Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTEK

LAS SMAW

Oleh :

RAGIEL SATRYO PRAKOSO HERMAN HN


210101601001
TEKNIK MESIN TERAPAN (D4)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN (D4)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN
KEGIATAN PRAKTEK
MATA KULIAH LAB. PENGELASAN

1. a. Judul Kegiatan : Praktek Pengelasan SMAW


b. Jenis Kegiatan Praktek : Pengelas SMAW

2. Pelaksana Kegiatan
a. Nama : RAGIEL SATRYO PRAKOSO HERMAN HN
b. Nim : 210202601001
c. Program Studi : PENDIDIKAN TEKNIK MESIN TERAPAN (D4)
d. Jurusan : Pendidikan Teknik Mesin
e. Fakultas : Teknik UNM
3. Alamat Pelaksana
a. Alamat Kampus : Jl. Dg. Tata Raya Parangtambung Makassar
b.Alamat Rumah : Pondok Fitrah, Jln. Dg. Tata IV
c.No HP :
4. Lama Kegiatan
a. Dimulai : Februari 2022
b. Berakhir : Mei 2022

Makassar, 06 juni 2022


Mengetahui

Dosen Mata Kuliah Pelaksana Kegiatan


Las SMAW

Ir. Ismail Aqsha, S.Pd., M.Pd., IPP RAGIEL SATRYO P HHN


Nip. 19861026201903 1 006 Nim. 210202601001

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyusun laporan praktikum pengelasan ini, Kegiatan
pelaksanaan praktek ini dengan baik. Sebagai penyusun dan penulis, saya sebagai
penyusun memilki rasa optimis terhadap kegunaan dari laporan tersebut yang nantinya
dapat brguna dalam implementasi industry. Selain itu, dengan laporan ini saya berharap
akan muncul semangat kerja yang tinggi yang meliputi kemampuaan, kedipsiplinan,
motivasi, inisiatif, dan kreatifitas dalam bkerja, sehingga akan menghasilkan produk
yang berkualitas.
Dalam penyusunan laporan praktek ini banyak pihak yang telah memberikan
dukungan dan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu saya sebagai penulis
mengucapkan banyak terima kaih kepada dosen pembimbing kami. Bapak Dr. Hamzah
Nur,s.pd., m.pd. dan bapak Ismail Aqsha, s.pd., m.pd.
Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu penulis dalam pembuatan laporan ini, penulis menyadari bahwa pembuatan
dan penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu segala kritik
dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. akhir kata besar harapan
penulis agar laporan dapat bermanfaat kepada penulis serta bagi para pembaca.

Makassar , 06 Juni 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
LAPORAN PRAKTEK........................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................v
BAB I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang Praktek.....................................................................................................1
B. Tujuan Praktek.................................................................................................................2
C. Manfaat Praktek...............................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................................3
A. Las SMAW.........................................................................................................................3
B. K3L....................................................................................................................................4
C. Alat bantu las SMAW........................................................................................................5
BAB III.........................................................................................................................................10
PELAKSANAAN PRAKTEK............................................................................................................10
A. LATIHAN MENYALAKAN ELEKTRODA................................................................10
B. RIGI-RIGI LAS..............................................................................................................10
C. PEGELASAN HORIZONTAL VERTIKAL..................................................................12
D. PENGELASAN TIMPAH TINDIK...............................................................................14
E. LAJUR LEBAR.............................................................................................................15
F. SAMBUNGAN (i).........................................................................................................17
G. PENGELASAN T..........................................................................................................18
H. PENGELASAN KAMPUH V........................................................................................20
I. PENGELASAN 6G........................................................................................................22
BAB IV.........................................................................................................................................24
PENUTUP....................................................................................................................................24
A. Kesimpulan.....................................................................................................................24
B. Saran..............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................25
HALAMAN ASISTENSI..............................................................................................................26

iv
DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman
.
1. Mesin Las 5
2. Kabel Elektroda dan Massa 5
3. Pemegang Elektroda dan Massa 6
4. Meja 6
6. Palu terak 7
7. Baju kerja 7
8. Kacamata las 8
9. Sarung tangan 8
10. Tang Penjepit 9
11. Kawat Las 9
12. Rigi- rigi las satu 12
13. Rigi-rigi 13
14. Timpah tindik 15
15. Jalur lebar 17
16 Sambungan i 18
17. Sambungan T 20
18. Kampuh V 21
19 Pengelasan 6g 23

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek


Pada era serba teknologi ini teknik pengelasan sangat diperlukan untuk berbagai
proses pengerjaan industri seperti, pemotongan logam dan penyambungannya,
konstruksi bangunan baja, dan konstruksi permesinan yang memang tidak dapat
dipisahkan dengan teknologi manufaktur. Teknologi pengelasan termasuk yang
paling banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan seperti bangunan
dan mesin yang dibuat dengan teknik pengelasan menjadi ringan dan lebih
sederhana dalam proses pembuatannya. Kualitas dari hasil pengelasan sangat
tergantung pada keahlian dari penggunanya dan persiapan sebelum pelaksanaan
pengelasaan
      Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam  menjadi satu akibat panas
dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan
metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Definisi las
berdasarkan DIN (Deutche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer
atau cair. Secara umum pengelasan dapat didefinisikan sebagai penyambungan dari
beberapa batang logam dengan memanfaatkan energi panas
Penyambungan dua buah logam menjadi satu dilakukan dengan jalan
pemanasan atau pelumeran, dimana kedua ujung logam yang akan disambung di
buat lumer atau dilelehkan dengan busur nyala atau panas yang didapat dari
busur nyala listrik (gas pembakar) sehingga kedua ujung atau bidang logam
merupakan bidang masa yang kuat dan tidak mudah dipisahkan (Arifin,1997).
Saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan. Dari seluruh jenis pengelasan tersebut
hanya dua jenis yang paling populer di Indonesia yaitu pengelasan dengan
menggunakan busur nyala listrik (Shielded metal arc welding/ SMAW) dan las karbit
(Oxy acetylene welding/OAW)

1
Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa
di dalam praktek maupun teori pengelasan sehingga kelak dapat menunjang
keterampilan dan kemampuan mahasiswa di dalam dunia teknik pemesinan.

B. Tujuan Praktek
1. Mahasiswa dapat melakukan pengelasa dengan menggunakan las SMAW
2. Mahasiswa dapat menyalakan busur las listrik
3. Mahasiswa dapat membuat rigi-rigi las
4. Mahasiswa dapat lebih memahami jenis-jenis sambungan las
5. Mahasiswa dapat melakukan penyambungan I, v, t dan timpang tindih

C. Manfaat Praktek
1. Memberikan informasi tentang alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
melkukan pengelasan
2. Memberikan segala informasi yang berkaitan dengan pengelasan
3. Terciptanya mahasiswa yang mempunyai keterampilan dalam bekerja
4. Menambahkan pengetahuan kepada mahasiswa tentang bagaimana cara
mengelas yang benar dan teliti
5. Sebagai sarana untuk menambahkan keterampilan dalam bidang pengelasan
SMAW

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Las SMAW
Las listrik (SMAW)  adalah sebuah teknik penyambungan besi dengan cara
dibakar. Sedangkan mesin las listrik adalah mesin yang digunakan untuk
menyambung besi yang sumber dayanya didapat dari tenaga listrik. Pada awalnya,
teknik pengelasan bukan dengan listrik melainkan dengan gas. Teknik pengelasan
ini disebut dengan teknik pengelasan karbit yaitu dengan menggunakan gas
acetylene yang dibakar.
Nama lain dari teknik las listrik dengan menggunakan mesin las listrik ini adalah
teknik las busur listrik. Karena teknik las listrik dari mesin las listrik ini adalah
dengan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang
akan disambung.

1) Sejarah mesin las listrik

Berdasarkan penemuan benda-benda sejarah, dapat diketahui bahwa teknik


penyambungan logam telah diketahuiu sejak jaman prasejarah, misalnya
pembrasingan logam paduan emas tembaga dan pematrian paduan timbal-timah.
Menurut keterangan yang didapat, telah diketahui dan dipraktekkan dalam rentang
waktu antara tahun 3000 sampai 4000 SM.
Alat-alat mesin las dipakai secara luas setelah alat tersebut digunakan dalam
praktek oleh Benardes pada tahun 1985. Dalam penggunaan yang pertama ini,
benardes memakai elektroda yang dibuat dari batang karbon atau grafit. Karena
panas yang timbul, maka logam pengisi yang terbuat dari logam yang sama dengan
logam indul mencair dan mengisi tempat sambungan. Dan pada tahun 1989, Zerner
mengembangkan cara pengelasan menggunakan mesin las listrik yang dihasilkan
oleh dua batang karbon. Sedangkan Slavianoff adalah orang pertama yang
menggunakan kawat logam elektroda yang turut mencair karena panas yang

3
ditimbulkan oleh busur listrik sekitar tahun 1892. Dan kemudian Kjellberg
menemukan bahwa kualitas sambungan las menjadi lebih baik apabila kawat
elektroda logam yang digunakan dibungkus dengan terak. Terak adalah ampas
leburan logam yang berupa timah, besi, baja dan sebagainya yang mengandung
logam.

2) Cara kerja mesin las

Mesin las listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar, tetapi dengan
tegangan yang aman ( kurang dari 45 volt ). Cara kerja mesin las ini adalah dengan
mengalirkan listrik yang tertumpu pada busur listrik sehingga menimbulkan energi
panas yang cukup tinggi. Sehingga akan mudah mencairkan logam yang
disentuhnya. Untuk menjalankan mesin las ini adalah dengan menempelkan atau
menjepit elektroda dengan clamp yang beraliran listrik plus, dan menempelkan atau
menjepit logam yang akan di las dengan clamp yang beraliran plus. Jika kedua
clamp ini tidak dipasangkan sesuai dengan posisinya, maka mesin las tidak akan
dapat digunakan.

B. K3L
K3L adalah singkatan dari “Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Hidup” yaitu mengenai program kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan
hidup pada suatu perusahaan atau pada suatu instansi lain yang mempunyai banyak
tenaga kerja/karyawan.

Atau definisi k3LH yang lainnya adalah suatu upaya perlindungan agar
karyawan/tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan
pekerjaannya di tempat kerja termasuk juga orang lain yang memasuki tempat kerja
maupun proses produk dapat secara aman dalam produksinya.

1) Tujuan K3L
1) Melindungi tenaga kerja/karyawan atas hak keselamatannya, ketika
melakukan pekerjaan nya untuk kesejahteraan hidup maupun
meningkatkan produksi dan produktivitas nasional.
2) Pemeliharaan sumber produksi, agar bisa digunakan secara aman dan juga
efisien.
3) Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

4
C. Alat bantu las SMAW
1) Mesin las

Gambar 1 Mesin las


Mesin las merupakan sumber arus listrik yang digunakan pada pengelasan
busur listrik SMAW, mesin las terbagi menjadi dua jenis yaitu mesin las DC
dan mesin las AC, pada mesin las A bagian dalam mesin las terdapat sebuah
trafo las, sedangkan pada mesin las DC bagian dalam mesin las tersebut juga
terdapat trafo yang dilengkapi dengan sebuah diode atau rectifier (mengubah
arus bolak-balik menjadi arus searah)
2) Kabel elktroda dan kabel massa

Gambar 2 Kabel elektroda


Kabel elektroda dan kabel massa harus menggunakan kabel serabut
sehingga lentur dengan ukuran disesuaikan dengan ampere maksimum trafo
(lihat ketentuan pada tabel) kabel las. Kabel elktroda dan kabel massa harus
terkoneksi dengan kuat pada trafo las agar aliran atau arus pengelasan sesuai
denagn ketentun yang tertera dalam indicator ampere pada trafo las.
Penggunaan kabel elektroda dan kabel massa pada saat pengelasan harus
disiapkan dengan benar, yaitu dalam kondisi kondisi terurai, tidak tertekuk dan
saling berlilitan . Dengan kondisi semacam ini maka aliran arus pengelasan

5
akan maksimal. Jika sudah tidak dipkai Lgi trafo las dimatikan dan kabel las
digulung kembali dengan benar.
3) Pemegang elektroda dan penjepit massa

