Anda di halaman 1dari 43

Analisis Strategi Pemasaran Bisnis Kuliner pada Masa Pandemi

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah pada Semester 1 Tahun

Akademik 2020/2021

Oleh

Altito Apprizal (16720304)

Raisa Rahma Tsurayya (16720352)

Regina Marvella (16720166)

Vanessa Rumindo (16720382)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2020
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Analisis

Strategi Pemasaran Bisnis Kuliner pada Masa Pandemi”.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan

Ibu Linda Handayani Sukaemi, S.S., M.Hum. pada mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah.

Makalah ini penulis susun untuk menentukan pemasaran yang efektif bagi bisnis kuliner pada

masa pandemi.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Linda Handayani Sukaemi, S.S., M.Hum., selaku dosen mata kuliah Tata Tulis

Karya Ilmiah yang telah membimbing penulis dalam penulisan makalah ini.

2. Responden yang telah bersedia mengisi kuesioner.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan karya tulis

ilmiah selanjutnya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi masyarakat,

khususnya bagi pelaku usaha kuliner.

Bandung, 12 Januari 2021

Tim Penulis

ii
ABSTRAK

Pandemi Covid-19 telah mengubah kebiasaan kita dalam beraktivitas sehari-hari, salah

satunya pada sektor bisnis kuliner. Banyak terjadi persaingan bisnis kuliner untuk menarik hati

konsumen agar bisa meningkatkan penjualan. Salah satunya dengan menerapkan strategi

pemasaran yang tepat di tengah-tengah pandemi. Kegiatan pemasaran umumnya memfokuskan

diri pada produk, penetapan harga, kebijakan distribusi, dan cara promosi yang dalam hal ini

dikenal sebagai bauran pemasaran. Aktivitas pemasaran memainkan peran yang sangat penting

untuk kelangsungan hidup perusahaan yang akhirnya melatarbelakangi penelitian ini.

Penelitian ini berfokuskan untuk mencari strategi yang paling baik dan umum digunakan pada

masa pandemi ini. Objek penelitian yang diambil pada penelitian ini yaitu seseorang yang

memiliki bisnis, terutama pada bidang kuliner. Metode yang digunakan pada penelitian ini

yaitu deskriptif dan komparatif dengan melakukan survei terhadap pebisnis kuliner dan

komparasi hasil dengan berbagai literasi. Hasil analisis akhir menunjukkan bahwa strategi

pemasaran pada sektor kuliner saat kondisi pandemi bervariasi, seperti berjualan melalui

instagram, tiktok, dan promo diskon.

Kata kunci: Pemasaran, Bisnis, Kuliner, Pandemi Covid-19.

iii
ABSTRACT

The Covid-19 pandemic has changed our behaviours and daily activities, one of them

is in the culinary sector. There are competitions in culinary business to attract consumers and

increase their sales. One of the ways to attract possible consumers is to implement a proper

marketing strategy during a pandemic. Marketing activities oftenly focus on product quality,

price range, distribution policy, and how products are promoted, usually known as marketing

mix. Marketing activities play a big role in sustaining a business, which leads us to do this

study. This study focuses on finding the most effective and most implemented marketing

strategy during the covid-19 pandemic. The scope of this study includes business owners,

mainly the ones that run culinary businesses. Method used in this study is descriptive and

comparative analysis by conducting a survey of culinary business owners and comparing the

results to various literacy. Final result of the analysis shows that culinary marketing strategy

during pandemic is various, which includes marketing on Instagram, TikTok, and offering

discounts.

Keywords: Marketing, Business, Culinary, Covid-19 Pandemic.

iv
DAFTAR ISI

PRAKATA ii

ABSTRAK iii

DAFTAR ISI v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1

1.1.1 Latar Belakang 1

1.1.2 Rumusan Masalah 2

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan 2

1.2.1 Tujuan Penulisan 2

1.2.2 Manfaat Penulisan 2

1.3 Ruang Lingkup Kajian 3

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 3

1.4.1 Metode 3

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data 4

1.5 Sistematika Penyajian 4

1.6 Anggapan Dasar 4

1.7 Hipotesis 5

BAB II TEORI DASAR 6

2.1 Pengertian Pandemi COVID-19 6

2.2 Pengertian Produk Kuliner 8

2.3 Pengertian Pemasaran 10

2.4 Jenis-jenis Pemasaran 11

v
BAB 3 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DI BIDANG KULINER PADA MASA

PANDEMI 15

3.1 Produk Kuliner Responden 15

3.1.1 Karakteristik Sistem Penjualan Produk 15

3.1.2 Waktu Memulai Bisnis Kuliner 16

3.1.3 Pergantian Strategi Pemasaran 16

3.2 Tantangan Pemasaran dan Pendapatan Bisnis 17

3.2.1 Tantangan Pemasaran Produk Selama Masa Pandemi 17

3.2.2 Pendapatan Bisnis Semenjak Masa Pandemi 19

3.3 Strategi dan Efektivitas Pemasaran Kuliner 20

3.3.1 Strategi Pemasaran yang Dilakukan Selama Masa Pandemi 20

3.3.2 Efektivitas Pemasaran yang Dilakukan Selama Masa Pandemi 21

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 22

4.1 Kesimpulan 22

4.2 Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 23

LAMPIRAN 27

RIWAYAT HIDUP 31

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Karakteristik sistem penjualan produk 15

Gambar 2 Waktu memulai bisnis kuliner 16

Gambar 3 Pergantian sistem pemasaran produk 17

Gambar 4 Tantangan pemasaran produk selama masa pandemi 18

Gambar 5 Pendapatan bisnis sejak masa pandemi 19

Gambar 6 Strategi pemasaran yang dilakukan selama masa pandemi 20

Gambar 7 Efektivitas pemasaran yang dilakukan selama masa pandemi 21

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Pemasaran diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mempromosikan produk atau jasanya sendiri. Pemasaran

ini mencakup periklanan, penjualan produk, dan pengiriman produk ke

konsumen atau perusahaan lain. Saat melakukan promosi, mereka akan

menargetkan orang-orang yang cocok dengan produk yang dijual. Biasanya

mereka juga melibatkan selebritas atau orang-orang terkenal untuk

mempromosikan produk tersebut. Tidak hanya itu, dalam pemasaran,

departemen yang mengemban tugas ini akan membuat pengemasan atau

desain yang menarik sehingga diminati banyak orang. Selain itu, pemasaran

juga sangat membantu konsumen. Dengan begitu, mereka akan lebih mudah

mencari produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Ketika pemasaran

mencapai tujuannya, perusahaan akan menarik banyak pembeli dan

mendapat untung.

Pada tahun 2020, kita dihadapi oleh pandemi Covid-19, yang

berdampak pada perekonomian, termasuk sektor usaha kuliner. Berbagai

kegiatan perekonomian menerapkan work from home serta social

distancing. Pandemi memaksa kita untuk beradaptasi dengan hal-hal baru.

1
2

Salah satu hal yang harus dilakukan dengan cara baru yaitu pemasaran untuk

sektor kuliner.

Para pelaku bisnis kuliner dilanda kesulitan menghadapi situasi yang

baru ini. Pemasaran tidak lagi dapat dilakukan secara langsung karena

adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini menyebabkan

pengusaha harus mencari cara baru untuk memasarkan produk kulinernya.

Untuk itu, analisis strategi pemasaran di bidang kuliner pada masa pademi

ini menjadi sangat penting untuk dibahas. Hasil analisis strategi pemasaran

ini diharapkan mampu untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat

bagi pelaku usaha kuliner agar dapat bertahan dan mengembangkan suatu

strategi bersaing yang sesuai untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis strategi pemasaran

sudah pernah dilakukan sebelumnya, namun tidak pada masa pandemi.

1.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat ditentukan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara pemasaran produk kuliner yang efektif pada masa

pandemi?

2. Mengapa pandemi memengaruhi cara pemasaran produk kuliner?

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.2.1 Tujuan Penelitian


3

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian dan

penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Menentukan cara pemasaran produk kuliner yang efektif pada

masa pandemi.

2. Menganalisis penyebab pengubahan cara pemasaran pada masa

pandemi.

1.2.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah memberikan alternatif

cara pemasaran produk kuliner yang efektif pada masa pandemi dan

mengetahui penyebab cara pemasaran berubah pada masa pandemi ini.

1.3 Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, diperlukan pengkajian

beberapa pokok yaitu:

1. Mengidentifikasi strategi pemasaran yang digunakan pelaku bisnis

kuliner.

2. Menganalisis keefektifan strategi pemasaran yang digunakan pelaku

bisnis kuliner.

3. Menganalisis dampak pandemi terhadap strategi marketing bisnis

kuliner.

4. Mengidentifikasi penghasilan bisnis pada sektor kuliner.

5. Mengidentifikasi waktu memulai bisnis kuliner.


4

6. Mengidentifikasi sistem penjualan produk yang digunakan oleh

pelaku bisnis kuliner.

7. Mengidentifikasi jenis produk kuliner yang cocok dengan pasar

selama pandemi.

8. Menganalisis pengaruh strategi pemasaran terhadap pendapatan

selama pandemi.

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1 Metode

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif dan komparatif. Penelitian deskriptif dalam penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Strategi pemasaran yang diterapkan masing-masing pelaku usaha

kuliner.

2. Keefektifan dari strategi pemasaran yang telah diterapkan masing-

masing pelaku usaha kuliner.

Adapun penerapan penelitian komparatif pada penelitian ini

digunakan untuk mengetahui perbandingan antara strategi satu dengan yang

lainnya.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Metode yang diterapkan dalam pengumpulan data adalah dengan

menyebarkan kuesioner. Jumlah responden yang dipilih untuk pengisian


5

kuesioner sebanyak dua puluh tiga orang. Para responden adalah pelaku

bisnis kuliner.

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan,

teori dasar, analisis, serta kesimpulan dan saran. Pada bab I, penulis

membahas hal yang melatarbelakangi pembuatan laporan penelitian seperti

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

ruang lingkup kajian, anggapan dasar, hipotesis, metode dan teknik

pengumpulan data, serta sistematika penulisan. Bab II berisi landasan-

landasan teori yang berkaitan dengan produk kuliner dan pemasaran. Bab III

memuat analisis dan penjelasan dari data yang sudah didapat. Terakhir, bab

IV, sebagai penutup yang berisi simpulan dan saran.

1.6 Anggapan Dasar

Dalam melakukan riset ini, kami telah melakukan beberapa asumsi

atau anggapan dasar berdasarkan pendapat beberapa ahli, seperti Jeremy

Limman, CEO dan Co-Founder Paper.id, mengatakan pandemi memberikan

dampak kepada ekosistem bisnis di dunia, tapi ia percaya pandemi akan

mendorong kreativitas para pelaku usaha untuk membuat inovasi yang baru.

