Anda di halaman 1dari 3

“Media Sosial yang Baik?

” ; Perspektif Anak Muda yang Kurang Terwakilkan


tentang etika dan Desain Platform Media Sosial Yang Berkeadilan

Abstrak
Penelitian ini menyelidiki bagaimana generasi muda yang kurang terwakili
memandang desain platform media sosial dan bagaimana hal ini dapat menginformasikan
pengembangan aplikasi yang lebih etis dan adil. Penelitian ini berfokus pada bagaimana
perspektif dan ekspektasi pengguna, yang dibentuk oleh identitas mereka, membantu
menentukan kemampuan media sosial dan implikasi etisnya. Penelitian ini terdiri dari 25
wawancara mendalam dan tur "think aloud" media sosial yang dipandu oleh generasi muda
dari kelompok yang kurang terwakili. Temuan ini menggambarkan bagaimana generasi
muda memandang dan mengalami aspek-aspek yang memberdayakan dan melemahkan dari
desain media sosial. Implikasi negatif dari desain profil pengguna dan sistem peringkat
popularitas yang mendorong konformitas menjadi perhatian khusus bagi anak muda
berpenghasilan rendah, anak muda kulit berwarna, dan kelompok-kelompok yang kurang
terwakili lainnya. Meskipun demikian, penelitian ini menyoroti perspektif generasi muda
tentang bagaimana media sosial terkadang dapat berfungsi sebagai alat untuk memerangi
stereotip negatif dan membangun modal sosial. Analisis ini mencakup saran konkret dari
generasi muda yang kurang terwakili untuk desain media sosial yang lebih etis dan adil.

Pendahuluan
Artikel ini menyelidiki perspektif generasi muda yang terpinggirkan tentang desain
media sosial dan pengembangannya yang etis dan adil. Penelitian ini berfokus pada
bagaimana perspektif dan ekspektasi pengguna, yang dibentuk oleh identitas mereka,
menentukan kemampuan dan implikasi etis dari media sosial. Temuan ini menyoroti
bagaimana generasi muda memandang dan mengalami aspek-aspek yang memberdayakan
dan melemahkan dari desain media sosial. Analisis ini mencakup saran konkret dari
generasi muda yang terpinggirkan untuk desain media sosial yang lebih etis dan adil. Selain
itu, artikel ini juga membahas dampak desain media sosial terhadap ketidaksetaraan,
terutama bagi generasi muda berpenghasilan rendah, generasi muda kulit berwarna, dan
kelompok-kelompok terpinggirkan lainnya.
Artikel ini membahas fase kedua dari penelitian mengenai perspektif anak muda
yang kurang terwakili di media sosial. Fase sebelumnya didasarkan pada pengalaman para
siswa dengan teknologi digital, sementara fase ini melibatkan wawancara mendalam untuk
mengeksplorasi lebih jauh topik-topik terkait. Artikel ini membagikan temuan-temuan
kunci tentang aspek-aspek desain media sosial yang memberdayakan atau mencabut hak
generasi muda yang kurang terwakili, termasuk potensi dampak negatif dari desain
terhadap perasaan tidak berdaya dan potensi dampak positif dalam melawan stereotip
negatif dan meningkatkan modal sosial.
Hargittai dan Hinnant (2008) menyebutkan sebuah kutipan yaitu, anak muda “yang
sudah berada di posisi yang lebih istimewa lebih cenderung menggunakan media untuk
kegiatan yang dapat menguntungkan mereka”, lebih jauh lagi, pilihan sosial media yang
mereka gunakan sering kali memproduksi ketidaksetaraan kelas dan ras/etnis melalui apa
yang mereka gunakan.

Pembahasan
Perkembangan media sosial online membuat para generasi muda mengandalkan
media sosial untuk mempertahankandan mengembangkan relasi dan menyebabkan semakin
banyaknya penelitian tentang pengaruh sosial media terhadap generasi muda. Didalam
dunia media sosial ini bisa dianggap sebagai “Teman Sebaya Super” yang membuat para
generasi muda terpengaruh dari aspek prilaku, mengubah sikap, dan membentuk norma
norma budaya tersendiri.
Penelitian ini meminta partisipan untuk membayangkan siapa desainer dari platform
media sosial favorit mereka dan siapa yang mereka bayangkan sebagai pengguna platform
tersebut. Mereka menemukan bahwa anak muda merasa para desainer tersebut cocok untuk
platform mereka, berdasarkan kesan subjektif. Para peserta juga mencatat bahwa para
desainer menargetkan audiens muda. Para peserta juga mengamati bahwa mereka
menampilkan diri mereka secara berbeda di platform yang berbeda berdasarkan bagaimana
mereka menggunakannya. Banyak peserta yang mengatakan bahwa mereka mengalami
rasisme di media sosial dan mengatakan bahwa desain media sosial dapat memperdalam
perpecahan dan memicu rasisme online.
Para peserta juga mengidentifikasi tiga fungsi positif dari media sosial dalam
kehidupan sehari-hari seperti memfasilitasi koneksi, representasi, dan suara, selain dampak
positif tersebut ada juga dampak positif dalam hal koneksi, generasi muda sangat
menghargai platform media sosial yang memungkinkan pembentukannya komunitas dan
jaringan berbasis identitas. Para peserta menyatakan betapa terbantunya mereka terhadap
adanya media sosial. Para peserta juga membagikan kisah sukses mereka dalam
mendapatkan pekerjaan, menyelesaikan pendidikan, mendapatkan prestasi, terhubung
dengan kontak profesional, atau mendapatkan akses ke bimbingan karier berkat interaksi di
media sosial. Generasi muda juga menekankan peran penting platform media sosial dalam
menciptakan lebih banyak kesadaran di kalangan publik online yang lebih luas tentang
pengalaman mereka.
Generasi muda memiliki pendapat yang beragam mengenai apakah desainer
platform media sosial memiliki tanggung jawab etis terhadap kesejahteraan penggunanya.
Beberapa orang percaya bahwa para desainer harus memprioritaskan kesejahteraan
pengguna, sementara yang lain berpendapat bahwa para desainer hanya menjalankan bisnis.
Mereka yang percaya akan tanggung jawab etis kebanyakan berbicara tentang moderasi
konten dan menahan ujaran kebencian. Ada juga saran untuk fitur-fitur yang dapat
mengurangi penggunaan media sosial yang berlebihan, tetapi masih ada keraguan tentang
keefektifannya. Desainer mungkin memiliki tanggung jawab khusus terhadap pengguna
muda, yang mungkin lebih rentan terhadap aspek negatif media sosial.
Generasi muda memiliki rekomendasi khusus untuk para perancang media sosial:
mereka menyarankan untuk menambahkan fitur-fitur yang dapat mengurangi waktu yang
dihabiskan di media sosial, seperti pengingat pop-up, mengunci aplikasi setelah jangka
waktu tertentu, atau menghapus halaman penelusuran yang dianggap memakan waktu dan
tidak efektif, rekomendasi ini relevan untuk platform seperti Instagram, Facebook, dan
Youtube.

Anda mungkin juga menyukai