Gambar 3 pemegang elektroda dan penjepit massa


Pemegang elektroda dan penjepit massa dibuat dri bahan yang mudah
menghantarkan arus listrik.bahn yang bisa digunakan adalah tembaga. Pada
pemegang elektroda pada mulutnya sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga
memudahkan tukang las memasang/menjepit pada pemegang elektroda.dalam
pengguanaannya elektroda harus ditempatkan pada sela-sela yang ada, dapat
diposisikan dengan sudut 180 derajat, 90 derajat atau 45 derajat terhadap
pemegang elektroda, sedangkan pada penjepit massa dibuat sedemikian rupa
agardapat mencengkram dengan kuat pada benda kerja. Penjepit elktroda,
penggunaan elktroda disisikan 1 inch sehingga tidak sampai habis menyentuh
pemegang elektroda, sedangkan pemegang massa tidak diperkenankan untuk
menjadi tempat elektroda/menyalakan elekroda agar tidak rusak. Penjepit beda
kerja ditempatkab pada dekat benda kerja atau meja las dengan kuat agar
aliran listrik dapat maksiml/tdakbanyak arus yang terbuang.
4) Meja las

6
Gambar 4 meja las
Meja las adalah tempat untuk menempatkab benda kerja pada posisiyang
dipersyaratkan. Meja las harus diletakkan sedemikian rupa dan tidak mudah
bergerak saat tersenggol atau saat welder melakukan pengelasan. Gunakan
benda kerja lain saat mencoba penyaal elektroda dan jangan dilakukan dimeja
las.
5) Palu terak

Gambar 5 palu terak


Palu kerka adalah alat untuk membersihkan lterak dari hasil pengelasan.
Dalam mengguanakn palu terak ini jangan sampai membuat luka pada hasil
pengelsan maupun pada base metalnya. Karena luka bekas pukulan adalah
merupakan cacat pengelasan. Palu terak sebelum digunakan dicek terlebih
dahulu ketajamannya dan kondisinya. Apabila sudah tumpul, maka harus
ditajamkan dengan menggerindanya. Setelah selesai menggunakannya
tempatkan palu terak pada tempatnya secara rapi.
6) Pakaian kerja

Gambar 6 pakaian kerja


Dengan menggunakan pakaian kerja, proses tukang las akan merasa
nyaman dlam bekerja karena tidak berfikir tentang lingkungan yang dapat
mengotori pakainnya. Disamping itu pula dengan menggunakan pakaian kerja

7
juru las memiliki kelelusaan untuk bergrak menghadapi pekerjaanya. Pakaian
kerja dapat tebuat dari bahan katoon, kulit atau levis. Pakaian kerja dibuat
lengan panjang dan celana panjang
7) Kacamata las

Gambar 7 kacamata las


Kaca las akan melindungi mata dari sinar las yang menyilaukan, sinra ultra
violet, dan infra red. Nyala-nyal ini akan mampu merusak penglihtan mata,
bahkan dapat mengakibatkan kebutaan. Pemilihan kaca las disesuaikan dengan
besar kecilnya arus pengelasan yang digunkan.

8) Sarung tangan

Gambar 8 sarung tangan


Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari sengatan listrik,
panas lasan, dam benda-benda tajam.

8
9) Tang penjepit

Gambar 9 tang penjepit


Selama dilakukan pengelasa benda kerja tentu mengalami pemnasan maka
setelah benda kerja dilas jangan dipegang dengan tangan tetapi ambillah
dengan menggunakan tang penjepit.
10) Kawat las

Gambar 10 kawat las


Kawat las atau sering disebut dengan elektroda adalah suatu material yang
digunkn untuk melakukan pengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar
yang akan menimbulkan busur nyala.

