Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian & Pengembangan

Model yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu pada model

ASSURE. Model ASSURE telah dicetuskan oleh Heinich dan kembangkan

oleh Smaldino, dalam buku “Instructional Technology & Media For

Learning. Model ASSURE ini dapat membantu guru dalam menjalankan

proses pembelajaran didalam kelas dengan memadukan penggunaan

teknologi dan media didalam kelas. (Smaldino, et al, 2011:112). Selanjutnya

dikatakan bahwa : “ The ASSURE model, on the other hand, is meant for the

individual instructor to use when planing classroom use of media and

technology” (Smaldino, et al, 2011: 55). Model ini dilain pihak membantu

guru dalam proses pembelajaran didalam kelas.

Model ASSURE adalah model pengembangan media yang dapat

membantu guru dalam memadukan jenis media untuk kepentingan

pembelajaran didalam kelas. Model ini berorientasi pada KBM. Model

ASSURE didesain untuk membantu guru memanfaatkan media yang sesuai

dengan materi yang akan diajarkan dikelas. Sehingga proses pembelajaran

menjadi menarik dan tidak membosankan. Dalam pengembangan berbasis

ASSURE melibatkan semua pihak didalamnya, guru tidak hanya merancang

dan menerapkan media, tetapi juga membutuhkan peran serta siswa dalam

pengaplikasiannya pada proses pembelajaran. Sehingga ada dampak yang

diperoleh dari proses pengembangan sebuah media pembelajaran.

45
46

Model pengembangan ASSURE yang terdiri atas analisis karakteristik

siswa (analyze learner characteristics), menetapkan tujuan (state objectives),

memilih, memodifikasi atau merancang dan mengembangkan media (select,

modify or design media), menggunakan media (utilize media), Meminta

tanggapan dari siswa (requires learner respons), evaluasi (evaluate). Berikut

ini adalah gambar bagan proses pengembangan media pembelajaran

menggunakan model ASSURE.

Gambar 3.1 Tahapan Pengembangan Model ASSURE


Sumber : edtech214group4.wordpress.com

B. Prosedur Penelitian & Pengembangan

Tahapan pengembangan media pembelajaran yang diadaptasi dari

model ASSURE menurut Smaldino adalah sebagai berikut :

1. Analyze Learner Characteristics (Menganalisis Siswa)

Sebelum membuat media terlebih dahulu harus mengetahui karakteristik

siswa. Karena madia yang baik adalah media yang sesuai dengan

katerteristik siswa. Faktor kunci yang dibahas dalam analisis karakter ini

adalah sebagai berikut :


47

a. General Characteristict ( Karakteristik Umum )

Karakteristik umum dalam pemilihan media ini meliputi usia,

jenis kelamin dan tingkat ekonomi. Dengan melakukan analisis

terlebih dahulu kita akan mengetahui media pembelajaran yang sesuai.

Sesuai dengan karakter siswa kelas V Sekolah Dasar yang berusia 10-

11 tahun, mereka berada pada tahap operasional konkrit dengan ciri

senang bermain beregu, memiliki rasa ingin tau yang besar, mampu

berfikir sistematis, senang bergerak dan bermain kelompok, maka

salah satu cara yang dapat dilakukan agar pembelajaran membaca

Aksara Jawa mudah dipahami oleh siswa yaitu dengan membutuhkan

media ketika belajar. Pengembangan media PERDASAWA menjadi

salah satu alternatif yang dapat membantu siswa membaca aksara jawa

dengan cara belajar sambil bermain.

b. Spesifik Entri Competencies ( Kompetensi Tertentu )

Dalam proses pembelajaran peran dari guru harus mengetahui

secara spesifik kemampuan dari setiap siswa. Seperti yang kita tau

bahwa stiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Untuk

mengetahui kemampuan siswa di ketahui dengan cara memberikan tes

atau memberikan pertanyaan awal sebagai bentuk ekplorasi materi

yang mereka ketahui sebelum masuk pada materi inti.

Berdasarkan hasil analisis kemampuan siswa di dua SD,

menunjukan siswa masih kesulitan dalam membaca Aksara Jawa.

Berdasarkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru hanya


48

sedikit dari siswa yang bisa membaca aksara jawa dengan

menggunakan pasangan. Ketika guru melakukan tanya jawab dikelas

hanya 2-3 siswa yang menjawab pertanyaan, sedangkan ketika siswa

di tes melalui soal-soal, hasil Belajar siswa menunjukan masih ada

beberapa siswa dibawah KKM.

c. Learning Style (Gaya belajar)

Gaya belajar setiap siswa pastilah berbeda-beda. Gaya belajar ini

berkaitan dengan pengelompokan sifat-sifat siswa dalam melakukan

aktivitas belajar. Gaya belajar dibedakan menjadi 3 yaitu visual, audio

dan kinestetik. Guru yang baik harus sadar dalam perbedaan gaya

belajar yang dimiliki oleh siswa. Cara untuk mengatasi agar

pembelajaran tidak cenderung pada satu gaya belajar yaitu dengan

memberikan variasi dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa

merasa senang dan tidak bosan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis gaya Belajar siswa di dua SD, rata-

rata dari siswa memiliki gaya belajar visual. Hal tersebut terbukti

dengan adanya proses Belajar yang dilakukan di kelas oleh guru, guru

cenderung melakukan metode ceramah dalam mengajar dan siswa

mendengarkannya sedangkan hal lain yaitu guru meminta siswa untuk

mencatat dan menghafalka huruf Aksara Jawa yang dituliskan guru di

papan tulis. Sehingga adanya media PERDASAWA ini telah

disesuaikan dengan gaya belajar yang mayoritas ada dalam kedua

Sekolah Dasar tersebut.


49

2. State Standards And Objectives (Menentukan Standard Dan Tujuan)

Tahap selanjutnya dalam ASSURE adalah merumuskan tujuan dan

standar. Setelah menentukan kelas dan mengetahui karakteristik dari

siswa, selanjutnya yang perlu kita lakukan yaitu menetapkan tujuan dan

standarnya. Standar dari pengembangan media itu diambil dari materi

yang telah ada dalam pembelajaran, sedangkan penetapannya di muat

dalam sebuah SK dan KD pembelajaran. Dalam pembuatan media juga

perlu diperjelas dalam tujuan dalam pembelajaran menggunakan media

tersebut.

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran harus lengkap dan jelas

serta mengandung rumus ABCD. Penjabaran rumus ABCD yaitu A=

audiens atau siswanya, B = behavior yaitu perilaku siswa, C = conditional,

kondisi dan situasi bagi siswa, D = Degree, yaitu kebenaran penggunaan

kata-kata.

3. Select Strategies, Technology, Media, and Materials (memilih strategi,

metode, media dan bahan ajar)

Dalam menentukan media harus dilakukan secara sistematis. Proses

pemilihannya melibatkan beberapa langkah. Dalam proses pembelajaran

dikelas nantinya peneliti akan menggunakan strategi tidak langsung karena

pengembangan media ini difungsikan sebagai perantara siswa agar mudah

memahami materi membaca aksara jawa menggunakan pasangan, dengan

kolaborasi beberapa metode pembelajaran, antara lain : (1) metode

ceramah (2) metode Tanya jawab, (3) metode simulasi/ permaianan,

dilakukan dengan cara dengan menggunakan media PERDASAWA siswa


50

mampu membaca aksara jawa menggunakan pasangan dengan benar yang

dilakukan secara berkelompok, (4) metode pemberian tugas, dilakukan

siswa selama dan setelah menggunakan media PERDASAWA. Pemberian

tugas ini berupa soal-soal yang dapat mengukur sejauhmana siswa mampu

membaca Aksara Jawa menggunakan pasangan.

Adapun Media yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian

ini yaitu menggunakan media PERDASAWA. Media PERDASAWA ini

merupakan jenis media visual grafis 3D yang diadopsi dari permainan

tradisional dakon. Adapun desain dari media permainan dakon ini

berbentuk lingkaran dengan diameter 60 cm terbuat dari kayu berbahan

dasar ringan, dilengkapi dengan 20 lubang atau lumbung dengan 4

lumbung yang jadi utamanya. Media ini menggunakan kecik yang terbuat

dari aklarik dan bertuliskan Aksara Jawa dan Pasangan. Media ini dapat

digunakan oleh 4 siswa atau lebih dengan catatan digunakan secara

berkelompok. Media PERDASAWA ini dilengkapi dengan soal-soal dan

buku panduan penggunaan. Adapun bahan ajar yang digunakan peneliti

yaitu menggunakan buku panduan pengunaan media yang didalamnya

terdapat materi Aksara Jawa beserta pasangannya serta cara membaca

Aksara Jawa menggunakan Pasangan.

