BAB IV
A. Hasil Penelitian
pada masa pemerintahan Belanda tahun 1920. Rumah Sakit ini memiliki
luas lahan tanah ± 10.040 m2 dengan luas bangunan 5.605 m2 yang terletak
dalam satu wilayah kerja yang dipimpin oleh direktur. Jumlah tenaga
kesehatan di Rumah Sakit ini terdiri dari 32 orang tenaga dokter umum
31
32
2. Analisa univariat
Jumlah
Umur
n %
< 20 tahun 18 31.0
20-25 tahun 16 27.6
> 35 tahun 24 41.4
Total 58 100
Sumber : Data sekunder
umur > 35 tahun sebanyak 24 orang (41.4%) dan umur < 20 tahun
Jumlah
Paritas
n %
Paritas < 2 20 34.5
Paritas 2-3 15 25.8
Paritas ≥ 4 23 39.7
Total 58 100
Sumber : Data primer
33
Jumlah
Pendidikan
n %
SD 22 37.9
SMP 19 32.8
SMA 11 19.0
Akademi/PT 6 10.3
Total 58 100
Sumber : Data sekunder
Jumlah
Status Ekonomi
n %
Rendah 24 41.4
Sedang 20 34.5
Tinggi 14 24.1
Total 58 100
Sumber : Data sekunder
34
orang (41.4%), status ekonomi sedang sebanyak 20 orang (34.5%) dan status
Jumlah
Status Perkawinan
n %
Kawin 54 93.1
Tidak kawin 4 6.9
Total 58 100
Sumber : Data sekunder
orang (93.1%) dan status tidak kawin hanya terdapat 4 orang (6.9%).
B. Pembahasan
rendah. Hal ini dapat dilihat, dari 58 orang ibu yang mengalami abortus
inkomplit sebagian besar memiliki umur resiko tinggi yaitu umur > 35
tahun sebanyak 24 orang (41.4%) dan umur < 20 tahun sebanyak 18 orang
(31%), sedangkan jumlah ibu yang memiliki umur resiko rendah (20-35
peningkatan usia ibu. Abortus meningkat sebesar 12% pada wanita usia
kurang dari 20 tahun dan meningkat sebesar 26% pada usia lebih dari 35
kejadian abortus inkomplit dipengaruhi oleh alat reproduksi ibu belum siap
status mental ibu belum matang, sedangkan umur > 35 tahun lebih banyak
ibu sudah mulai mengalami deneratif sehingga beresiko untuk hamil dan
melahirkan. Berbeda dengan dengan ibu yang memiliki umur 20-35 tahun,
pada umur ini perkembangan sel-sel reproduksi ibu sudah matang dan siap
umur wanita, semakin tipis cadangan telur yang ada, indung telur juga
kualitas sel telur atau ovum dan meningkatnya resiko kejadian kelainan
kromosom. Selain itu, dengan usia > 35 akan terjadi penurunan fungsi
36
alat reproduksi untuk hamil. Penyulit pada kehamilan remaja (<20 tahun)
tahun. Umur ibu yang terlalu muda (< 20 tahun), uterusnya belum siap
sejumlah anak hidup atau pernah punya anak yang meninggal saat
serta umur ibu atau ayah. Kehamilan menjadi sangat beresiko tinggi pada
karena otot-otot rahim ibu akan menjadi sangat elastis bila sudah beberapa
mengalami keguguguran.
Pada kehamilan rahim ibu teregang oleh adanya janin, bila terlalu
sering melahirkan rahim akan semakin lemah. Bila ibu telah melahirkan 4
anak atau lebih, maka perlu diwaspadai adanya gangguan pada waktu
lebih rendah lebih banyak. Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Saifudin,
(Yudiayuzt, 2008).
sebanyak 14 orang (24.1%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu dengan status
sejalan dengan teori yang ada. Banyaknya wanita yang mengalami abortus
dengan alasan status ekonomi rendah. Dengan status ekonomi rendah akan
mempengaruhi status nutrisi ibu dan janinnya. Wanita yang sedang hamil
setelah lahir.
ekonomi yang rendah akan mempengaruhi status gizi ibu dan janinnya.
dikala status gizinya buruk, mempunyai resiko abortus sebesar 1,5 kali
(Ariyanto, 2009).
tidak kawin hanya terdapat 4 orang (6.9%). Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar wanita hamil dengan status kawin mengalami kejadian abortus
inkomplit.
dibanding wanita dengan status kawin karena alasan untuk menutupi rasa
malu keluaga. Akan tetapi kejadian tersebut tidak dapat dideteksi dengan
banyak melakukan abortus dengan alasan karena sudah tidak ingin punya
disebabkan karena sudah tidak ingin memiliki anak lagi. Berbeda dengan
abortus inkomplit disebabkan karena malu terhadap aib keluarga yang dapat
diketahui orang banyak. Wanita dengan status tidak kawin kebanyakan tidak
diketahui bahwa dirinya hamil di luar nikah sehingga mereka lebih banyak
klinik swasta di Jakarta, telah menikah dan rata-rata sudah memiliki anak,
41
alasan yang umum adalah karena sudah tidak ingin memiliki anak lagi,
seperti survei yang dilakukan Biro Pusat Statistik, 75% wanita usia