Perancangan Irigasi Dan Drainase
Perancangan Irigasi Dan Drainase
Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah SI-3131 Irigasi dan
Drainase
Dosen:
Prof. Dr.Ing. Ir. Sri Legowo Wignyo Darsono
Widyaningtias, S.T., M.T., Ph.D.
Asisten:
Afif Naufal Harman 25821034
Muhammad Yatsrib 25821045
Rizal Maulana 15018138
Irvan Ary Maulana Nugroho 15018157
Disusun Oleh:
Regina Ratu Inris 15019102
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS BESAR
SI – 3131 IRIGASI DAN DRAINASE
SEMESTER II TAHUN AJARAN 2020/2021
DAERAH IRIGASI CIBERES-TERSANA
Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah SI-3131 Irigasi dan
Drainase
Disusun Oleh:
Regina Ratu Inris 15019102
Asisten Asisten
Asisten Asisten
ii
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Dosen Dosen
Prof. Dr.Ing. Ir. Sri Legowo Wignyo Widyaningtias, S.T., M.T., Ph.D.
Darsono
NIP. 195411061979121001 NIP. 119110104
iii
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
PRAKATA
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya tugas besar Irigasi dan Drainase dapat terselesaikan. Tujuan penulisan
laporan ini sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah SI-3131 Irigasi dan
Drainase.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.Ing. Ir. Sri Legowo
Wignyo Darsono dan Ibu Widyaningtias, S.T., M.T., Ph.D. sebagai dosen mata
kuliah SI-3131 Irigasi dan Drainase atas materi yang telah disampaikan dalam
berbagai kesempatan di kelas sebagai bekal penulis mengerjakan laporan, dan juga
kepada asisten Afif Naufal Harman, Muhammad Yatsrib, Rizal Maulana, dan Irvan
Ary Maulana Nugroho yang senantiasa membimbing penulis dalam penyelesaian
tugas besar ini, serta kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
penulis. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa laporan tugas besar ini masih belum
sempurna. Maka dari itu, segala saran dan masukkan dari pembaca akan sangat
membantu dalam memperbaiki kekurangan dalam laporan ini. Penulis juga
berharap agar laporan tugas besar ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca.
Penulis
iv
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................. iv
v
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
4.4.1 Luas Sawah Maksimum yang Dapat Dialiri Menurut Perhitungan .... 62
4.4.2 Luas Sawah Maksimum yang Dapat Diairi Menurut Peta ................. 65
vi
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
vii
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
DAFTAR TABEL
viii
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
ix
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
DAFTAR GAMBAR
x
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
DAFTAR GRAFIK
xi
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Regina Ratu Inris - 15019102
BAB I
PENDAHULUAN
Keberadaan sistem irigasi yang handal merupakan sebuah syarat mutlak bagi
terselenggaranya sistem pangan nasional yang kuat dan penting bagi sebuah negara.
Sistem Irigasi merupakan upaya yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh
air dengan menggunakan bangunan dan saluran buatan untuk mengairi lahan
pertaniannya. Upaya ini meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi dan sumber daya manusia. Terkait prasarana
irigasi, dibutuhkan suatu perencanaan yang baik, agar sistem irigasi yang dibangun
merupakan irigasi yang efektif, efisien dan berkelanjutan, sesuai fungsinya
mendukung produktivitas usaha tani.
Maka dari itu, sebagai mahasiswa Teknik Sipil diharapkan dapat merencanakan dan
mendesain sistem irigasi yang dapat berfungsi secara optimal dan efektif lengkap
dengan sistem pengairan yang baik. Selain itu, sebagai mahasiswa secara umum
juga diharapkan dapat membantu menyelesaikan berbagai masalah yang biasa
ditemukan pada masyarakat, dalam konteks ini khususnya permasalahan yang
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
terjadi di lokasi daerah pertanian. Pada laporan ini mahasiswa akan mendesain
sistem irigasi dan drainase pada Daerah Aliran Sungai Ciberes-Tersana. Dengan
penulisan laporan ini, diharapkan sungai yang ditinjau dapat dioptimalkan untuk
menunjang kebutuhan pangan secara berkelanjutan.
1. Menghitung luas maksimum petak sawah yang dapat dialiri sungai Ciberes-
Tersana.
2. Merencanakan sistem irigasi yang optimal.
3. Menentukan dimensi saluran supply pada sistem irigasi.
4. Menentukan tinggi muka air pada saluran.
5. Menentukan dimensi saluran pembuang pada sistem drainase.
2
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
1.4 Metodologi
3
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Adapun hasil akhir dari tugas besar perencanaan jaringan irigasi sesuai dengan
langkah pengerjaannya secara berurutan adalah sebagai berikut:
1. Data perhitungan kebutuhan air.
2. Data perhitungan luas area yang dapat dialiri.
3. Perencanaan petak dan saluran irigasi.
4. Data perhitungan dimensi saluran dan tinggi muka air.
4
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
5
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
lain. Pada irigasi curah air dialirkan dari sumber melalui jaringan pipa yang
disebut mainline dan sub-mainlen dan ke beberapa lateral yang masing-masing
mempunyai beberapa mata pencurah (sprinkler) (Prastowo, 1995). Sistem
irigasi curah dibagi menjadi dua yaitu set system (alat pencurah memiliki posisi
yang tepat),serta continius system (alat pencurah dapat dipindah-pindahkan).
Pada set system termasuk ; hand move, wheel line lateral, perforated pipe,
sprinkle untuk tanaman buah-buahan dan gun sprinkle. Sprinkle jenis ini ada
yang dipindahkan secara periodic dan ada yang disebut fixed system atau tetap
(main line lateral dan nozel tetap tidak dipindah-pindahkan). Yang termasuk
continius move system adalah center pivot, linear moving lateral dan traveling
sprinkle (Keller dan Bliesner, 1990).
4. Sistem irigasi tetes (Drip Irrigation)
Irigasi tetes adalah suatu sistem pemberian air melalui pipa/ selang berlubang
dengan menggunakan tekanan tertentu, dimana air yang keluar berupa tetesan-
tetesan langsung pada daerah perakaran tanaman. Tujuan dari irigasi tetes
adalah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman tanpa harus membasahi
keseluruhan lahan, sehingga mereduksi kehilangan air akibat penguapan yang
berlebihan, pewmakaian air lebih efisien, mengurangi limpasan, serta
menekan/mengurangi pertumbuhan gulma (Hansen, 1986)
Ciri- ciri irigasi tetes adalah debit air kecil selama periode waktu tertentu,
interval (selang)yang sering, atau frekuensi pemberian air yang tinggi , air
diberikan pada daerah perakaran tanaman, aliran air bertekanan dan efisiensi
serta keseragaman pemberian air lebih baik.
Adapun klasifikasi jaringan irigasi bila ditinjau dari cara pengaturan, cara
pengukuran aliran air dan fasilitasnya, dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu:
7
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
8
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
1. Petak Tersier
Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadap
(off take) tersier yang menjadi tanggung jawab Dinas Pengairan. Bangunan
sadap tersier mengalirkan airnya ke saluran tersier.
Petak tersier harus mempunyai batas-batas yang jelas seperti misalnya parit,
jalan, batas desa dan batas perubahan bentuk medan (terrain fault). Petak tersier
dibagi menjadi petak-petak kuarter, masing-masing seluas kurang lebih 8-15
ha. Apabila keadaan topografi memungkinkan, bentuk petak tersier sebaiknya
bujur sangkar atau segi empat untuk mempermudah pengaturan tata letak dan
memungkinkan pembagian air secara efisien. Petak tersier harus terletak
langsung berbatasan dengan saluran sekunder atau saluran primer.
Perkecualian: jika petak-petak tersier tidak secara langsung terletak di
sepanjang jaringan saluran irigasi utama yang dengan demikian, memerlukan
saluran tersier yang membatasi petak-petak tersier lainnya, hal ini harus
dihindari. Panjang saluran tersier sebaiknya kurang dari 1.500 m, tetapi dalam
kenyataan kadang-kadang panjang saluran ini mencapai 2.500 m. Panjang
saluran kuarter lebih baik dibawah 500 m, tetapi prakteknya kadang-kadang
sampai 800 m.
9
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
2. Petak Sekunder
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani
oleh satu saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air dari
bangunan bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder. Batas-batas petak
sekunder pada umumnya berupa tanda-tanda topografi yang jelas, seperti
misalnya saluran pembuang. Saluran sekunder sering terletak di punggung
medan mengairi kedua sisi saluran hingga saluran pembuang yang
membatasinya. Saluran sekunder boleh juga direncana sebagai saluran garis
tinggi yang mengairi lereng-lereng medan yang lebih rendah saja.
3. Petak Primer
Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder, yang mengambil air
langsung dari saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran primer
yang mengambil airnya langsung dari sumber air, biasanya sungai. Proyek-
proyek irigasi tertentu mempunyai dua saluran primer. Ini menghasilkan dua
petak primer. Daerah di sepanjang saluran primer sering tidak dapat dilayani
dengan mudah dengan cara menyadap air dari saluran sekunder. Apabila
saluran primer melewati sepanjang garis tinggi, daerah saluran primer yang
berdekatan harus dilayani langsung dari saluran primer.
10
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Saluran irigasi merupakan saluran bangunan tetap dan bangunan pelengkap yang
merupakan satu kesatuan yag diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian,
penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Ada 3 jenis saluran irigasi yang berfunsi
sebagai pembawa, antara lain:
11
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
sekunder ini adalah membawa air yang berasal dari saluran irigasi primer dan
diteruskan ke saluran irigasi tersier.
12
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier, menampung air
langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran pembuang
tersier.
Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang
termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air, baik dari
pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah. Air tersebut dibuang ke dalam
jaringan pembuang sekunder.
1. Bendung tetap
Merupakan suatu bangunan air yang dibangun melintang dengan sungai dan
sengaja dibuat untuk meninggikan muka air dengan ambang tetap sehingga air
sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke jaringan irigasi.
