Indonesia
Sampai saat ini belum terdapat data pasti mengenai insiden ulkus dekubitus yang
diterbitkan di Indonesia. Salah satu penelitian single center yang dilakukan oleh
Suriadi et al. melaporkan insiden terjadinya ulkus dekubitus di Pontianak pada tahun
2003 adalah sebesar 33.3%.
Studi lain dilakukan pada 1132 pasien di 4 rumah sakit di Indonesia melaporkan insiden
terjadinya luka tekan sebesar 8% dengan kejadian terjadinya luka tekan sebelum
masuk rumah sakit terjadi pada 44% pasien. Total dari luka tekan pada pasien tersebut
adalah 142 luka dan 42% dari luka tersebut dikategorikan dalam luka tekan derajat 3
dan 4. Lokasi terjadinya luka tekan paling sering terjadi pada area sakrum, bokong dan
tumit. [14-15]
Mortalitas
Luka tekan masih menjadi salah satu penyebab utama terjadinya mortalitas pada
pasien, sama hal nya dengan ulkus diabetikum. Dilaporkan 65.000 dari 1.000.000
penduduk dengan ulkus dekubitus mengalami kematian akibat komplikasi yang
disebabkan oleh luka tekan tersebut. [13]
Prognosis dari luka tekan bersifat baik apabila terdeteksi pada derajat awal, namun
apabila penatalaksanaan dilakukan tidak adekuat maka akan menimbulkan berbagai
macam komplikasi seperti sepsis yang dapat meningkatkan risiko mortalitas dari
pasien.
Komplikasi
Infeksi merupakan komplikasi utama pada pasien luka tekan, dengan bakteri penyebab
adalah bakteri anaerob maupun aerob. Organisme anaerob lebih sering ditemukan di
luka yang besar sebanyak 65% pada luka tekan derajat 3 ke atas.
Lokasi : penonjolan tulang dengan lapisan kulit yang tipis seperti coccyx, prosesus
spinosus, tumit, pergelangan kaki, dan siku. [5]
Kelembaban
Lingkungan yang lembap akibat urine, inkontinensia fekal maupun drainase luka dapat
meningkatkan risiko terjadinya peningkatan kerusakan yang disebabkan oleh tekanan,
gesekan, dan pergeseran. Kulit nantinya akan rentan terhadap maserasi dan ekskoriasi.
[4]
Malnutrisi
Faktor lain yang berkontribusi terhadap terjadinya luka tekan adalah nutrisi pasien,
infeksi, edema dan faktor-faktor yang masih belum dapat diketahui secara jelas. Faktor
nutrisi dari pasien merupakan salah satu faktor yang penting. Malnutrisi protein dan
energi dapat menurunkan aktivitas selular fibroblas dan memperlambat angiogenesis
pada fase proliferasi sehingga nantinya sintesis dari kolagen akan berkurang. Hal ini
nantinya akan berakibat pada luka yang akan terus terbuka. [8]
Manifestasi yang dapat berkontribusi dari pasien dengan penyakit kronis ataupun
defisiensi nutrisi adalah rendahnya serum albumin, prealbumin dan transferrin yang
penting sebagai faktor penyembuhan luka. [2,4] Nutrisi merupakan salah satu pedoman
klinis dari manajemen luka.
Adalah luka pada kulit dan jaringan dibawahnya yang biasanya terjadi pada tonjolan
tulang sebagai akibat dari adanya gaya gesek, peregangan kulit dan tekanan.
Tempat-tempat yang beresiko adalah kulit yang melapisi bokong, tulang ekor, tumit
ataupun pinggang. Tempat lain seperti siku, lutut , sendi pergelangan kaki dan
bagian belakang bahu juga rentan terkena.