Contohnya seperti krisis finansial di tahun 2008 yang akhirnya

memunculkan fintech.
6

“Karena itu, saya optimis sekali, pandemi ini akan melahirkan banyak

tren bisnis baru, asalkan para pelaku usaha mau beradaptasi dengan keadaan

dunia yang baru,” terangnya.

Berdasarkan pernyataan tersebut, kami memiliki anggapan dasar

bahwa para pelaku bisnis kuliner tetap menjalankan bisnisnya dengan cara

yang baru. Selain itu, akan terdapat perbedaan jumlah pendapatan penjualan

ketika sebelum dan sesudah masa pandemi covid-19.

1.7 Hipotesis

Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang ada, kelompok kami

menduga bahwa strategi pada masa pandemi akan mengalami perubahan.

Kelompok kami merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Strategi pemasaran banyak dilakukan oleh pebisnis melalui media

daring.

2. Pendapatan penjualan akan menurun pada masa pandemi.

3. Banyak orang yang baru memulai bisnis kuliner ketika pandemi

datang.
BAB 2

TEORI DASAR

2.1 Pengertian Pandemi COVID 19

Pandemi adalah suatu wabah penyakit global. Menurut World Health Organization

(WHO), pandemi dinyatakan ketika penyakit baru menyebar di seluruh dunia melampaui

batas. Istilah pandemi menurut KBBI dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak

di mana-mana meliputi daerah geografi yang luas. Dalam pengertian yang paling klasik,

yaitu ketika sebuah epidemi menyebar ke beberapa negara atau wilayah dunia.

World Health Organization (WHO) telah menetapkan virus Corona atau COVID-

19 sebagai pandemi dikarenakan virus Corona telah menyebar ke 100 negara bahkan lebih.

Virus Corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2)

adalah virus yang menyerang sistem pernafasan. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi

virus ini disebut COVID-19. Virus Corona dapat menyebabkan gangguan ringan pada

sistem pernafasan, infeksi paru-paru yang parah dan kematian.

Di Indonesia sendiri karena virus Covid ini sudah menyebar dengan cepat secara

signifikan dan jumlah kasus mengalami peningkatan maka diberlakukan PSBB. PSBB

adalah singkatan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar, yaitu peraturan yang dikeluarkan

oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam rangka mempercepat penanganan

COVID-19 agar dapat segera diterapkan di berbagai daerah. Ketentuan PSBB tersebut

dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020. PSBB diterapkan

selama masa inkubasi terpanjang dan dapat diperpanjang jika ada tanda-tanda penyebaran.

Permenkes menjelaskan selain kantor atau instansi strategis yang memberikan pelayanan

terkait, sekolah dan tempat kerja akan ditutup.

6
7

Kantor atau instansi strategis sendiri juga memberikan fasilitas terkait:

a. Pertahanan dan keamanan

b. Ketertiban umum

c. Kebutuhan pangan

d. Bahan bakar minyak dan gas

e. Pelayanan kesehatan

f. Perekonomian

g. Keuangan

h. Komunikasi

i. Industri

j. Ekspor dan impor

k. Distribusi logistik, dan kebutuhan dasar lainnya.

Untuk pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum dilaksanakan dalam

bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak orang. Kegiatan tersebut terkecuali

bagi:

a. Supermarket, minimarket, pasar, pertokoan atau tempat, biasa menjual obat-obatan dan

alat kesehatan, sembako, sembako, bahan bakar minyak, gas alam dan energi untuk

memenuhi kebutuhan pangan.

b. Fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas lain dalam rangka pemenuhan pelayanan

kesehatan.

c. Tempat atau fasilitas umum untuk pemenuhan kebutuhan dasar penduduk lainnya

termasuk kegiatan olahraga.

Kemudian, membatasi kegiatan sosial budaya berupa pelarangan masyarakat

untuk mengikuti kegiatan sosial budaya, dan menggunakan pandangan pemerintah dan

lembaga adat resmi yang diakui oleh peraturan perundang-undangan sebagai pedoman.
8

Pembatasan metode transportasi dikecualikan untuk:

1. Metode transportasi penumpang umum dan pribadi yang mempertimbangkan jumlah

penumpang dan menjaga jarak antar penumpang

2. Metode transpotasi barang dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar

penduduk.

2.2 Pengertian Produk Kuliner

Culinary dalam bahasa Inggris berarti hal urusan dapur yang berkenaan dengan

keahlian masak-memasak. Dalam bahasa Indonesia diistilahkan dengan kata kuliner.

Produk kuliner merupakan hasil olahan dari kegiatan memasak yang dapat dikonsumsi.

Produk kuliner berdasarkan cara penyimpanannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Makanan beku (frozen food)

Makanan beku olahan atau yang dikenal dengan frozen food merupakan

hasil dari metode pengawetan makanan yang dilakukan dengan cara menurunkan

suhu hingga titik beku, hal ini bertujuan untuk memperlambat proses pembusukan.

Frozen food pada awalnya diciptakan dan ditujukan untuk seseorang yang terlalu

sibuk, tidak mau atau tidak mampu untuk menyiapkan makanan untuk dirinya

sendiri (Lovell, 2011:23). Seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang

mulai beralih dari konvensional ke modern, masyarakat Indonesia mulai

beradaptasi dengan pola konsumsi yang ada di negara-negara maju, salah satunya

dengan mengkonsumsi produk frozen food. 33 PERFORMA: Jurnal Manajemen

dan Start-Up Bisnis Volume 1, Nomor 1, April 2016: 32-43.

2. Makanan segar

Makanan segar adalah makanan yang mudah membusuk dan membutuhkan

metode khusus untuk mencegah pembusukannya, misalnya sayur-sayuran, buah-


9

buahan, susu, yogurt, produk susu. Berbagai makanan tersebut disimpan dalam

suhu rendah untuk memperlambat pembusukan makanan atau proses enzimatik

yang disebabkan oleh mikroorganisme. Biasanya, penyimpanan tersebut dilakukan

di dalam kulkas dengan suhu 5°C atau lebih rendah, dan suhu makanan di dalam

freezer sebesar -16°C. Perletakan makanan di dalam kulkas pun harus diperhatikan,

bahan makanan segar umumnya dapat diletakkan pada laci bagian bawah di kulkas

3. Makanan olahan

Makanan olahan adalah makanan hasil proses pengolahan dengan cara atau

metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan olahan dibagi atas dua

macam, yaitu:

1. Makanan olahan siap saji adalah makanan yang sudah diolah dan siap dijadikan

di tempat usaha atas dasar pesanan.

2. Makanan olahan kemasan adalah makanan yang sudah mengalami proses

pengolahan akan tetapi masih memerlukan tahapan pengolahan lanjutan untuk

dapat dimakan. Pangan olahan tertentu adalah pangan olahan yang

diperuntukkan untuk kelompok tertentu dalam upaya untuk memelihara atau

meningkatkan kualitas kesehatan (Saparinto & Hidayati, 2010).

2.3 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh perusahaan

untuk kelangsungan hidup, perkembangan dan keuntungan. Arti pemasaran biasanya setara

dengan arti berikut: (1) penjualan, (2) perdagangan dan (3) distribusi. Bahkan istilah-istilah

ini hanya sebagian dari keseluruhan kampanye pemasaran. Proses pemasaran dimulai jauh

sebelum produksi produk dan tidak mengakhiri penjualan. Menurut definisi pemasaran

William J. Stanton, yaitu suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang
10

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun

pembeli potensial.

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa pengertian pemasaran jauh lebih luas

daripada pengertian penjualan. Pemasaran meliputi usaha perusahaan, pertama menentukan

kebutuhan konsumen yang perlu dipenuhi, menentukan produk yang akan diproduksi,

menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara promosi, dan mendistribusikan /

menjual produk. Oleh karena itu, aktivitas pemasaran merupakan aktivitas yang saling

terkait sebagai suatu sistem. Kegiatan ini dilakukan dalam lingkungan yang terus

berkembang karena konsekuensi sosial perusahaan, tetapi pada saat yang sama juga

dibatasi oleh sumber daya perusahaan sendiri dan peraturan yang ada. Bagi pemasaran,

perubahan lingkungan dapat menjadi peluang atau peluang bagi perkembangan bisnis.

Dalam kaitan ini, tugas manajer pemasaran adalah memilih dan melaksanakan

kegiatan pemasaran untuk membantu pencapaian tujuan perusahaan dan beradaptasi

dengan perubahan lingkungan. Kegiatan pemasaran ini harus dikoordinasikan dan dikelola

dengan baik, sehingga disebut manajemen pemasaran. Secara umum, manajemen

pemasaran adalah proses perencanaan, analisis, pelaksanaan, pemantauan, atau

pengendalian kegiatan pemasaran dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan

perusahaan secara lebih efektif.

Beberapa pengertian manajemen pemasaran menurut para ahli

a. Philip Kotler/Armstrong (2002:14)

Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membangun

dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran

dengan maksud untuk mencapai sasaran organisasi.


11

b. P.H. Nystrom

Pemasaran meliputi segala kegiatan mengenai penyaluran barang atau jasa dari

tangan produsen ke tangan konsumen.

c. American Marketing Association

Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus

aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Dari beberapa pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa

manajemen pemasaran merupakan suatu kegiatan yang menawarkan produk

kepada konsumen dengan mempertimbangkan perencanaan, penganalisaan,

pelaksanaan dan pengawasan sehingga dapat mendatangkan hasil berupa laba

sesuai dengan yang diharapkan.

2.4 Jenis-jenis Pemasaran

Setiap strategi memiliki keunggulan yang berbeda. Oleh karena itu, Anda perlu

memahami berbagai strategi pemasaran agar lebih efektif saat diterapkan pada bisnis Anda.

Untuk memilih strategi pemasaran yang paling efektif, perusahaan harus mempelajari

aspek terpenting yang menunjang bisnisnya. Beberapa produk mungkin perlu dijual dengan

cara konvensional, tetapi beberapa produk lebih efektif jika dipromosikan secara digital.

Berikut beberapa strategi pemasaran yang umum digunakan:

a. Iklan berbayar

Dalam iklan berbayar, perusahaan membayar penyedia ruang iklan untuk dapat

menampilkan produknya di ruang tersebut. Harga yang dibayarkan biasanya

dinegosiasikan antara pemasar dan penyedia ruang iklan. Iklan berbayar mencakup

beberapa kategori, termasuk iklan bergambar atau iklan spanduk, bayar per tampilan
12

(PPI) dan bayar per klik (PPC). Cara ini sangat efektif untuk perusahaan yang ingin

menunjukkan namanya kepada khalayak luas.

b. Pemasaran transaksi

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi bahkan perusahaan terbesar

sekalipun adalah mencapai target penjualan. Namun keberadaan strategi pemasaran

transaksional sangat efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Perusahaan yang

menggunakan strategi ini dapat menarik konsumen melalui kupon belanja, diskon,

promosi, dan acara besar. Akhirnya konsumen tertarik untuk membeli lebih banyak

produk yang ditawarkan.

c. Pemasaran media sosial

Saat ini, lebih dari 2,8 miliar orang secara aktif menggunakan media sosial.

Pemasaran media sosial juga mudah digunakan, hemat biaya, dan dapat menargetkan

banyak tujuan, sehingga berbagai perusahaan dapat menerapkan strategi ini. Pemasaran

media sosial berfokus pada penggunaan situs atau aplikasi jejaring sosial, seperti

Facebook, Instagram, dll. Mengingat jangkauan yang sedemikian luas, perusahaan

dapat dengan cepat membangun merek.

d. Pemasaran interaktif

Strategi pemasaran interaktif melibatkan partisipasi konsumen dalam proses

pemasaran itu sendiri. Misalnya, perusahaan dapat menyertakan nama konsumen atau

nama khusus lainnya pada produk edisi terbatas. Cara ini memungkinkan konsumen

memperoleh informasi terkini tentang produk atau jasa. Dengan cara ini, permintaan

konsumen akan produk atau jasa tersebut akan meningkat.

e. Pemasaran Konten

Jenis strategi pemasaran selanjutnya adalah pemasaran konten. Strategi ini

didedikasikan untuk membuat dan mendistribusikan konten yang berharga, relevan,


13

dan konsisten untuk menarik konsumen. Perusahaan tidak memberikan penawaran

langsung, tetapi memberikan informasi yang dibutuhkan konsumen agar mereka

tertarik dengan produk tersebut. Pemasaran melalui konten dapat digunakan oleh

perusahaan besar maupun kecil. Untuk dapat membuat konten berkualitas tinggi dan

menarik minat konsumen, perusahaan harus memiliki pembuat konten yang kompeten.

f. Pengoptimalan Mesin Telusur (SEO)

SEO adalah proses memperoleh lalu lintas dari hasil pencarian alami, editorial

atau gratis di mesin pencari. Strategi ini erat kaitannya dengan pemasaran konten dan

bahkan dapat menentukan apakah konten tersebut dapat dikatakan berkualitas. Konten

yang sesuai dengan SEO akan menempati posisi tertinggi dalam hasil pencarian. Jika

konten meningkat pesat maka perusahaan akan mendapatkan trafik yang tinggi. Hal

tersebut dapat meningkatkan brand awareness sehingga meningkatkan jumlah

konsumen.

g. Telemarketing

Pemasaran ini menggunakan metode pemasaran langsung, di mana tenaga

penjual menyediakan produk atau layanan melalui telepon atau konferensi web

berdasarkan kesepakatan dengan calon pelanggan. Contoh strategi telemarketing

termasuk memberikan kartu kredit kepada pelanggan atau menyediakan layanan sim

card pascabayar untuk telemarketer dari perusahaan telekomunikasi.

h. Email Marketing

Email marketing adalah proses di mana pemasar mencapai tujuan pemasaran

mereka dengan mengirimkan iklan email ke banyak pelanggan atau audiens target

perusahaan. Kalaupun dirasa efektif, Anda harus memperhatikan strategi yang benar

saat melakukan email marketing. Pasalnya, judul dan konten kurang menarik, dan
14

frekuensi pengiriman yang terlalu tinggi akan membuat email marketing Anda tidak

bisa terbuka, masuk spam atau bahkan langsung menghapus target audiens.
15

BAB 3

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DI BIDANG KULINER

PADA MASA PANDEMI

3.1 Produk Kuliner Responden

3.1.1 Karakteristik Sistem Penjualan Produk

Gambar 1. Grafik sistem penjualan produk bisnis kuliner

Penjualan produk kuliner didominasi oleh penjualan melalui media sosial,

disusul dengan penjualan produk secara langsung, dan terakhir melalui aplikasi

GoFood/GrabFood. Penjualan dengan media sosial merupakan sistem penjualan yang

mudah, tidak perlu menyewa tempat, dan tidak perlu mengeluarkan biaya lebih. Hanya

dengan bermodal handphone dan kuota, seseorang sudah dapat berbisnis. Tidak heran

penjualan produk kuliner melalui media sosial menduduki peringkat pertama.

Sebaliknya, di peringkat kedua, yaitu penjualan produk secara langsung, merupakan

sistem penjualan yang konvensional. Penjual dan pembeli masih bertemu di satu

tempat. Di tengah situasi pandemi ini, banyak restoran dan kafe mulai dibuka. Hanya

saja jam operasionalnya dibatasi. Peringkat ketiga diduduki oleh penjualan melalui

15
16

aplikasi GoFood/GrabFood. Melalui aplikasi GoFood/GrabFood produk kuliner bisa

langsung diantarkan ke pembeli.

3.1.2 Waktu Memulai Bisnis Kuliner

Gambar 2. Diagram perbandingan waktu untuk memulai bisnis kuliner

Walaupun dalam situasi pandemi, orang-orang justru mulai membuat usaha

kuliner baru. Pandemi terbukti tidak menjadi penghalang dalam berbisnis. Hal ini bisa

terjadi karena banyak orang melihat peluang baru dalam mengembangkan bisnis

produk kuliner selama masa pandemi. Banyak pekerjaan tetap yang menjadi kurang

stabil selama masa pandemi. Selain itu, tingkat konsumsi masyarakat juga meningkat

karena sebagian besar waktu dihabiskan di rumah. Oleh karena itu, banyak orang yang

memulai bisnis produk kuliner pada masa pandemi ini.

3.1.3 Pergantian Strategi Pemasaran


17

Gambar 3. Diagram perbandingan perubahan strategis

Penjualan produk kuliner ternyata dimulai setelah pandemi (54.2%), Namun,

untuk yang memulai sebelum pandemi didominasi dengan jawaban tidak mengganti

strategi penjualan (29.2%). Hal ini bisa terjadi karena pada era modern ini, banyak

orang sudah familiar dengan strategi pemasaran digital sehingga pemasaran digital

sudah dilakukan sebelum masa pandemi. Strategi pemasaran berbasis offline lebih sulit

dilakukan selama masa pandemi, maka pergantian strategi pemasaran dilakukan agar

usaha kuliner tetap bisa bertahan di tengah situasi pandemi ini. Berdasarkan persentase

tersebut dapat diketahui bahwa sekitar 54.2% pelaku bisnis kuliner baru memulai usaha

kuliner. Hal ini terjadi karena pada masa pandemi ini orang-orang lebih sering di rumah

sehingga banyak yang mencoba berjualan khususnya di bidang kuliner ini dengan

membuka pre order di instagram.

3.2 Tantangan Pemasaran dan Pendapatan Bisnis

3.2.1 Tantangan Pemasaran Produk Selama Masa Pandemi


18

Gambar 4. Diagram tingkat kesulitan pemasaran produk kuliner sejak masa pandemi

Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, pengusaha cenderung merasa

kesulitan memasarkan produknya. Sekitar 41.7% responden menjawab 4 untuk tingkat

kesusahan dan 37.5% menjawab agak kesulitan, yaitu di tingkat 3 dari 5 untuk tingkat

kesusahan memasarkan produk. Karena keterbatasan media pemasaran selama

pandemi, pelaku bisnis kuliner banyak yang merasa kesulitan untuk memasarkan

produk kulinernya. Bisnis kuliner yang biasanya dapat membagikan brosur dan

memasang banner di mal atau tempat umum lainnya, sekarang tidak bisa lagi karena

adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Karena adanya PSBB, strategi

pemasaran beralih pada pemasaran yang dilakukan daring, yang sebagian besar

memanfaatkan sosial media. Sosial media merupakan platform yang strategis untuk

menjangkau lebih banyak calon pelanggan, tetapi tidak semua pemilik bisnis kuliner

mengerti cara mengoperasikan dan mengoptimalkan pemasaran melalui sosial media.

Karena hal tersebut, masih ada pelaku bisnis kuliner yang merasa kesulitan

memasarkan produknya selama pandemi. Selain itu, salah satu hambatan dalam

memasarkan produk kuliner selama pandemi adalah pelanggan yang skeptis dengan

kehigienisan tempat dan produk kuliner. Di masa pandemi seperti ini, orang-orang
19

cenderung enggan menerima barang dari luar rumah, terutama untuk makanan yang

dikonsumsi.

3.2.2 Pendapatan Bisnis Semenjak Masa Pandemi

Gambar 5. Diagram perbandingan pendapatan bisnis kuliner sejak masa pandemi

Dari 24 respons, sekitar 45.8% pengusaha mengakui bahwa pendapatannya

tetap stabil, 33.3% menjawab pendapatannya meningkat, dan 20.8% menjawab

pendapatannya menurun pada masa pandemi ini. Pola konsumsi masyarakat di masa

pandemi ini tidak dapat ditebak dan strategi pemasaran yang dipakai juga berbeda-beda

sehingga pendapatan yang diperoleh pun juga berbeda. Selain dua faktor tersebut,

masih banyak faktor yang memengaruhi pendapatan dari bisnis kuliner, seperti rasa,

harga makanan, dan branding dari produk kuliner.

3.3 Strategi dan Efektivitas Pemasaran Kuliner

3.3.1 Strategi Pemasaran yang Dilakukan Selama Masa Pandemi


20

Gambar 6. Grafik pemasaran yang paling efektif dilakukan pada masa pandemi

Strategi yang paling umum digunakan adalah Instagram Ads, ada sekitar 45.8%

yang menggunakan strategi ini selama masa pandemi, kedua adalah promo diskon yang

dipakai sekitar 41.7% dan yang terakhir adalah endorse digunakan sebanyak 33.3%.

Pemasaran didominasi melalui sosial media karena mudah digunakan, hemat biaya, dan

dapat menjangkau banyak audiens. Kedua, strategi melalui promo dan diskon, strategi

ini bertujuan untuk mencapai target penjualan. Dengan adanya promo, konsumen

menjadi tertarik untuk membeli lebih banyak produk kuliner yang ditawarkan. Ketiga,

strategi pemasaran melalui endorse. Endorse dilakukan dengan mempromosikan

produk kuliner melalui artis yang memiliki banyak pengikut di Instagram atau biasa

disebut selebgram. Endorse memberikan keuntungan kepada bisnis kuliner berupa

jangkauan pelanggan lebih banyak.

3.3.2 Efektivitas Pemasaran yang Dilakukan Selama Masa Pandemi


21

Gambar 7. Grafik efektivitas pemasaran bisnis kuliner pada masa pandemi

Berdasarkan hasil survei yang kami lakukan, berikut adalah nilai efektivitas dari

strategi pemasaran yang telah kami akumulasikan. Promo diskon berada pada posisi

pertama dengan total 82 poin. Pada posisi kedua dengan skor 80 poin, yaitu Instagram

Ads. Posisi ketiga ditempati oleh endorse dengan perolehan 66 poin dan yang

menempati posisi terakhir adalah TikTok dengan 62 poin.

Promo dan diskon terbukti lebih menarik pelanggan untuk membeli produk

kuliner, karena pelanggan bisa mendapat produk kuliner yang sama dengan harga yang

lebih rendah. Banyak pelanggan yang memanfaatkan momentum pandemi sebagai

sarana mendapatkan promo diskon. Karena adanya PSBB berskala besar, banyak

pelaku bisnis produk kuliner yang kesulitan memasarkan produknya. Tidak sedikit

pelaku bisnis kuliner yang berani menurunkan harga jual produknya demi menarik

perhatian pelanggan.

Strategi kedua yang dianggap paling efektif adalah instagram ads. Dengan

adanya pandemi yang diikuti PSBB, sebagian besar orang menghabiskan waktunya di

rumah sehingga sarana periklanan yang paling strategis di masa pandemi seperti ini

adalah iklan berbasis sosial media. Selain dapat menjangkau lebih banyak calon
22

pelanggan, pelaku bisnis juga bisa menentukan lokasi calon pelanggan yang yang ingin

dijangkau, serta menentukan calon pelanggan dengan preferensi tertentu yang ingin

dijangkau. Algoritma sosial media memudahkan pelaku bisnis untuk menjangkau target

pelanggan yang cocok dengan produk bisnisnya.

Endorse menempati posisi ketiga, keefektifan endorse tergantung oleh

selebgram. Selebgram dengan jumlah pengikut yang banyak tak menjamin

keberhasilan promosi produk kuliner. Keefektifan endorse dapat terukur melalui insight

yang memperlihatkan berapa banyak audiens yang dapat tercapai.

TikTok menempati posisi terakhir, pemasaran menggunakan aplikasi TikTok

termasuk ke dalam pemasaran konten. Para pelaku usaha kuliner memberikan informasi

yang dibutuhkan konsumen agar mereka tertarik dengan produk tersebut. TikTok

menyediakan fitur penyunting video yang mudah digunakan. Selain itu, mayoritas

pengguna TikTok adalah remaja. Bagi bisnis kuliner yang memiliki target pasar remaja,

TikTok adalah wadah yang tepat untuk menjangkau mereka.


BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan diperoleh bahwa cara memasarkan

produk yang paling efektif adalah promo diskon dan diikuti oleh instagram ads pada posisi

kedua. Cara pemasaran ini dinilai efektif karena konsumen akan tertarik jika dapat membeli

produk yang sama, namun dengan harga yang lebih murah.

Pada masa pandemi, hampir semua hal harus dilakukan secara online. Melihat

keadaan yang berubah, maka strategi pemasaran pun juga harus diubah untuk

menyesuaikan dengan keadaan. Terlihat pada hasil survey bahwa sebagian besar responden

menjual dagangannya secara tidak langsung. Penjual lebih memilih menjual produknya

melalui media sosial (66%), gofood atau grabfood (25%), dan melalui e-commerce (8%).

Demikian juga dengan strategi pemasaran yang digunakan. Pemasaran yang umum

digunakan adalah pemasaran berbasis digital, seperti instagram ads, TikTok, dan meng-

endorse influencer melalui media sosial untuk memasarkan produknya.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data-data tersebut, pada dasarnya

sudah berjalan baik, namun bukanlah suatu kekeliruan jika peneliti ingin memberikan saran

yang dapat bermanfaat bagi kemajuan penelitian berikutnya dan juga pendidikan. Adapun

saran yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya pada penelitian selanjutnya dapat memperdalam kembali mengenai

strategi pemasaran yang efektif

22
23

2. Hendaknya pada penelitian selanjutnya memperbesar ruang lingkup penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Arum Lestari, Rindang. (2020). Strategi Bisnis Kuliner Agar Tetap Bertahan di Tengah

Pandemi.

Daya. [daring]

https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/pengembangan-diri/strategi-bisnis-kuliner-

agar-tetap-bertahan-di-tengah-pandemi (diakses pada tanggal 24 Desember 2020)

Redaksi IPB. (2020). Tips Kreatif Bisnis Kuliner di Masa Pandemi COVID-19. IPB. [daring]

https://ipb.ac.id/news/index/2020/04/prof-musa-hubeis-berikan-tips-kreatif-bisnis-

kuliner-di-masa-pandemi-covid-19/c18971a899d461a3a765b11f49e0ca84 (diakses

pada tanggal 24 Desember 2020)

Nisar, Waqwar. 2014. Influences of Consumer Behavior: Research about Beverage Brands of

Pakistan. International Journal of Academic Research in Business and Social

Sciences,

Vol. 4(8), 137-146.

Peter, Paul dan Donnelly, James. 2013. Marketing Management: Knowledge and Skills –

eleventh edition. New York: McGraw-Hill.

Rahdini, Mentari et al. 2014. Factors That Influence People Buying Decision on Bottled

Drinking Water. 9th International Academic Conference, Istanbul, April 2014.

Abdullah, Firdaus et al. 2011. Managing Customer Preference for the Foodservice

Industry. International Journal of Innovation, Management and Technology, Vol. 2(6), 525-

533.

Bernando, Faisal Rino, et al. 2015. Industry Update, Vol. 4. Jakarta: Office of Chief

Economist PT. Bank Mandiri (Persero).

Euromonitor. 2014. Frozen Processed Food in Indonesia.

24
Hawkins, Del dan Mothersbaug David. 2010. Consumer Behaviour: Building Marketing

Strategy. New York: McGraw-Hill.

Ismoyowati, Dyah. 2015. Halal Food Marketing: A Case Study on Consumer Behavior of

Chicken Based Processed Food Consumption in Central Part of Java, Indonesia.

Agriculture and Agricultural Science Procedia 3,169-172.

Kotler, Philip dan Keller, Informan. 2013. Marketing Management fourteenth edition.

London:

Pearson Education.

Lovell, Richard. 2011. Product Attributes and Consumer’s Repurchase Decision on Frozen

Ready to Eat Meals: A Study on Consumers in Selected Hypermarkets in Bangkok.

Mullins, John W dan Walker, JR. 2010. Marketing Management: A Strategic Decision-

Making

Approach. Seven Edition. New York: McGraw-Hill.

Nguyen, Thu Ha dan Gizaw, Ayda. 2014. Factors that influence consumer purchasing

decision

of Private Label Food Product: A case study of ICA Basic. Västerås: Mälardalen

University.

Putsanra, Dipna Videlia. (2020). Arti PSBB yang Dibuat untuk Cegah Penyebaran Corona di

Indonesia. Tirto. [daring]

https://tirto.id/arti-psbb-yang-dibuat-untuk-cegah-penyebaran-corona-di-indonesia-

eMXT

(diakses pada tanggal 12 Januari 2021)

Arnani, Mela. (2020). Mengenal Apa Itu PSBB, Aturan, Daerah yang Menerapkan hingga

Sanksinya. Kompas. [daring]

25
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/14/093800065/mengenal-apa-itu-psbb-

aturan-daerah-yang-menerapkan-hingga-sanksinya?page=all (diakses 12 Januari

2021)

Utami, Fajria Anindya. (2020). Apa Itu Pandemi. Warta Ekonomi. [daring]

https://www.wartaekonomi.co.id/read276620/apa-itu-pandemi (diakses pada tanggal

12

Januari 2021)

Redaksi pemerintah. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian CORONAVIRUS

DISEASE (COVID-19) Revisi ke-5. [daring].

https://covid19.go.id/p/protokol/pedoman-pencegahan-dan-pengendalian-coronavirus-

dis

Ease-covid-19-revisi-ke-5 (diakses pada tanggal 12 Januari 2021)

26
LAMPIRAN

27
28
29
30
RIWAYAT HIDUP

● Altito Apprizal

Penulis dilahirkan di Depok pada 12 Mei

2002 sebagai anak ketiga dari empat bersaudara.

Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di

SDIF Al-Fikri pada tahun 2008—2014,

kemudian melanjutkan pendidikan di SMPIT

Nurul Fikri Depok pada tahun 2014—2017.

Setelah lulus sekolah menengah pertama, penulis

melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Depok pada

tahun 2017—2020 hingga akhirnya kini penulis

menempuh pendidikan di Fakultas Teknologi

Industri (FTI) Institut Teknologi Bandung (ITB).

31
● Raisa Rahma Tsurayya

Penulis dilahirkan di Jakarta pada 5 Juni

2002 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara.

Penulis menempuh pendidikan mulai dari

sekolah dasar di SDN Cipinang Melayu 04 Pagi

Jakarta pada tahun 2008—2014, kemudian

melanjutkan ke SMP Negeri 255 Jakarta pada

tahun 2014—2017, setelah itu melanjutkan ke

SMA Negeri 61 Jakarta, hingga akhirnya kini

penulis menempuh pendidikan di Fakultas

Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi

Bandung (ITB).

32
● Regina Marvella

Penulis dilahirkan di Batam pada 4 Mei

2002 sebagai anak kedua dari dua bersaudara.

Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar,

sekolah menengah pertama, sekolah menengah

atas di Sekolah Katolik Yos Sudarso Batam pada

tahun 2008—2020. Penulis menyelesaikan

pendidikan sekolah dasar pada tahun 2014. Pada

tahun itu penulis juga melanjutkan

pendidikannya di SMPK Yos Sudarso Batam dan

tamat pada tahun 2017. Kemudian, penulis

melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas

di SMAK Yos Sudarso Batam pada tahun 2017

dan lulus pada tahun 2020. Pada tahun 2020,

penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas

Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung

(ITB). Sampai dengan penulisan makalah ini,

penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa aktif

Program S1 Fakultas Teknologi Industri, Institut

Teknologi Bandung (ITB) Kampus Ganesa.

33
● Vanessa Rumindo

Vanessa Rumindo dilahirkan di Jakarta

Barat pada tanggal 18 Juni 2002, Penulis

merupakan anak kedua dari dua bersaudara.

Penulis memulai pendidikan formal di SDK BPK

PENABUR Kota Modern pada tahun 2008 dan

tamat tahun 2014, pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan di SMPK BPK

PENABUR Kota modern dan tamat pada tahun

2017, kemudian penulis melanjutkan pendidikan

di SMAK BPK PENABUR Kota Tangerang dan

selesai pada tahun 2020.

Ditahun yang sama penulis terdaftar

sebagai Mahasiswa di program studi Fakultas

Teknologi Industri, program Strata Satu (S1) di

Institut Teknologi Bandung (ITB) kampus

Ganesa.

Sampai dengan makalah ini penulis masih

terdaftar sebagai mahasiswa program studi

Fakultas Teknologi Industri yang rencananya di

tahun kedua akan dilanjutkan dengan penjurusan

ke Teknik Industri.

34

Anda mungkin juga menyukai