4. Utilize Media And Materials ( Penggunaan Media Dan Bahan).

Setalah membuat media yang telah dikembangkan, hal selanjutnya

yang perlu dilakukan yaitu menggunakan atau mengaplikasikan media

kedalam proses pembelajaran. Dalam penggunaan media ini harus


51

melibatkan peran serta siswa didalamnya dan harus berdampak pada

peningkatan keterampilan yang dimiliki oleh siswa baik itu kognitif,

afektif, maupun psikomotoriknya serta aspek-aspek lainnya. Berikut ini

tata cara penggunaan media PERDASAWA, sebagai berikut :

Pambuka dolanan:

1) Cacahe Aksara Jawa nglegena ing PERDASAWA ana 20.

2) Cacahe kertu soal Aksara Jawa ana 20, sing isine tembung kang kudu

di waca karo siswa.

3) Cacahe kecik ana 40 (8 kecik babon, 32 kecik anak) isine Aksara

nglegena lan Pasangan, ing burine ana tulisan cara maca.

4) Sadurunge miwiti dolanan, siswa kudu ngrungokake andhanane guru

ngenani panuntune dolanan PERDASAWA.

5) Saben siswa utawa kelompok kudu bisa maca Aksara Jawa nganggo

pasangan, yen bisa maca oleh biji 2, yen ora bisa maca oleh biji 0,

maca nganggo kertu Aksara Jawa

Tuntunan Cara Dolanan :

1) Siswa dibagi dadi 4 kelompok (siswa heterogen/Campur lanang lan

wadon).

2) Cacahe siswa utawa kelompok sing arep dolanan paling sithik 2-5

saben kelompok.

3) Saben kelompok lungguh miturut urutan kelompok (diwiwiti saka

kelompok 1-4) muteri PERDASAWA lan papan dakon diselehne ing


52

tengah-tengah. Penanda pembeda kelompok yaiku duweni raja

wayang kartun sing bentuk gambare beda-beda.

4) Saben kelompok duweni siji lumbung (omah) ing kiwane lan papat

bolongan cilik.

5) Saben kelompok diwenehi 8 kecik fiber, banjur di selehake ing

bolongan, saben bolongan diwenehi 2 kecik.

6) Dolanan diwiwiti saka kelompok 1. Siswa 1 saka kelompok 1 milih

bolongan sing dipengeni banjur njupuk kecik lan diselehake ing

bolongan ing kiwane siji-siji, kecik dilakokne muter searah pandom

jam, nganti kecik entek.

7) Yen kecike wis entek , siswa kudu njupuk Kertu sing isine soal maca

tembung Aksara Jawa gawe pasangan, miturut aksara terakhir ing

kecik. Yen siswa bisa maca oleh biji 2, yen ora bisa maca oleh biji 1.

(siswa ora langsung maca tembung, kartu soal digawa siswa banjur

diwaca sak uwise dolanan rampung ).

8) Sak banjure siswa saka kelompok 2,3 lan 4 nglanjutake dolanan

nganti dolanan rampung, yaiku kabeh kecik uwis ana lumbung. Yen

siswa saka kelompok dolanan, siswa saka kelompok liya maca materi

aksara jawa lan pasangan.

9) Kelompok bisa nambah nilai yen bisa maca tembung sing dipilih saka

jupuk kecik babon sing uwis disiapne guru. Kecik babon dhuweni nilai

4.
53

10) Juara dolanan medhia PERDASAWA yaiku kelompok sing dhuweni

kecik paling akeh ana ing lumbung lan bisa maca tembuh sing dipilih

saka jupuk kecik babon.

Sak rampunge dolanan :

1) Siswa maringake kertu soal menyang guru

2) Siswa maringake kecik menyang guru

3) Siswa ngringkesi medhia PERDASAWA

4) Siswa nutup medhia PERDASAWA

5) Murid maringake medhia menyang guru

5. Require Learner Participation (Mengembangkan Peran Serta Siswa)

Partisipasi berisi kegiatan siswa dalam pembelajaran di dalam kelas.