9
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK

A. LATIHAN MENYALAKAN ELEKTRODA


Untuk menyalakan atau membuat nyala busur listrik perlu diperhatikan mesin
las yang digunakan. Jika mesin las yang digunakan adalah mesin las AC,  maka
menyalakan dengan menggoreskan elektroda yang sudah terjepit pada penjepit
elektroda, pada benda kerja yang sudah terhubung dengan kabel massa. Arah
penggoresan elektroda membentuk busur atau seperti cara menggoreskan korek api,
seperti terlihat pada gambar (A), adapun cara menyalakan las DC dengan cara
menggoreskan dengan arah naik turun, seperti terlihat pada gambar (B), elektroda
digerakkan lurus kebawah sampai menyentuh benda kerja kemudian diangkat
diameter elektroda.

Setelah nyala busur listrik  terjadi, maka posisi elektroda harus tetap dijaga pada
jarak tertentu dari benda kerja agar nyala busur listrik yang terjadi dapat menyala
secara kontinyu. Selama elektroda menyala, maka elektroda akan berkurang sehingga
jarak ujung elektroda (panjang busur nyala) dengan benda kerja akan semakin
renggang. Untuk menjaga agar panjang busur nyala tetap sama, maka pemegang
elektroda harus diturunkan secara perlahan - lahan.

B. RIGI-RIGI LAS
a. Tujuan praktek
Setelah kegiatan praktek ini dilaksanakan diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa dapat membuat rigi-rigi las yang baik.
2. Mahasiswa dapat menentukan posisi elektroda yang bain dan benar.

b. Alat dan bahan


Alat :

10
1. Mesin las
2. Kacamata las
3. Pakaian kerja
4. Meja las
5. Tang penjepit
6. Palu terak
Bahan
1. Satu buah plat baja dengan ukuran 12 x 5 mm
2. Elektroda dengan ukuran 3,2mm

c.langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunkan
2. Atur tegangan (ampere) pada mesin las
3. Letakkan benda kerja diatas meja las
4. Kemudian las mengikuti pola garis yang sudah dibuat sebelumnya
5. Usahakan posisi elektroda dan gerakannya tetap agar hasil dari pengelasan
rata
6. Ambil benda kerja menggunkan tang penjepit
7. Kemudian masukkan kedalam ember yang berisi air agar panas dari
pengelasan cepat dingin
8. Bersihkan benda kerja dari terak dengan menggunakan palu terak.
9. Matikan mesin dan bersihkan tempat kerja

d.gambar kerja

11
Gambar 11 rigi- rigi las satu

C. PEGELASAN HORIZONTAL VERTIKAL


a. Tujuan praktek
1. Agar mahasiswa terampil dalam membuat rigi-rigilas
2. Mahasiswa dapat mengelas dengan arah secara horizontal

b. Alat dan bahan


Alat :
1. Mesin las
2. Kacamata las
3. Pakaian kerja
4. Meja las
5. Tang penjepit
6. Palu terak

12
Bahan :
1. Satu Pelat baja dengan ukuran 12 x 5 mm
2. Elektroda dengan ukuran 3,2mm

c.langkah kerja
1. Buatlah pola pada benda kerja yang sudah ditentukan
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Atur tegangan pada mesin las sesuai dengan kebutuhan
4. Letakkan benda kerja pada meja las
5. Mulailah pengelasan dengan mengikuti pola
6. Kemudian ambillah benda kerja dengan tang pengjepit, lau masukkan
kedalam air agar suhu dari benda kerja menurun
7. Selanjutnya bersihkan benda kerja dengan menggunkan palu terak
8. Matikan mesin dan bersihkan tempat kerja.

d.gambar benda kerja

Gambar 12 rigi-rigi

13
D. PENGELASAN TIMPAH TINDIK
a. Tujuan praktek
Agar mahasiswa mengetahui/terampil dalam membuat dalam membuat las
timpang tindih Baik pada posisi pengelasan dibawah tangan
b. Alat yang digunakan
Alat :
1. Mesin las
2. Meja las
3. Kacamata las
4. Baju lab
5. Tang penjepit
6. Palu terak
Bahan :
1. Satu buah besi baja dengan ukuran 12x5 mm
2. Elektroda dengan ukuran 3,2 mm

c. langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Nyalakan mesin las dan atur tegangan(ampere) pada mesin las
3. Letakkan benda kerja dimeja las
4. Dan mulailah mengelas pada bagian kiri mengikuti garis yang sudah dibuat
5. Setelah pengelasan disebalah kiri selesai timpah diatas dengan mengabil
setengah dari pengelasan awal
6. Kemudian ambil benda kerja dengan tang penjepit
7. Bersihkan benda kerja dengan palu terak
8. Matikan mesin dan bersihkan tempat kerja.