Luka tekanan terjadi karena adanya penekanan jaringan lunak yang mengakibatkan
terjadinya sumbatan pembuluh darah dibawah kulit, bisa total tersumbat atau
sebagian saja. Gaya gesek dan peregangan kulit juga bisa membuat luka dengan
menarik pembuluh darah yang mendarahi kulit, sehingga kulit tak mendapat nutrisi
cukup. Luka tekanan terjadi pada orang yang cenderung tiduran atau tak bergerak
dalam waktu lama.
1. Orang yang kekurangan energi dan protein, keadaan yang lembab, penyakit yang membuat aliran
darah ke kulit berkurang.
2. Pasien yang tak cukup minum sehingga kulit kering
3. Kondis medis seperti diabetes yang menyebabkan gangguan aliran darah ke kulit.
Tahap-tahap luka akibat tekanan ?
Tahap 1 : hanya meliputi lapisan kulit terluar saja. Kulit masih utuh. Luka tampak
kemerahan dengan warna kulit putih atau berwarna lebih gelap pada orang dengan
kulit gelap. Kulit yang terkena dapat terasa lebih nyeri, lunak, panas atau terasa lebih
dingin dibandingkan dengan kulit sekitarnya.
Tahap 2 : adalah luka terbuka. Lapisan terluar kulit (epidermis) dan lapisan di bawah
nya ( dermis) mengalami kerusakan.dapat berbentuk luka terbuka seperti kawah
dangkal dengan ada cairan di dalamnya.
Tahap 3 : luka ini berbentuk luka yang dalam hilangnya kulit biasanya sampai lapisan
lemak. Luka dapat berbentuk seperti kawah.Dasar luka dari luka bisa didapatkan
jaringan mati yang bewarna kekuningan.
Tahap 4 : luka dapat sampai kelihatan otot, tulang dan tendon. Dasar luka adalah
cairan kotor keruh dengan jaringan mati.
1. Radang kulit /selulitis , adalah infeksi dari kulit dan jaringan lunak. Tandanya yaitu area yang terkena
bewarna kemerahan dan bengkak. Orang dengan gangguan saraf perasa tak merasakan nyeri pada
area yang terkena.
2. Infeksi tulang dan persendian : infeksi dari luka tekanan dapat merembet ke tulang lunak dan
jaringan. Infeksi tulang dapat mengurangi fungsi dari sendi dan anggota gerak.
3. Kanker : kanker dapat tercetus dari luka yang tak sembuh dalam waktu lama
4. Fistula urethra( terjadi lubang pada luka di kulit dengan saluran kemih)
5. Anemia karena peradangan kulit yang terjadi terus menerus.
Pencegahan
Pada pasien yang rentan terkena luka tekanan perlu diperiksa ada tidaknya luka tiap
hari. Perawat pasien perlu memeriksa dari ujung kepala sampai dengan kaki,
memperhatikan kulit di daerah tonjolan tulang.
1. Mengganti posisi pasien tiap 2 jam jika pasien tak bisa bergerak sama sekali di tempat tidur. Jangan
memposisikan bed naik lebih dari 30 derajat ketika menaikkan kepala pasien.
2. Menggunakan alat bantu seperti bantal busa lunak untuk mengurangi tekanan pada kulit
3. Menjaga kulit tetap bersih dan kering. Bisa digunakan bedak untuk kulit yang rentan terkena
gesekan
4. Kulit yang terlalu kering dapat diberi lotion pelembab.
5. Menjaga asupan makanan bergizi dan cukup minum
6. Membantu pasien untuk berlatih menggerakkan tubuhnya, misalnya dengan mengganti posisi
bokong yang terkena tekanan (kanan-kiri) saat duduk lama di kursi roda
7. Membersihkan seksama setelah pasien kencing atau buang air besar.
Pengobatan
Bila anda mengalami demam, nanah mengalir dari luka, luka yang berbau busuk dan
kemerahan pada luka bertambah, luka makin teraba panas dan makin bengkak,
dibutuhkan penanganan medis secepatnya.
Lokasi tubuh yang rentan terkena luka tekanan jika pasien lama menggunakan kursi roda