Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TUGAS 4
MATA KULIAH : HUKUM DAN KEBIJAKAN LINGKUNGAN
DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Ir. Jacob Manusawai, M.H

JUDUL: PENGATURAN PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP

DISUSUN OLEH

Nama Mahasiswa NIM Instansi

DINAS TANAMAN PANGAN,


HOLTIKULTURA DAN
SEPTINUS MANDACAN 202202014
PERKEBUNAN
PROVINSI PAPUA BARAT

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI, PAPUA BARAT
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa Yang telah
melimpahkan nikmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
hukum dan kebijakan lingkungan tempat pada waktu. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada bapak Prof. Dr. Ir. Jacob Manusawai, M.H. sebagai Untuk mata

kuliah hukum dan kebijakan lingkungan.

Mata kuliah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai
Tugas mata kuliah hukum dan kebijakan lingkungan tak hanya itu kami
juga berharap maka hal ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya. Bukan dalam hal ini kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan maka dari itu kami
sangat sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah
ini.
Akhirnya kata kami berharap semoga makalah hukum dan kebijakan
lingkungan Ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi
kita semua kami juga mengucapkan terima kasih kepada para pembaca
yang telah membaca makna ini hingga akhir.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 7
A. Pencemaran udara. ....................................................................................................... 7
B. Pencemaran air ............................................................................................................. 7
C. Pencemaran dan kerusakan tanah .............................................................................. 7
D. Pencemaran laut............................................................................................................ 8
E. Perbedaan masalah lingkungan hidup antara negara maju dan negara sedang
berkembang........................................................................................................................... 8
BAB III-PENUTUP ................................................................................................................. 9
A. KESIMPULAN ................................................................................................................ 9
B. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Provinsi Papua Barat merupakan salah satu provinsi baru di negara Indonesia yang
terbentuk pada tahun 2003 sebagai pemekaran dari Provinsi Papua awalnya lebih dikenal
dengan nama Provinsi Irian Jaya Barat yang Kemudian pada tahun 2007 dilakukan perubahan
nama menjadi Provinsi Papua Barat Provinsi Papua Barat terletak di ujung bagian barat Pulau
Papua yang memiliki luas sebesar 102.955.15 KM 2. Terdapat 12 kabupaten Dan satu kota
pada Provinsi Papua Barat. yaitu Kabupaten Sorong Selatan Kota Sorong Kabupaten Teluk
Bintuni Kabupaten teluk wondama, Kabupaten tambrauw, Kabupaten Sorong, Kabupaten Raja
Ampat, Kabupaten pegunungan Arfak, kabupaten maybrat, kabupaten Manokwari Selatan,
Kabupaten Manokwari, Kabupaten Kaimana dan Kabupaten Fakfak.
Melaksanakan pada frekuensi Papua Barat adalah otonomi khusus di mana diberikan
kewenangan khusus untuk mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat yang berdasarkan
pada hak dan aspirasi masyarakat Papua melaksanakan otonomi khusus bertujuan agar
terwujudnya penyelenggaraan pemerintah dan persamaan pembangunan di provinsi di Papua
Barat yang dapat mempercepat tercapainya kesejahteraan dan kemajuan masyarakat dalam
rangka menyetarakan dan menyimpangkan kemajuan provinsi lain di Indonesia adanya
kebijakan tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa Provinsi Papua Barat masih mengalami
ketergantungan dalam berbagai aspek
Pencemaran udara merupakan masuknya atau tercampurnya suatu unsur-unsur
berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan
sehingga menurunkan kualitas lingkungan dan dapat membahayakan kesehatan manusia.

