Anda di halaman 1dari 4

PENULISAN ILMIAH

Tugas 1: ANNOTATED BIBLIOGRAPHY

Pertanyaan: Apa saja faktor internal dan eksternal dari menurunnya keterbukaan anak terhadap
orang tua dalam Parent-Child Relationship(PCR)?

Arnett Jensen, L., Jensen Arnett, J., & Shirley Feldman, S. (2004). The Right to Do Wrong:
Lying to Parents Among Adolescents and Emerging Adults. In Journal of Youth and
Adolescence (Vol. 33).

Peneleitian dilakukan dengan mewawancarai beberapa partisipan, diantaranya 229 siswa


sekolah menengah dan 261 siswa perguruan tinggi. Peserta diwawancarai mengenai perilaku
berbohong di 19 situasi berebeda dengan motif berbohong yang berbeda. Hasil menunjukkan
bahwa remaja atau orang yang baru saja dewasa menganggap berbohong kepada orang tua
adalah hal yang umum terjadi. Hal ini dilihat dari perkembangan anak yang mulai dapat
membuat keputusan sendiri. Keputusan yang dianggap benar agar dapat menghindari konflik
antara remaja dengan orang tua. Berbohong kepada orang tua juga dapat disebabkan oleh faktor
karakteristik keluarga. Terdapat dua jenis keluarga yang dibahas dalam artikel ini. Pertama
adalah keluarga yang berfokus pada kontrol dalam keluarga. pada keluarga ini orang tua
menjunjung tinggi peraturan, dan tidak ingin peraturan tersebut dilanggar. Hal ini membuat
seorang anak akan merasa terkekang dan memilih untuk berbohong untuk menghindari konflik
ataupun hukuman. Anak cenderung lebih tertutup dan membuat keputusan sendiri, yang ia rasa
lebih tepat. Namun berbeda hal dengan keluarga yang berfokus kepada adanya kohesi. Anak
akan cenderung terbuka dan tidak berbohong karena mereka merasa orang tuanya akan
mendukung apapun pikiran ataupun kegiatan sang anak. Pada kasus ini orang tua dan anak sama
sama tidak akan kehilangan kepercayaan satu sama lain.

Artikel ini sangat relevan dengan topik yang telah dipilih. Penjelasan di dalamnya didominasi
oleh faktor faktor internal, dan sangat merepresentasikan apa yang ingin saya cari dan terangkan
mengenai topik ini. Di dalamnya juga terdapat banyak faktor internal lain seperti motif dalam
berbohong, karakteristik dari anak tersebut, dan lainnya. Artikel ini mudah untuk dimengerti.
Gao, M., & Mark Cummings, E. (2019). Understanding Parent-Child Relationship as a
Developmental Process: Fluctuations Across Days and Changes Over Years.
https://doi.org/10.1037/dev0000680.supp

Tujuan dari dibuatnya artikel ini adalah untuk memajukan pemahan mengenai hubungan
orang tua dan anak - anak saat mereka beranjak dewasa. Penelitian dilakukan dengan
mewawancarai 237 keluarga. Peserta direkrut melalui selebaran, iklan surat kabar / TV / radio,
acara komunitas, dan surat-surat yang dibagikan ke sekolah-sekolah lokal dan warga sekitar.
Artikel ini membahas tentang perubahan hubungan orang tua dengan anak seiring dengan
perkembangan waktu. Kedekatan anak dengan orang tua akan berubah dipengaruhi oleh faktor
usia anak dan tingkat perkembangan kedewasaannya. Beberapa penelitian menyatakan bahwa
pada usia remaja, kedekatan dan dukungan dalam orangtua dan anak sedikit menurun, sementara
negativitas meningkat. Semakin dewasa seorang anak ia akan mendapatkan pergaulan yang lebih
luas, dan akan mendapatkan lebih banyak dukungan dari pertemanannya. Anak – anak cenderung
melihat orang tua mereka sebagai figur yang tahu segalanya dan otoritatif, namun remaja
cenderung memandang sosok orang tua sesuai dengan gambaran ideal masing – masing. Oleh
karena itu, remaja cenderung menentang orang tua dan adanya ketidakterbukaan, dimana akan
tercipta lebih banyak konflik. Di sisi lain orang tua telah menetapkan adanya harapan dan
tanggung jawab pada anak yang dianggapnya telah beranjak dewasa, dimana anak remaja belum
matang secara emosional.

Artikel ini sangat relevan, menjelaskan bahwa perubahan PCR dapat terjadi secara natural
karena adanya bentrokan. bentrokan yang dimaksud antara perubahan anak secara emosional
dengan kewajiban dan tuntutan yang dimilikinya. Menurut saya artikel ini sangat menarik untuk
dibaca karena sangat berkaitan dengan kejadian sehari - hari.

Golish, T. D. (200AD). Changes in closeness between adult children and their parents: A
turning point analysis. 79. Retrieved from https://www.mendeley.com/viewer/?
fileId=78f8f145-eada-176d-4ea3-3bcadf086ff5&documentId=f236192c-55e1-31c9-842f-
ebac10d7bcd6
Wawancara dilakukan dengan peserta berjumlah 30 orang, yaitu 15 pria dan 15 wanita,
berusia 25 tahun ke atas. Ditemukan bahwa ada perubahan kedekatan anak dengan orangtua.
Dijelaskan bahwa ada titik balik yang terjadi, yang menyebabkan perubahan yang signifikan
dalam hal kedekatan anak dengan orang tua . Titik balik pertama yaitu “Jarak Fisik” yang terjadi
secara langsung, mengurangi frekuensi komunikasi dan tatap muka. Jarak fisik sangat penting
dalam hubungan ibu dan anak, Ibu seringkali kita pandang sebagai pendisiplin, dan dapat
mengungkapkan kedekatannya dengan anak secara terang terangan. Anak - anak hingga dewasa
cenderung lebih dekat dengan ibunya. Namun untuk beberapa orang, merantau atau pindah
tempat tinggal juga dapat menambah kedekatan dengan orang tua. Titik balik yang kedua yaitu
“Waktu Krisis”, yaitu peristiwa yang melibatkan perasaan bersama, peristiwa ini dapat
menimbulkan perasaan urgensi antara anak dengan orang tua, seperti perceraian, penyakit, atau
kematian, hal ini dapat membuat hubungan menjadi semakin jauh, ataupun semakin dekat. Dua
hal tersebut merupakan titik yang paling berpengaruh, tetapi masih banyak titik balik lainnya
diantaranya, komunikasi, remaja yang memberontak, pernikahan, anak- anak, aktivitas
kebersamaan, kecemburuan dalam hubungan, alcohol, maupun kekerasan.

Menurut saya artikel ini sangat lengkap dalam menjelaskan setiap faktornya, ditambah pula
dengan persentase agar kita dapat membandingkan besarnya pengaruh di tiap titik balik yang
disebutkan. Artikel ini sangat melengkapi topik yang saya pilih karena kedekatan dengan
orangtua juga faktor yang memengaruhi keterbukaan anak dengan orang tua.

Trumello, C., Babore, A., Candelori, C., Morelli, M., & Bianchi, D. (2018). Relationship with
Parents, Emotion Regulation, and Callous-Unemotional Traits in Adolescents’ Internet
Addiction. https://doi.org/10.1155/2018/7914261

Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel 743 peserta berumur 10 hingga 21 tahun.
Mereka mengisi kuisioner dengan kertas dan pensil yang diberikan. Hasil mengatakan banyak
anak telah kecanduan internet ataupun gawai. Sampel yang diambil dalam penelitian pada artikel
ini adalah remaja. Masa remaja dikenal sebagai periode transformasi besar baik psikologis atau
fisik anak, mencari pengalaman baru, dan keterbukaan terhadap hal - hal baru. Maka dari itu
banyak remaja sangat terkait, tertarik, atau ketergantungan dengan teknologi baru seperti gadget
dan internet untuk dapat melakukan eksplorasi, hubungan sosial, kebebasan berekspresi, dan
lainnya. Hal tersebut sangat memengaruhi hubungan anak dengan orang tua. Dalam artikel ini
aspek yang dituju yaitu komunikasi, , ketidakpedulian anak terhadap orang tua , dan anak yang
kecanduan internet.

Menurut saya artikel ini sangat relevan dan dibutuhkan dalam topik saya, karena perubahan
keterbukaan dengan orang tua tidak terlepas dari perkembangan zaman. Dalam hal ini yang
memengaruhi adalah faktor eksternal yaitu berupa perkembangan zaman dan teknologi, namun
saya yakin teknologi juga dapat berdampak positif bila kita dapat menyikapinya dengan baik.

Gingo, M. (2017). Children’s Reasoning About Deception and Defiance as Ways of Resisting Parents’ and
Teachers’ Directives. Developmental Psychology, 53. https://doi.org/10.1037/dev0000350

Artikel ini membahas tentang kecenderungan anak - anak untuk berbohong. Penelitian
dilakukan dengan memberi kuisioner pada 120 anak berusia 8 hingga 12 tahun. Pada dasarnya
semua responden menilai bahwa berbohong adalah salah, namun banyak yang tetap
melakukannya dengan alasan ingin menutupi kesalahan mereka atau untuk menghindari konflik.
Ketidakterbukaan atau ketidakjujuran menimbulkan konflik batin dalam diri mereka. Terjadi
bentrokan kepentingan antara kejujuran dengan pilihan pribadi. Artikel ini juga membandingkan
kebohongan yang dilakukan terhadap orangtua dengan terhadap guru, anak - anak memandang
kebohongan yang dilakukan terhadap guru lebih mengarah kepada ‘hukuman’, dan yang
dilakukan terhadap orangtua mengacu pada ‘kepercayaan’. Dalam hal ini anak anak menjadi
cenderung berbohong kepada guru. Selain itu dalam artikel ini dijelaskan pula adanya perbedaan
pandangan terhadap ‘kebohongan’ di setiap jenjang umur.

Menurut saya, artikel ini sangat relevan dengan topik saya yaitu keterbukaan anak terhadap
orangtua. Dapat dilihat sisi alasan seorang anak melakukan kebohongan, dan dapat dilihat pula
kenyataan bahwa hal tersebut dirasa wajar dan umum dilakukan. Artikel ini mudah dipahami dan
sangat menarik karena berkaitan dengan kehidupan sehari – hari.

Chika Marsena
NPM (1906393666)
PENIL(D)

Anda mungkin juga menyukai