Anda di halaman 1dari 2

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran kejadian

abortus inkomplit di RSU Sawerigading Palopo periode Januari 2008 s/d

Desember 2009, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kejadian abortus inkomplit lebih banyak ditemukan pada wanita umur

resiko tinggi yaitu umur > 35 tahun sebanyak 24 orang (41.4%) dan umur

< 20 tahun sebanyak 18 orang (31%), sedangkan umur resiko rendah (20-

35 tahun) sebanyak 16 orang (27.6%).

2. Kejadian abortus inkomplit lebih banyak ditemukan pada wanita dengan

paritas ≥ 4 yaitu sebanyak 23 orang (39.7%), kemudian menyusul paritas

< 2 sebanyak 20 orang (34.5%) dan paritas 2-3 sebanyak 15 orang (25.8%).

3. Kejadian abortus inkomplit meningkat berdasarkan rendahnya tingkat

pendidikan yaitu pendidikan SD sebanyak 22 orang (37.9%), menyusul

pendidikan SMP sebanyak 19 orang (32.8%), SMA sebanyak 11 orang

(19%) dan pendidikan Akademi/PT sebanyak 6 orang (10.3%).

4. Kejadian abortus inkomplit lebih banyak ditemukan pada wanita dengan

status ekonomi rendah dibanding status ekonomi tinggi yaitu status

ekonomi rendah sebanyak 24 orang (41.4%), menyusul status ekonomi

sedang sebanyak 20 orang (34.5%) dan status ekonomi tinggi sebanyak 14

orang (24.1%).

42
43

5. Kejadian abortus inkomplit lebih banyak ditemukan pada wanita dengan

status kawin yaitu sebanyak 54 orang (93.1%), sedangkan wanita dengan

status tidak kawin hanya terdapat 4 orang (6.9%).

B. Saran

1. Bagi pemerintah

Perlunya pemerintah setempat khususnya dinas kesehatan untuk

meningkatkan kegiatan Posyandu di setiap kelurahan guna membantu

mendeteksi tanda-tanda kehamilan resiko tinggi yang dapat menimbulkan

kejadian abortus pada ibu hamil.

2. Bagi masyarakat

Perlunya masyarakat khususnya ibu hamil memiliki kesadaran untuk rutin

memeriksakan kehamilannya di sarana pelayanan kesehatan sehingga

membantu mencegah kemungkinan bahaya yang timbul selama kehamilan.

3. Bagi insititusi pendidikan

Perlunya institusi pendidikan memberikan pelatihan-pelatihan kepada

calon tenaga perawat tentang penanganan abortus inkomplit sehingga

diwaktu mendapatkan masalah tersebut, mereka dapat menerapkannya sesuai

dengan kompetensi yang diberikan.

4. Bagi rumah sakit

Perlunya petugas kesehatan di rumah sakit memberikan penyuluhan

kepada ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur guna

mendeteksi kemungkinan masalah yang dapat terjadi sehingga dapat

ditangani lebih dini.

Anda mungkin juga menyukai