4
Terdapat dua jenis sumber pencemaran udara, yang pertama adalah pencemaran akibat
Sumber alamiah (natural sources) dan berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources).
Pencemaran udara terjadi karena adanya sumber yang bergerak dan sumber tidak bergerak,
meliputi sektor transportasi, emisi pabrik industri dan domestik. Faktor lainnya yang secara
tidak langsung berpengaruh terhadap terjadinya pencemaran udara adalah pertumbuhan
penduduk, laju urbanisasi yang tinggi, pengembangan tata ruang yang tidak seimbang dan
rendahnya tingkat
kesadaran masyarakat mengenai pencemaran udara. Kualitas udara sangat dipengaruhi
aktivitas yang dilakukan oleh manusia [1]. Menurut laporan dari world health organization
(WHO) tahun 2018 menyebutkan bahwa, terdapat 7 juta orang setiap harinya di seluruh dunia
meninggal akibat polusi udara, diantaranya 4,2 juta orang meninggal karena polusi udara yang
bersumber dari kegiatan aktivitas manusia
Permasalahan polusi udara di atas tidak seberapa jika dibandingkan permasalahan
sampah plastik yang menjadi latar belakang kedua dalam penelitian ini. Sampah plastik terus
meningkat seiring dengan penggunaan yang masif dari produk-produk plastik terutama untuk
kemasan, dengan alasan yang serbaguna, ringan dan murah, masyarakat sulit untuk
meninggalkan penggunaan plastik. Akibatnya, sampah plastic menjadi permasalahan serius
yang dapat mengancam terhadap kelestarian lingkungan hidup, karena sampah plastik yang
umumnya tertimbun dapat mencemari lingkungan, sebab sampah plastik tidak bisa terurai
secara alami[3]. Salah satu produk turunan plastik yang paling tinggi penggunaannya adalah
polystyrene (PS). Styrofoam merupakan salah satu jenis PS yang menjadi penghasil sampah
terbesar, karena penggunaannya yang banyak sebagai kemasan barang elektronik dan
makanan
Penanganan sampah styrofoam selama ini dilakukan dengan cara penggunaan
pembakaran dan ditimbun di dalam tanah. Metode ini kurang efektif karena merupakan metode
konvensional yang tidak ramah lingkungan. Metode penanganan sampah styrofoam yang baru
telah diperkenalkan oleh Shin dkk yaitu dengan cara mendaur ulang sampah styrofoam
menjadi serat-serat halus yang dikenal dengan nanofiber melalui teknik electrospinning.
Dengan cara ini, sampah Styrofoam menjadi lebih bernilai dan dapat dimanfaatkan untuk
berbagai aplikasi seperti filter udara, filter minyak dan air. Selanjutnya Rajak dkk telah
mempelajari secara detail pembuatan nanofiber dari berbagai jenis sampah styrofoam.
Nanoserat (nanofiber) adalah salah satu material nano yang berbentuk benang-benang halus
berdiameter puluhan nanometer hingga beberapa mikrometer [12]. Nanofiber memiliki
beberapa kelebihan yaitu memiliki rasio luas permukaan terhadap massa yang tinggi, morfologi

5
dan ukuran pori yang dapat dikontrol, sehingga membuatnya dapat diaplikasikan dalam bidang
yang luas seperti: energi, filtrasi, obat dan makanan fungsional dan berbagai aplikasi lainnya
[7,8,11,13,14]. Teknik-teknik dalam proses pembuatan nanofiber diantaranya adalah drawing,
template synthesis, phase separation, self-assembly dan electrospinning. Namun salah satu
teknik pembuatan nanofiber yang populer saat ini adalah electrospinning, karena mampu
menghasilkan nanofiber berkualitas tinggi yang dapat dikontrol.
Dalam bidang filtrasi udara, nanofiber diklaim menjadi material yang sangat efektif
dalam menghalau polutan yang berukuran sangat kecil, karena memiliki struktur pori yang
berbeda dengan membran pada umumnya. Salah satu permasalahan media penyaringan udara
saat ini adalah berkaitan dengan masa pakai filter. Filter udara yang baik memiliki masa pakai
yang panjang. Masa pakai atau umur filter sangat ditentukan oleh seberapa besarnya partikel
polusi udara yang ditangkap, sehingga menyebabkan penyumbatan (clogging) pada filter,
semakin cepat filter mengalami penyumbatan, maka kinerja filtrasinya semakin menurun
diakibatkan oleh resistansi filter yang meningkat. Hal ini menjadi salah satu alasan media filter
seperti masker yang dijual di pasaran bersifat sekali pakai (disposable)[15]. Dengan sekali
pakai
seperti itu, sudah pasti akan menyebabkan permasalahan baru terutama pada sampah
yang dihasilkan. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini mencoba empelajari
metode pembersihan filter serta pengukuran masa pakai media filter udara yang terbuat dari
bahan sampah styrofoam.
Dalam tugas akhir ini disajikan suatu perancangan uji kualitas dari kinerja filter
dengan menggunakan beberapa metode dan parameter fisis untuk menjaga kebersihan dari
filter tersebut. Pembersihan filter udara sangat mempengaruhi kinerja dari filter. Sehingga
pada penelitian ini, akan diusulkan dua metode pembersihan yaitu dengan cara aliran balik
filter (back wash) dan pencucian filter menggunakan air. Disamping itu, pengaruh beberapa
parameter electrospinning terhadap masa pakai filter juga akan dipelajari secara detail.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka dalam perumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana metode pembersihan filter nanofiber dari sampah styrofoam setelah filtrasi.
b. Bagaimana hasil perbandingan filter styrofoam setelah pembersihan.
c. Bagaimana kinerja filter udara setelah dibersihkan dari kotoran setelah pembersihan.