Kelebihan airnya dililmpahkan ke hilir dengan terjunan yang dilengkapi
dengan kolam olak dengan maksud untuk meredam energi.
13
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
14
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
tikungan luar dan tebing sungai yang kuat. Bangunan pengambilan ini
dilengkapi dengan pintu, ambang rendah dan saringan yang pada saat banjir
pintu dapat ditutup supaya air banjir tidak meluap ke saluran induk.
Kemampuan menyadap air sangat dipengaruhi oleh elevasi muka air di sungai
yang selalu bervariasi tergantung debit pengaliran sungai tersebut.
Pengambilan bebas biasanya digunakan untuk daerah irigasi dengan luasan
sekitar 150 ha dan masih pada tingkat irigasi semi teknis atau irigasi sederhana.
6. Pompa
Pompa digunakan bila bangunan-banguna pengelak yang lain tidak dapat
memecahkan permasalahan pengambilan air dengan gravitasi, atau kalau
pengambilan air relatif sedikit dibandingkan lebar sungai. Dengan instalasi
pompa pengambilan air dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Namun
dalam operasionalnya memerlukan biaya operasi dan pemeliharaanya cukup
mahal terutama dengan makin mahalnya bahan bakar dan tenaga listrik.
Selanjutnya ada jenis-jenis bangunan utama yang kedua, yaitu bangunan pelengkap.
Dimana bangunan pelengkap adalah bangunan-bangunan atau perlengkapan yang
akan ditambahkan ke bangunan utama apabila diperlukan untuk kegiatan :
1. Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran
2. Rumah untuk operasi pintu
3. Peralatan komunikasi, tempat teduh serta perumahan untuk tenaga operasional,
gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan
4. Jembatan diatas bendung, agar seluruh bagian utama mudah di jangkau
5. Instalasi tenaga air mikro atau mini
6. Bangunan tangga ikan untuk lokasi yang senyatanya perlu dijaga
keseimbangan biotanya.
Bangunan yang terakhir adalah bangunan bagi dan sadap yang terbagi menjadi 3
jenis, yaitu bangunan bagi, pengatur dan sadap.
1. Bangunan Bagi
Apabila air irigasi dibagi dari saluran primer sekunder, maka akan dibangun
suatu bangunan bagi. Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang dengan teliti
15
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
mengukur dan mengatur air yang mengalir ke berbagai saluran. Salah satu dari
pintu-pintu bangunan bagia berfungsi sebagai pengatur muka air, sedangkan
pintu-pintu sadap lainnya mengukur debit. Pada cabang saluran dipasang pintu
pengatur untuk saluran terbesar dan dipasang alat-alat pengukur dan pengatur
di bangunan-bangunan sadap yang lebih kecil
2. Bangunan Pengatur
Bangunan pengatur akan mengatur muka air saluran di tempat-tempat di mana
terletak bangunan sadap dan bagi. Khususnya di saluran-saluran yang
kehilangan tinggi energinya harus kecil, bangunan pengatur harus direncana
sedemikian rupa sehingga tidak banyak rintangan sewaktu terjadi debit
rencana. Misalnya pintu sorong harus dapa diangkat sepenuhnya dari dalam air
selama terjadi debit rencana, kehilangan energy harus kecil pada pintu skot
balok jika semua balok dipindahkan
3. Bangunan Sadap
Bangunan sadap terbagi menjadi sadap sekunder dan sadap tersier. Sadap
Sekunder akan memberi air ke saluran sekunder dan oleh sebab itu melayani
lebih baik dari satu petak tersier. Kapasitas bangunan-bangunan sadap ini
secara umum lebih besar 0,25 m3/dtk. Bangunan sadap tersier akan memberi
air kepada petak-petak tersier. Kapasitas bangunan sadap tersier berkisar antara
50 l/dt samapai 250 l/dt. Bangunan sadap yang paling cocok adalah alat ukur
Romijin, jika muka air hulu diatur dengan bangunan pengatur dan jika
kehilangan tinggi energi merupakan suatu masalah. Untuk bangunan sadap
tersier mengambil air dari saluran primer yang besar, dimana permbuatan
bangunan pengatur akan sangat mahal dan muka air yang diperlukan di petak
tersier lebih rendah disbanding elevasi air selama debit rendah di saluran, akan
menguntungkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana dengan pintu
sorong sebagai bangunan penutup.
16
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
lainnya. Air hujan turut berkontribusi untuk mengurangi kebutuhan air irigasi, yaitu
dalam bentuk hujan efektif. Pada beberapa daerah dengan kualitas air permukaan
yang tidak memadai, dilakukan pemanenan hujan, yaitu air hujan ditampung
menjadi sumber air untuk keperluan rumah tangga. Air tanah juga sangat membantu
untuk memenuhi kebutuhan air baku dan air irigasi pada daerah yang sulit
mendapatkan air permukaan, tetapi pemanfaatannya harus dikendalikan di bawah
debit aman.
Banyaknya air yang tersedia dapat dinyatakan untuk suatu areal tertentu, misalnya
pada suatu wilayah sungai (WS), daerah aliran sungai (DAS), daerah irigasi (DI),
dan lain-lain dimana satuan yang digunakan adalah banyaknya air yang tersedia
pada satu satuan waktu, misalnya juta meter kubik per tahun atau milimeter per
hari. Analisis ketersediaan air menghasilkan perkiraan ketersediaan air di suatu
wilayah sungai, secara spasial dan waktu. Analisis ini pada dasarnya terdiri dari
beberapa langkah sebagai berikut.
1. Siklus hidrologi
Siklus hidrologi adalah embali air laut ke udara yang kemudian jatuh ke
permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain dan akhirnya
mengalir ke laut.
17
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Menurut BMKG, curah hujan adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam
penakar hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap, dan tidak
mengalir. Unsur hujan satu millimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada
tempat yang datar tertampung air hujan setinggi satu millimeter atau tertampung
hujan sebanyak satu liter. Data normal curah hujan bulanan merupakan nilai curah
hujan rata-rata selama rentang waktu minimal 30 tahun, tetapi dalam pembuatan
laporan ini hanya menggunakan rentang waktu 10 tahun saja. Normal curah hujan
terbagi dalam tiga kategori, yaitu rendah (0-100 mm), menengah (100-300 mm),
dan tinggi (300-500 mm).
18
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
yang mengalir sebagai aliran limpasan maka bagian air yang terinfiltrasi akan
menjadi semakin kecil, begitu juga sebaliknya. Aliran limpasan akan mengisi
tampungan cekungan hingga penuh dan sisanya menjadi limpasan permukaan
(surface runoff) yang selanjutnya ke sungai atau laut. Air yang terinfiltrasi akan
mengalir lateral di lapisan tidak kenyang air (unsaturated zone) sebagai aliran
antara (subsurface flow/ interflow), embali akan mengalir vertikal (perkolasi) yang
akan mencapai lapisan kenyang air (saturated zone/ aquifer). Air dalam aquifer
akan mengalir sebagai aliran air tanah (groundwater flow/ baseflow), sungai atau
tampungan dalam (deep storage). Sebagian besar air yang ada di permukaan bumi
akan menguap kembali ke atmosfer.
19
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Keterangan:
Px = data curah hujan yang hilang di stasiun
x
P1,P2,,..,Pn = data curah hujan pada masing-masing
stasiun 1,2,..,n
R1,R2,..,R = jarak masing-masing stasiun terhadap
n stasiun yang ditinjau
3. Metode Perhitungan Curah Hujan Rata-Rata Wilayah
a. Rata-rata aljabar
Metode ini adalah metode paling sederhana untuk menghitung hujan rata-rata
yang jatuh di dalam dan sekitar daerah tersebut. Hasilnya akan semakin baik
jika daerahnya datar dan alat ukur tersebar merata.
n
1
̅ = ∑ Pi
P
n
i=1
Keterangan:
̅
P = curah hujan rata-rata wilayah
Pi = curah hujan pada masing-masing stasiun
n = jumlah stasiun pengamat
b. Poligon Thiessen
20
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
∑ An Pn
̅=
P
∑ An
Keterangan:
̅
P = curah hujan rata-rata wilayah
An = luas daerah yang mewakili masing-masing stasiun hujan
Pn = hujan pada masing-masing stasiun hujan
c. Metode Isohyet
Isohyet adalah garis yang menghubungkan daerah dengan tinggi hujan yang
sama. Pada metode ini, digunakan asumsi bahwa hujan di suatu daerah dengan
21
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
dua garis isohyet adalah rata-rata dari kedua garis isohyet tersebut. Metode ini
cocok digunakan untuk daerah pegunungan.
𝑛
I𝑖 + I𝑖+1
∑ A𝑖
𝑖=1 2
𝑃̅ = 𝑛
∑𝑖=1 A𝑖
Keterangan:
̅
P = curah hujan rata-rata wilayah
Ai = luas daerah antara dua isohyet yang berurutan
I𝑖 +I𝑖+1
= rerata dari nilai kedua garis isohyet
2
Langkah perhitungan:
22
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
4. Debit andalan
Debit andalan adalah suatu besaran debit yang diyakini akan terpenuhi pada
suatu masa dengan persentase kegagalan yang diperkirakan. Debit andalan
diperoleh berdasarkan analisis debit runtut waktu (time series). Bisa berupa
debit rata-rata harian, rata-rata bulanan atau rata-rata tahunan, tergantung dari
kebutuhan penggunaannya. Dengan mengetahui besaran debit andalan, maka
risiko kegagalan dapat diketahui dan diupayakan mitigasinya. Berdasarkan
analisis terhadap besaran debit akan diperoleh kurva durasi aliran (flow
duration curve).
Debit andalan dapat dicari dengan mengurutkan data debit dari yang terbesar
hingga terkecil. Kemudian dihitung tingkat keandalan debit tersebut dapat
terjadi, berdasarkan probabilitas kejadian mengikuti rumus Weibull.
m
P= x 100%
n+1
Keterangan:
P = probabilitas
m = nomor urut kejadian
n = jumlah data
Untuk keperluan irigasi biasa digunakan debit andalan dengan reliabilitas 80%.
Realibilitas 80% ini menyatakan bahwa ada kemungkinan 80% debit yang
terjadi adalah lebih besar atau sama dengan debit tersebut. Atau dengan kata
lain, boleh gagal sekali dalam lima tahun. Untuk keperluan air minum dan
industri dituntut reliabilitas yang lebih tinggi, yaitu sekitar 90% sampai dengan
95%. Jika air sungai digunakan untuk pembangkitan listrik tenaga air, maka
diperlukan reliabilitas yang sangat tinggi, yaitu antara 95% sampai dengan
99%.
23
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Khususnya untuk irigasi, besarnya kebutuhan air irigasi di lapangan dapat diperiksa
dengan bantuan model komputer untuk menghitung kebutuhan air irigasi (dalam
satuan mm/hari atau liter/s/ha) berdasarkan parameter-parameter yang
memengaruhi, antara lain pola dan jadwal tanam, curah hujan efektif, perkolasi,
efisiensi golongan, dan sebagainya berdasarkan kriteria perencanaan jaringan
irigasi. Kebutuhan air di sawah untuk padi ditentukan oleh faktor -faktor berikut:
Kebutuhan total air di sawah (GFR) mencakup faktor 1 sampai 5. Kebutuhan bersih
air di sawah (NFR) juga memperhitungkan curah hujan efektif. Kebutuhan air di
sawah dinyatakan dalam mm/hari atau 1/dt/ha tidak disediakan kelonggaran untuk
efisiensi irigasi di jaringan tersier dan utama. Efisiensi juga dicakup dalam
memperhitungkan kebutuhan pengambilan irigasi (m3 / dt)
24
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Untuk tanah berstruktur berat tanpa retak-retak kebutuhan air untuk penyiapan
lahan diambil 200 mm. Ini termasuk air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah.
Pada permulaan transplantasi tidak akan ada lapisan air yang tersisa di sawah.
Setelah transplantasi selesai, lapisan air di sawah akan ditambah 50 mm. Secara
keseluruhan, ini berarti bahwa lapisan air yang diperlukan menjadi 250 mm untuk
menyiapkan lahan dan untuk lapisan air awal setelah transpantasi selesai. Bila lahan
telah dibiarkan beda selama jangka waktu yang lama (2,5 bulan atau lebih), maka
lapisan air yang diperlukan untuk penyiapan lahan diambil 300 mm, termasuk yang
50 mm untuk penggenangan setelah transplantasi. Untuk tanah-tanah ringan dengan
laju perkolasi yang lebih tinggi, harga-harga kebutuhan air untuk penyelidikan
lahan bisa diambil lebih tinggi lagi. Berikut langkah perhitungan kebutuhan air.
𝑁𝐹𝑅
𝑇𝐻𝑅 =
0,8
𝑁𝐹𝑅
𝑆𝐷𝑅 =
0,8 × 0,9
25
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
𝑁𝐹𝑅
𝐷𝑅 =
0,8 × 0,92
jika DR bernilai negartif artinya air telah tercukupi melalui curah hujan pada petak
sawah sehingga harus dikoreksi menjadi bernilai 0.
26
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
sawah yang dapat dialiri, sehingga air yang tersedia dapat mencukupi kebutuhan
sawah.
Untuk nama-nama yang akan diberikan untuk petak, saluran, daerah, dan bangunan
irigasi, harus jelas dan tidak boleh memiliki tafsiran yang ganda. Nama-nama
tersebut dibuat dengan tujuan, apabila ada bangunan baru, nama bangunan lama
tidak perlu diubah.
1. Daerah Irigasi
Nama yang diberikan sesuai dengan nama daerah setempat atau desa
setempat yang terdekat dengan bangunan utama atau kali yang diambil
airnya untuk keperluan irigasi. Apabila ada dua sumber pengambilan atau
lebih, maka penamaan ada baiknya disesuaikan dengan desa-desa yang
dilayani oleh sumber pengambilan tersebut.
2. Jaringan Irigasi Utama
Saluran primer sebaiknya diberi nama sesuai dengan daerah atau desa yang
dilayani oleh saluran tersebut. Saluran irigasi sekunder sebaiknya diberi
nama sesuai dengan daerah yang terletak di petak sekunder. Petak sekunder
sebaiknya diberi nama mengikuti saluran sekunder.
3. Jaringan Irigasi Tersier
Petak tersier sebaiknya diberi nama sesuai dengan bangunan sadap tersier
dari bangunan utama.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pemberian nama atau indeks
antara lain adalah :
a. Sebaiknya terdiri dari satu huruf
b. Huruf itu dapat menyatakan petak, saluran, atau bangunan
c. Letak objek dan saluran beserta arahnya
d. Jenis saluran pembawa atau pembuang
e. Jenis bangunan untuk pembagian dan pemberian air, misalnya sipon,talang
f. Jenis petak (primer, sekunder, tersier)
Cara pemberian nama :
27
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
a. Bangunan utama diberi nama dengan kampong terdekat daerah irigasi kali
yang disadap
b. Saluran induk diberi nama sesuai dengan nama kali atau nama kampong
terdekat, kemudian diberi indeks 1,2,3, dan seterunsnya untuk menyatakan
ruas saluran
c. Saluran sekunder diberi nama sesuai dengan kampong terdekat
d. Bangunan bagi/sadap diberi nama sesuai dengan nama saluran di hulunya
dan diberi indeks 1,2,3 dan seterusnya.
e. Bangunan silang seperti gorong-gorong, sipon, ataupun talang diberi
indeks 1a,1b,2a,2b dan seterusnya sesuai letak pada ruas saluran
f. Di dalam petak tersier diberi kotak yang yang dibagi atas 3 bagian yang
diberi kode saluran, bagian kiri bawah luas daerah aliran (ha ), dan bagian
kanan debit yang mengalir ( l/dt )
28
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
BAB III
TINJAUAN DAS CIBERES-TERSANA
29
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
30
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
62 − 61,461
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100%
62
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 0,869%
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengukur curah hujan pada DAS
Ciberes-Tersana adalah mencari stasiun terdekat dari DAS tinjauan yang
sebelumnya sudah dibentuk menggunakan AutoCAD, dengan ketentuan bahwa
jarak maksimal antara stasiun dengan batas luar DAS adalah 5 km. Maka dari itu,
ketiga stasiun yang dipilih untuk DAS Ciberes-Tersana adalah Stasiun Bawang,
Stasiun Gringsing, dan Stasiun Sragi. Ketiga stasiun ini terletak diluar DAS tetapi
jarak antara stasiun dan batas luar DAS adalah kurang dari 5 km, sehingga
memenuhi syarat yang sudah disebutkan di atas.
31
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
ID WMO : 96837
Nama Stasiun : Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas
Lintang : -6.94860
Bujur : 110.41990
Elevasi : 2
Data yang diambil disesuaikan dengan range data pada perhitungan curah hujan
rata-rata, yaitu antara tahun 1998 sampai dengan 2007. Data yang diambil adalah
data temperature rata-rata (°C), kelembapan rata-rata (%), kecepatan rata-rata (m/s),
dan lamanya penyinaran matahari (jam), sehingga di dapat keempat tabel berikut
ini.
32
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
33
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
BAB IV
SISTEM IRIGASI DAS CIBERES-TERSANA
Saluran Sekunder
Saluran Pembuang
Saluran Tersier
Bangunan Sadap
Bangunan Bagi
Bendung
Sungai
Gorong-gorong
34
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
35
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Didapat bahwa data curah hujan pada Stasiun Bawang dan Stasiun Gringsing
lengkap, sedangkan pada Stasiun Sragi terdapat 18 sel kosong yang diberi warna
kuning, sehingga data tersebut terbilang data yang hilang. Data yang hilang tersebut
dapat disubstitusi dengan suatu nilai dari perhitungan menggunakan metode-
metode yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pada analisis kali ini, metode
yang digunakan adalah Inversed Square Distance atau disebut juga metode
kebalikan kuadrat jarak. Metode ini menggunakan jarak antarstasiun sebagai faktor
koreksinya. Jarak antarstasiun tersebut dapat ditemukan melalui pengukuran titik
stasiun meggunakan tools pada AutoCAD. Berikut ini merupakan contoh
perhitungan yang dilakukan untuk mencari data curah hujan yang hilang di Stasiun
Sragi pada Agustus 2000.
36
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Gringsing-Sragi 16,09885
Sragi-Bawang 12,60542
𝑝𝑖
∑𝑛𝑖=1
𝑝𝑥 = 𝐿𝑖 2
1
∑𝑛𝑖=1 2
𝐿𝑖
0⁄ 38
(12,60542)2 + ⁄(16,09885)2
𝑝𝑥 = = 14,4
1⁄ + 1⁄
(12,60542) 2 (16,09885) 2
Ke-17 data yang hilang lainnya dilakukan perhitungan yang sama seperti
perhitungan di atas, lalu masukkan hasil perhitungan ke dalam tabel.
Tabel IV.6 Pengisian Data Curah Hujan yang Hilang pada Stasiun Sragi
Sebagaimana yang terlah dijelaskan pada BAB II, metode aritmatika dilakukan
dengan menjumlahkan seluruh curah hujan dari 3 (tiga) stasiun pada tahun yang
sama, lalu dibagi dengan 3 (tiga). Berikut merupakan salah satu perhitungan yang
dilakukan pada Januari 1998.
1
𝑃= (𝑃1 + 𝑃2 + ⋯ + 𝑃𝑛)
𝑛
37
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Kedua, metode polygon thiessen, dilakukan dengan menggunakan luas area setiap
wilayah DAS. Dengan luas area yang telah terbagi di AutoCAD, kita bisa
mendapatkan luas area masing-masing wilayah DAS. Berikut hasil luas yang
didapat.
Kemudian, data luas wilayah DAS tersebut digunakan pada perhitungan curah
hujan rata-rata wilayah DAS dengan menggunakan metode polygon thiessen.
Berikut merupakan salah satu perhitungan yang dilakukan pada Januari 1998.
Hasil perhitungan menggunakan kedua metode di atas pada setiap bulan dan
tahunnya dapat divisualisasikan melalui tabel berikut ini.
38
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
39
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
40
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
𝑚
𝑃=
𝑛+1
dimana, P = probabilitas, m = urutan data, n = jumlah data
Contoh perhitungan probabilitas urutan pertama (curah hujan terbesar) pada
bulan Januari :
1
𝑃= = 0,091
10 + 1
3. Untuk mencari hujan dengan probabilitas 80% dan 50% dilakukan dengan cara
interpolasi. Contoh perhitungan R50 pada bulan Januari:
332,73 − 384,3
𝑅50 = 384,3 + (0,5 − 0,455) × = 358,51 𝑚𝑚
0,545 − 0,455
Berikut ini merupakan hasil perhitungan dan grafik yang dihasilkan dari R80 dan
R50.Dari grafik dapat dilihat bahwa R50 selalu lebih besar dibandingkan dengan
R80.
Tabel IV.19 Probabilitas 50% dan 80% Curah Hujan
Perhitungan R50 dan R80 dengan Metode Weibull
Probabilitas Bulan
No
(P) Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
1 0.091 806.70 747.48 434.12 310.82 230.27 198.35 195.90 93.30 111.07 314.81 387.37 453.89
2 0.182 630.80 633.14 419.72 284.45 200.99 135.58 93.39 34.72 86.38 261.83 385.14 439.28
3 0.273 486.78 555.42 392.47 267.13 160.03 104.87 77.94 30.56 70.69 222.65 351.91 435.28
4 0.364 386.39 484.29 382.13 252.60 136.45 102.79 71.25 18.32 50.65 138.64 284.07 422.72
5 0.455 384.30 422.23 361.34 243.60 133.31 101.46 46.68 17.20 28.81 120.80 237.13 350.51
6 0.545 332.73 420.19 280.78 232.11 129.52 78.71 43.63 16.88 22.72 58.64 219.34 349.87
7 0.636 320.73 400.52 278.16 222.04 125.75 73.01 31.72 9.64 19.19 49.90 205.17 342.20
8 0.727 299.11 340.75 238.25 212.27 108.89 70.60 23.58 0.00 18.18 46.51 188.22 334.76
9 0.818 294.65 339.17 218.81 209.92 86.08 59.56 16.88 0.00 4.82 18.32 187.64 237.78
10 0.909 220.44 290.35 199.44 149.69 81.02 20.52 15.43 0.00 0.00 14.64 120.46 125.96
R50 (mm) 0.5 358.51 421.21 321.06 237.86 131.42 90.09 45.15 17.04 25.76 89.72 228.24 350.19
R80 (mm) 0.8 295.54 339.49 222.69 210.39 90.64 61.77 18.22 0.00 7.49 23.96 187.76 257.18
41
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
42
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
43
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
306,53
𝑅80%𝐽𝑎𝑛 𝐼𝐼 = × 295,54 = 152,90 𝑚𝑚
285,95 + 306,53
5. Menghitung Re untuk 15 hari dengan menggunakan faktor tanaman padi dan
palawija sebesar 70%.
𝑅𝑒 = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟(%) × 𝑅80%𝑠𝑒𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Contoh perhitungan pada curah hujan efektif padi di bulan Januari:
𝑅𝑒 = 70% × 142,64 = 99,85 𝑚𝑚/15ℎ𝑎𝑟𝑖
44
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
45
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
46
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Cara mendapatkan nilai ea, W, dan f(t) sesuai dengan suhu yang terukur pada
data klimatologi adalah dengan menggunakan interpolasi pada data yang
diketahui. Berikut data suhu yang diketahui nilai ea, W, dan f(t) nya.
Tabel IV.24 Nilai Tekanan Uap Jenuh, Faktor Bobot, dan f(t)
47
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
𝑒𝑎 = 36,30 𝑚𝐵𝑎𝑟
𝑒𝑎 = 27,23 𝑚𝑚𝐻𝑔
𝑊 = 0,77
𝑓(𝑡) = 16,16
𝑅𝐻
𝑒𝑑 = 𝑒𝑎 𝑥
100
Contoh perhitungan pada bulan Januari :
81,91
𝑒𝑑 = 27,23 𝑥
100
𝑒𝑑 = 22,31 𝑚𝑚𝐻𝑔
3. Menghitung Fungsi Angin (f(u))
48
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
𝑈
𝑓(𝑢) = 0,27 (1 + 100)
ID WMO : 96837
Nama Stasiun : Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas
Lintang : -6.94860
Bujur : 110.41990
Elevasi : 2
49
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
𝑀𝐽
𝑅𝑎 = 15,94 𝑚2
ℎ𝑎𝑟𝑖
5. Menghitung Rs
Perhitungan Rs baru dapat dilakukan jika nilai Ra sudah diketahui. Perhitungan
Rs dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.
𝑛
𝑅𝑠 = (0,25 + 0,50 ) 𝑅𝑎
𝑁
dengan maksimum lamanya penyinaran matahari rata-rata sebesar 12 jam.
Contoh perhitungan pada bulan Januari:
4,44
𝑅𝑠 = (0,25 + 0,50 × ) 15,94
12
𝑅𝑠 = 6,93
6. Menghitung Gelombang Pendek Radiasi Matahari yang Masuk (Rns)
Perhitungan Gelombang Pendek Radiasi Matahari yang Masuk (Rns) dapat
dilakukan jika nilai Rs sudah diketahui. Perhitungan Rns ini dilakukan dengan
menggunakan rumus di bawah ini.
𝑅𝑛𝑠 = (1 − 𝛼) 𝑅𝑠
50
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Nilai α yang digunakan adalah 0,25. Contoh perhitungan pada bulan Januari
adalah sebagai berikut.
𝑅𝑛𝑠 = (1 − 0,25) 6,93
𝑅𝑛𝑠 = 5,20
7. Menghitung f(ed)
Perhitungan f(ed) baru dapat dilakukan jika sudah diketahui nilai ed nya.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus di bawah ini.
𝑓(𝑒𝑑) = 0,34 – 0,044 √𝑒𝑑
Contoh perhitungan pada bulan Januari dengan harga ed sebesar 22,31 mmHg:
𝑓(𝑒𝑑) = 0,34 – 0,044 √22,31
𝑓(𝑒𝑑) = 0,13
8. Menghitung Fungsi Rasio Lama Penyinaran terhadap Penyinaran Maksimum
(f(n/N) )
Perhitungan f(n/N) dapat dilakukan menggunakan rumus di bawah ini dengan
dengan maksimum lamanya penyinaran matahari rata-rata (N) sebesar 12 jam.
𝑛 𝑛
𝑓 ( ) = (0,1 + 0,9 × )
𝑁 𝑁
Contoh perhitungan pada bulan Januari:
𝑛 4,44
𝑓 ( ) = (0,1 + 0,9 × )
𝑁 12
𝑛
𝑓 ( ) = 0,43
𝑁
9. Menghitung Rnl
Perhitungan Rnl dapat dilakukan jika sudah dikerahui fungsi efek temperature,
fungsi efek tekanan uap actual, dan fungsi rasio lama penyinaran terhadap
penyinaran maksimum. Perhitungan dilakukan dengan mengalikan semua
factor tersebut.
𝑛
𝑅𝑛𝑙 = 𝑓(𝑡)𝑥 𝑓(𝑒𝑑)𝑥 𝑓( )
𝑁
Contoh perhitungan pada bulan Januari dengan nilai f(t) sebesar 16,16, nilai
f(ed) sebesar 0,13, dan nilai f(n/N) sebesar 0,43.
𝑅𝑛𝑙 = 16,16 × 0,13 × 0,43
𝑀𝐽
0,93 𝑚2
𝑅𝑛𝑙 =
ℎ𝑎𝑟𝑖
51
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Angka Korekci ( c )
Bulan
Blaney-Criddle Radiasi Penman
Jan 0,800 0,800 1,100
Feb 0,800 0,800 1,100
Mar 0,750 0,750 1,000
Apr 0,750 0,750 1,000
May 0,700 0,700 0,950
Jun 0,700 0,700 0,950
Jul 0,750 0,750 1,000
Aug 0,750 0,750 1,000
Sep 0,800 0,800 1,100
Oct 0,800 0,800 1,100
Nov 0,825 0,825 1,150
Dec 0,825 0,825 1,150
Dipilih faktor koreksi Penman karena metode yang digunakan metode Penman
Modifikasi. Maka angka koreksi pada bulan januari adalah 1,10.
52
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
𝐸𝑇 = 3,96 𝑚𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐸𝑇 = 118,95 𝑚𝑚/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Keseluruhan perhitungan dilakukan menggunakan Microsoft Excel sehingga
diperoleh tabel data hasil perhitungan evapotranspirasi secara keseluruhan
sebagai berikut.
53
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
54
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
55
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Et c = c𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 × Et 0
Jika koefiesien bertuliskan LP, maka Etc bernilai 0. Contoh perhitungan pada
Januari I:
Et c = 1,31 × 3,96 = 5,194 mm/hari
7. Menentukkan nilai WLR (penggantian lapisan air). Penggantian dilakukan
selama setengah bulan pada saat satu dan dua bulan setelah penanaman padi.
Besarnya kebutuhan air pada fase ini adalah 3,3 mm/hari. Kemudian dihitung
kebutuhan air rata-rata untuk WLR setiap setengah bulan.
56
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
𝑁𝐹𝑅
𝑇𝐻𝑅 =
0,8
Kebutuhan air total saluran sekunder (SDR)
𝑁𝐹𝑅
𝑆𝐷𝑅 =
0,8 × 0,9
Kebutuhan air total saluran primer/daerah irigasi (DR)
𝑁𝐹𝑅
𝐷𝑅 =
0,8 × 0,92
jika DR bernilai negartif artinya air telah tercukupi melalui curah hujan pada
petak sawah sehingga harus dikoreksi menjadi bernilai 0.
Contoh perhitungan pada Januari II:
0,371
𝑇𝐻𝑅 = = 0,396 lt/s/ha
0,8
0,371
𝑆𝐷𝑅 = 0,8×0,9 = 0,440 lt/s/ha
0,371
𝐷𝑅 = 0,8×0,92 = 0,489lt/s/ha
57
Regina Ratu Inris - 15019102
Berikut merupakan rekapitulasi perhitungan kebutuhan air daerah irigasi Ciberes-Tersana.
Tabel IV.34 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Golongan A
Oktober November December January February March April May June July August September
Bulan
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
ET0 (mm/hari) 4.51 4.51 4.46 4.46 4.03 4.03 3.96 3.96 3.87 3.87 3.54 3.54 3.64 3.64 3.17 3.17 3.04 3.04 3.38 3.38 3.76 3.76 4.55 4.55
P (mm/hari) 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Re padi (mm/hari) 0.26 0.86 3.66 5.11 6.65 5.35 6.66 7.14 8.15 7.70 6.09 4.31 5.32 4.50 2.50 2.32 1.66 1.22 0.58 0.27 0.00 0.00 0.11 0.24
Re palawija (mm/hari) 1.56 2.63 4.56 6.09 8.97 7.37 8.16 8.57 9.94 9.71 8.52 6.46 6.11 4.99 3.47 3.35 2.35 1.85 1.26 0.85 0.44 0.35 0.43 0.77
Pola Tanam
Koefisien Tanaman
C1 0.45 LP LP LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 LP LP LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82
C2 0 LP LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0 LP LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45
C3 0 LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0 0 LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45 0
C Rata-Rata 0.15 LP LP LP 1.27 1.30 1.31 0.87 0.43 0.00 LP LP LP 1.27 1.30 1.31 0.87 0.60 0.42 0.75 0.92 0.94 0.76 0.42
Penyiapan Lahan
LP (mm/hari) 10.743 10.706 10.706 10.044 10.044 10.110
Penggantian Lapisan Air
WLR1 (mm/hari) 0 0 3.3 0 3.3 0 0 3.3 0 3.3
WLR2 (mm/hari) 0 3.3 0 3.3 0 0 3.3 0 3.3 0
WLR3 (mm/hari) 3.3 0 3.3 0 0 3.3 0 3.3 0 0
WLR Rata-Rata (mm/hari) 1.1 1.1 2.2 1.1 1.1 1.1 1.1 2.2 1.1 1.1
Evapotranspirasi
Etc (mm/hari) 0.677 5.108 5.242 5.194 3.436 1.677 4.605 4.126 4.158 2.632 1.822 1.407 2.533 3.443 3.531 3.440 1.925
Kebutuhan Air
NFR (mm/hari) -0.882 9.887 7.051 5.599 1.556 2.992 2.738 -0.599 -3.370 -5.696 3.959 5.737 4.790 3.208 4.726 6.043 4.073 3.699 2.829 1.683 3.001 3.178 3.006 1.156
NFR (lt/s/ha) -0.102 1.144 0.816 0.648 0.180 0.346 0.317 -0.069 -0.390 -0.659 0.458 0.664 0.554 0.371 0.547 0.699 0.471 0.428 0.327 0.195 0.347 0.368 0.348 0.134
THR (lt/s/ha) -0.128 1.430 1.020 0.810 0.225 0.433 0.396 -0.087 -0.488 -0.824 0.573 0.830 0.693 0.464 0.684 0.874 0.589 0.535 0.409 0.244 0.434 0.460 0.435 0.167
SDR (lt/s/ha) -0.142 1.589 1.133 0.900 0.250 0.481 0.440 -0.096 -0.542 -0.916 0.636 0.922 0.770 0.516 0.760 0.971 0.655 0.595 0.455 0.271 0.482 0.511 0.483 0.186
DR (lt/s/ha) -0.157 1.766 1.259 1.000 0.278 0.534 0.489 -0.107 -0.602 -1.017 0.707 1.025 0.856 0.573 0.844 1.079 0.728 0.661 0.505 0.301 0.536 0.568 0.537 0.207
DR koreksi (lt/s/ha) 0 1.766 1.259 1.000 0.278 0.534 0.489 0 0 0 0.707 1.025 0.856 0.573 0.844 1.079 0.728 0.661 0.505 0.301 0.536 0.568 0.537 0.207
4.3.4 Penggolongan Tanaman
Perhitungan kebutuhan air dilakukan pada 3 golongan tanaman (golongan A,
golongan B, dan golongan C). Dua golongan tanaman lainnya diperoleh dengan
menggeser pola tanam sebelumnya masing-masing sebesar setengah bulan.
Penggolongan tanaman ini dimaksudkan untuk memperoleh kemungkinan pola
tanam terbaik (kebutuhan air paling sedikit). Langkah-langkah perhitungan sama
seperti pada subbab sebelumnya. Maka didapatkan hasil rekapitulasi perhitungan
kebutuhan air daerah irigasi pada golongan B dan golongan C sebagai berikut.
Tabel IV.35 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Golongan B
Oktober November December January February March April May June July August September Oktober
Bulan
II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I
ET0 (mm/hari) 4.46 4.46 4.46 4.03 4.03 3.96 3.96 3.87 3.87 3.54 3.54 3.64 3.64 3.17 3.17 3.04 3.04 3.38 3.38 3.76 3.76 4.55 4.55 0.00
P (mm/hari) 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Re padi (mm/hari) 0.86 3.66 5.11 6.65 5.35 6.66 7.14 8.15 7.70 6.09 4.31 5.32 4.50 2.50 2.32 1.66 1.22 0.58 0.27 0.00 0.00 0.11 0.24 0.26
Re palawija (mm/hari) 2.63 4.56 6.09 8.97 7.37 8.16 8.57 9.94 9.71 8.52 6.46 6.11 4.99 3.47 3.35 2.35 1.85 1.26 0.85 0.44 0.35 0.43 0.77 1.56
Pola Tanam
Koefisien Tanaman
C1 0.45 LP LP LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 LP LP LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82
C2 0 LP LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0 LP LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45
C3 0 LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0 0 LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45 0
C Rata-Rata 0.15 LP LP LP 1.27 1.30 1.31 0.87 0.43 0.00 LP LP LP 1.27 1.30 1.31 0.87 0.60 0.42 0.75 0.92 0.94 0.76 0.42
Penyiapan Lahan
LP (mm/hari) 10.706 10.706 10.394 10.044 10.110 10.110
Penggantian Lapisan Air
WLR1 (mm/hari) 0 0 3.3 0 3.3 0 0 3.3 0 3.3
WLR2 (mm/hari) 0 3.3 0 3.3 0 0 3.3 0 3.3 0
WLR3 (mm/hari) 3.3 0 3.3 0 0 3.3 0 3.3 0 0
WLR Rata-Rata (mm/hari) 1.1 1.1 2.2 1.1 1.1 1.1 1.1 2.2 1.1 1.1
Evapotranspirasi
Etc (mm/hari) 0.669 5.108 5.242 5.194 3.436 1.677 4.605 4.126 4.158 2.632 1.822 1.407 2.533 3.443 3.531 3.440 1.925
Kebutuhan Air
NFR (mm/hari) -1.959 7.051 5.599 3.743 2.858 1.686 2.259 -1.611 -2.918 -4.085 5.737 4.790 5.613 5.205 4.911 6.699 4.509 4.344 3.136 2.091 3.090 3.097 2.672 0.366
NFR (lt/s/ha) -0.227 0.816 0.648 0.433 0.331 0.195 0.261 -0.186 -0.338 -0.473 0.664 0.554 0.650 0.602 0.568 0.775 0.522 0.503 0.363 0.242 0.358 0.358 0.309 0.042
THR (lt/s/ha) -0.283 1.020 0.810 0.541 0.413 0.244 0.327 -0.233 -0.422 -0.591 0.830 0.693 0.812 0.753 0.711 0.969 0.652 0.628 0.454 0.303 0.447 0.448 0.387 0.053
SDR (lt/s/ha) -0.315 1.133 0.900 0.602 0.459 0.271 0.363 -0.259 -0.469 -0.657 0.922 0.770 0.902 0.837 0.789 1.077 0.725 0.698 0.504 0.336 0.497 0.498 0.430 0.059
DR (lt/s/ha) -0.350 1.259 1.000 0.668 0.510 0.301 0.403 -0.288 -0.521 -0.730 1.025 0.856 1.003 0.930 0.877 1.197 0.805 0.776 0.560 0.374 0.552 0.553 0.477 0.065
DR koreksi (lt/s/ha) 0 1.259 1.000 0.668 0.510 0.301 0.403 0 0 0 1.025 0.856 1.003 0.930 0.877 1.197 0.805 0.776 0.560 0.374 0.552 0.553 0.477 0.065
Tabel IV.36 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Golongan C
November December January February March April May June July August September Oktober
Bulan
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
ET0 (mm/hari) 4.46 4.46 4.03 4.03 3.96 3.96 3.87 3.87 3.54 3.54 3.64 3.64 3.17 3.17 3.04 3.04 3.38 3.38 3.76 3.76 4.55 4.55 0.00 0.00
P (mm/hari) 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Re padi (mm/hari) 3.66 5.11 6.65 5.35 6.66 7.14 8.15 7.70 6.09 4.31 5.32 4.50 2.50 2.32 1.66 1.22 0.58 0.27 0.00 0.00 0.11 0.24 0.26 0.86
Re palawija (mm/hari) 4.56 6.09 8.97 7.37 8.16 8.57 9.94 9.71 8.52 6.46 6.11 4.99 3.47 3.35 2.35 1.85 1.26 0.85 0.44 0.35 0.43 0.77 1.56 2.63
Koefisien Tanaman
Koefisien Tanaman
C1 0.45 LP LP LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 LP LP LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82
C2 0 LP LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0 LP LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45
C3 0 LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0 0 LP 1.20 1.27 1.33 1.30 1.30 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45 0
C Rata-Rata 0.15 LP LP LP 1.27 1.30 1.31 0.87 0.43 0.00 LP LP LP 1.27 1.30 1.31 0.87 0.60 0.42 0.75 0.92 0.94 0.76 0.42
Penyiapan Lahan
LP (mm/hari) 10.706 10.394 10.394 10.110 10.110 9.785
Penggantian Lapisan Air
WLR1 (mm/hari) 0 0 3.3 0 3.3 0 0 3.3 0 3.3
WLR2 (mm/hari) 0 3.3 0 3.3 0 0 3.3 0 3.3 0
WLR3 (mm/hari) 3.3 0 3.3 0 0 3.3 0 3.3 0 0
WLR Rata-Rata (mm/hari) 1.1 1.1 2.2 1.1 1.1 1.1 1.1 2.2 1.1 1.1
Evapotranspirasi
Etc (mm/hari) 0.669 5.108 5.154 5.194 3.355 1.677 4.021 4.126 3.979 2.632 2.027 1.407 2.817 3.443 4.274 3.440 0.000
Kebutuhan Air
NFR (mm/hari) -3.890 5.599 3.743 5.044 1.551 1.119 1.247 -1.241 -1.308 -2.307 4.790 5.613 7.610 4.805 5.567 6.955 5.154 4.855 3.407 2.464 3.009 3.505 1.882 -2.628
NFR (lt/s/ha) -0.450 0.648 0.433 0.584 0.180 0.130 0.144 -0.144 -0.151 -0.267 0.554 0.650 0.881 0.556 0.644 0.805 0.596 0.562 0.394 0.285 0.348 0.406 0.218 -0.304
THR (lt/s/ha) -0.563 0.810 0.541 0.730 0.224 0.162 0.180 -0.180 -0.189 -0.334 0.693 0.812 1.101 0.695 0.805 1.006 0.746 0.702 0.493 0.356 0.435 0.507 0.272 -0.380
SDR (lt/s/ha) -0.625 0.900 0.602 0.811 0.249 0.180 0.200 -0.199 -0.210 -0.371 0.770 0.902 1.223 0.772 0.895 1.118 0.828 0.780 0.548 0.396 0.484 0.563 0.302 -0.423
DR (lt/s/ha) -0.695 1.000 0.668 0.901 0.277 0.200 0.223 -0.222 -0.234 -0.412 0.856 1.003 1.359 0.858 0.994 1.242 0.921 0.867 0.609 0.440 0.537 0.626 0.336 -0.469
DR koreksi (lt/s/ha) 0 1.000 0.668 0.901 0.277 0.200 0.223 0 0 0 0.856 1.003 1.359 0.858 0.994 1.242 0.921 0.867 0.609 0.440 0.537 0.626 0.336 0
4.4 Evaluasi Keseimbangan Air Daerah Irigasi Ciberes-Tersana
4.4.1 Luas Sawah Maksimum yang Dapat Dialiri Menurut Perhitungan
Berikut merupakan langkah-langkah perhitungan luas sawah maksimum yang dapat
dialiri beserta contoh perhitungannya pada Januari I.
1. Menghitung nilai DR untuk alternatif tambahan, yaitu alternative 4, 5, dan 6.
a. Alternatif 1: golongan A = 0,489
b. Alternatif 2: golongan B = 0,301
c. Alternatif 3: golongan C = 0,227
d. Alternatif 4: kombinasi golongan A dan B
𝐷𝑅𝐼 +𝐷𝑅𝐼𝐼 0,489+0,301
𝐷𝑅𝐼𝑉 = = = 0,395 lt/s/ha
2 2
Alternatif II:
12062,205
𝐴= = 40065,082 lt/s/ha
0,301
Alternatif III:
12062,205
𝐴= = 43536,816 lt/s/ha
0,227
Alternatif IV:
12062,205
𝐴= = 30536,012 lt/s/ha
0,395
Alternatif V:
12062,205
𝐴= = 33911,523 lt/s/ha
0,356
Alternatif VI:
12062,205
𝐴= = 41728,864 lt/s/ha
0,289
63
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
64
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Tabel IV.40 Rekapitulasi Perhitungan Luas Sawah Maksimum yang Dapat Dialiri
Luas Potensial Sawah
Luas Layanan
Parameter
Alt. I Alt. II Alt. III Alt. IV Alt. V Alt. VI
Luas minimal padi I (ha) 6163.990 9588.466 12074.257 9588.466 12074.257 12074.257
Luas minimal padi II (ha) 10193.745 9331.410 8094.249 11246.946 10534.712 9613.194
Luas minimal palawija (ha) 18659.285 18994.862 12268.464 18920.198 18470.999 14908.061
Luas total (ha) 35017.020 37914.738 32436.970 39755.610 41079.968 36595.511
Luas potensial sawah (ha) 41079.968
DR maksimum (lt/s/ha) 1.044 Debit saluran primer (lt/s) 42903.511
SDR (lt/s/ha) 0.940 Debit saluran sekunder (lt/s) 38613.160
THR (lt/s/ha) 0.846 Debit saluran tersier (lt/s) 34751.844
65
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
BAB V
DESAIN SALURAN
66
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
67
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
7. Menentukan perbandingan lebar dasar dan kedalaman air (𝑛), kemiringan talud
(𝑚), dan koefisien Strickler (𝐾) berdasarkan debit menurut KP Irigasi 2013.
Pada tugas besar kali ini perhitungan dilakukan dengan cara interpolasi
menggunakan bantuan Excel.
8. Menentukan nilai b
Asumsikan nilai b terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan perhitungan. Nilai
b nantinya akan dicari menggunakan fungsi goal seek pada Microsoft Excel.
9. Menghitung kedalaman air awal saluran (h)
b
h=
n
dimana n adalah perbandingan antara lebar dan tinggi saluran
Contoh perhitungan pada saluran RCT1 dengan n yang didapat dari hasil
interpolasi adalah 1,547 dan nilai b adalah asumsi bernilai 0,5 m
0,5
h= = 0,323 𝑚
1,547
68
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
P = b + 2h√1 + m2
15. Bandingkan debit ruas saluran dengan debit hasil penghitungan. Kedalaman air
dan lebar dasar telah sesuai jika besar kedua debit sama. Jika tidak sama,
goalseek nilai perbandingan di atas ke nilai 1.
69
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
16. Kedalaman air dan lebar dasar hasil goalseek dibulatkan per 0,1 m ke atas untuk
memudahkan konstruksi.
17. Menentukan tinggi jagaan agar saluran tidak overflow saat debit melebihi debit
rencana saluran
f = 0,676√h′
Contoh perhitungan pada saluran RCT1 dengan hasil ketinggian setelah
melakukan goalseek adalah 0,90 m
f = 0,676√0,9 = 0,64 𝑚
18. Menghitung tinggi saluran dengan menjumlahkan tinggi penampang basah dan
tinggi jagaan
d = h′ + f
Contoh perhitungan pada saluran RCT1
d = 0,852 + 0,64 = 1,54 𝑚
19. Menghitung kembali luas penampang basah, keliling basah, dan jari-jari
hidraulik berdasarkan dimensi penampang basah akhir
A′ = b′h′ + m(h′)2
Contoh perhitungan pada saluran RCT1
A′ = 1,40 × 0,90 + 1(0,90)2 = 2,07 𝑚2
20. Menghitung kembali kecepatan aliran berdasarkan debit rencana saluran. Hal
ini dimaksudkan agar debit tetap sesuai walaupun dimensi penampang basah
diubah.
𝑄
𝑉′ =
𝐴′
1,078
𝑉′ = = 0,52 𝑚/𝑠
2,07
21. Agar debit sesuai, kemiringan saluran dikoreksi melalui persamaan Manning
70
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
2
V′
I′ = ( 2)
K× R′3
2
′
0,52
I =( 2) = 0,000769
40 × ′
0,52 3
71
Regina Ratu Inris - 15019102
Tabel V.3 Perhitungan Pendimensian Saluran Pembawa (1)
Jenis Luas NFR Efisiensi I (Kemiringan Q Kemiringan
No. Nama Saluran n = b/h b (m) h (m) k
Saluran Layanan (lt/det/ha) Saluran Saluran) lt/s m^3/s Talud (m)
1 RCT1 Primer 1031.971 0.677 0.648 0.000541 1077.780 1.078 1.000 1.547 1.318 0.852 40.00
2 RCT2 Primer 967.322 0.677 0.648 0.000541 1010.262 1.010 1.000 1.506 1.262 0.838 40.00
3 RCT3 Primer 799.39 0.677 0.648 0.000541 834.878 0.835 1.000 1.368 1.153 0.843 35.00
4 RG1 Sekunder 112.38 0.677 0.72 0.000541 105.632 0.106 1.000 0.941 0.403 0.428 35.00
5 RG2 Sekunder 55.55 0.677 0.72 0.000541 52.214 0.052 1.000 0.870 0.291 0.335 35.00
6 RD1 Sekunder 283.81 0.677 0.72 0.000541 266.764 0.267 1.000 1.156 0.665 0.575 35.00
7 RD2 Sekunder 231.25 0.677 0.72 0.000541 217.361 0.217 1.000 1.090 0.589 0.541 35.00
8 RD3 Sekunder 145.87 0.677 0.72 0.000541 137.115 0.137 1.000 0.983 0.459 0.467 35.00
9 RD4 Sekunder 76.75 0.677 0.72 0.000541 72.139 0.072 1.000 0.896 0.336 0.375 35.00
10 G1 Ki Tersier 64.65 0.677 0.8 0.000541 54.690 0.055 1.000 0.873 0.297 0.340 35.00
11 G2 Ki Tersier 56.83 0.677 0.8 0.000541 48.076 0.048 1.000 0.864 0.281 0.325 35.00
12 G3 Ki Tersier 55.55 0.677 0.8 0.000541 46.992 0.047 1.000 0.863 0.278 0.322 35.00
13 T1 Ka Tersier 61.72 0.677 0.8 0.000541 52.210 0.052 1.000 0.870 0.291 0.335 35.00
14 T2 Ki Tersier 52.56 0.677 0.8 0.000541 44.463 0.044 1.000 0.859 0.272 0.316 35.00
15 T3 Ki Tersier 85.37 0.677 0.8 0.000541 72.221 0.072 1.000 0.896 0.336 0.375 35.00
16 T4 Ka Tersier 69.13 0.677 0.8 0.000541 58.479 0.058 1.000 0.878 0.306 0.349 35.00
17 T5 Ki Tersier 76.75 0.677 0.8 0.000541 64.925 0.065 1.000 0.887 0.321 0.362 35.00
Tabel V.4 Perhitungan Pendimensian Saluran Pembawa (2)
Jenis A P R = A/P Q' f d P' R'
No. Nama Saluran v (m/s) Q/Q' b' h' A' (m^2) V' (m/s) I'
Saluran (m^2) (m) (m) (m^3/s) (m) (m) (m) (m)
1 RCT1 Primer 1.848 3.727 0.496 0.583 1.078 1.00 1.40 0.90 0.64 1.54 2.07 3.95 0.52 0.52 0.000769
2 RCT2 Primer 1.759 3.632 0.484 0.574 1.010 1.00 1.30 0.90 0.64 1.54 1.98 3.85 0.51 0.51 0.000773
3 RCT3 Primer 1.682 3.537 0.476 0.496 0.835 1.00 1.20 0.90 0.64 1.54 1.89 3.75 0.50 0.44 0.000898
4 RG1 Sekunder 0.355 1.613 0.220 0.297 0.106 1.00 0.50 0.50 0.48 0.98 0.50 1.91 0.26 0.21 0.001033
5 RG2 Sekunder 0.209 1.238 0.169 0.249 0.052 1.00 0.30 0.40 0.43 0.83 0.28 1.43 0.20 0.19 0.001341
6 RD1 Sekunder 0.713 2.292 0.311 0.374 0.267 1.00 0.70 0.60 0.52 1.12 0.78 2.40 0.33 0.34 0.001247
7 RD2 Sekunder 0.611 2.119 0.288 0.356 0.217 1.00 0.60 0.60 0.52 1.12 0.72 2.30 0.31 0.30 0.001157
8 RD3 Sekunder 0.432 1.780 0.243 0.317 0.137 1.00 0.50 0.50 0.48 0.98 0.50 1.91 0.26 0.27 0.001341
9 RD4 Sekunder 0.267 1.398 0.191 0.270 0.072 1.00 0.40 0.40 0.43 0.83 0.32 1.53 0.21 0.23 0.001484
10 G1 Ki Tersier 0.217 1.260 0.172 0.252 0.055 1.00 0.30 0.40 0.43 0.83 0.28 1.43 0.20 0.20 0.001404
11 G2 Ki Tersier 0.197 1.200 0.164 0.244 0.048 1.00 0.30 0.40 0.43 0.83 0.28 1.43 0.20 0.17 0.001234
12 G3 Ki Tersier 0.194 1.190 0.163 0.243 0.047 1.00 0.30 0.40 0.43 0.83 0.28 1.43 0.20 0.17 0.001206
13 T1 Ka Tersier 0.209 1.238 0.169 0.249 0.052 1.00 0.30 0.40 0.43 0.83 0.28 1.43 0.20 0.19 0.001340
14 T2 Ki Tersier 0.186 1.165 0.159 0.239 0.044 1.00 0.30 0.40 0.43 0.83 0.28 1.43 0.20 0.16 0.001142
15 T3 Ki Tersier 0.267 1.398 0.191 0.270 0.072 1.00 0.40 0.40 0.43 0.83 0.32 1.53 0.21 0.23 0.001486
16 T4 Ka Tersier 0.228 1.292 0.177 0.256 0.058 1.00 0.40 0.40 0.43 0.83 0.32 1.53 0.21 0.18 0.001203
17 T5 Ki Tersier 0.247 1.343 0.184 0.263 0.065 1.00 0.40 0.40 0.43 0.83 0.32 1.53 0.21 0.20 0.001336
5.1.2 Perhitungan Tinggi Muka Air
Langkah langkah perhitungan tinggi muka air adalah sebagai berikut:
7. Menghitung beda tinggi muka air di hilir dan hulu pintu ukur (𝑧)
𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑧=
3
Contoh perhitungan pada saluran RCT1 dengan hmaks hasil interpolasi adalah
0,50 m
50
𝑧= = 0,167 𝑚
3
8. Menghitung tinggi muka air di hilir pintu ukur dengan menambahkan TMA
sawah dengan pertambahan tinggi dari saluran
𝑇𝑀𝐴 ℎ𝑖𝑙𝑖𝑟 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 = 𝑇𝑀𝐴 𝑠𝑎𝑤𝑎ℎ + ∆ℎ
Contoh perhitungan pada saluran RCT1
𝑇𝑀𝐴 ℎ𝑖𝑙𝑖𝑟 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 = 6,15 + 1,791 = 7,941 𝑚
9. Menghitung tinggi muka air di hulu pintu ukur dengan menambahkan TMA
hilir pintu dengan beda TMA pintu ukur
75
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
13. Tinggi muka air di hilir saluran yang ditinjau sama dengan tinggi muka air
hulu pintu ukur.
14. Menghitung tinggi muka air di hulu saluran yang ditinjau dengan
menambahkan TMA hilir saluran dengan pertambahan TMA dari saluran
𝑇𝑀𝐴 ℎ𝑢𝑙𝑢 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 = 8,107 + 1,791 = 9,898 𝑚
76
Regina Ratu Inris - 15019102
Tabel V.7 Perhitungan Tinggi Muka Air
Sawah Tertinggi Pintu Romijn TMA Dekat Pintu TMA Ujung
Nama Jenis TMA Pertambahan Q z Lebar Jumlah Jumlah TMA ∆h
No. I' b' (m) L
Saluran Saluran Elevasi (m) Jarak (m) Sawah TMA ∆h (m) (m^3/s) Tipe H max (m) Kapasitas (m^3/s) (m) Pintu Pintu Pintu Hulu Hilir max (m) (m) Hulu Hilir
1 RCT1 Primer 6.00 2329.004 6.15 0.000769 1.791 1.078 1.40 R VI 0.50 0.90 0.167 1.5 1.20 2 8.108 7.941 8.108 2329.004 1.791 9.899 8.108
2 RCT2 Primer 6.00 322.113 6.15 0.000773 0.249 1.010 1.30 R VI 0.50 0.90 0.167 1.5 1.12 2 6.566 6.399 6.566 322.113 0.249 6.814 6.566
3 RCT3 Primer 6.00 878.174 6.15 0.000898 0.788 0.835 1.20 R VI 0.50 0.90 0.167 1.5 0.93 1 7.105 6.938 7.105 878.174 0.788 7.893 7.105
4 RG1 Sekunder 5.50 659.482 5.65 0.001033 0.681 0.106 0.50 RI 0.33 0.16 0.110 0.5 0.66 1 6.441 6.331 6.441 659.482 0.681 7.122 6.441
5 RG2 Sekunder 4.00 794.586 4.15 0.001341 1.065 0.052 0.30 RI 0.33 0.16 0.110 0.5 0.33 1 5.325 5.215 5.325 794.586 1.065 6.390 5.325
6 RD1 Sekunder 5.50 330.949 5.65 0.001247 0.413 0.267 0.70 R II 0.50 0.30 0.167 0.5 0.89 1 6.229 6.063 6.229 330.949 0.413 6.642 6.229
7 RD2 Sekunder 5.50 863.193 5.65 0.001157 0.999 0.217 0.60 R II 0.50 0.30 0.167 0.5 0.72 1 6.816 6.649 6.816 863.193 0.999 7.815 6.816
8 RD3 Sekunder 4.00 463.127 4.15 0.001341 0.621 0.137 0.50 RI 0.33 0.16 0.110 0.5 0.86 1 4.881 4.771 4.881 463.127 0.621 5.502 4.881
9 RD4 Sekunder 4.00 990.498 4.15 0.001484 1.470 0.072 0.40 RI 0.33 0.16 0.110 0.5 0.45 1 5.730 5.620 5.730 990.498 1.470 7.200 5.730
10 G1 Ki Tersier 5.50 50.000 5.65 0.001404 0.070 0.055 0.30 RI 0.33 0.16 0.110 0.5 0.34 1 5.830 5.720 5.830 50.000 0.070 5.900 5.830
11 G2 Ki Tersier 4.00 50.000 4.15 0.001234 0.062 0.048 0.30 RI 0.33 0.16 0.110 0.5 0.30 1 4.322 4.212 4.322 50.000 0.062 4.383 4.322
12 G3 Ki Tersier 2.50 50.000 2.65 0.001206 0.060 0.047 0.30 RI 0.33 0.16 0.110 0.5 0.29 1 2.820 2.710 2.820 50.000 0.060 2.881 2.820
13 T1 Ka Tersier 6.00 50.000 6.15 0.001340 0.067 0.052 0.30 RI 0.33 0.16 0.110 0.5 0.33 1 6.327 6.217 6.327 50.000 0.067 6.394 6.327
14 T2 Ki Tersier 5.50 50.000 5.65 0.001142 0.057 0.044 0.30 RI 0.33 0.16 0.110 0.5 0.28 1 5.817 5.707 5.817 50.000 0.057 5.874 5.817
15 T3 Ki Tersier 4.00 50.000 4.15 0.001486 0.074 0.072 0.40 RI 0.33 0.16 0.110 0.5 0.45 1 4.334 4.224 4.334 50.000 0.074 4.409 4.334
16 T4 Ka Tersier 4.00 50.000 4.15 0.001203 0.060 0.058 0.40 RI 0.33 0.16 0.110 0.5 0.37 1 4.320 4.210 4.320 50.000 0.060 4.380 4.320
17 T5 Ki Tersier 2.5 50.000 2.65 0.001336 0.067 0.065 0.40 RI 0.33 0.16 0.110 0.5 0.41 1 2.827 2.717 2.827 50.000 0.067 2.894 2.827
5.2 Saluran Pembuang
Masing-masing petak sawah memiliki saluran pembuang untuk mengalirkan air
sawah yang telah dipakai. Saluran pembuang dimulai dari titik terendah masing-
masing petak sawah dan berakhir di sungai. Perlu diperhatikan bahwa saluran
pembuang juga didesain menuruni kontur.
1
𝑇=
𝑃
1
𝑇= = 11
0,091
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
4. Menghitung curah hujan periode ulang 5 tahun dengan cara interpolasi pada
data curah hujan yang sudah diketahui.
5. Menghitung curah hujan rata-rata harian berperiode ulang.
𝑅5 (𝑚𝑚/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛)
𝑅5 (𝑚𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖) =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖
591,524
𝑅5 (𝑚𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖) = = 19,081 𝑚𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖
31
Perhitungan dilakukan pada setiap bulan sehingga didapatkan hasil seperti pada
tabel di bawah ini.
Dari hasil perhitungan di atas, dilanjutkan dengan menjumlahkan tiga data curah
hujan harian periode ulang 5 tahun pada bulan yang bersebelahan. Kemudian dipilih
nilai maksimum sebagai curah hujan tiga harian periode ulang 5 tahun. Pada tugas
besar kali ini nilai yang dipilih adalah 55,072 yang merupakan periode bulan
Desember-Januari-Februari.
79
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
Modulus drainase menyatakan debit air yang perlu dibuang per satuan luas petak
sawah. Pemberian air irigasi (IR) pada tugas besar ini diasumsikan sebesar 0
mm/hari dimana air irigasi tidak dibuang. Nilai evapotranspirasi potensial (ET0)
diambil dari rata-rata ET0 pada ketiga bulan yang digunakan pada perhitungan
curah hujan tiga harian periode ulang 5 tahun maka berdasarkan perhitungan
sebelumnya ketiga bulan yang digunakan adalah Desember, Januari, dan Februari.
Perkolasi (P) yang digunakan diasumsikan sebesar 2 mm/hari. Tampungan
tambahan pada tanah (∆S) diasumsikan sebesar 15 mm/3 hari. Data-data tersebut
diperlukan untuk dapat menghitung limpasan permukaan tiga harian yang perlu
dibuang (D(3)). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.
𝐷(3)
𝐷𝑚 =
𝑛 × 8,64
80
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
22,204
𝐷𝑚 = = 0,857 𝑙𝑡/𝑠/ℎ𝑎
3 × 8,64
81
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
𝑄𝑑 = 0,064 𝑚2 /𝑠
5. Menentukan perbandingan lebar dasar dan kedalaman air (𝑛), kemiringan talud
(𝑚), dan koefisien Strickler (𝐾) berdasarkan debit menurut KP Irigasi 2013.
Tabel V.12 Tabel Koefisien, Kemiringan Talud, dan Koefisie Strickler
Pada tugas besar kali ini perhitungan dilakukan dengan cara interpolasi
menggunakan bantuan Excel.
82
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
6. Menentukan nilai b
Asumsikan nilai b terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan perhitungan. Nilai
b nantinya akan dicari menggunakan fungsi goal seek pada Microsoft Excel.
P = b + 2h√1 + m2
0,6
R= = 0,369 𝑚
1,628
83
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
13. Bandingkan debit ruas saluran dengan debit hasil penghitungan. Kedalaman air
dan lebar dasar telah sesuai jika besar kedua debit sama. Jika tidak sama,
goalseek nilai perbandingan di atas ke nilai 1.
14. Kedalaman air dan lebar dasar hasil goalseek dibulatkan per 0,1 m ke atas untuk
memudahkan konstruksi. Pada tugas besar ini didapatkan hasil goalseek nilai
b sebesar 0,3 m dan nilai h sebesar 0,4 m.
15. Menentukan tinggi jagaan agar saluran tidak overflow saat debit melebihi debit
rencana saluran.
f = 0,676√h′
Contoh perhitungan pada saluran G1 Ki dengan hasil ketinggian setelah
melakukan goalseek adalah 0,90 m
f = 0,676√0,40 = 0,428 𝑚
16. Menghitung tinggi saluran dengan menjumlahkan tinggi penampang basah dan
tinggi jagaan
d = h′ + f
Contoh perhitungan pada saluran G1 Ki
d = 0,40 + 0,428 = 0,828 𝑚
17. Menghitung kembali luas penampang basah, keliling basah, dan jari-jari
hidraulik berdasarkan dimensi penampang basah akhir
A′ = 0,30 × 0,40 + 1(0,40)2 = 0,280 𝑚2
84
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
0,280
R′ = = 0,196 𝑚
1,431
18. Menghitung kembali kecepatan aliran berdasarkan debit rencana saluran. Hal
ini dimaksudkan agar debit tetap sesuai walaupun dimensi penampang basah
diubah.
𝑄
𝑉′ =
𝐴′
0,064
𝑉′ = = 0,230 𝑚/𝑠
0,280
19. Agar debit sesuai, kemiringan saluran dikoreksi melalui persamaan Manning
2
V′
I′ = ( 2)
K× R′3
2
0,230
I′ = ( 2) = 0,000379
35 × ′
0,196 3
85
Regina Ratu Inris - 15019102
Tabel V.13 Perhitungan Pendimensian Saluran Pembuang (1)
Nama Jenis Luas Layanan Dm I (Kemiringan Q Kemiringan A
No. 3 n = b/h k b (m) h (m) 2
Saluran Saluran (m) (lt/s/ha) Saluran) lt/s m /s Talud (m) (m )
1 G1 Ki Tersier 64.65 0.857 0.000959 64.273 0.064 1 0.886 35 0.284 0.320 0.193
2 G2 Ki Tersier 56.83 0.857 0.000959 57.085 0.057 1 0.876 35 0.269 0.307 0.177
3 G3 Ki Tersier 55.55 0.857 0.000959 55.901 0.056 1 0.875 35 0.266 0.304 0.174
4 T1 Ka Tersier 61.72 0.857 0.000959 61.588 0.062 1 0.882 35 0.278 0.315 0.187
5 ST1 Sekunder 52.56 0.857 0.000959 53.126 0.053 1 0.871 35 0.260 0.299 0.167
6 ST2 Sekunder 137.93 0.857 0.000959 129.061 0.129 1 1.000 35 0.408 0.408 0.333
7 T4 Ka Tersier 69.13 0.857 0.000959 68.360 0.068 1 0.891 35 0.292 0.327 0.203
8 T5 Ki Tersier 76.75 0.857 0.000959 75.263 0.075 1 0.900 35 0.305 0.339 0.218
6.1 Simpulan
Setelah menyusun laporan tugas besar, penulis dapat memberikan kesimpulan
sebagai berikut.
1. Luas maksimum petak sawah yang dapat diairi Daerah Aliran Sungai Ciberes-
Tersana adalah sebesar 41.079,968 hektar. Namun, karena keterbatasan lahan
untuk irigasi, luas sawah rencana yang dapat diairi adalah 522,552 hektar
dengan rincian luas masing-masing petak sawah dapat dilihat pada Tabel IV.1
Luas Petak Rencana.
2. Sistem irigasi yang digunakan adalah sistem irigasi gravitasi karena semua
saluran dan petak dirancang menuruni kontur sehingga air dapat mengalir
secara alami.
3. Dimensi saluran pembawa (supply) pada Daerah Irigasi Ciberes-Tersana dapat
dilihat pada Tabel V.3 Perhitungan Pendimensian Saluran Pembawa (1) dan
Tabel V.4 Perhitungan Pendimensian Saluran Pembawa (2).
4. Tinggi muka air pada saluran irigasi Ciberes-Tersana dapat dilihat pada Tabel
V.7 Perhitungan Tinggi Muka Air.
5. Dimensi saluran pembuang pada Daerah Irigasi Ciberes-Tersana dapat dilihat
pada Tabel V.13 Perhitungan Pendimensian Saluran Pembuang (1) dan Tabel
V.14 Perhitungan Pendimensian Saluran Pembuang (2).
6.2 Saran
Berikut merupakan saran yang diberikan penulis untuk Tugas Besar SI-3131
Irigasi dan Dranase ke depannya.
1. Hasil pengolahan data curah hujan dan klimatologi yang digunakan pada tugas
besar ini adalah data yang berasal dari tugas besar SI–2231 Rekayasa Hidrologi
yang letak DAS nya jauh dari DAS tinjauan pada tugas besar ini sehingga
pengolahan data kurang merepresentasikan kondisi asli di lapangan.
Disarankan agar menggunakan data yang bersesuaian dengan letak DAS
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
sehingga dapat membuat pengolahan data pada tugas besar menjadi lebih
akurat dan mendekati kondisi asli di lapangan.
2. Lebih teliti dalam membuat skema irigasi, baik untuk saluran maupun petak
sawah dengan memperhatikan kontur lahan dengan baik.
88
Regina Ratu Inris - 15019102
Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Drainase
DAFTAR PUSTAKA
89
Regina Ratu Inris - 15019102