Anda di halaman 1dari 3

Setetes Cuka Menyelamatkan Jiwa Wanita

Kanker serviks adalah tumor ganas primer pada serviks (kanal serviks dan/atau
porsio) yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Global Burden of
Cancer (GLOBOCAN) menyebutkan pada tahun 2020 kanker serviks menempati urutan ke
empat tertinggi kanker pada perempuan di dunia. Dalam lima tahun terakhir, terdapat
sebanyak 604.127 kasus baru kanker serviks di dunia, dengan angka kematian lebih dari
setengahnya (341.831).
Angka kejadian kanker serviks di Indonesia masih menempati urutan kedua tertinggi
kanker pada perempuan setelah kanker payudara. Terdapat 21.003 kasus kematian dari
36.633 kasus baru kanker serviks dalam lima tahun terakhir di Indonesia. Angka tersebut
mengingkat sebanyak lebih dari dua kali lipat dalam 12 tahun terakhir. Faktor yang
mempengaruhi tingginya angka kejadian dan kematian akibat kanker serviks di Indonesia
diantaranya adalah rendahnya cakupan skrining dan mayoritas kasus (> 70%) terdiagnosis
pada stadium lanjut. Target skrining yang direkomendasikan oleh World Health
Organization (WHO) adalah 70% pada wanita usia 35-45 tahun. Angka cakupan skrining di
Indonesia masih jauh dari target yang diharapkan. Pada tahun 2018 - 2020, cakupan skrining
di Indonesia sebanyak 3.207.659 orang (8,3%), sedangkan cakupan skrining di Jakarta
sebanyak 295.736 orang (15,8%).
Walaupun saat ini sudah tersedia vaksin untuk melawan virus HPV sebagai penyebab
kanker serviks, namun peranan skrining atau deteksi dini sangat penting. Ada beberapa
metode deteksi dini, satu diantaranya yaitu pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat
(IVA) sangatlah tepat untuk dipilih sebagai metode deteksi dini di Indonesia.
Female Cancer Program (FCP) – FKUI sebagai salah satu organisasi yang bergerak
dalam upaya deteksi dini kanker serviks dengan tujuan untuk menurunkan angka kejadian
kanker serviks di Indonesia. FCP merupakan salah satu pioneer pelaksana dan pengenalan
metode IVA kepada masyarakat di Indonesia. Program ini dibawah naungan Fakultas
Kedoteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) yang
berjalan bersinergi dengan pemerintah untuk mendukung program penurunan angka kejadian
kanker serviks di Indonesia. Hal ini diwujudkan dengan berjalannya program yang telah
dimulai dari tahun 2004 hingga saat ini. Pada 21 April 2015 lalu, Ibu Negara meresmikan
“Gerakan Pencegahan dan Deteksi dini Kanker pada Perempuan” terutama pencegahan
kanker payudara dan kanker serviks. Metode yang diadopsi sebagai metode skrining kanker
serviks pada gerakan nasional ini adalah IVA.
IVA adalah pemeriksaan dengan melihat langsung serviks dengan menggunakan
larutan asam asetat 3-5% yang dioleskan pada serviks untuk mendeteksi adakah plak putih
pada serviks. Disebutkan dalam suatu penelitian bahwa IVA memiliki sensitivitas dan
spesifisitas 86,95% dan 72,51%. Saat ini, IVA sudah dilengkapi dengan DoIVA, yaitu
dokumentasi IVA dengan menggunakan kamera ponsel yang setara dengan kemampuan
kolposkopi, serta TeleDoIVA yang harganya ratusan juta. Dengan adanya dokumentasi di
genggaman tangan, maka dapat dilakukan konsultasi dan komunikasi jarak jauh yaitu
TeleDoVIA.

(A) (B)
Gambar 1 (A) Larutan Asam Cuka 5% | (B) Dokumentasi sebelum dan setelah
dilakukan pemeriksaan IVA

Kelebihan pemeriksaan IVA ini adalah selain mudah, murah, akurat, dan dapat
dilakukan dimana saja tidak harus tersedia laboratorium, dan hasilnya langsung segera
terlihat setelah selesai diperiksa, dibanding beberapa tes lain yang membutuhkan waktu untuk
mendapatkan jawaban hasil, umumnya menunggu selama 7-10 hari. Oleh karena itu, sejak
tahun 2020 kami menyediakan pemeriksaan IVA gratis di RSCM Kintani yang bertempat di
Jl. Raden Saleh Raya No.49, RT.1/RW.4, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta. Program pemeriksaan IVA gratis ini dilaksanakan setiap hari Selasa
dan Jum’at pukul 09.00 – 12.00 WIB. Pemeriksaan IVA juga dilengkapi dengan DoIVA
sebagai bahan dokumentasi untuk dinilai kembali saat kontrol atau pada pemeriksaan
selanjutnya dan juga dapat dikonsultasikan melalui TeleDoIVA jika pemeriksa ragu dalam
menginterpretasikan hasilnya. Terapi pada pasien IVA positif pun akan diberikan gratis
dengan Krioterapi atau dengan mengoleskan larutan Trichloroacetic Acid (TCA) 85%, yang
berfungsi untuk merusak jaringan plak putih pada serviks (IVA positif). Pada kondisi-kondisi
khusus ditangani oleh spesialis obstetric ginekologi konsultan. Kami berharap dengan
melakukan kegiatan See and Treat secara rutin, dapat turut berkontribusi dalam
meningkatkan cakupan skrining serta menurunkan angka kejadian dan kematian kanker
serviks di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai