(SI-2231)
Dosen:
Asisten:
Disusun oleh :
(SI-2231)
Disusun oleh:
Menyetujui,
Asisten I Asisten II
(15018150) (150181133)
Mengetahui,
Dosen I Dosen II
PRAKATA
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt karena dengan karunia
dan rahmatNya saya dapat menyelesaikan laporan tugas besar Rekayasa Hidrologi
dengan baik sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah SI 2331 Rekayasa
Hidrologi.
Dalam pengerjaaan tugas besar ini banyak pihak yang terlibat didalamnya
sehingga tugas ini daoat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh sebab itu,
saya mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Ir. Muhammad Syahril Badri Kusuma, Ph. D dan Bapak
Rohmat Faisal, S. T, M. T, Ph. D., selaku dosen mata kuliah SI 2331
Rekayasa Hidrologi.
2. Edward Widjaja dan Muhammad Zaky Arrazzaq Zulkarnain, selaku asisten
tugas besar Rekayasa Hidrologi.
3. Orang tua yang sennatiasa mendoakan penulis, memberi motivasi, dan
dukungan secara moral dan materiil sehingga penulis bisa menyelesaikan
tugas ini.
4. Teman- teman yang telah memberi dukungan dan semangat
Saya menyadari bahwa laporan tugas besar ini tak luput dari kesalahan dan
kekeliruan dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh sebab itu, kritik dan
saran yang membangun saya harapkan guna kesempurnaan laporan ini. Saya
berharap laporan ini bermanfaat dan menambah pengetahuan pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Prov. Jawa Tengah, Kab. Brebes, kec. Brebes, hilir jembatan Brebes
..................................................................................................................................2
Gambar 1. 2 Alur Pengerjaan...................................................................................4
Gambar 2. 1 Pola Aliran Sungai ..............................................................................6
Gambar 2. 2 Berbagai bentuk DAS (a) Bulu Burung (b) Radial (c) Pararel............8
Gambar 2. 3 Metode Aljabar..................................................................................11
Gambar 2. 4 Metode Polygon Thiessen .................................................................12
Gambar 2. 5 Metode Isohyet ..................................................................................13
Gambar 2. 6 Diagram Alir Analisis Metode FJ Mock ...........................................26
Gambar 3. 1 Tampilan Awal Global Mapper.........................................................51
Gambar 3. 2 Membuka File Peta............................................................................51
Gambar 3. 3 Tampilan Awal Peta ..........................................................................52
Gambar 3. 4 Dialog Box Pengatur Tipe Koordinat................................................52
Gambar 3. 5 Dialog Box Pengisisan Koordinat Stasiun Debit ..............................53
Gambar 3. 6 Dialog Box Penamaan titik Koordinat ..............................................53
Gambar 3. 7 Tanda pada Titik Koordinat ..............................................................54
Gambar 3. 8 Export DEM ......................................................................................54
Gambar 3. 9 Membuat Persegi di Area Titik Stasiun Debit...................................55
Gambar 3. 10 Tampilan Awal Projek Baru Qgis ...................................................55
Gambar 3. 11 Tampilan DEM................................................................................56
Gambar 3. 12 Dialog Box Filled DEM ..................................................................56
Gambar 3. 13 Mendefinisikan Channel, Drainage Basins, dan Flow Direction ....57
Gambar 3. 14 Tampilan Setelah Pendefinisian Parameter .....................................57
Gambar 3. 15 Tampilan Sungai dan Anak Sungai setelah me-uncheck Drainage
Basins, Flow Direction, dan DEM .........................................................................58
Gambar 3. 16 Menentukan Titik Pada Alur Sungai sebagai Stasiun Pengamat
Debit .......................................................................................................................58
Gambar 3. 17 Menentukan Titik Pada Alur Sungai sebagai Stasiun Pengamat
Debit .......................................................................................................................59
Gambar 3. 18 Tampilan Setelah Upslope Area ......................................................59
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia teknik sipil yang melingkupi juga berkenaan dengan air, analisis
hidrologi sangat penting dilakukan dalam proses perancangan sehingga
mendapatkan data hidrologi yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan teknik sipil
khususnya yang berkaitan dengan sumber daya air. Data hidrologi yang didapatkan
berkaitan dengan jumlah pos hujan yang ideal dan penempatan lokasi pos mewaliki
setengah dari representasi perilaku hujan pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS).
Singkatnya, analisis hidrologi digunakan sebagai dasar perancangan dan
pengembangan infrastruktur.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan tugas besar analisis rekayasa hidrologi ini sebagai
berikut,
1. Mengolah debit sintesis Daerah Aliran Sungai Pemali Juana- Pemali Brebes
2. Menentukan nilai debit banjir rencana berdasarkan hidrograf sintetis Daerah
Aliran sungai
3. Menentukan hubungan debit masuk dan debit keluar dari channel routing
dan reservoir routing yang didesain
Lokasi : Pov. Jawa Tengah, Kab. Brebes, Kec. Brebes, di hilir jembatan
Brebes
Gambar 1. 1 Prov. Jawa Tengah, Kab. Brebes, kec. Brebes, hilir jembatan Brebes
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan, lokasi studi, sisematika penulisan dan
alur pengerjaan.
Bab ini berisi penjelasan tentang daerah aliran sungai (DAS) meliputi
definisi umum, pola aliran, bentuk-betuk aliran sungai, jenis-jenis DAS, dan
karakteristik DAS; dan curah hujan bulanan rata-rata daerah aliran sungai yang
meliputi metode perhitungan data curah hujan yang hilang dan data rata-rata
curha hujan wilayah. Selain itu, dijelaskan juga pengertian evapotrasnpirasi dan
Bab ini berisi pengolahan data delineasi DAS dengan menggunakan Global
Mapper, Qgis, dan Autocad. Selain itu, ada pengolahan data mengenai curah
hujan bulanan rata-rata daerah aliran sungai yang berisi penentuan stasiun, data
curah hujan dan pengisian data yang kosong, uji konsistensi data, dan
perhitungan curah hujan bulanan rata-rata DAS, evapotranspirasi, pemodelan
hujan limpasan, debit sintetis 10 tahun, dan analisis hujan ekstrem. Selanjutnya,
bab ini juga mengolah data curah hujan maksimum, uji kecocokan distribusi,
menghitung periode ulang, dan intensity duration curve. Pengloahan terakhir di
bab ini yaitu menghitung hidrograf sintesis menggunakan tiga metode dan
menentukan reservoir routing dan channel routing.
BAB IV RESUME
Bab ini berisi penjelasan proses perencanaan hidrologi dari awal sampai
akhir, serta penjelasan mengenai aplikasi-aplikasi dari apa yang sudah
dipelajari. Membahas aplikasi perhitungan yang sudah dilakukan yang
kemudian akan digunakan dikelas irigasi, dan di bangunan air.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi penjelasan simpulan yang menjawab tujuan tugas besar dan saran
membangun untuk tugas besar selanjutnya.
1.5Alur Pengerjaan
Alur pengerjaan laporan tugas besar, sebagai berikut
BAB II
TEORI DASAR
- Pola dendritik, pola yang berbentuk seperti percabangan pohon dengan cabang
yang tidak teratur dan sudut yang beragam. Umunya, pola aliran [ni terbentuk
pada sungai dengan komposisis batuan homogen.
- Pola rectanglular, pola aliran yang tiap pertemuan antar alirannya membentuk
sudut siku-siku atau mendekati siku-siku. Pola ini terbentuk pada daerah
patahan.
- Pola pararel, anak sungai pada pola ini saling sejajar, bermuara dengan sungai-
sungai utama bersudut lancip. Pola ini berkembang di daerah lereng atau daerah
pantai.
- Pola trellis, pola dengan percabangan anak dan induk sungai yang hampir tegak
lurus. Berkembang di wwilayang yang tersusun atas batuan sedimen berlipat.
- Pola deranged, pola aliran dengan bentuk yang tidak teratur dengan anak sungai
yang pendek dan arah yang tak menentu.
- Pola radial sentrifugal, aliran sungai mengalir ke segala arah dari satu titik.
Berkembang di daerah pegunungan.
- Pola radial sentripetal, aliran sungai yang mengalir menuju satu titik dari segala
arah.
- Pola annular, sungai induk dan anak membentuk sudut hampir tegak lurus.
Biasanya berkembang di batuan yang terdiri dair lapisan unak dan keras.
- Pola pinnate, aliran dengan aanak dan muara sungai saling membentuk sudut
lancip. Aliran ini dapat dilihat di daerah bukit atau lereng yang terjal.
- Pola multibasinal, cabang sungai tidak bermuara ke induk sungai, melainkan
masuk ke bawah permukaan tanah.
bahwa Daerah Aliran Sungai adalah suatu daratan yang mencakup sungai dan anak-
anak sungai, berfungsi untuk menampung, mengalirkan, dan menyimpan air hujan
yang jatuh ke bumi ke danau ataupun ke muara (laut) dengan batas berupa pemisah
topografis sebagai batas darat (Asdak, 2010). Dapat disimpulkan bahwa Daerah
Aliran Sungai adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh topografi pemisal aliran
seoerti gunung dan punggung bukit yang menampung air hujan untuk kemudian
dialirkan ke anak-anak sungai hingga ke muara.
DAS bagian hulu adalah wilayah dengan lanskap pegunungan dengan variasi
topografi sebagai Kawasan konservasi dengan curah hujan yang deras. Banyak
dijumpai arum jeram atau bahkan air terjun. Dasar lembah bagian hulu terdiri atas
batuan-batuan besar dengan lembah aliran yang curam dengan kemiringan lereng
(>15%).
DAS bagian tengah merupakan daerah antara bagian hulu dan hilir yang dikelola
untuk kepentingan sosial dan ekonomi dengan ciri kuantitas air, kualitas air,
kemampuan mengalirkan sir serta adanya prasarana pengelolaan air seperti waduk
dan danau.
DAS bagian hilir merupakan daerah pemanfaatan air salah satunya untuk
pertanian dan air bersih. Daerah ini ditandai dengan aliran sungai yang lambat dan
kerapatan drainase kecil dengan kemiringan (<8%).
DAS bentuk radial memiliki ciri anak-anak sungai yang menyebar. Tetapi
bertemu di satu titik tertentu sehingga menyerupai bentuk kipas. Bentuk
radial memiliki resiko banjir yang cukup besar di titik pertemuan anak
sungai mengingat air dari air sungai tiba pada waktu yang bersamaan.
Bentuk ini mempunyai dua jalur sub-Das yang sejajar dan akan bergabung
pada bagian hilir. Memiliki risiko banjir yang cukup tinggi di bagian hilir
setelah titik pertemuan.
Gambar 2. 2 Berbagai bentuk DAS (a) Bulu Burung (b) Radial (c) Pararel
1. DAS gemuk, DAS yang memiliki daya tampung besar, tatapi sungai dengan
jenis DAS ini berpotensi mengalami luapan air yang lebih besar ketika terjadi
hujan di daerah hulu.
2. DAS kurus, bentuk Das ini sempit dan memiliki daya yang tamping kecil.
Namun, sungai dengan bentuk DAS ini tidak mengalami luapan air yang hebat
apabila terjadi hujan di daerah hulu.
Delineasi DAS yakti tahapan dalam menetapkan batas daerah aliran sungai pada
peta tanah yang emnunjukan area, bentuk dan lokasi Das dari satu atau lebih
komponen tanah. Delinesi bisa dilakukan secara manual maupun otomatis
menggunakan data digital elevation model (DEM) dan software seperti Global
Mapper dan Qgis.
Keterangan:
𝑅𝑥 : Curah hujan yang hilang
𝑅𝑖 : Curah hujan stasiun pembanding
𝑁𝑥 : Curah hujan normal tahunan stasiun yang hilang
𝑁𝑖 : Curah hujan normal tahunan stasiun pembanding
𝑛: jumlah stasiun pembanding
Metode ini menggunakan jarak stasiun terdekat dengan stasiun yang dicari
data hujannya menggunakan rumus,
𝑅𝑖
∑𝑛𝑖=1
𝑑𝑖2
𝑅𝑥 =
1
∑𝑛𝑖=1 2
𝑑𝑖
Keterangan:
Data curah hujan diukur di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan
lalu dijumlahkan dan diabgi dengan jumlah stasiun. Stasiun yang termasuk dalam
perhitungan yakni stasiun yang ada di dalam dan di luar DAS dengan lokasi yang
masih berdekatan dengan DAS.
∑𝑛𝑖=1 𝑅𝑖
𝑅̅ =
𝑛
Keterangan :
𝑛: jumlah stasiun
Metode ini digunakan pada DAS dengan penyebaran stasiun hujan yang
tidak merata. Metode ini memperhitungkan pengaruh dari masing-masing stasiun
yang mewakili luas wilayah disekitarnya. Rumusnya,
∑𝑛𝑖=1 𝐴𝑖 𝑅𝑖
𝑅̅ =
∑𝑛𝑖=1 𝐴𝑖
Keterangan :
c. Metode Isohyet
𝐼𝑖 + 𝐼𝑖+1
∑𝑛𝑖=1 𝐴𝑖
𝑅𝑥 = 2
𝑛
∑𝑖=1 𝐴𝑛
Keterangan :
𝐼𝑖 : Garis isohyet
2.3.Evapotranspirasi
2.3.1. Pengertian Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah gabungan dua istilah yang menjelaskan proses
transfer air ke dalam atmosfer, yaitu evaporasi dari permukaan air dan transpirasi
melalui tumbuhan. Evapotranspirasi terbagi menjadi tiga jenis, yakni
Radiasi matahari yang diserap daun sekiatr 1%-5% yang digunakan untuk
footositntesis dan sisanya sekiar 55-85% digunakan untuk proses transpirasi.
Radiasi matahari mempengaruhi tranpirasi daun. Ketika daun menerima panas,
stomata daun akan terbuka. Selama stomata terbuka, kehilangan air dari daun
berlangsung terus menerus yang menurunkan energi potensial daun yang
mengakibatkna pontensial daun lebih rendah disbanding potensial tangkai daun.
Hal ini terjadi sebab air bergerak dari potensial tingi ke potensial rendah.
Metode ini digunakan untuk menduga ET0 pada lokasi yang luas serta
memiliki data yang lengkap. Kelebihan metode Penman-Monteith yaitu dapa
diaplikasikan secara global tanpa ada tambahan parameter lain dan metode ini juga
sudah dikalibrasi dengan bebrapa software dan beberapa lysimeter sehingga
memebrikan hasil yang baik dengan eror minimum.
Tekanan uap jenuh dapat dihitung melalui tabel berikut untuk setiap
nilai temperature yang diberikan, apabila shu yang diberikan tidak ada
pada tabel maka menggunakan rumus forecast di excel.
Tabel 2. 1 Nilai ea
T(◦C) ea(mmBar)
24 29,845
24,2 30,213
24,4 30,581
24,6 30,95
24,8 31,319
25 31,588
25,2 32,073
25,4 32,458
25,6 32,844
25,8 32,23
26 33,617
𝑈2
𝑓(𝑢) = 0,27(1 + )
100
Faktor bobot dapat dihitung melalui tabel di bawah ini untuk setiap
suhu yang diberikan. Jika ada suhu yang tidak tercamtum dalam tabel,
gunakan forecast pada excel untuk mendapatkan faktor bobot tersebut.
T(◦C) W
24 0,735
24,2 0,737
24,4 0,739
24,6 0,741
24,8 0,743
25 0,745
25,2 0,747
25,4 0,749
25,6 0,751
25,8 0,753
26 0,755
𝑅𝑛 = 𝑅𝑛𝑠 − 𝑅𝑛𝑙
Keterangan :
𝑅𝑛𝑠 = (1 − 𝛼 )𝑅𝑠
Dengan,
𝑛
𝑅𝑠 = (0,25 + 0,5 ) 𝑅𝑎
𝑁
Dengan,
𝑛
: rasio lama penyinaran matahari
𝑁
Tabel 2. 3 Nilai Ra
𝑛
𝑅𝑛𝑙 = 𝑓 (𝑡) 𝑓(𝑒𝑑 )𝑓( )
𝑁
T(◦C) f(t)
24 15,4
24,2 15,445
24,4 15,491
24,6 15,536
24,8 15,581
25 15,627
25,2 15,672
25,4 15,717
25,6 15,763
25,8 15,808
26 15,853
𝑛 𝑛
𝑓 ( ) = (0,1 + 0,9 )
𝑁 𝑁
Bulan C
Jan 1.1
Feb 1.1
Mar 1
Apr 1
Mei 0.95
Jun 0.95
Jul 1
Agt 1
Sep 1.1
Okt 1.1
Nov 1.15
Des 1.15
➢ Surface flow (aliran permukaan) adalah bagian dari air hujan yang mengalir
dalam bentuk lapisan tipis di atas permukaan tanah. Aliran ini juga disebut
aliran langsung (direct runoff). Aliran permukaan terkonsentrasi menuju
sungai dalam waktu singkat sehingga aliran permukaan menjadi salah satu
penyebab terjadinya banjir.
➢ Interflow(aliran antara) adalah aliran dalam tanah lateral yang terjadi di
bawah permukaan tanah. Aliran antara terdiri atas Gerakan air dan lengas
tanah secara lateral menjuju elevasi yang lebih rendah.
➢ Aliran air tanah (ground water flow) adalah aliran yang terjadi di bawah
permukaan air tanah ke elevasi yang lebih rendah hingga akhirnya bermuara
ke sungai atau langsung ke laut.
𝑄 = 𝑏(𝑃 − 𝑃𝑎)
Keterangan,
Q = debit limpasan
b = kemiringan garis
P = tinggi hujan
Pa= tinggi hujan saat tidak terjaid limpasan
Disamping itu, ada beberapa parameter yang ebrkaitan langsung dengan
debit limpasan. Parameter itu adalah waktu konsentrasi dan konsentrasi aliran.
Konsentrasi aliran adalah air hujan yang jatuh di seluruh daerah tangkapan yang
akhirnya terkonsentrasi menuju suatu titik control. Sedangkan waktu konsentrasi
adalah waktu yang dibutuhkan oleh partikel air untuk mengalir dari titik terjauh
dalam daerah tangkapan sampai titik yang ditinjau. Waktu konsentrasi ini
tergantung pada karakteristk daerah tangkapan, tata guna lahan, dan jarak lintasan
air dari titik terjauh sampai stasiun yang ditinjau.
- Tipe pertama, terjadi jika durasi hujan efektif sama dengan waktu
konsentrasi. Air huja yang jatuh di suatu DAS akan terkonsentrasi pada titik
control yang akibatnya debit aliran mencapai maksimum. Ketika hujan itu
berhenti dan aliran beriktunya yang ada di titik control tidak lagi aliran dari
seluruh DAS. Hal tersebut meyebabkan debit aliran bernagsur-angsur
berkurang sampai titik nol. Hidrograf tipe ini berbentuk segitiga dan juga
sering disebut aliran terkonsentrasi.
- Tipe kedua, apabila durasi hujan efektif lebih lama dibandingkan waktu
konsentrasi. Pada tipe ini aliran terkonsentrasi di titik kontroo dan debit
maksimum tercapai setelah waktu aliran sama dengan waktu konsentrasi,
dan waktu resesi sama dengan waktu konsentrasi. Tipe ini sering disebut
aliran superkonsentrasi.
- Tipe ketiga, apabila durasi hujan efektif lebih pendek dibandingkan waktu
konsentrasi. Pada tipe ini, debit aliran di titik control tidak mencapai nilai
maksimum. Akibantnya, setelah hujan berhenti aliran berkurang hingga
mencapai nol. Tipe ini biasa disebut aliran subkonsentrasi.
jumlah parameter model hanya tiga atau empat parameter (Soemarto, 1999).
Perhitugan dengan metode NRECA sesuai utnuk daerah cekungan yang
setelah hujan berhenti masih ada aliran di sungai selama beberapa hari.
Metode ini merupakan model matematik hubungan hujan dan limpasan
yang dikembangkan di Amerika Serikat oleh Norman H. Crowford dari
National Rural Electrical Cooperation Agency (NRECA). Berdasarkan hal
tersebut, model ini sering disebut metode NRECA. Metode ini adalah
penyederhanaan dari Stanford Watershed Model IV yang memiliki 34
parameter. NRECA dianjurkan dalam perhitungan debit andalan untuk
curah hujan yang relative kecil dan sesuai dengan dareah cekungan yang
ketika hujan berhenti masih terdapat aliran air sungai selama beberapa hari.
Keadaan ini terjadi apabila tangkapan hujan cukup luas sampai di atas 100
ha.
𝑊0
𝑊𝑖 =
𝑁𝑜𝑚
Keteranga,
- Rasio R/PET
- Rasio AET/PET
𝐴𝐸𝑇
=1
𝑃𝐸𝑇
𝐴𝐸𝑇 𝑅
= ((1 − 0,5𝑊𝑖 ) × ) + 0,5𝑊𝑖
𝑃𝐸𝑇 𝑃𝐸𝑇
Keterangan,
Wi = tampungan kelengasan
- Nilai AET
𝐴𝐸𝑇
𝐴𝐸𝑇 = × 𝑃𝐸𝑇 × 𝐶𝑟
𝑃𝐸𝑇
𝑁𝐴 = 𝑅 − 𝐴𝐸𝑇
𝑅𝑘𝑘 = 0
𝐾𝑘 = 𝑁𝐴 × 𝑅𝐾𝐾
𝑃𝑡 = 𝑁𝐴 − 𝐾𝐾
𝑇𝐴 = 𝑃𝑆𝑈𝐵 × 𝐾𝐾
𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑇𝐴
𝐴𝐿 = 𝐾𝐾 − 𝑇𝐴
𝐴𝑇 = 𝐴𝐿 + 𝐴𝐴𝑇
Curah hujan rata-rata bulanan di wilayah pengaliran sungai dihitung menuurt data
pengukuran curah hujan dan evapotranspirasi yang sebenarnya dari data
meteorology dengan menggunakan metode Penman dan karakteristik vegetasi.
Perbedaan evapotranspirasi dengan curah hujan meyebabkan limpasan air hujan
langsung (direct runoff), aliran dasar/air tanah dan limpasa iar hujan lebat (strom
runoff).
Data curah hujan yang digunaka yaitu curah hujan 10 harian. Stasiun yang
dijadikan acuan adalah stasiun yang dianggap mewakili kondisi hujan di daerah
tersebut.
2. Evapotranspirasi terbatas
𝑚
∆𝐸 = 𝐸𝑝𝑚 (18 − 𝑛)
20
𝐸𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 = 𝐸𝑝𝑚 − ∆𝐸
Keterangan:
Semakin besar daerah pengaliran dari suatu aliran maka akan semakin besar
pula ketersediaan debitnya.
5. Water Surplus
WS = (P – Ea) + SS
Water surplus adalah air permukaan run off dan infiltrasi. Soil moisture storage
(SMS) terdiri atas soil moisture capacity (SMC), zona dari infiltrasi, limpasan
permukaan, dan soil storage.
Nilai soil moisture storage (SMS) utnuk tiap-tiap daerah tergantung pada henis
tanaman, tutupan lahan (land cover) dan jenis tanah.
Soil Moisture Capacity adalah kapasitas kandungan air pada lapisan tanah
permukaan (surface soil )/m2. Besaran nilai SMC untuk perhitungan
ketersediaan air diperkirakan dengan melihat kondisi porositas lapisan tanah
permukaan dari DPS. Porositas tanah yang besar berbanding lurus dengan
SMC. Perhitungan SMC diambil antara 50 mm hingga 200 mm.
2.5.Debit Sintesis
Debit yang ada dalan suatu daerah degan rentang waktu tertentu harus didata
secara sistematis dan kontinu. Namun, tak jarang ditemukan data yang ttersedia
tidak ada dalam suatu waktu tertentu. Hal tersebut menjadi permalahan dalam
menentukan perlakuan terhadap suatu dareah tersebut.
Pada perhitungan debit sintesis, ada beberapa asumsi yang harus digunakan
sebagai berikut:
Langkah -langkah membuat kurva FDC dijelaskan secara urut sebagai beikut:
1. Urutkan n data rata-rata debit selama periode waktu tertentu mulai dari nilai
tertinggi ke terendah
2. Tetapkan m nomor ranking unik, dimulai dari angka 1 untuk debit terbesar
hingga angka m untuk data n
3. Probabilitas dari debit air untuk setiap presentasi waktu dapat dihitung
dengan menggunkan persamaan,
𝑚
𝑃 = 100 ×
𝑛+1
Keterangan :
n: total data
Informasi penting yang diberikan kurva FDC yakni debit aliran yang
melewati lokasi tertentu dan dalam rentang waktu tertentu akan bermanfaat dalam
perancangan suatu debit.
2
1 1 (𝑥 − 𝜇 )
𝑃 (𝑋) = exp (− ( ) )
𝜎√2𝜋 2 𝜎
Dengan 𝜇 adalah rata-rata dan 𝜎 adalah strandar deviasi dari variable acak X.
faktanya, rumus ini tidak dipakai secara umum dalam analisis hidrologi. Nilai
limpasan teoritis didapatkan dengan menentukan probabilitas kemunculan nilai
curah hujan dan periode ulang yang direncanakan dengan rumus berikut.
𝑋 = 𝑋+𝑘∗𝑆
Dengan 𝑋 adalah rata-rata curah hujan aktual, k adalah faktor frekuensi yang
menjadi fungsi dari periode ulang atau peluang, dan S adalah standar deviasi curah
hujan aktual. Nilai k didapatkan dari tabel vairabel reduksi Gauss di bawah ini.
2
1 1 (𝑋 − 𝑋)
𝑃(𝑋) = exp (− ( ) )
log (𝑋)(𝑆)√2𝜋 2 𝑆
Dengan 𝑋 dan 𝑆 adalah rata-rata dan standar derviasi dari logaritma variabel
acak X. distribusi lognormal yang digunakan dalam analisis hidrologi pada laporan
ini adalah distribusi lognormal dua parameter. Seperti distribusi normal, rumus di
atas disedernakan dengan tujuan mempermudah penentuan probabilitas
kemunculan nilai curah hujan dan periode ulang yang direncanakan dengan rumus
berikut.
Dengan log(X) adalah logaritma curah hujan teoritis, log(𝑋) dan 𝑆𝑙𝑜𝑔(𝑋) secara
berurutan adalah rata-rata dan standar deviasi dari logaritma curha hujan aktual, dan
k adalah faktor frekuensi yang menjadi fungsi dari periode ulang ataupu peluang.
Nilai k diperoleh pada tabel subbab 2.7.1.
𝑌 − 𝑌𝑛
𝑋 =𝑋+𝑆 ∗
𝑆𝑛
𝑋 adalah rata-rata curah hujan aktual, 𝑌 adalah nilai reduksi variat yang diinginkan
terjadi pada periode tertentu, Yn adlalah nilai rata-rata dari reduski variat yang
bergantung pada jumlah data, Sn adalah standar deviasi dari reduksi variat dengan
niali yang bergantung pada jumlah data, dan S adalah standar deviasi curah hujan
aktual. Sedangkan nilai Y ditentukna dengan rumus berikut.
𝑇−1
𝑌 = − ln (− 𝑙𝑛 ( ))
𝑇
T adalah periode ulang yang direncanakan. Nilai Y, Yn, dan Sn masing-masing
ditentukan berdasarkan tabel dibawah ini.
1 𝑋 − 𝑐 𝑏−1 𝑋−𝑐
𝑃(𝑋) = [ ] ∗ exp (− )
(𝑎) Γ(𝑏) 𝑎 𝑎
Dengan a, b, c adalah variabel parameter, Γ adalah fungsi gamma. Rumus di atas
disederhanakan dengan persamaan garis lurus menjadi persamaan di bawah ini.
𝑋 = 𝑋+𝑘∗𝑆
𝑋 adalah rata-rata curha hujan aktual, k adalah faktor frekuensi yang menjadi fungsi
dari koefisien kemencengan dan periode ulang, dan S adalah standar deviasi curah
hujan aktual. Nilai k diperoleh dari tabel sebagai berikut.
𝐺
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 ) 2
𝜒ℎ2 =∑
𝐸𝑖
𝑖=1
𝜒ℎ2 adalah parameter Chi-Square test dilihat dari data yang diamati, Oi adalah
jumlah data yang masuk ke dalam suatu kelas i, Ei adalah jumlah data yang
dinginkan masuk ke dalam suatu kelas i, dan G adalah banyaknya kelas. Pada
umumnya, Ei didapatkan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya kelas.
Langkah-langkah Chi-Square test adalah sebagai berikut.
7. Menentukan apakah 𝜒ℎ2 lebih besar atau lebih kecil dari 𝜒 2 yang merupakan
parameter Chi-Square test berdasarkan data teoritis. Nilai 𝜒 2 bergantung
dengan derajat kebebasan (dk) dan derajat kepercayaan (α) yang
ditabulasikan pada tabel di bawah.
8. Apabila 𝜒ℎ2 lebih kecil sama dengan 𝜒 2. Data yang diamati dapat diwakilkan
oleh distribusi terkait. Sebaliknya, apabila 𝜒ℎ2 lebih besar dari 𝜒 2, maka data
observasi tidak dapat diwakilkan oleh distribusi terkait.
2
𝑅24 24 3
𝐼= ( )
24 𝑡
Dengan I adalah intensitas hujan dengan satuan mm/jam, 𝑅24 adalah curah hujan
maksimum pada periode ulang tertentu yang didapatkan dari pemodelan dengan
distribusi yang lolos uji kecocokan distribusi, terakhir t adalah waktu curah hujan
dalam jam.
Pada permulaan tahun 1938, F.F Snyder yang berasal dari Amerika Serikat
telah mengembangkan rumus dengan koefisien-koefisien empiric yang
menghubungkan unsur-unsur hidrograf satuan dengan karakteristik daerah
pengaliran. Unsur-unusr hidrograf itu dihubungkan dengan:
1. Menghitung nilai λ
Qp Tp
λ=
dA
keterangan:
d : tinggi hujan (1 mm)
2. Menghitung nilai a
𝑎 = 1.32λ2 + 0.15λ + 0.045
3. Menghitung nilai X
𝑡
𝑋=
𝑇𝑝
4. Menghitung nilai Y
(1−𝑥) 2
𝑌 = 10 −𝑎 𝑥
Metode ini menyatakan debit sebagai nisbah debit q terhadap debit puncak
𝑞𝑝 dan waktu dalam nisbah waktu t terhadap waktu naik dari hidrograf satuan
tp. Apabila debit puncak dan waktu kelambatan dari suatu durasi hujanefektif
diketahui maka hidrograf satuan dapat diestiasi nilainya dair hidrograf satuan
sintesis SCS suatu DAS.
1. Menghitung 𝑡𝑝𝑒𝑎𝑘
𝑡𝑝𝑒𝑎𝑘 = 𝑡𝑝 + 0.5𝑡𝑟
3. Metode Nakayasu
9. Perhitungan Qd3
𝑡−𝑇𝑝+1.5𝑇0.3
𝑄𝑑3 = 𝑄𝑝 0.3 2𝑇0.3
2.11. Routing
2.11.1.Reservoir Routing
Prinsip reservoir routing memanfaatkan ukuran reservoir yang ebsar dan
lebar pelimpah yang kecil supaya memperlama waktu keluarnya seluruh debit yang
masuk agar tidak langsung melimpah pada suatu tempat (Triatmodjo, 2008).
Metode ini mengguankan persamaan kontinuitas dan prinsip konservasi massa
dalam interval waktu yang telah ditentutkan.
Tujuan dari perhitungan ini yaitu mendapatkan debit maksimum yang keluar dari
reservoir. Langka-langkah pengerjaannya sebagai berikut:
persamaan trendline
2𝑆
7. Menghitung nilai ∆𝑡 − 𝑂 dengan rumus:
2𝑆 2𝑆
( − 𝑄𝑜𝑢𝑡 ) 𝑗 = ( + 𝑄𝑜𝑢𝑡 )𝑗 − 2 × 𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑗
∆𝑡 ∆𝑡
2.11.2.Channel Routing
Channel routing merupakan proses penentuan waktu dan bentuk gelombang banjir
pada titik-titik sepanjang sungai. Pada kasus routing di saluran, tampungan
dihitung berdasarkan fungsi dari inflow dan outflow. metode Muskingum adalah
metode yang biasaany digunakan dalam channel routing. Cara ini berlaku pada
dua kondisi:
𝑆 = 𝐾𝑂 + 𝐾𝑋(𝐼 − 𝑂)
Keterangan,
S : volume tampungan
K : koefisien porporsionalitas
I: debit masuk
O: debit keluar
1. Menghitung koefisien C
∆𝑡 − 2𝐾𝑥
𝐶1 =
2𝐾 (1 − 𝑥 ) + ∆𝑡
∆𝑡 + 2𝐾𝑥
𝐶2 =
2𝐾 (1 − 𝑥 ) + ∆𝑡
2𝐾 (1 − 𝑥 ) − ∆𝑡
𝐶3 =
2𝐾 (1 − 𝑥 ) + ∆𝑡
dengan syarat 𝐶1 + 𝐶2 + 𝐶3 = 1
2. menghitung outflow per jam dengan nilai debit masuk (inflow) didapatkan
dari debit Snyder.
𝑂 = 𝐶1 𝐼𝑗 + 𝐶2 𝐼𝑗−1 + 𝐶3 𝑂𝑗−1
dengan initial condition 𝑂𝑗 = 0
BAB III
PENGOLAHAN DATA
1. Membuka file peta di Global Mapper dengan klik “Open Your Own Data
Files”.
3.1.2. Qgis
Aplikasi ini digunakan dalam proses delineasi DAS untuk membentuk area
DAS. Langkah-langkah dalam menggunakan aplikasi ini sebagai berikut:
Uncheck Drainage Basins, Flow Direction, dan DEM pada layers box → Start
Capture → Memilih titik pada alur sungai sebagai stasiun pengamat debit
berdasarkan koordinat.
Gambar 3. 15 Tampilan Sungai dan Anak Sungai setelah me-uncheck Drainage Basins, Flow
Direction, dan DEM
Gambar 3. 16 Menentukan Titik Pada Alur Sungai sebagai Stasiun Pengamat Debit
Gambar 3. 17 Menentukan Titik Pada Alur Sungai sebagai Stasiun Pengamat Debit
5. Menampilkan DAS
DAS ditampilkan dengan Meng-klik Raster pada toolbar → Conversion →
Polygonize (Raster to Vector) → Input layer yang diisi dengan Upslope Area →
Check Vectorized → Save Vectorized → Run.
Untuk men-check luas DAS klik Open Fhield Calculator→ Geometry → $Area
Klik dua kali. Dari perintah tersebut didapat luas DAS 1291, 195 Km 2.
Kemudian dicari galatnya berdasarkan Data KL diperoleh galat sebesar 3,28%
< 5%.
3.1.3. Autocad
Penggunaan Autocad dalam proses delineasi DAS adalah membagi daerah
DAS dan membuat polygon thiessen, serta menentukan luas pengaruh di setiap
stasiun hujan. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Buka file DXF yang telah di export dari QGIS menggunakan Autocad.
2. Membuat polygon Thiessen
Tentukan tiga stasiun hujan paling dekat dengan koordinat DAS dengan
syarat apabila ada stasiun hujan di luar DAS maksimal berjarak 5 Km dari Das.
Kemudian, gunakan command Circle untuk menentukan titik stasiun di DAS
dengan jari-jari 5 Km. Sebelum memulai pengerjaan alangkah baiknya aktifkan
terlebih dahulu Snap Mode pada Autocad. Selanjutnya, hubungkan titik-titik
stasiun menggunakan command Line.
Berikutnya menghapus Circle yang sudah dibuat dan memberi nama setiap titik
stasiun hujan. Kemudian, membagi daerah DAS dengan membuat lingkaran berjari-
jari lebih dari setengah jarak antar stasiun di setiap titik stasiun menggunakan
command Circle. Pada perpotongan lingkaran tarik garis lurus. Ulangi Langkah di
atas untuk setiap garis penghubung stasiun.
Hubungkan garis pembagi DAS dan hapus garis penghubung antar stasiun.
Untuk menunjukan batas yang jelas antar wilayah, berikan warna arsiran yang
berbeda untuk setiap titik stasiun pengamatan curah hujan. Jangan lupa gunakan
command Boundary untuk memudahkan mengarsir daerah DAS.
Diketahui:
𝑅𝑗 𝑅𝑡
+
𝐷𝑗2 𝐷𝑡2
𝑅𝐵 =
1 1
+
𝐷𝑗2 𝐷𝑡2
114 65
2 +
16514,323 39701,3292
𝑅𝐵 =
1 1
2 +
16514,323 39701,3292
𝑅𝐵 = 106,8 𝑚𝑚
Data hujan per-bulan ditabulasikan ke dalam tabel dengan data hujan hilang
metode kebalikan kuadrat jarak diberi tanda warna hijau dan data hujan hilang yang
diisi data tahun sebelumnya diberi tanda warna jingga sebagai berikut:
Tahunan Kumulatif
Januari
Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata
1990 341 386 488 405 341 386 488 405
1991 408 807 1073 762,6667 749 1193 1561 1167,667
1992 262 217 361 280 1011 1410 1922 1447,667
1993 546 540,2 721 602,4 1557 1950,2 2643 2050,067
1994 608 585,5 807 666,8333 2165 2535,7 3450 2716,9
1995 418 534 635 529 2583 3069,7 4085 3245,9
1996 308 202 508 339,3333 2891 3271,7 4593 3585,233
1997 439 451 705 531,6667 3330 3722,7 5298 4116,9
1998 218 152 475 281,6667 3548 3874,7 5773 4398,567
1999 685 485 636 602 4233 4359,7 6409 5000,567
Diketahui:
Metode Aritmetik
𝑅𝑡 + 𝑅𝑗 + 𝑅𝑏
𝑅̅𝑎𝑟𝑖𝑡𝑚𝑒𝑡𝑖𝑘 =
3
𝑅̅𝑎𝑟𝑖𝑡𝑚𝑒𝑡𝑖𝑘 = 405 𝑚𝑚
𝐴𝑡 𝑅𝑡 + 𝐴𝑗 𝑅𝑗 + 𝐴𝑏 𝑅𝑏
𝑅̅ 𝑇ℎ𝑖𝑒𝑠𝑠𝑒𝑛 =
𝐴𝑡 + 𝐴𝑗 + 𝐴𝑏
𝑅̅ 𝑇ℎ𝑖𝑒𝑠𝑠𝑒𝑛
341(287940919,50) + 386(396158099,6 ) + 488(607664961,1 )
=
287940919,50 + 396158099,6 + 607664961,1
1990
BULAN
STASIUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
Banjaratma 341 201 159 214 53 49 45 65 34 114 24 415
Bumiayu 386 259 197,4 126 129 5 1 106,77 36,56 45 111 528
Jejeg 488 537 284 152 161 253 59 114 37 104 107 518
metode aritmatik 405 332,3333 213,4667 164 114,3333 102,3333 35 95,25743 35,8525 87,66667 80,66667 487
metode poligon theissen 407,2506 331,3285 215,3989 153,5893 121,873 90,86445 28,59527 99,67763 36,12312 78,47458 90,38053 499,7449
1991
BULAN
STASIUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
Banjaratma 408 200 241 147 31 2 57,12 65 2 45 81 264
Bumiayu 807 411,4 184 273 238 91 48 14 6 74 158 438
Jejeg 1073 574 414 201 81 12 63 114 5,153391 76 162 344
metode aritmatik 762,6667 395,1333 279,6667 207 116,6667 35 56,04048 64,33333 4,384464 65 133,6667 348,6667
metode poligon theissen 799,6377 414,144 267,242 222,833 143,7099 46,93372 54,63342 56,03616 4,848741 68,14911 142,063 370,3866
1992
BULAN
STASIUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
Banjaratma 262 232 164 116 53 68 14 116 43 85 217 281
Bumiayu 217 408 405 461 173,2 128 108 352 122 126 228 181
Jejeg 361 666 472 527 118 110 129 255 80 211 212 298
metode aritmatik 280 435,3333 347 368 114,7333 102 83,66667 241 81,66667 140,6667 219 253,3333
metode poligon theissen 271,1926 447,8921 371,8274 404,3386 129,4781 109,1054 93,48719 269,6464 91,50993 142,9287 220,6412 239,1721
1993
BULAN
STASIUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
Banjaratma 546 134 338 184 161 79 14 41 27 28 146 224
Bumiayu 540,2 274 381,5 288,5 137 113 85 68 12 76 178 376
Jejeg 721 257 336 346 188 168 15 64 47 92 366 400
metode aritmatik 602,4 221,6667 351,8333 272,8333 162 120 38 57,66667 28,66667 65,33333 230 333,3333
metode poligon theissen 596,9406 237,5797 357,8497 282,8405 157,9904 122,2886 47,70613 60,75484 26,07738 70,20743 228,5229 349,4787
1994
BULAN
STASIUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
Banjaratma 608 411 527 195 3 79 14 41 27 17 59 361
Bumiayu 585,5 417 455 301 4 113 85 68 2 59 310 312
Jejeg 807 625 399 167 49 31 15 64 47 60 239 267
metode aritmatik 666,8333 484,3333 460,3333 221 18,66667 74,33333 38 57,66667 25,33333 45,33333 202,6667 313,3333
metode poligon theissen 658,445 479,452 453,8751 236,2769 17,57769 80,27347 47,70613 60,75484 21,37323 49,94466 232,2765 309,1218
1995
BULAN
STASIUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
Banjaratma 418 466 303 394 54 139 117 41 56 72 311 307
Bumiayu 534 709 396 404 307 202 85 68 2 35 410 170
Jejeg 635 731 483 633 450 292 57 64 20 271 449 449
metode aritmatik 529 635,3333 394 477 270,3333 211 86,33333 57,66667 26 126 390 308,6667
metode poligon theissen 539,1177 661,581 401,951 472,0007 294,4602 215,5582 83,54593 60,75484 19,55712 115,624 399,8929 286,1017
1996
BULAN
STASIUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
Banjaratma 308 374 280 67 59 5 56 67 37,43239 218 100 220
Bumiayu 202 368 572 208 72 5 70 170 35 267 125 226
Jejeg 508 827 666 332 91 66 106 105 39 235 178 316
metode aritmatik 339,3333 523 506 202,3333 74 25,33333 77,33333 114 37,14413 240 134,3333 254
metode poligon theissen 319,472 510,1035 535,7396 214,5987 74,92915 23,70748 77,9198 127,1066 36,76891 246,2639 135,6814 252,2638
1997
BULAN
STASIUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
Banjaratma 439 159 401 191 48 23 8 32 56 20 18 166
Bumiayu 451 534 227 353 138 112 6,295008 170 35 57 71 278
Jejeg 705 673 353 528 177 30 6 105 39 30 92 322
metode aritmatik 531,6667 455,3333 327 357,3333 121 55 6,765003 102,3333 43,33333 35,66667 60,33333 255,3333
metode poligon theissen 526,2218 493,0391 304,4272 370,5583 129,899 67,01368 6,584587 119,3049 40,90773 40,47215 65,6263 266,5285
1998
BULAN
STASIUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
Banjaratma 218 317 173 162 129 103 66 32 86 186 184 346
Bumiayu 152 418 350 476 157 289 146 173 96 402 212 403
Jejeg 475 673 704 418 204 133 248 106 114 467 236 182
metode aritmatik 281,6667 469,3333 409 352 163,3333 175 153,3333 103,6667 98,66667 351,6667 210,6667 310,3333
metode poligon theissen 265,7694 473,69 419,1105 388,2203 165,1726 199,6976 159,4489 121,0228 99,29119 373,7867 213,119 322,5181
1999
BULAN
STASIUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
Banjaratma 685 282 326 294 131 14 32 3 14 136 218 272
Bumiayu 485 410 538 80 111 59 98 46 96 308,2042 208 719
Jejeg 636 741 410 98 96 53 112 58 34 338 164 307
metode aritmatik 602 477,6667 424,6667 157,3333 112,6667 42 80,66667 35,66667 48 260,7347 196,6667 432,6667
metode poligon theissen 575,8897 482,9792 451,4891 133,222 110,8579 47,12919 87,58178 40,09524 58,70762 278,9568 196,7351 493,0092
3.3.Evapotranspirasi
Berikut rata-rata data per bulan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Kelembapan Bulan
rata-rata (%) Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
1990 84,323 83,821 84,032 85,500 85,226 84,800 84,548 83,032 82,533 82,516 82,567 85,097
1991 85,290 84,321 84,355 85,500 81,548 84,233 83,613 84,613 82,633 80,968 85,300 84,097
1992 84,548 82,793 84,129 85,200 84,548 83,400 82,129 84,032 85,933 87,065 86,633 85,258
1993 85,419 85,179 84,677 85,567 86,516 86,633 85,032 81,645 83,867 81,161 85,067 84,581
1994 85,871 83,857 85,935 83,567 82,935 86,633 85,677 86,194 82,733 81,742 82,767 82,935
1995 83,742 85,179 84,677 84,400 83,774 85,767 82,613 82,290 83,500 83,387 85,667 83,323
1996 85,065 83,241 82,677 81,000 82,226 84,167 82,677 82,355 79,033 84,710 83,900 80,742
1997 80,581 82,107 81,194 83,333 83,935 82,433 84,742 83,484 84,967 84,419 83,467 82,194
1998 81,710 83,607 84,677 85,233 82,839 86,267 84,935 80,452 83,033 85,548 85,533 82,613
1999 84,161 81,750 83,774 84,767 83,452 82,867 83,516 83,129 83,867 84,935 83,033 83,097
Rata-rata 84,071 83,582 84,013 84,407 83,700 84,720 83,948 83,123 83,210 83,645 84,393 83,394
Tekanan uap jenuh didapatkan dari hasil interpolasi tabel suhu dengan
tekanan uap jenuh yang sudah ditampilkan pada bab 2.3.4. untuk
temperature rata-rata bulan Januari adalah 27,049 ◦C menggunakan rumus
forecast.linear pada excel diperkirakan nilai tekanan uap jenuhnya sebesar
35,102 mmBar. Nilai ea per bulan ditabulasikan ke dalam tabel berikut:
Bulan
Penman
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
T (◦C) 27,049 27,155 27,254 27,411 27,317 26,608 25,557 25,417 25,895 26,710 26,960 27,132
ea (mmBar) 35,102 35,282 35,451 35,719 35,560 34,350 32,561 32,321 33,135 34,524 34,950 35,243
𝑅𝐻
𝑒𝑑 = 𝑒𝑎
100
84,071
𝑒𝑑 = 26,328
100
𝑒𝑑 =22,135 mmHg
- Mencari selisih ea dan ed
Kecepatan angin rata-rata pada bulan januari sebesar 1,184 m/s dapat
dihitung fungsi anginnya dengan rumus:
𝑈2
𝑓(𝑢) = 0,27(1 + )
100
1,184
𝑓(𝑢) = 0,27(1 + )
100
𝑓 (𝑢) = 0,273
Bulan
Penman
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
T (◦C) 27,049 27,155 27,254 27,411 27,317 26,608 25,557 25,417 25,895 26,710 26,960 27,132
W 0,765 0,767 0,768 0,769 0,768 0,761 0,751 0,749 0,754 0,762 0,765 0,766
1 − 𝑊 = 1 − 0,765 = 0,235
Bulan
Penman
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
T (◦C) 27,049 27,155 27,254 27,411 27,317 26,608 25,557 25,417 25,895 26,710 26,960 27,132
Ra(MJ/m2/hari) 16,058 16,086 15,514 14,442 13,142 12,456 12,756 13,742 14,914 15,786 15,972 15,958
n : 4,061 jam
N: 12 jam
𝑛
𝑅𝑠 = (0,25 + 0,5 ) 𝑅𝑎
𝑁
4,061
𝑅𝑠 = (0,25 + 0,5 ) 16,058
12
𝑅𝑠 = 6,732 𝑀𝑗/𝑚2/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑅𝑛𝑠 = (1 − 𝛼 )𝑅𝑠
Bulan
Penman
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
T (◦C) 27,049 27,155 27,254 27,411 27,317 26,608 25,557 25,417 25,895 26,710 26,960 27,132
f(t) 16,091 16,115 16,137 16,173 16,152 15,991 15,753 15,721 15,829 16,014 16,071 16,110
𝑓 (𝑒𝑑 ) = 0,133
𝑛 𝑛
𝑓 ( ) = (0,1 + 0,9 )
𝑁 𝑁
𝑛 4,061
𝑓 ( ) = (0,1 + 0,9 )
𝑁 12
𝑛
𝑓 ( ) = 0,405
𝑁
𝑛
𝑅𝑛𝑙 = 𝑓 (𝑡) 𝑓(𝑒𝑑 )𝑓( )
𝑁
𝑅𝑛𝑙 = (16,091)(0,133)(0,405)
𝑅𝑛𝑙 = 0,866𝑀𝐽/𝑚2/ℎ𝑎𝑟𝑖
Radiasi netto pada bulan Januari dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑅𝑛 = 𝑅𝑛𝑠 − 𝑅𝑛𝑙
𝑅𝑛 = 5,049 − 0,866
𝑅𝑛 = 4,183 Mj/m2/hari
- Menghitung Evapotranspirasi
Dengan nilai C ditentuakn sesuai dengan tabel koreksi metode Penman yang
sudah ditampilkan pada bab 2.3.4. Contoh perhitungan bulan Januari
Aliran Real
Tahun Bulan (m3/s)
Jan 43,784
Feb 172,603
Mar 133,587
Apr 20,758
Mei 3,757
Jun 2,441
1996
Jul 4,755
Agst 7,939
Sep 5,106
Okt 19,459
Nov 24,387
Des 24,117
Jan 95,255
Feb 151,536
Mar 61,207
Apr 52,409
Mei 33,330
Jun 5,975
1997
Jul 1,365
Agst 1,013
Sep 0,758
Okt 0,786
Nov 0,678
Des 10,247
Kalibrasi aliran sungai dihitung dengan data curah hujan rata-rata tiap bulan
dan nilai evapotranspirasi potensial yang telah dihitung di subbab sebelumnya.
Berikut contoh perhitungan debit aliran sungai bulan Januari 1990:
Nilai Wo diasumsikan 0 mm
𝑊𝑜
𝑊𝑖 =
𝑁𝑜𝑚
0
𝑊𝑖 =
648,2647
𝑊𝑖 = 0
𝑁𝑜𝑚 = 648,2647
- Rasio h/PET
ℎ
= 2,932
𝑃𝐸𝑇
- Rasio AET/PET
𝐴𝐸𝑇
=1
𝑃𝐸𝑇
- Nilai AET
Nilai Cr diasumsikan 1
𝐴𝐸𝑇
𝐴𝐸𝑇 = × 𝑃𝐸𝑇 × 𝐶𝑟
𝑃𝐸𝑇
𝐴𝐸𝑇 = 1 × 138,887 × 1
𝐴𝐸𝑇 = 138,887
𝑁𝐴 = ℎ − 𝐴𝐸𝑇
𝑁𝐴 = 407,251 − 138,887
𝑁𝐴 = 268,364
𝑅𝑘𝑘 = 0
𝐾𝑘 = 𝑁𝐴 × 𝑅𝑘𝑘
𝐾𝑘 = 268,364 × 0
𝐾𝑘 = 0
𝑃𝑡 = 𝑁𝐴 − 𝐾𝐾
𝑃𝑡 = 0
- Perubahan tampungan air tanah (TA)
Nilai PSUB diasumsikan 0,3
𝑇𝐴 = 𝑃𝑆𝑈𝐵 × 𝐾𝐾
𝑇𝐴 = 0,3 × 0
𝑇𝐴 = 0
- Tampungan air tanah akhir (Takhir)
Nilai Tawal diaumsikan 100
𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑇𝐴
𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 100 + 0
𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 100
𝐴𝐿 = 0
- Aliran Total (AT)
𝐴𝑇 = 𝐴𝐿 + 𝐴𝐴𝑇
𝐴𝑇 = 65,731
- Menghitung eror.contoh perhitungan pada bulan januari 1996 sebagai
berikut:
|84,265 − 43,783|
𝑒𝑟𝑜𝑟 =
43,783
𝑒𝑟𝑜𝑟 = 0,924
Kemudian, lakukan korelasi data aliran real dan data aliran sintesis dengan
menggunakan fungsi Correl pada Excel. Batas korelasinya adalah 0,85. Dengan
menggunakan solver utnuk meminimumkan eror didapat korelasi sekitar 0,94
(valid).
Eror yang sudah dihitung pada tabel di atas dijumlahkan yang hasilnya
sebesar 20,135. Lalu, aliran total di rata-ratakan menggunakan rumus Average pada
Excel didapat 106,790.
Parameter ket.
Wo-i 3,57E-08
Gw-i 100
R tahunan 2741,324
Nom 648,2647
Cr 1 0-1
PSUB 0,3 0,3 - 0,8
GWF 0,657 0,2 - 0,9
Luas DAS 1291,76 Km2
3.5.Debit Sintesis
Nilai hasil kalibrasi dengan meotde NRECA yang sudah dihitung pada subab
sebelumnya diterapkan untuk membuat permodelan debit aliran sungai selama 10
tahun. Perhitungan tersebut juga menggunaakn model NRECA yang hasilnya
ditabulasikan sebagai berikut:
87
Futri Lamiyah - 15019115
SI-2231 Rekayasa Hidrologi
88
Futri Lamiyah - 15019115
SI-2231 Rekayasa Hidrologi
Jan 31 319,472 138,887 1190,747 1,837 2,300 1,000 138,887 180,585 0,989 178,563 2,022 53,569 22,080 75,649 49,725 124,994 174,719 84,265 43,78387 0,9246
Feb 29 510,104 141,145 1192,770 1,840 3,614 1,000 141,145 368,959 0,989 364,929 4,030 109,479 25,924 135,403 89,002 255,450 344,452 177,582 172,6034 0,0288
Mar 31 535,740 134,619 1196,800 1,846 3,980 1,000 134,619 401,121 0,990 396,952 4,169 119,086 46,401 165,487 108,776 277,866 386,642 186,474 133,5871 0,3959
Apr 30 214,599 128,055 1200,968 1,853 1,676 1,000 128,055 86,544 0,990 85,690 0,854 25,707 56,711 82,418 54,174 59,983 114,157 56,892 20,75767 1,7408
Mei 31 74,929 135,662 1201,822 1,854 0,552 0,967 131,226 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 28,244 28,244 18,565 0,000 18,565 8,954 3,756774 1,3833
Jun 30 23,707 122,180 1201,822 1,854 0,194 0,941 114,987 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 9,679 9,679 6,362 0,000 6,362 3,171 2,441333 0,2987
1996
Jul 31 77,920 154,979 1201,822 1,854 0,503 0,964 149,350 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 3,317 3,317 2,180 0,000 2,180 1,051 4,754516 0,7788
Agst 31 127,107 178,587 1201,822 1,854 0,712 0,979 174,826 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,137 1,137 0,747 0,000 0,747 0,360 7,939032 0,9546
Sep 30 36,769 198,138 1201,822 1,854 0,186 0,941 186,351 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,390 0,390 0,256 0,000 0,256 0,128 5,106 0,975
Okt 31 246,264 189,801 1201,822 1,854 1,297 1,000 189,801 56,463 0,990 55,912 0,551 16,773 0,133 16,907 11,113 39,138 50,251 24,236 19,45871 0,2455
Nov 30 135,681 157,106 1202,373 1,855 0,864 0,990 155,550 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 5,794 5,794 3,808 0,000 3,808 1,898 24,38667 0,9222
Des 31 252,264 152,352 1202,373 1,855 1,656 1,000 152,352 99,912 0,990 98,943 0,969 29,683 1,986 31,668 20,816 69,260 90,076 43,443 24,11742 0,8013
20,136 0,9409
Jan 31 526,222 138,887 1203,342 1,856 3,789 1,000 138,887 387,335 0,990 383,626 3,710 115,088 10,853 125,940 82,782 268,538 351,320 169,438 95,25484 0,7788
Feb 28 493,039 136,278 1207,052 1,862 3,618 1,000 136,278 356,761 0,991 353,501 3,260 106,050 43,159 149,209 98,076 247,451 345,527 184,499 151,5357 0,2175
Mar 31 304,427 134,619 1210,312 1,867 2,261 1,000 134,619 169,808 0,991 168,320 1,488 50,496 51,133 101,629 66,801 117,824 184,625 89,043 61,20742 0,4548
Apr 30 370,558 128,055 1211,800 1,869 2,894 1,000 128,055 242,504 0,991 240,419 2,085 72,126 34,827 106,953 70,301 168,293 238,594 118,907 52,409 1,2688
Mei 31 129,899 135,662 1213,885 1,873 0,958 0,997 135,295 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 36,652 36,652 24,092 0,000 24,092 11,619 33,33 0,6514
Jun 30 67,014 122,180 1213,885 1,873 0,548 0,971 118,663 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 12,560 12,560 8,256 0,000 8,256 4,114 5,975 0,3114
1997
Jul 31 6,585 154,979 1213,885 1,873 0,042 0,939 145,520 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 4,304 4,304 2,829 0,000 2,829 1,365 1,364516 9E-07
Agst 31 119,305 178,587 1213,885 1,873 0,668 0,979 174,808 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,475 1,475 0,970 0,000 0,970 0,468 1,013226 0,5385
Sep 30 40,908 198,138 1213,885 1,873 0,206 0,949 188,116 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,505 0,505 0,332 0,000 0,332 0,166 0,758333 0,7816
Okt 31 40,472 189,801 1213,885 1,873 0,213 0,950 180,283 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,173 0,173 0,114 0,000 0,114 0,055 0,786129 0,9301
Nov 30 65,626 157,106 1213,885 1,873 0,418 0,963 151,275 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,059 0,059 0,039 0,000 0,039 0,019 0,678 0,9713
Des 31 266,529 152,352 1213,885 1,873 1,749 1,000 152,352 114,176 0,992 113,221 0,956 33,966 0,020 33,987 22,340 79,255 101,594 48,998 10,24677 3,7818
89
Futri Lamiyah - 15019115
SI-2231 Rekayasa Hidrologi
Jan 31 265,769 138,887 1214,841 1,874 1,914 1,000 138,887 126,883 0,992 125,834 1,049 37,750 11,647 49,397 32,469 88,084 120,553 58,141
Feb 28 473,690 136,278 1215,890 1,876 3,476 1,000 136,278 337,412 0,992 334,662 2,751 100,398 16,928 117,326 77,120 234,263 311,383 166,267
Mar 31 419,110 134,619 1218,640 1,880 3,113 1,000 134,619 284,491 0,992 282,255 2,236 84,677 40,207 124,883 82,087 197,579 279,666 134,880
Apr 30 388,220 128,055 1220,877 1,883 3,032 1,000 128,055 260,166 0,992 258,181 1,985 77,454 42,796 120,251 79,042 180,727 259,769 129,460
Mei 31 165,173 135,662 1222,861 1,886 1,218 1,000 135,662 29,510 0,993 29,291 0,219 8,787 41,209 49,996 32,863 20,504 53,367 25,738
Jun 30 199,698 122,180 1223,080 1,887 1,634 1,000 122,180 77,518 0,993 76,944 0,574 23,083 17,133 40,217 26,435 53,861 80,296 40,017
1998
Jul 31 159,449 154,979 1223,654 1,888 1,029 1,000 154,979 4,470 0,993 4,437 0,033 1,331 13,782 15,113 9,934 3,106 13,040 6,289
Agst 31 121,023 178,587 1223,687 1,888 0,678 0,982 175,352 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 5,179 5,179 3,404 0,000 3,404 1,642
Sep 30 99,291 198,138 1223,687 1,888 0,501 0,972 192,585 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,775 1,775 1,167 0,000 1,167 0,581
Okt 31 373,787 189,801 1223,687 1,888 1,969 1,000 189,801 183,985 0,993 182,635 1,351 54,790 0,608 55,399 36,414 127,844 164,258 79,220
Nov 30 213,119 157,106 1225,038 1,890 1,357 1,000 157,106 56,013 0,993 55,610 0,404 16,683 18,985 35,668 23,445 38,927 62,371 31,084
Des 31 322,518 152,352 1225,441 1,890 2,117 1,000 152,352 170,166 0,993 168,947 1,219 50,684 12,223 62,907 41,349 118,263 159,612 76,979
Jan 31 575,890 138,887 1226,661 1,892 4,146 1,000 138,887 437,003 0,993 433,925 3,078 130,177 21,558 151,735 99,737 303,747 403,484 194,596
Feb 28 482,979 136,278 1229,739 1,897 3,544 1,000 136,278 346,702 0,993 344,364 2,337 103,309 51,998 155,308 102,085 241,055 343,140 183,224
Mar 31 451,489 134,619 1232,076 1,901 3,354 1,000 134,619 316,870 0,993 314,805 2,065 94,442 53,223 147,664 97,061 220,364 317,425 153,091
Apr 30 133,222 128,055 1234,141 1,904 1,040 1,000 128,055 5,167 0,994 5,135 0,033 1,540 50,603 52,144 34,274 3,594 37,869 18,873
Mei 31 110,858 135,662 1234,174 1,904 0,817 0,991 134,469 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 17,869 17,869 11,746 0,000 11,746 5,665
Jun 30 47,129 122,180 1234,174 1,904 0,386 0,970 118,570 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 6,124 6,124 4,025 0,000 4,025 2,006
1999
Jul 31 87,582 154,979 1234,174 1,904 0,565 0,979 151,737 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 2,099 2,099 1,379 0,000 1,379 0,665
Agst 31 40,095 178,587 1234,174 1,904 0,225 0,963 171,926 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,719 0,719 0,473 0,000 0,473 0,228
Sep 30 58,708 198,138 1234,174 1,904 0,296 0,966 191,432 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,246 0,246 0,162 0,000 0,162 0,081
Okt 31 278,957 189,801 1234,174 1,904 1,470 1,000 189,801 89,156 0,994 88,592 0,563 26,578 0,084 26,662 17,525 62,015 79,540 38,361
Nov 30 196,735 157,106 1234,737 1,905 1,252 1,000 157,106 39,629 0,994 39,381 0,248 11,814 9,137 20,951 13,771 27,567 41,338 20,602
Des 31 493,009 152,352 1234,985 1,905 3,236 1,000 152,352 340,657 0,994 338,532 2,125 101,560 7,180 108,739 71,475 236,972 308,448 148,761
90
Futri Lamiyah - 15019115
SI-2231 Rekayasa Hidrologi
Debit Sintesis
Tahun
Bulan
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999
Jan 31,701 193,352 60,516 194,952 226,734 176,258 84,265 169,438 58,141 194,596
Feb 19,096 137,537 140,893 64,422 182,124 264,348 177,582 184,499 166,267 183,2241
Mar 12,541 66,443 109,481 102,472 153,064 136,063 186,474 89,043 134,8797 153,0905
Apr 5,737 48,262 130,112 77,758 64,296 168,452 56,892 118,907 129,4599 18,87253
Mei 0,971 9,071 12,519 17,766 9,017 84,458 8,954 11,619 25,7383 5,664766
Jun 0,344 2,315 4,433 3,735 3,193 52,409 3,171 4,114 40,01656 2,005976
Jul 0,114 0,768 1,470 1,226 1,059 6,707 1,051 1,365 6,289114 0,665255
Agst 0,039 0,263 38,445 0,420 0,363 2,298 0,360 0,468 1,641849 0,227977
Sep 0,014 0,093 3,131 0,149 0,129 0,814 0,128 0,166 0,581403 0,08073
Okt 0,005 0,031 1,038 0,049 0,043 0,270 24,236 0,055 79,22006 38,36131
Nov 0,002 0,011 27,760 31,165 33,062 107,370 1,898 0,019 31,08377 20,60164
Des 50,885 88,029 38,373 85,519 69,127 65,065 43,443 48,998 76,97921 148,761
3.6.Debit Andalan
Ketika menentukan debit andalan, milai debit sintesis akan diurutkan dan
dihitung probabilitasnya sebagai berikut:
Debit andalan dihitung pada probabilitas 75%, 80%, dan 90%. Hasil
interpolasi ditabulasikan sebagai berikut:
Debit
Probabilitas Debit
Andalan
75 0,75 0,779198
80 0,8 0,374376
90 0,9 0,064517
1994 78 110 50 51 20 25 0 0 0 39 66 95
1995 90 121 90 122 100 67 20 0 11 49 52 100
1996 67 175 101 104 33 35 45 24 20 41 29 50
1997 160 240 95 60 47 25 5 0 0 17 25 126
1998 159 102 115 54 69 22 55 23 46 90 50 29
1999 94 185 81 37 61 30 47 23 24 51 29 71
Kemudian, data di atas dihitung curah hujan harian maksimal wilayah DAS
menggunakan metode Thiessen. Salah satu perhitungan curah hujan maskimum di
tahun 1990 pada bulan januari sebagai berikut
Diketahui:
𝐴𝑡 𝑅𝑡 + 𝐴𝑗 𝑅𝑗 + 𝐴𝑏 𝑅𝑏
𝑅̅ 𝑇ℎ𝑖𝑒𝑠𝑠𝑒𝑛 =
𝐴𝑡 + 𝐴𝑗 + 𝐴𝑏
𝑅̅ 𝑇ℎ𝑖𝑒𝑠𝑠𝑒𝑛 = 84,290 𝑚𝑚
Curah hujan harian maksimal per tahun ditabulasikan ke dalam tabel dibawah ini:
1990 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des
Bumiayu 42 48 25,5 25 45 5 1 0 0 18 18 110
Jejeg 161 153 126 50 57 108 20 63 14 83 40 140
Banjaratma 68 36 49 82 21 20 36 21 23 65 8 84
curah hujan metode Thiessen 84,29045 77,52653 61,55961 45,3726 43,33043 39,93161 14,6286 24,00185 9,420339 48,41074 22,51791 113,4049
1991 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des
Bumiayu 115 86 70 102 125 42 33 6 4 34 83 82
Jejeg 216 100 71 39 42 12 63 0 0 33 35 50
Banjaratma 55 37 69 43 13 1 0 0 2 20 39 112
curah hujan metode Thiessen 132,6004 79,37116 70,08377 69,52776 74,58018 23,66049 34,84453 2,822489 2,32747 30,57265 58,47153 78,8734
1992 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des
Bumiayu 95 100 76 102 38 42 63 124 46 27 60 55
Jejeg 50 94 90 60 40 41 55 76 30 35 52 58
Banjaratma 59 43 42 29 19 22 13 50 43 24 81 65
curah hujan metode Thiessen 73,17482 85,45432 72,71474 72,84736 34,37816 37,23522 49,4013 92,78438 40,42441 28,78472 62,22757 58,14909
1993 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des
Bumiayu 81 67 59 43 40 38 0 18 8 46 42 118
Jejeg 125 91 52 44 62 39 15 34 16 53 39 105
Banjaratma 155 19 49 48 56 43 0 25 27 28 27 50
curah hujan metode Thiessen 110,9889 63,66087 54,62419 44,42121 50,31344 39,42121 4,600199 24,46722 14,68864 44,13447 37,73638 98,85561
1994 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des
Bumiayu 92 58 73 42 2 0 0 0 0 29 110 74
Jejeg 78 110 50 51 20 25 0 0 0 39 66 95
Banjaratma 92 136 75 50 3 0 0 0 0 10 26 109
curah hujan metode Thiessen 87,70648 91,33396 66,39217 46,54336 7,743144 7,666998 0 0 0 27,8316 77,78205 88,24196
1995 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des
Bumiayu 75 133 70 49 133 72 31 0 2 20 89 57
Jejeg 90 121 90 122 100 67 20 0 11 49 52 100
Banjaratma 78 70 82 105 25 65 58 0 53 21 108 66
curah hujan metode Thiessen 80,26891 115,2768 78,80846 83,87033 98,8058 68,90626 33,64496 0 16,12829 29,11662 81,88804 72,19338
1996 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des
Bumiayu 37 96 98 80 25 2 30 80 24 55 29 52
Jejeg 67 175 101 104 33 35 45 24 20 41 29 50
Banjaratma 36 83 47 24 27 3 43 24 0 70 23 61
curah hujan metode Thiessen 45,97749 117,3299 87,55187 74,87763 27,89925 12,34334 37,49797 50,34323 17,42356 54,05006 27,66257 53,39279
1997 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des
Bumiayu 50 97 38 50 48 53 0 0 0 34 36 103
Jejeg 160 240 95 60 47 25 5 0 0 17 25 126
Banjaratma 97 50 71 32 17 9 5 0 0 18 9 40
curah hujan metode Thiessen 94,21134 130,3787 62,83663 49,05451 40,78326 34,60513 2,647926 0 0 25,21996 26,60808 96,01061
1998 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des
Bumiayu 32 65 100 62 35 44 54 125 36 84 76 113
Jejeg 159 102 115 54 69 22 55 23 46 90 50 29
Banjaratma 48 90 34 88 35 40 25 15 37 53 36 52
curah hujan metode Thiessen 74,51484 81,91979 89,88846 65,3421 45,42712 36,36142 47,84243 69,19907 39,2897 78,93002 59,11011 73,64167
1999 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des
Bumiayu 69 125 125 32 32 27 96 29 0 0 58 125
Jejeg 94 185 81 37 61 30 47 23 24 51 29 71
Banjaratma 106 40 82 78 82 7 28 3 5 32 40 59
curah hujan metode Thiessen 84,91449 124,4539 101,9212 43,78704 52,03898 23,46194 65,81513 21,36438 8,474845 22,77364 45,09399 93,72754
Tahun Rmaks
1990 113,4049
1991 132,6004
1992 92,78438
1993 110,9889
1994 91,33396
1995 115,2768
1996 117,3299
1997 130,3787
1998 89,88846
1999 124,4539
𝑝 = 0,09
Jadi, nilai p untuk debit yang berada di urutan ke-1 yaitu 0,09.
5. Menghitung periode ulang(Tr)
1
𝑇𝑟 =
𝑃
1
𝑇𝑟 =
0,09
𝑇𝑟 = 11
Jadi, periode ulang debit yang berada di urutan ke-1 adalah 11.
6. Menentukan nilai k (faktor reduksi gauss)
Nilai k untuk distribusi normal didapatkan dengan interpolasi nilai pada
tabel di bawah ini.
Tr P k
1,001 0,999001 -3,05
1,005 0,995025 -2,58
1,01 0,990099 -2,33
1,05 0,952381 -1,64
1,11 0,900901 -1,28
1,25 0,8 -0,84
1,33 0,75188 -0,67
1,43 0,699301 -0,52
1,67 0,598802 -0,25
2 0,5 0
2,5 0,4 0,25
3,33 0,3003 0,52
4 0,25 0,67
5 0,2 0,84
10 0,1 1,28
20 0,05 1,64
50 0,02 2,05
100 0,01 2,33
200 0,005 2,58
500 0,002 2,88
1000 0,001 3,09
(𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑅𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 )2
𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = √
𝑛 −1
(133,091 − 132,60) 2
𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = √
10 − 1
𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = 0,164
Jadi, hasil perhitungan eror dengan Rt dan Rrata adalah 0,164.
Perhitungan-perhitugan di atas ditabulasikan ke dalam tabel sebagai berikut.
Metode Normal
RANK R P Tr k Rt Eror
1 132,60 0,09 11,00 1,35 133,091 0,164
2 130,38 0,18 5,50 0,92 126,372 1,335
3 124,45 0,27 3,67 0,60 121,354 1,033
4 117,33 0,36 2,75 0,35 117,347 0,006
5 115,28 0,45 2,20 0,11 113,639 0,546
6 113,40 0,55 1,83 -0,12 110,028 1,126
7 110,99 0,64 1,57 -0,35 106,303 1,562
8 92,78 0,73 1,38 -0,60 102,372 3,196
9 91,33 0,82 1,22 -0,92 97,327 1,998
10 89,89 0,91 1,10 -1,34 90,726 0,279
Ave 111,84 Sum eror 11,245
Stdev 15,79
Total error yangd diperoleh dari hasil pemodelan ditribusi ini sebesar
11,245. Jumlah tersebut masih tergolong kecil sehingga masih bisa diterima
hasil distribusinya.
𝑝 = 0,09
Jadi, nilai p untuk curah hujan maksimum yang berada di urutan ke-1 yaitu
0,09.
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 134,74 𝑚𝑚
Jadi, nilai Rt apabila diketahui LogRt sebesar 2,13 adalah 134,74 mm.
(𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑅𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 )2
𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = √
𝑛 −1
(132,60 − 134,74)2
𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = √
10 − 1
𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = 0,71
Jadi, hasil perhitungan eror antara R teoretis dengan R aktual adalah 0,71.
Metode Lognormal
RANK R Log R P Tr k Log Rt Rt Eror
1 132,60 2,12 0,09 11,00 1,35 2,13 134,74 0,71
2 130,38 2,12 0,18 5,50 0,92 2,10 126,66 1,24
3 124,45 2,10 0,27 3,67 0,60 2,08 120,94 1,17
4 117,33 2,07 0,36 2,75 0,35 2,07 116,56 0,26
5 115,28 2,06 0,45 2,20 0,11 2,05 112,65 0,88
6 113,40 2,05 0,55 1,83 -0,12 2,04 108,97 1,48
7 110,99 2,05 0,64 1,57 -0,35 2,02 105,30 1,90
8 92,78 1,97 0,73 1,38 -0,60 2,01 101,55 2,92
9 91,33 1,96 0,82 1,22 -0,92 1,99 96,94 1,87
10 89,89 1,95 0,91 1,10 -1,34 1,96 91,23 0,45
Ave Log R 2,04 Sum eror 12,87
Std. Log R 0,06
Total error yang diperoleh pada distribusi ini sebesar 12,87. Hasil yang
diperoleh tersebut lebih besar dibandingkan total error distribusi normal.
Hal ini berarti Raktual lebih cenderung berdistribusi normal dibandingkan
lognormal.
𝑝 = 0,09
Jadi, nilai p untuk curah hujan maksimum yang berada di urutan ke-1 yaitu
0,09.
5. Menentukan periode ulang (Tr)
Periode ulang dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.
1
𝑇𝑟 =
𝑃
Contoh perhitungan periode ulang untuk debit di urutan ke-1 yaitu
1
𝑇𝑟 =
0,09
𝑇𝑟 = 11
Jadi, periode ulang untuk curah hujan maksimum yang berada di urutan ke-
1 adalah 11.
6. Menghitung nilai Yt
Nilai Yt ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut.
𝑇𝑟 − 1
𝑌𝑡 = − ln (− ln ( ))
𝑇𝑟
Contoh perhitungan nilai Yt pada urutan curah hujan ke-1 jika diketahui
nilai Tr sebesar 11 yaitu
11 − 1
𝑌𝑡 = − ln (− ln ( ))
11
𝑌𝑡 = 2,35
Jadi, hasil perhitungan Yt pada urutan curah hujan ke-1 adalah 2,35.
7. Menentukan nilai Yn dan Sn
Nilai Yn dan Sn ditentukan berdasarkan tabel hubungan Yn dan Sn terhadap
jumlah data (n). Contoh perhitungan untuk 10 jumlah data didapatkan nilai
Yn sebesar 0,4952 dan nilai Sn sebesar 0,95.
8. Menentukan nilai k
Nilai k ditentukan berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya dengan rumus
sebagai berikut.
𝑌𝑡 − 𝑌𝑛
𝑘=
𝑆𝑛
Contoh perhitungan nilai k pada urutan curah hujan ke-1 jika diketahui nilai
Yt, Yn dan Sn secara berurutan yaitu 2,35; 0,4952; dan 0,95 sebagai berikut.
2,35 − 0,4952
𝑘=
0,95
𝑘 = 1,95
Jadi, hasil perhitungan nilai k untuk data para urutan ke-1 adalah 1,95.
9. Menentukan curah hujan teoretis (Rt)
Nilai curah hujan teoretis didapatkan dengan rumus sebagai berikut.
𝑅𝑡 = 𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 + 𝑘 ∗ 𝑆
Berikut contoh perhitungan curah hujan teoretis untuk urutan data ke-1 jika
diketahui nilai R rata-rata, k dan S secara berurutan yaitu 111,84; 1,95; dan
15,79 sebagai berikut.
𝑅𝑡 = 111,84 + 1,95 ∗ 15,79
𝑅𝑡 = 142,696 𝑚𝑚
10. Menentukan eror nilai R teoretis dengan R aktual.
Error ditentukan dengan rumus berikut.
(𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑅𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 )2
𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = √
𝑛 −1
(142,696 − 132,60) 2
𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = √
10 − 1
𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = 3,37
Jadi, hasil perhitungan error Rteoretis dengan R aktual adalah 3,37.
Semua hasil perhitungan distribusi ini ditabulasikan ke dalam tabel hasil
pemodelan dengan distribusi Gumbel.
Metode Gumbel
Rank R P Tr Yt Yn Sn k Rt Eror
1 132,60 0,09 11,00 2,35 0,4952 0,95 1,95 142,6961 3,37
2 130,38 0,18 5,50 1,61 0,4952 0,95 1,17 130,316 0,02
3 124,45 0,27 3,67 1,14 0,4952 0,95 0,68 122,6369 0,61
4 117,33 0,36 2,75 0,79 0,4952 0,95 0,31 116,8143 0,17
5 115,28 0,45 2,20 0,50 0,4952 0,95 0,01 111,9347 1,11
6 113,40 0,55 1,83 0,24 0,4952 0,95 -0,27 107,5619 1,95
7 110,99 0,64 1,57 -0,01 0,4952 0,95 -0,53 103,418 2,52
8 92,78 0,73 1,38 -0,26 0,4952 0,95 -0,80 99,25637 2,16
9 91,33 0,82 1,22 -0,53 0,4952 0,95 -1,08 94,7401 1,14
10 89,89 0,91 1,10 -0,87 0,4952 0,95 -1,44 89,06704 0,27
Ave R 111,84 Sum Error 13,32
Std. R 15,79
Total error yang diperoleh adalah 13,32. Total tersebut lebih besar
dibandingkan total eror distribusi normal dan lognormal sehingga
didapatkan Raktual lebih tepat dimodelkan dengan distribusi normal.
Curah hujan maksimum rata-rata ditentukan dari data LogR yang diperoleh
pada langkah sebelumnya. Nilai rata-rata didapatkan dengan menggunakan
fitur AVERAGE pada excel. Hasil perhitungannya adalah 2,04 dan akan
ditampilkan pada tabel dibawah.
3. Menentukan standar deviasi
Standar deviasi ditentukan berdasarkan data logR menggunakan fitur
STDEV.S pada excel. Standar deviasi umunya disebut dengan S. hasil
perhitungan standar deviasi adalah 0,06 dan akan ditampilkan pada tabel di
bawah.
4. Menentukan probabilitas utnuk setiap data curah hujan maksimum
Probabilitas data curah hujan maksimum ditentukan dengan rumus sebagai
berikut.
𝑚
𝑝=
𝑛+1
Keterangan:
m : rangking data curah hujam aktual (Raktual) yang ditentukan dari nilai
terbesarnya
n : jumlah data curah hujan maksimum yang ditinjau
p : probabilitas
di bawah ini merupakan contoh perhitungan jika sautu debit berada di urutan
ke-1.
1
𝑝=
10 + 1
𝑝 = 0,09
Jadi, nilai p untuk curah hujan maksimum yang berada di urutan ke-1 yaitu
0,09.
1
𝑇𝑟 =
0,09
𝑇𝑟 = 11
Jadi, periode ulang untuk curah hujan maksimum yang berada di urutan
ke-1 adalah 11.
6. Menentukan koefisien kecondongan
Koefisien kecondongan (skewness coefficient) disebut sebagai Cs. Nilai Cs
ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
𝑁
𝑁
𝐶𝑠 = ∑(𝑙𝑜𝑔𝑅𝑖 − 𝑙𝑜𝑔𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎 )3
(𝑁 − 1)(𝑁 − 2)
𝑖=1
7. Menentukan nilai k
Nilai k ditentukan berdasarkan hasil interpolasi dari data hubungan periode
ulang dengan Cs pada tabel di bawah ini.
Periode Ulang
2 5 10 25
Cs
Peluang
0,5 0,2 0,1 0,04
-0,4 0,066 0,855 1,231 1,606
-0,5 0,083 0,856 1,216 1,567
-0,454 0,075 0,856 1,223 1,585
𝑙𝑜𝑔𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 2,125
Hasil perhitungan nilai LogRt untuk data urutan ke-1 sebesar 2,125.
Perhitungan data urutan berikutnya ditampilkan pada tabel di bawah.
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 102,125
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 133,424 𝑚𝑚
10. Menentukan error antara Rt dengan R aktual
Error ditentukan dengan rumus berikut.
(𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑅𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 )2
𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = √
𝑛 −1
(133,424 − 132,60) 2
𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = √
10 − 1
𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = 0,274
Tabel 3. 56 Hasil pemodelan curah hujan maksimum dengan distribusi log pearson III
Total error pada pemodelan ini sebesar 13, 592. Total error yang diperoleh
merupakan yang terbesar dibandingkan total error dengan pemodelan
distribusi normal, lognormal, dan gumbel sehingga dapat disimpulkan
Raktual paling cocok dimodelkan dengan distribusi Normal.
𝑘 = 1 + 3,3 ∗ log(10)
𝑘 = 4,3 = 5(𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝑎𝑡𝑎𝑠)
2. Menentukan Panjang kelas
Panjang kelas ditentukan dengan rumus berikut.
1
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 = ∗ 100%
𝑘
Hasil dari perhitungan sebelumnya didapatkan nilai k sebesar 5. Sehingga
Panjang kelas yang diperoleh sebesar 20%. Hal tersebut berarti kelas akan
dibagi setiap persentase 20%. Persentase tersebut digunakan sebagai
probabilitas untuk menentukan parameter masing-masing distribusi guna
menentukan nilai c2.
3. Menentukan level of significance
Level of significance merupakan salah satu parameter untuk
menentukan batas c2 untuk menguji apakah suatu distribusi lolos uji
kecocokan atau tidak. Level of significance yang digunakan pada tugas besar
ini adalah 5%.
4. Menentukan derajat kebebasan (degree of freedom)
Derajat kebebasan merupakan salah satu parameter berfungsi untuk
menentukan batas c2 untuk menguji apakah suatu distribusi lolos uji
kecocokan atau tidak. Derajat kebebasan ditentukan dengan rumus berikut.
𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠𝑎𝑛 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 1
Dari rumus di atas dengan jumlah kelas sebanyak 5 diperoleh derajat
kebebasan sebesar 4.
Parameter Awal
K 4,3 5
Interval 20
D 4
X^2 kritis 9,488
Tabel di atas digunakan untuk menguji apakah suatu distribusi lolos uji
kecocokan atau tidak. Berikut Langkah-langkah menentukan c2.
Metode Normal
P Rt Distribusi Ei Oi (Oi-Ei)^2 x^2
0,2 125,369 Kelas 1 >125,369 2 2 0 0
0,4 115,864 Kelas 2 115,864-125,369 2 2 0 0
0,6 107,793 Kelas 3 107,793-115,864 2 3 1 0,5
0,8 98,336 Kelas 4 98,336-107,793 2 0 4 2
Kelas 5 <98,336 2 3 1 0,5
jumlah 3
Metode Lognormal
P Rt Distribusi Ei Oi (Oi-Ei)^2 x^2
0,2 125,518 Kelas 1 >125,518 2 2 0 0
0,4 114,999 Kelas 2 114,999-125,518 2 3 1 0,5
0,6 106,765 Kelas 3 106,765-114,999 2 2 0 0
0,8 97,867 Kelas 4 97,867-106,765 2 0 4 2
Kelas 5 <97,867 2 3 1 0,5
Jumlah 3
Metode Gumbel
P Rt Distribusi Ei Oi (Oi-Ei)^2 x^2
0,2 128,780 Kelas 1 >128,780 2 2 0 0
0,4 114,862 Kelas 2 114,862-128,780 2 3 1 0,5
0,6 105,076 Kelas 3 105,076-114,862 2 2 0 0
0,8 95,643 Kelas 4 95,643-105,076 2 0 4 2
Kelas 5 <95,643 2 3 1 0,5
Jumlah 3
Batas nilai c2 dengan level of significance sebesar 5% dan derajat kebebasan sebesar
4 yaitu 9,488. Berdasarkan perhitungan di atas semua distribusi lolos uji kecocokan
dengan metode Chi-Square test.
KS Metode Normal
Rank R P z P(z) F(z) D Dmax
1 132,60 0,090909 1,314385 0,905642 0,0943584 0,003449
2 130,38 0,181818 1,173698 0,879742 0,120258 0,06156
3 124,45 0,272727 0,798511 0,787713 0,2122869 0,06044
4 117,33 0,363636 0,347393 0,635852 0,3641479 0,000512
5 115,28 0,454545 0,21738 0,586044 0,4139562 0,040589
0,159
6 113,40 0,545455 0,098839 0,539367 0,4606329 0,084822
7 110,99 0,636364 -0,05415 0,478408 0,5215922 0,114771
8 92,78 0,727273 -1,20694 0,113727 0,8862728 0,159
9 91,33 0,818182 -1,29879 0,097008 0,9029919 0,08481
10 89,89 0,909091 -1,39033 0,082215 0,9177849 0,008694
Ave R 111,84 KS test Max
Std R 15,79168 0,41
OK
- Distribusi Lognormal
𝑚
𝑝=
𝑛+1
dimana m adalah peringkat logR yang ditentukan dari data yang paling besar
dan n adalah jumlah data curah hujan maksimum. Probabilitas selanjutnya
akan disebut sebagai P. Data logR yang diperoleh berjumlah 10 sehingga n
bernilai 10. . Berikut adalah contoh perhitungan jika suatu debit berada di
urutan ke-1.
1
𝑝=
10 + 1
𝑝 = 0,09
Jadi, nilai p untuk suatu debit yang berada di urutan ke-1 adalah 0,09.
5. Menentukan nilai Z
𝑙𝑜𝑔𝑅𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑙𝑜𝑔𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑍=
𝑆
2,12 − 2,04
𝑍=
0,06
𝑧 = 1,23
Nilai P(Z) merupakan luas dibawah kurva yang dibatasi oleh Z. Nilai P(Z)
dapat ditentukan dengan fungsi NORMSDIST(Z) pada Microsoft Excel.
𝐹 (𝑍) = 1 − 𝑃(𝑍)
Berikut adalah contoh perhitungan F(Z) jika diketahui P(Z) bernilai 0,89.
𝐹 (𝑍) = 1 − 0,89
𝐹 (𝑍) = 0,108
Jadi, nilai F(Z) jika diketahui P(Z) sebesar 0,89 adalah 0,108.
𝐷 = |𝐹 (𝑍) − 𝑃|
𝐷 = |0,108 − 0,09|
𝐷 = 0,017
Jadi, nilai D jika diketahui F(Z) dan P masing-masing sebesar 0,108 dan
0,09 adalah 0,017.
- Distribusi Gumbel
𝑚
𝑝=
𝑛+1
dimana m adalah peringkat logR yang ditentukan dari data yang paling besar
dan n adalah jumlah data curah hujan maksimum. Probabilitas selanjutnya
akan disebut sebagai P. Data logR yang diperoleh berjumlah 10 sehingga n
bernilai 10. . Berikut adalah contoh perhitungan jika suatu debit berada di
urutan ke-1.
1
𝑝=
10 + 1
𝑝 = 0,09
Jadi, nilai p untuk suatu debit yang berada di urutan ke-1 adalah 0,09.
5. Menentukan nilai Yt
Nilai Yt ditentukan dengan rumus berikut.
𝑌𝑡 = 𝐾𝑇 ∗ 𝑆 + 𝑙𝑜𝑔𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎
dimana KT yang digunakan dapat diperoleh data sebelumnya. Berikut adalah
contoh perhitungan Yt jika diketahui logR rata Kt, dan S masing-masing
bernilai 2,04; 1,95; dan 0,06.
𝑌𝑡 = 𝐾𝑇 ∗ 𝑆 + 𝑙𝑜𝑔𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑌𝑡 = 1,95 ∗ 0,06 + 2,04
𝑌𝑡 = 2,16
Jadi, nilai Yt jika diketahui logR rata, Kt, dan S masing-masing bernilai
2,04; 1,35; dan 0,06 adalah 2,16.
6. Menentukan nilai Tr
Nilai Tr merupakan periode ulang yang diperoleh dari nilai Yt. Nilai Tr
merupakan solusi dari persamaan berikut.
𝑇𝑟 − 1
𝑌𝑡 = − ln (− 𝑙𝑛 ( ))
𝑇𝑟
Berikut adalah contoh perhitungan Tr, jika diketahui Yt bernilai 2,13.
11 − 1
2,16 = − ln (− 𝑙𝑛 ( ))
11
𝑇𝑟 = 9,24
Jadi, nilai Tr jika diketahui Yt bernilai 2,16 adalah 9,24.
Jadi, nilai D jika diketahui F(Z) dan P masing-masing sebesar 0,108 dan
0,09 adalah 0,017.
KS Metode Gumbel
Rank R Log R P Kt Yt Tr F(z) D Dmax
1 132,60 2,122545 0,090909 1,953689 2,1679074 9,249508 0,108114 0,017205
2 130,38 2,115207 0,181818 1,169727 2,1184128 8,827941 0,113277 0,068541
3 124,45 2,095008 0,272727 0,683456 2,0877125 8,576771 0,116594 0,156133
4 117,33 2,069409 0,363636 0,314737 2,0644339 8,391407 0,11917 0,244467
5 115,28 2,061742 0,454545 0,00574 2,0449257 8,239363 0,121369 0,333177
0,776906
6 113,40 2,054632 0,545455 -0,27116 2,0274437 8,105617 0,123371 0,422083
7 110,99 2,04528 0,636364 -0,53357 2,0108767 7,981016 0,125297 0,511066
8 92,78 1,967475 0,727273 -0,79711 1,9942388 7,857948 0,12726 0,600013
9 91,33 1,960632 0,818182 -1,0831 1,9761831 7,726697 0,129421 0,68876
10 89,89 1,953704 0,909091 -1,44234 1,9535026 7,56516 0,132185 0,776906
Ave log R 2,044563 KS test Max
Std Log R 0,063134 0,41
NOT OK
𝑚
𝑝=
𝑛+1
dimana m adalah peringkat logR yang ditentukan dari data yang paling besar
dan n adalah jumlah data curah hujan maksimum. Probabilitas selanjutnya
akan disebut sebagai P. Data logR yang diperoleh berjumlah 10 sehingga n
bernilai 10. . Berikut adalah contoh perhitungan jika suatu debit berada di
urutan ke-1.
1
𝑝=
10 + 1
𝑝 = 0,09
Jadi, nilai p untuk suatu debit yang berada di urutan ke-1 adalah 0,09.
5. Menentukan nilai z
𝑙𝑜𝑔𝑅𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑙𝑜𝑔𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑍=
𝑆
2,12 − 2,04
𝑍=
0,06
𝑧 = 1,23
Nilai P(Z) merupakan luas dibawah kurva yang dibatasi oleh Z. Nilai P(Z)
dapat ditentukan dengan fungsi NORMSDIST(Z) pada Microsoft Excel.
𝐹 (𝑍) = 1 − 𝑃(𝑍)
Berikut adalah contoh perhitungan F(Z) jika diketahui P(Z) bernilai 0,89.
𝐹 (𝑍) = 1 − 0,89
𝐹 (𝑍) = 0,108
Jadi, nilai F(Z) jika diketahui P(Z) sebesar 0,89 adalah 0,108.
𝐷 = |𝐹 (𝑍) − 𝑃|
𝐷 = |0,108 − 0,09|
𝐷 = 0,017
Jadi, nilai D jika diketahui F(Z) dan P masing-masing sebesar 0,108 dan
0,09 adalah 0,017.
menggunakan pendekatan distribusi normal karena memiliki total error paling kecil
dan lolos seluruh uji kecocokan distribusi.
1 0,5
𝑤 = (ln ( ))
𝑃2
0,5
1
𝑤 = (ln ( ))
(1 − 𝑃)2
0,5
1
𝑤 = (ln ( ))
0,52
𝑤 =1,17741
4. Menentukan nilai Kt
Nilai Kt didapatkan dari data Kt pada perhitungan distribusi normal yang
sudah dilakukan pada subbab sebelumnya.
5. Menentukan curah hujan rencana untuk tiap periode ulang
Rumus untuk menentukan curah hujan rencana sebagai berikut.
𝑅24 = 𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎 + ( 𝐾𝑇 ∗ 𝑆)
Contoh perhitungan Rt apabila Rrata, Kt, dan S utnuk periode ulang 2 tahun
masing-masing bernilai 111,84; 0,00; dan 15,79.
R24 juga memiliki definisi lain, yakni curah hujan maksimum harian
untuk suatu periode ulang tertentu. Nilai R24 berbanding lurus dengan
besarnya rentang periode ulang. Hal ini dapat disebabkan oleh nilai K T yang
2
𝑅24 24 3
𝐼= ( )
24 𝑡
dimana I adalah intensitas hujan dalam mm/jam, R24 adalah curah hujan rencana
yang diperoleh pada subbab 3.10, dan t adalah durasi hujan dalam jam. Durasi hujan
yang dipakai untuk membuat grafik adalah 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit,
30 menit, 60 menit, 120 menit, 240 menit, 300 menit, 720 menit, dan 1440 menit.
Berikut adalah contoh perhitungan I jika diketahui R24 sebesar 111,844 mm dan
durasi hujan selama 5 menit.
2
3
111,844 24
𝐼= ( )
24 5
60
𝐼 = 203,234 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
Jadi, nilai I jika diketahui R24 sebesar 111,844 mm dan durasi hujan selama 5 menit
adalah 203,234 mm/jam. Perhitungan I dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Hujan Rencana
Tr P R
2 0,5 111,844
5 0,2 125,109
10 0,1 132,0574
25 0,04 139,9006
50 0,02 144,217
100 0,01 148,6386
200 0,005 152,5865
Melihat dari data tabel di atas, nilai I memiliki perbandingan terbalik dengan
durasi hujan. Untuk suatu nilai periode ulang, semakin besar durasi hujan yang
terjadi, maka semakin kecil nilai I yang diperoleh. Nilai I juga memiliki
perbandingan lurus dengan periode ulang. Untuk suatu nilai durasi hujan, semakin
besar periode ulang, maka semakin besar nilai I yang diperoleh. Berikut adalah
grafik intensitas hujan terhadap durasi hujan (intensity duration curve).
durasi hujan yang singkat, namun hal yang sebaliknya terjadi untuk durasi hujan
yang panjang.
Contoh perhitungan Rtot pada jam ke-1 untuk curah hujan periode ulang
100 tahun apabila diketahui 𝑅24 =148,64 mm(data ini didapatkan pada
perhitungan sebelumnya) dengan rumus berikut
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 × 𝑅24
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 2% x 148,64
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 2,97 𝑚𝑚
2. Menentukan infiltrasi dengan metode Horton
Keterangan:
𝑓𝑐 = kapasitas inflitrasi konstan yang bergantung pada tipe tanah (asumsi 6 mm)
Dibawah merupakan salah satu perhitungan infiltrasi metode Horton untuk jam
ke-1 curah hujan periode ulang 100 tahun apabila diketahui 𝑅24 = 148,64 mm.
𝑓 (𝑡) = 40,01 𝑚𝑚
Contoh perhitungan curah hujan efektif pada jam ke-1 pada periode ulang 100
tahun jika diketahui 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 148,64 𝑚𝑚 dan 𝑓(𝑡) = 40,01 𝑚𝑚
menggunakan rumus di atas didapatkan,
𝑅𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 = −37,04 𝑚𝑚
Data perhitungan di atas untuk berbagai periode ulang ditabulasikan ke dalam tabel
di bawah ini:
𝑡𝑝 = 𝐶𝑡 (𝑀𝑆𝐿 × 𝐶𝑆𝐷)0,3
Contoh perhitungan lag time jika diketahui Ct, MSL, dan CSD masing masing
sebesar 1 jam, 90,88 km, 42,21 km yaitu
𝑡𝑝 = 1(90,88 × 42,21)0,3
𝑡𝑝 = 19,618 𝑗𝑎𝑚
3. Menentukan time to peak dengan asumsi 𝑡𝑟=1 jam dengan rumus di bawah
ini.
𝑇𝑝 = 𝑡𝑝 + 0,5𝑡𝑟
𝑇𝑝 = 19,618 + 0,5(1)
𝑇𝑝 = 20,118 𝑗𝑎𝑚
𝑇𝑏
= 5 𝑗𝑎𝑚
𝑇𝑝
2,08 × 𝐴
𝑞𝑝 =
𝑇𝑝 × 10
2,08 × 1293,88
𝑞𝑝 =
20,118 × 10
𝑞𝑝 = 13,378 m3/s
𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
=
𝑇𝑝 𝑇𝑝
Contoh perhitungan untuk jam ke-1 dengan nilai Tp sebesar 20,118 jam
didapatkan
𝑡 1
=
𝑇𝑝 20,118
𝑡
= 0,05
𝑇𝑝
Perhitungan debit untuk hidrograf sintesis metode SCS dengan rumus berikut:
𝑞
𝑞= × 𝑞𝑝
𝑞𝑝
Contoh perhitungan q jika diketahui q/𝑞𝑝 dan 𝑞𝑝 secara berurutan sebesar 0,01
dan 13,378 m3/s sebagai berikut:
𝑞 = 0,01 × 13,378
𝑚3
𝑞 = 0,10
𝑠
𝑡𝑝 = 𝐶𝑡 (𝑀𝑆𝐿 × 𝐶𝑆𝐷)0,3
𝑡𝑝 = 1(90,88 × 42,21)0,3
𝑡𝑝 = 11,89 𝑗𝑎𝑚
𝑡𝑝
𝑡𝑟 =
5,5
11,89
𝑡𝑟 =
5,5
𝑡𝑟 = 2,16 𝑗𝑎𝑚
𝑡𝑝𝑟 = 𝑡𝑝
𝑡𝑟
𝑇𝑝 = + 𝑡𝑝𝑟
2
Contoh perhitungan Tp jika diketahui tr dan tpr sebesar 2,16 jam dan 11,60 jam
sebagai berikut:
2,16
𝑇𝑝 = + 11,60
2
𝑇𝑝 = 12,10 𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑝
𝑞𝑝 = 0,278 ( )
𝑡𝑝
0,59
𝑞𝑝 = 0,278 ( )
11,89
𝑚3
0,01 𝑠
𝑞𝑝 = 𝑚𝑚
𝑘𝑚
𝑄𝑝 = 𝑞𝑝 × 𝐴
Contoh perhitungan debit puncak HSS jika diketahui 𝑞𝑝=0,01 dan A=1293,88
Km2 yaitu,
𝑄𝑝 = 0,01 × 1293,88
𝑚3
17,83 𝑠
𝑄𝑝 =
𝑚𝑚
Qp . Tp
λ=
d. A
contoh perhitungan nilai λ jika diketahui Qp=17,83 m3/s/mm, Tp= 12,10 jam,
dan A=1293,88 Km 2 yaitu,
(17,83. 12,10)
λ=
(1.1293,88)
λ = 0,17
𝑎 = 0,11
10. Menentukan nilai X yang merupakan fungsi waktu debit banjir rencana
metode Snyder-Alexseyev denga rumus berikut:
𝑡
𝑋=
𝑡𝑝
Contoh perhitungan apabila diketahui t=1 jam dan tp=11,89 jam yaitu,
1
𝑋=
11,89
𝑋 = 0,08
11. Menentukan nilai Y merupaakn fungsi dari debit dihitung dengan rumus
berikut:
𝑎(1−𝑥) 2
𝑌 = 10 (− 𝑋
)
Contoh perhitungan jika diketahui a=0,11 dan X=0,08 maka nilai Y yang
didapat,
0,11 (1−0,08) 2
(− )
𝑌= 10 0,08
𝑌 = 0,08
𝑄 = 𝑌 × 𝑄𝑝
Contoh perhitungan apabila Qp= 17,83 m3/s dan Y=0,08 maka nilai Q yang
didapat yaitu,
𝑄 = 0,08 × 17,83
𝑄 = 1,46
13. Menentukan debit banjir rencana dengan menjumlahkan debit hujan tiap
jamnya. Perhitungan tersebut menggunakan metode konvolusi. Metode ini
dilakukan dengan cara mengalikan debit (Q) dengan curah hujan efektif tiap
jamnya. Contoh, untuk debit banjir jam ke-4 dengan q=1,46 m3/s/mm dan
surah hujan efektif 0,50 mm didapatkan debit banjir rencana sebesar 0,73
m3/s/mm.
𝑡𝑔 = 0,4 + 0,058 × 𝐿
𝑡𝑔 = 3,59 𝑗𝑎𝑚
𝑡𝑟 = 0,75 × 𝑡𝑔
𝑡𝑟 = 2,70 𝑗𝑎𝑚
𝑇0,3 = α X tg
𝑇0,3 = 2 X 3,59
𝑚3
𝑄𝑝 = 33,06 .
𝑠
Contoh perhitungan pada jam ke-1 dengan Qp= 33,06 m3/s, Tp=5,75 jam
diperoleh Q sebesar
1 2,4
𝑄 = 33,06 × ( )
5,75
𝑚3
𝑄 = 0,50
𝑠
8. Menentukan debit banjir rencana dengan menjumlahkan debit hujan tiap
jamnya. Perhitungan tersebut menggunakan metode konvolusi. Metode ini
dilakukan dengan cara mengalikan debit (Q) dengan curah hujan efektif tiap
jamnya. Contoh, untuk debit banjir jam ke-4 dengan q=0,50 m3/s/mm dan
surah hujan efektif 0,50 mm didapatkan debit banjir rencana sebesar 0,25
m3/s/mm.
Curah
t hujan SCS Snyder Nakayasu
efektif
0 0,00 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,00 0,00 0,00 0,00
3 0,50 0,00 0,00 0,00
4 7,10 0,05 0,73 0,25
5 60,80 0,81 13,54 4,84
6 16,27 7,78 138,77 52,26
7 4,40 18,47 487,37 223,54
8 1,43 47,70 826,82 576,39
9 0,00 83,24 1084,42 1149,48
10 0,00 130,15 1266,18 1934,24
11 0,00 181,97 1390,28 2585,04
12 0,00 248,39 1474,81 2441,12
13 0,00 320,56 1532,09 2133,34
14 0,00 405,54 1570,08 1821,16
15 0,00 495,44 1594,06 1540,34
16 0,00 594,00 1607,61 1302,84
17 0,00 695,39 1613,27 1102,42
18 0,00 797,32 1612,84 938,02
19 0,00 897,28 1607,67 826,23
20 0,00 978,39 1598,78 735,66
21 0,00 1051,15 1586,94 657,19
22 0,00 1107,14 1572,75 587,76
23 0,00 1155,00 1556,68 525,67
24 0,00 1182,89 1539,12 470,14
25 0,00 1201,24 1520,36 420,48
∆𝑡 − 2𝐾𝑥
𝐶1 =
2𝑘 (1 − 𝑥 ) + ∆𝑡
∆𝑡 + 2𝐾𝑥
𝐶2 =
2𝐾 (1 − 𝑥 ) + ∆𝑡
2𝐾 (1 − 𝑥 ) − ∆𝑡
𝐶3 =
2𝐾 (1 − 𝑥 ) + ∆𝑡
1 − 2(1,5)(0,3)
𝐶1 =
2(1,5)(1 − 0,3) + 1
𝐶1 = 0,03
1 + 2(1,5)(0,3)
𝐶2 =
2(1,5)(1 − 0,3) + 1
𝐶2 = 0,61
2(1,5)(1 − 0,3) − 1
𝐶3 =
2(1,5)(1 − 0,3) + 1
𝐶3 = 0,35
𝐶2 𝐼1 = 𝐶2 × 𝐼𝑗−1
Contoh perhitungannya diketahui C2=0,61 dan Ij-1=0,05 maka nilainya
𝐶2 𝐼1 = 0,61.0,05
𝐶2 𝐼1 = 0,03
- Menghitung 𝐶3 𝑄1 dengan rumus berikut
𝐶3 𝑄1 = 𝐶3 × 𝑄𝑜𝑢𝑡𝑓𝑙𝑜𝑤𝑗−1
Contoh perhitungannya diketahui C3=0,35 dan Qoutflowj-1=0 maka
nilainya 𝐶3 𝑄1 = 0
- Menentukan Q outlflow dengan rumus
𝑄𝑜𝑢𝑡𝑓𝑙𝑜𝑤𝑗 = 𝐶1 𝐼2 + 𝐶2 𝐼1 + 𝐶3 𝑄1
Contoh perhitunganya berdasarkan hasil perhitungan yang telah diperoleh
𝑚3
𝑄𝑜𝑢𝑡𝑓𝑙𝑜𝑤𝑗 = 0,06
𝑠
3
𝑂 = 𝐶𝑙𝐻 2
𝑂 = 1,11 m3/s
1
𝑉𝑏𝑎𝑠𝑒 = 𝜋𝐻 ′ 2 (3𝑅 − 𝐻 ′ )
3
𝑉𝑏𝑎𝑠𝑒 = 694870029 m3
1 2
𝑆= 𝜋ℎ (3𝑅 − ℎ) − 𝑉𝑏𝑎𝑠𝑒
3
1
𝑆 = 𝜋 (0,10) 2 (3.1120 − 0,10) − 694870029
3
𝑆 = 265421,85 𝑚3 /𝑠
5. Menghitung 2S/Δt + O
2𝑆
+ 𝑂 = 148,57 𝑚3 /𝑠
∆𝑡
2𝑆 2𝑆
( + 𝑂)𝑗 = 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑜𝑤𝑗 + 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑜𝑤𝑗−1 + ( − 𝑂) 𝑗−1
∆𝑡 ∆𝑡
2𝑆 2𝑆
𝑂 = 3.10−6 ( + 𝑂)2 + 0,0125 ( + 𝑂) − 2,1034
∆𝑡 ∆𝑡
2𝑆 2𝑆
( − 𝑄𝑜𝑢𝑡 ) 𝑗 = ( + 𝑄𝑜𝑢𝑡 )𝑗 − 2 × 𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑗
∆𝑡 ∆𝑡
Debit inflow dan Outflow tiap jam ditunjukkan pada grafik sebagai berikut:
BAB IV RESUME
Tujuan dari tugas besar ini yaitu untuk menentukan nilai debit sintesis dan
debit banjir rencana hidrograf menggunakan hidrograf sintesis pada wilayah
tinjauan DAS Pemali - Brebes. Hal pertama yang dilakukan adalah pengolahan data
hujan di daerah sungai Pemali-Brebes dengan melakukan peninjauan pada 3 data
stasiun yang telah disediakan. Ketiga stasiun tersebut adalah stasiun Banjaratma,
stasiun Bumiayu, dan stasiun Jejeg. Kemudian melakukan Delineasi DAS dengan
mengolah data DEM pada global mapper dan menperoleh hasilnya melalui
pengolahan data pada aplikasi Qgis. Didapatkan DAS sungai Pemali – Brebes dari
Software tersebut. Lalu, menentukan curah hujan rata-rata menggunkan metode
Aritmatik dan metode Polygon Thiessen. Pada perhitungan metode Polygon
Thiessen luas untuk masing-masing stasiun hujan didapatkan melalui aplikasi
Autocad.
pada suatu wilayah DAS. Singkatnya, hasil pengolahan data pada tugas besar ini
dapat diaplikasikan untuk perencanaan konstruksi bangunan air atau perencanaan
saluran irigasi.
5.2.Saran
Berikut saran untuk pengerjaan tugas besar selanjutnya yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tahunan Kumulatif
Februari
Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata
1990 201 259 537 332,3333 201 259 537 332,3333
1991 200 411,4 574 395,1333 401 670,4 1111 727,4667
1992 232 408 666 435,3333 633 1078,4 1777 1162,8
1993 134 274 257 221,6667 767 1352,4 2034 1384,467
1994 411 417 625 484,3333 1178 1769,4 2659 1868,8
1995 466 709 731 635,3333 1644 2478,4 3390 2504,133
1996 374 368 827 523 2018 2846,4 4217 3027,133
1997 159 534 673 455,3333 2177 3380,4 4890 3482,467
1998 317 418 673 469,3333 2494 3798,4 5563 3951,8
1999 282 410 741 477,6667 2776 4208,4 6304 4429,467
Tahunan Kumulatif
Maret
Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata
1990 159 197,4 284 213,4667 159 197,4 284 213,4667
1991 241 184 414 279,6667 400 381,4 698 493,1333
1992 164 405 472 347 564 786,4 1170 840,1333
1993 338 381,5 336 351,8333 902 1167,9 1506 1191,967
1994 527 455 399 460,3333 1429 1622,9 1905 1652,3
1995 303 396 483 394 1732 2018,9 2388 2046,3
1996 280 572 666 506 2012 2590,9 3054 2552,3
1997 401 227 353 327 2413 2817,9 3407 2879,3
1998 173 350 704 409 2586 3167,9 4111 3288,3
1999 326 538 410 424,6667 2912 3705,9 4521 3712,967
Tahunan Kumulatif
April
Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata
1990 214 126 152 164 214 126 152 164
1991 147 273 201 207 361 399 353 371
1992 116 461 527 368 477 860 880 739
1993 184 288,5 346 272,8333 661 1148,5 1226 1011,833
1994 195 301 167 221 856 1449,5 1393 1232,833
1995 394 404 633 477 1250 1853,5 2026 1709,833
1996 67 208 332 202,3333 1317 2061,5 2358 1912,167
1997 191 353 528 357,3333 1508 2414,5 2886 2269,5
1998 162 476 418 352 1670 2890,5 3304 2621,5
1999 294 80 98 157,3333 1964 2970,5 3402 2778,833
Tahunan Kumulatif
Mei
Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata
1990 53 129 161 114,3333 53 129 161 114,3333
1991 31 238 81 116,6667 84 367 242 231
1992 53 173,2 118 114,7333 137 540,2 360 345,7333
1993 161 137 188 162 298 677,2 548 507,7333
1994 3 4 49 18,66667 301 681,2 597 526,4
1995 54 307 450 270,3333 355 988,2 1047 796,7333
1996 59 72 91 74 414 1060,2 1138 870,7333
1997 48 138 177 121 462 1198,2 1315 991,7333
1998 129 157 204 163,3333 591 1355,2 1519 1155,067
1999 131 111 96 112,6667 722 1466,2 1615 1267,733
1000
500
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
rata-rata kumulatif
Tahunan Kumulatif
Juni
Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata
1990 49 5 253 102,3333 49 5 253 102,3333
1991 2 91 12 35 51 96 265 137,3333
1992 68 128 110 102 119 224 375 239,3333
1993 79 113 168 120 198 337 543 359,3333
1994 79 113 31 74,33333 277 450 574 433,6667
1995 139 202 292 211 416 652 866 644,6667
1996 5 5 66 25,33333 421 657 932 670
1997 23 112 30 55 444 769 962 725
1998 103 289 133 175 547 1058 1095 900
1999 14 59 53 42 561 1117 1148 942
600
500
400
300
200
100
0
0 200 400 600 800 1000
rata-rata kumulatif
1200
1000
800
600
400
200
0
0 200 400 600 800 1000
rata-rata kumulatif
Tahunan Kumulatif
Juli
Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata
1990 45 1 59 35 45 1 59 35
1991 57,1214508 48 63 56,04048 102,12145 49 122 91,04048
1992 14 108 129 83,66667 116,12145 157 251 174,7072
1993 14 85 15 38 130,12145 242 266 212,7072
1994 14 85 15 38 144,12145 327 281 250,7072
1995 117 85 57 86,33333 261,12145 412 338 337,0405
1996 56 70 106 77,33333 317,12145 482 444 414,3738
1997 8 6,295008 6 6,765003 325,12145 488,295 450 421,1388
1998 66 146 248 153,3333 391,12145 634,295 698 574,4722
1999 32 98 112 80,66667 423,12145 732,295 810 655,1388
700
600
500
400
300
200
100
0
0 100 200 300 400 500 600 700
rata-rata kumulatif
800
600
400
200
0
0 100 200 300 400 500 600 700
rata-rata kumulatif
Tahunan Kumulatif
Agustus
Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata
1990 65 106,7723 114 95,25743 65 106,7723 114 95,25743
1991 65 14 114 64,33333 130 120,7723 228 159,5908
1992 116 352 255 241 246 472,7723 483 400,5908
1993 41 68 64 57,66667 287 540,7723 547 458,2574
1994 41 68 64 57,66667 328 608,7723 611 515,9241
1995 41 68 64 57,66667 369 676,7723 675 573,5908
1996 67 170 105 114 436 846,7723 780 687,5908
1997 32 170 105 102,3333 468 1016,772 885 789,9241
1998 32 173 106 103,6667 500 1189,772 991 893,5908
1999 3 46 58 35,66667 503 1235,772 1049 929,2574
Tahunan Kumulatif
September
Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata
1990 34 36,55749 37 35,8525 34 36,55749 37 35,8525
1991 2 6 5,153391 4,384464 36 42,55749 42,15339 40,23696
1992 43 122 80 81,66667 79 164,5575 122,1534 121,9036
1993 27 12 47 28,66667 106 176,5575 169,1534 150,5703
1994 27 2 47 25,33333 133 178,5575 216,1534 175,9036
1995 56 2 20 26 189 180,5575 236,1534 201,9036
1996 37,4323869 35 39 37,14413 226,43239 215,5575 275,1534 239,0478
1997 56 35 39 43,33333 282,43239 250,5575 314,1534 282,3811
1998 86 96 114 98,66667 368,43239 346,5575 428,1534 381,0478
1999 14 96 34 48 382,43239 442,5575 462,1534 429,0478
400
300
200
100
0
0 100 200 300 400 500
rata-rata kumulatif
300
200
100
0
0 100 200 300 400 500
rata-rata kumulatif
500
400
300
200
100
0
0 100 200 300 400 500
rata-rata kumulatif
Tahunan Kumulatif
Oktober
Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata
1990 114 45 104 87,66667 114 45 104 87,66667
1991 45 74 76 65 159 119 180 152,6667
1992 85 126 211 140,6667 244 245 391 293,3333
1993 28 76 92 65,33333 272 321 483 358,6667
1994 17 59 60 45,33333 289 380 543 404
1995 72 35 271 126 361 415 814 530
1996 218 267 235 240 579 682 1049 770
1997 20 57 30 35,66667 599 739 1079 805,6667
1998 186 402 467 351,6667 785 1141 1546 1157,333
1999 136 308,2042 338 260,7347 921 1449,204 1884 1418,068
600
400
200
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
rata-rata kumulatif
1500
1000
500
0
0 100 200 300 400 500
-500
rata-rata kumulatif
2000
1500
1000
500
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
rata-rata kumulatif
Tahunan Kumulatif
November
Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata
1990 24 111 107 80,66667 24 111 107 80,66667
1991 81 158 162 133,6667 105 269 269 214,3333
1992 217 228 212 219 322 497 481 433,3333
1993 146 178 366 230 468 675 847 663,3333
1994 59 310 239 202,6667 527 985 1086 866
1995 311 410 449 390 838 1395 1535 1256
1996 100 125 178 134,3333 938 1520 1713 1390,333
1997 18 71 92 60,33333 956 1591 1805 1450,667
1998 184 212 236 210,6667 1140 1803 2041 1661,333
1999 218 208 164 196,6667 1358 2011 2205 1858
Tahunan Kumulatif
Desember
Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata Banjaratma Bumiayu Jejeg rata-rata
1990 415 528 518 487 415 528 518 487
1991 264 438 344 348,6667 679 966 862 835,6667
1992 281 181 298 253,3333 960 1147 1160 1089
1993 224 376 400 333,3333 1184 1523 1560 1422,333
1994 361 312 267 313,3333 1545 1835 1827 1735,667
1995 307 170 449 308,6667 1852 2005 2276 2044,333
1996 220 226 316 254 2072 2231 2592 2298,333
1997 166 278 322 255,3333 2238 2509 2914 2553,667
1998 346 403 182 310,3333 2584 2912 3096 2864
1999 272 719 307 432,6667 2856 3631 3403 3296,667
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
rata-rata kumulatif
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
rata-rata kumulatif