6
BAB II PEMBAHASAN

A. Pencemaran udara.
pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik kimia atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia hewan
dan tumbuhan mengganggu estetika dan kenyamanan atau merusak properti.
pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi udara, panas, radiasi
atau polusi cahaya dianggap polusi udara sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal regional maupun global.
pencemaran udara di dalam ruangan dapat mempengaruhi kesehatan, Manusia
sama buruknya dengan pencemaran udara di ruangan terbuka.

B. Pencemaran air
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat atau komponen lain ke dalam
perairan. pencemaran air merupakan masalah Global utama yang membutuhkan
evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat.

C. Pencemaran dan kerusakan tanah


Pencemaran tanah adalah adanya bahan kimia seperti polutan atau kontaminasi
yang berada di dalam tanah serta bisa menjadi racun pencemaran tanah dengan
konsentrasi yang cukup tinggi dapat menimbulkan dampak negatif tidak hanya bagi
lingkungan namun juga manusia itu sendiri.

7
D. Pencemaran laut.
Pencemaran laut terjadi ketika efek berbahaya atau mungkin terjadi akibat
masuknya bahan-bahan kimia partikel limbah industri pertanian dan perusahaan
perumahan Bunyi atau ketersebaran organisme invasif 80% pencemaran laut berasal
dari daratan.
Pencemaran laut adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup zat energi
dan atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui lingkungan laut yang telah di tetapkan.

E. Perbedaan masalah lingkungan hidup antara negara maju dan negara sedang
berkembang.

DI negara maju masalah lingkungan terjadi akibat pola hidup yang Merusak dan
mencemari lingkungan. persoalan pemanasan global misalnya penyebab utamanya adalah dari
negara maju Ini sementara di negara sedang berkembang kerusakan lingkungan banyak
disebabkan oleh kemiskinan dan kurangnya pembangunan.

8
BAB III-PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Polusi tanah berakibat pada hilannya lahan subur untuk pertanian,


Berkurangnya makanan ternak yang digembalakan. Selainrusaknya tanah, polusi tanah
juga menyababkan hilangya humus air tanah menjadi beracun dan lainya.

Pencemaran air, merupakan masalah yang sangat serius dan memerlukan


Kerjasama semua pihak untuk menangani masalah ini supaya kiya mendapatkan
sumber air yang bersih dan dapat hidup dalam perspektif yang tiada pencemaran air.

9
B. DAFTAR PUSTAKA

Agung, Wiwit. 2007. Pengaruh Kepadatan Lalulintas Terhadap Konsentrasi Karbon

Monoksida (CO) di Udara Ambien Studi Kasus di Daerah Kartasura

Propinsi Jawa Tengah. Skripsi Sarjana Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

Amalio, Dedy Rizky. 2011. Kemacetan Lalu lintas di Kota Surakarta Tahun 2010.

Skripsi Sarjana Surakarta: Fakultas Geografi UMS.

Anwar, Baharudin Syaiful. 2008. Analisis Pengaruh Perbedaan Penggunaan

Lahan Terhadap Suhu Udara dan Kecepatan Angin dengan Aplikasi

Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis di Kecamatan Banjarsari

Kota Surakarta. Skripsi Sarjana Surakarta: Fakultas Geografi UMS.

BAPPEDAL Jawa Tengah. 2011. Baku Mutu Udara Ambien di Propinsi Jawa

Tengah. www.bappedal.jawatengah.go.id/v3/b-ambien.php (Diakses tanggal

21 Desember 2011).

10

Anda mungkin juga menyukai