d.gambar benda kerja

14
Gambar 13 timpah tindik

E. LAJUR LEBAR
a. Tujuan praktek
agar mahasiswa terampil dalam membuat pengelasan jalur lebar
b. alat yang digunakan
Alat :
1. Mesin las
2. Tang penjepit
3. Meja las
4. Pakaian kerja
5. Kacamata las
6. Palu terak
Bahan yang digunakan
1. Satu buah besi baja dengan ukuran 12x 5 mm

15
2. Elektroda dengan ukuran 3,2 mm
c.langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Atur tegangan pada mesin las sesuai dengan kebutuhan
3. Letakkan benda kerja pada meja las
4. Mulailah pengelasan dengan mengikuti pola
5. Pola pertama lasan bulat ayunkan elektroda dengan membentuk lingkaran
secar perlahan
6. Kemudian pola kedua dengan pola lasan segitiga ayunkan elektroda
dengan membentuk segitiga secara pelahan
7. Setelah lasan bulat dan segitiga mulailah pengelasan dibagian dengan
lasan jalur lebar dengan menggunakn lasan zig-zag yang mengambil
setengah dari bagian lasan bulat dan segitiga
8. Ambil benda kerja menggunakan tang penjepit, kemudian masukkan
kdlam air agar suhu menurun
9. Bersihkan benda kerja dengan menggunakn palu terak.
10. Matikan mesin dan bersihkan temoat kerja

d.gambar benda kerja

16
Gambar 14 jalur lebar

F. SAMBUNGAN (i)
a. Tujuan praktek
Agar mahasiswa terampil dan mengetahui dalam melakukan pengelasan
sambungan i
b. alat yang digunakan
Alat :
1. Mesin las
2. Baju labKacamata las
3. tang penjepit
4. Palu terak
5. Meja las
Bahan :
1. Besi plat baja 2 buah dengan ukuran 12 x 2,5 mm
2. Elektroda dengan ukuran 3,2 mm

17
c. langkah kerja
1. Ambillah 2 buah besi plat yang sudah dipotong sebelumnya
2. Nyalakan mesin las dan tegangan pada mesin las
3. Letakkan benda kerja diatas meja las
4. Kemudian las titik pada bagian tengah yang mau disambung dari kedua besi
agar terkancing satu sama lain
5. Dan mulailah pengalasan dari atas hingga sampai kebawah dengan pengelasan
bulat-bulat, Dengan kemiringan elektroda 80 derajat
6. Ambil benda kerja dengan menggunkan tang penjepit
7. Kemudian bersihkan benda kerja dari terak menggunkan palu terak
8. Matikan mesin las dan bersihkan tempat kerja.

d. gambar benda kerja

Gambar 15 sambungan i

G. PENGELASAN T
a. Tujuan praktek

18
Agar mahasiswa terampil dan mengetahui dalam melakukan pengelasan
sambungan i
b. alat yang digunakan
Alat :
1. Mesin las
2. Baju lab
3. Kacamata las
4. Tang penjepit
5. Palu terak
6. Meja las
Bahan :
1. Besi plat baja 2 buah dengan ukuran 12 x 2,5 mm
2. Elektroda dengan ukuran 3,2 mm
c. langkah kerja
1. Ambillah 2 buah besi plat yang sudah dipotong sebelumnya
2. Nyalakan mesin las dan tegangan pada mesin las
3. Letakka benda kerja diatas meja las
4. Kemudian las titik pada bagian tengah yang mau disambung dari kedua besi
agar terkancing satu sama lain
5. Dan mulailah pengelasan dari ujung kiri ke ujung kanan dengan pengelasan
Tarik dengan kemiringan 70 derajat
6. Ambil benda kerja dengan tang penjepit
7. Kemudian bersihkan benda kerja dari terak menggunakan palu terak
8. Matikan mesin las dan bersihkan tempat kerja

