Anda di halaman 1dari 3

MATERI BAB 4

KEBERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA


DALAM BINGKAI BHINEKA TUNGGAL lKA

PERTEMUAN 3:
KONFLIK DAN UPAYA PENCEGAHANNYA

A. Tujuan Pembelajaran

Melalui aktivitas belajar mandiri siswa dapat menyusun hasil telaah keberagaman
suku, agama ras, dan atar golongan dalam Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu siswa
akan melakukan telaah pustaka agar dapat menyebutkan dan menjelaskan konflik yang
sering terjadi di Indonesia serta bagaimana menganalisis upaya pencengahan konflik
dalam keberagaman masyarakat Indonesia..

B. Peta Kompetensi dan Aktivitas Belajar

Mendemonstrasikan
hasil analisis prinsip Menyusun hasil
Melalui aktivitas
persatuan dalam telaah keberagaman
penugasan mandiri
keberagaman suku, suku, agama, ras, dan
sesuai petunjuk
agama, ras, dan antargolongan
kerja
antargolongan (SARA) (SARA) dalam bingkai
dalam bingkai Bhinneka Bhinneka Tunggal Ika
Tunggal Ika

Gambar 1. Peta Kompetensi Pembelajaran 3

C. Bahan Bacaan BACA BUKU PAKET HAL 105 – 116 !

Permasalahan yang mungkin Muncul dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia


 Keberagaman masyarakat Indonesia dapat menimbulkan sejumlah
permasalahan di dalam masyarakat Indonesia sendiri, diantaranya adalah
konflik.
 Konflik yaitu proses pencapaian tujuan dengan cara melemahkan pihak lawan,
tanpa memperhatikan norma dan nilai yang berlaku.
 Konflik artinya percekcokan, perselisihan dan pertentangan.
 konflik sosial yaitu pertentangan antar anggota atau masyarakat yang bersifat
menyeluruh di kehidupan.
A. Bentuk Konflik pada Masyarakat Indonesia
 Konflik dalam masyarakat menurut tingkatannya terdiri dari konflik ideologi dan
konflik politik
1) Konflik ideologi terjadi karena perbedaan ideologi dalam masyarakat. Contoh
konflik ideologi adalah peristiwa G30S/PKI yang merupakan penolakan bangsa
Indonesia terhadap ideologi komunis.
2) Konflik politik merupakan pertentangan yang disebabkan perbedaan
kepentingan dalam memperoleh kekuasaan atau merumuskan kebijakan
pemerintah.
 Konflik dalam masyarakat menurut jenisnya terdiri dari konflik antar suku, konflik
antar agama,konflik antar ras, dan konflik antar golongan.
1) Konflik antarsuku, yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku
yang lain.
2) Konflik antar agama, yaitu pertentangan antara kelompok yang memiliki
keyakinan atau agama berbeda.
3) Konflik antar ras, yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang
lain.
4) Konflik antar golongan, yaitu pertentangan antara kelompok atau
golongan dalam masyarakat.

B. Penyebab Konflik dalam Masyarakat


 Gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial dalam masyarakat antara lain
sebagai berikut :
1) Tidak adanya persamaan pandangan antar kelompok, seperti perbedaan tujuan,
cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.
2) Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik, sebagai alat mencapai
tujuan
3) Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan
kebingungan bagi masyarakat.
4) Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah.
5) Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang
berlaku.
6) Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan
tidak sehat, tindakan kontorversial, dan pertentangan (konflik)

 Adapun beberapa gejala dalam masyarakat yang memiliki potensi menjadi


penyebab konflik sosial, antara lain sebagai berikut :
1) Gejala menguatnya etnosentrisme kelompok.
2) Stereotip terhadap suatu kelompok, yaitu anggapan yang dimiliki terhadap
suatu kelompok yang bersifat tidak baik.
3) Hubungan antarpenganut agama yang kurang harmonis.
4) Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang
Harmonis

C.Akibat yang Ditimbulkan oleh Terjadinya Konflik


 Konflik dalam masyarakat memiliki akibat positif dan negatif, baik
secara perorangan maupun kelompok.
 Salah satu akibat positif konflik adalah
bertambah kuatnya rasa solidaritas kelompok. Hubungan antar anggota
kelompok atau masyarakat semakin kuat.
 Konflik juga memiliki akibat yang negatif, sebagai berikut :
1) Perpecahan dalam masyarakat
2 Kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada
3) Kerugian harta benda dan korban manusia
4) Perubahan kepribadian

D. Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA

 Upaya mengatasi konflik dapat dilakukan secara :


1) Preventif artinya upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah atau sebelum
masalah terjadi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sikap
toleransi, kerja sama, latihan bersama, dan sebagainya.
2) Refresif adalah upaya mengatasi masalah pada saat atau setelah terjadi masalah,
seperti penangkapan, pembubaran paksa, dan sebagainya.
3) Kuratif adalah upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat masalah yang terjadi.
Misalnya, pendampingan bagi korban kerusuhan,perdamaian, kerja sama, dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai