan seng di MSW.
Microchem J 2009;91:1–5.
[38]Rao CRM, Sahuquillo A, Sanchez JFL. Tinjauan tentang berbagai metode yang diterapkan
dalam geokimia lingkungan untuk ekstraksi elemen jejak tunggal dan berurutan dalam
tanah dan bahan terkait. Air Polusi Tanah Udara 2007;189:291–333.
[39]Tessier A, Campbell PGC, Bisson M. Prosedur ekstraksi berurutan untuk spesiasi
logam partikulat. Kimia Anal 1979;51:844–51.
[40]Feng X, Hong Y. Cara terjadinya merkuri dalam batubara dari Guizhou, Republik
Rakyat Cina. Bahan Bakar 1999;78:1181–8.
[41]Dai S, Ren D, Chou CL, Finkelman R, Seredin VV, Zhou Y. Geokimia elemen jejak dalam
batubara Cina: tinjauan kelimpahan, tipe genetik, dampak pada kesehatan
manusia, dan pemanfaatan industri. Int J Coal Geol 2012;94:3–21.
[42] Davidson RM. Mode terjadinya elemen jejak dalam batubara. Laporan CCC/36
International Energy Agency Coal Research, London. 2000
[43]Huggins FE. Tinjauan metode analitik untuk konstituen anorganik dalam batubara. Int J Coal
Geol 2002;50:169–214.
[44]Choua JD, Weya MY. Chang SH Evaluasi pola distribusi Pb, Cu dan Cd dari abu layang
MSWI selama perlakuan termal dengan prosedur ekstraksi berurutan.
J Hazard Mater 2009;162:1000–6.
[45]Mittermüller M, Saatz M, Daus B. Prosedur ekstraksi berurutan untuk mengevaluasi
perilaku mobilisasi unsur tanah jarang dalam tanah dan bahan tailing. Kemosfer
2016;147:155–62.
[46]Flnkelman RB, Palmer CA, Wang PP. Kuantifikasi mode terjadinya 42 elemen dalam
batubara. Int J Coal Geol 2017;185:138–60.
[47]Gong BC, Tian C, Xiong Z, Zhao YC, Zhang JY. Perubahan mineral dan pelepasan elemen jejak
selama ekstraksi alumina dari fly ash aluminium tinggi di bagian dalam
Mongolia, Cina. Int J Coal Geol 2016;166:96–107.
[48]Taylor SR, McLennan SM. Kerak Benua: komposisi dan evolusinya. London:
Blackwell; 1985. 312 hal.
[49]Hower JC, Dai S, Seredin VV, Zhao L, Kostova IJ, Silva LF, dkk. Catatan tentang keberadaan
unsur yttrium dan tanah jarang dalam produk pembakaran batu bara. Produk Gasifikasi
Pembakaran Batubara 2013;5:39–47.