19
d. gambar benda kerja

Gambar 16 sambungan T

H. PENGELASAN KAMPUH V
a. Tujuan praktek
agar mahasiswa dapat melakukan sambungan v
b. Alat dan bahan
Alat :
1. Mesin las
2. Baju lab
3. Kaca mata las
4. Tang penjepit
5. Meja las
6. Palu terak
Bahan yang digunakan
1. Besi plat 2 buah dengan ukuran 12 x 2,5 mm
2. Elektroda dengan ukuran 3,2 mm
c.langkah kerja
1. Ambil 2 buah besi palt kemudian geringa disebelah kanan dan besi yang
gerinda disebelah kiri hingga membentuk huruf v

20
2. Setelah selesai membentuk huruf v lanjut ketahap pengelasan
3. Letakkan benda kerja diatas meja las dengan posisi besi bersebelahan dengan
ukuran jarak besi dibagian tengah 2 mm
4. Kemudian las masing ujung besi dengan las titik agar terkunci
5. Dan mulailah pengelasan untuk pertama ayunan segitiga. Posisi elektroda
70-80 derajat arah memanjang las
6. Bersihkan jalur pertama dengan palu terak
7. Lakukan pengelasan untuk jalur kedua dengan ayunan siksak
8. Bersihkan sambungan dengan palu terak
9. Kemudian matikan mesin dan bersihkan temoat kerja

d. gambar benda kerja

Gambar 17 sambungan kampuh v

21
I. PENGELASAN 6G
a. Tujuan praktek
agar mahasiswa dapat melakukan pengelasan 6G
b. Alat dan bahan
Alat :
1. Mesin las
2. Baju lab
3. Kacamata las
4. Tang jepit
5. Meja las
6. Palu terak
Bahan yang digunakan
1. Besi plat 2 buah dengan ukuran 12 x 2,5 mm
2. Elektroda dengan ukuran 3,2 mm
c.langkah kerja
1. Ambil 1 buah besi pipa dan besi plat
2. Letakkan benda kerja di atas meja las
3. Las titik pada pipa dibagian permukaan besi plat
4. Dan mulailah pengelasan untuk pertama di Tarik pada posisi elektroda 70-80
derajat arah melingkar
5. Bersihkan jalur pertama
6. Lakukan pengelasan ulang dengan aunan siksak
7. Bersihkan sambungan dengan palu terak
8. Kemudian matikan mesin dan bersihkan tempat kerja

d. gambar benda kerja

22
Gambar 18 pengelasan 6G

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Las listrik (SMAW)  adalah sebuah teknik penyambungan besi dengan cara
dibakar. Sedangkan mesin las listrik adalah mesin yang digunakan untuk
menyambung besi yang sumber dayanya didapat dari tenaga listrik. Pada awalnya,
teknik pengelasan bukan dengan listrik melainkan dengan gas. Teknik pengelasan
ini disebut dengan teknik pengelasan karbit yaitu dengan menggunakan gas
acetylene yang dibakar.

B. Saran
 Pada saat melakukan pengelasan gunakan kacamata las, baju lab, dan sarung
tangan
 Selalu utamakan keselamatan kerja

24
DAFTAR PUSTAKA

Maman suratman, 2001. Teknik mengelas asitelin,brazing dan las busur listrik.
Pustaka grafik bandung

Bactiar, Aryan,.2016.anlisis sifatfisik dan mekanik bahan baja ss-400 dengan variable
arus pengelasan shelded metal arc welding (SMAW) terhadap kekuatan tarik dan
mikrostruktur. Tugas akhir, 2016, teknik otomotif dan manufaktur, politeknik
muhammadiyah Yogyakarta.

Sonawan, H, 2003, las listrik SMAW dan pemeriksaan hasil pengelasan, alfabeta,
bandung

M, saripuddin, 2013, pengaruh hasil pengelasan terhadap kekuatan, kekerasan dan


struktur mikro baja St 70 , ILTEK, volume 8,nomor 15, april 2013

25
HALAMAN ASISTENSI

No Hari/tanggal Keterangan Ttd


1

26

Anda mungkin juga menyukai