Partisipasi siswa ini nantinya akan diujikan pada dua sekolah yang tingkat

kualitasnya berbeda, yaitu sekolah imbas dan sekolah inti. Uji coba yang

memerlukan partisipasi siswa ini dilakukan dengan cara uji coba kelompok

kecil yang akan dilakukan pada sekolah imbas yaitu SDN 2 Dongko

dengan jumlah sampel 8 siswa dan uji kelompok besar di sekolah inti yaitu

SDN 3 Ngerdani dengan jumlah sampel 16 siswa. berikut ini tabel uji coba

media:

Tabel 3.1 Uji Coba Media

No Uji Coba Instansi Sampel


1. Kelompok Kecil SDN 2 Dongko 8 Siswa
2. Kelompok Besar SDN 3 Ngerdani 16 Siswa

(Sumber : Peneliti, 2018)


54

Kegiatan pembelajaran menggunakan media diawali dengan guru

membuka pembelajaran dengan salam, kemudian mengkondisikan siswa

agar nyaman dalam belajar, selanjutnya guru melakukan apersepsi untuk

mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa dilanjutkann dengan

penyampaian tujuan pembelajaran. Setelah itu memasuki inti

pembelajaran. Pada kegiatan ini guru menampilkan sebuah media

pembelajaran PERDASAWA, melalui media tersebut siswa digali

pengetahuannya tentang materi Aksara Jawa dan Pasangannya. Kemudian

siswa disuruh menyebutkan Huruf Aksara Jawa dan Pasangannya. Setelah

itu siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai cara Membaca Aksara

Jawa menggunakan Pasangan, kemudian guru membagi siswa menjadi 4

kelompok. Pembagian kelompok ini dilakukan secara hiterogen dan

mempertimbangkan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa.

Tujuan pembagian kelompok ini yaitu agar semua siswa nantinya

dapat menggunakan media secara bergantian. Setelah itu guru menjelaskan

pengggunaan media PERDASAWA dan disisi lain siswa diberi materi

mengenai cara penggunaan media dan materi tentang Aksara Jawa dan

Pasangannya. Setelah semua siswa berkumpul dengan kelompok, baru

guru mengintruksikan agar permaianan dimulai dengan cara setiap anggota

kelompok secara bergantian duduk melingkar menghadap media

PERDASAWA dan melakukan permainan dengan cara menaruh kecik

dalam lubang-lubang dakon, setelah kecik habis maka setiap siswa wajib

membaca soal beraksara jawa dengan menggunakan pasangan.


55

6. Evaluate and Revise (menilai dan memperbaiki)

Proses evaluasi dan revisi bertujuan untuk menilai dan merevisi produk

pada tahap akhir. Proses evaluasi digunakan untuk menilai hasil dari

validasi para ahli dan memperbaiki kekurangan pada saat setelah validasi

serta untuk mengevaluasi hasil uji coba media yang dikembangkan.

Penilaian tersebut nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

memperbaiki media yang telah dikembangkan. Sedangkan revisi

digunakan untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan dari hasil

validasi media, materi dan pembelajaran.

C. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian pengembangan ini dilaksanakan di 2 Sekolah dasar yaitu SDN

2 Dongko dan SDN 3 Ngerdani Kecamatan Dongko Kabupaten

Trenggalek.

2. Waktu penelitian

Dalam penelitian ini waktu yang digunakan adalah semester genap tahun

ajaran 2017/2018.

D. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data diperlukan agar peneliti dapat memperoleh

data secara tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Arikunto (2006:150-

158) membagi teknik pengumpulan data menjadi 5 yaitu: tes, observasi,


56

rating scale, kuesioner, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Wawancara semi terstruktur

Teknik wawancara digunakan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti, disisi lain wawancara digunakan untuk mengetahui

hal-hal yang spesifik yang memerlukan jawaban yang mendalam dari

responden dalam hal ini adalah wali kelas V. Hal spesifik tersebut yaitu

mengenai media yang digunakan dalam proses pembelajaran. Ada dua

jenis wawancara yaitu wawancara tersetruktur dan wawancara tidak

terstruktur (Sugiyono, 2013:194-199).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara semi

terstruktur karena wawancara ini tergolong in-depth interview, yang

pelaksanaannya lebih bebas, lebih terbuka dan pihak yang diajak

wawancara lebih bisa mengemukakan ide dan gagasannya untuk

menunjang pembuatan media pembelajaran sesuai permasalahan yang

ada dilapangan. ( Lembar wawancara terdapat dalam lampiran 1 hal 119).

2. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

memberikan pertanyaan kepada responden (Sugiyono, 2012:199).

Angket dalam penelitian ini diberikan kepada ahli materi, ahli media, ahli

pembelajaran dan siswa sebagai bentuk penilaian dan respon terhadap

media yang dikembangkan. Respnden dari angket tersebut diminta untuk


57

mengisi lembar angket dan memberikan saran, kritik, komentar sebagai

acuan untuk memperbaiki media.

Angket pada penelitian ini terdiri dari kolom check list meliputi

daftar pertanyaan dan skala penilaian serta lembar komentar, tanggapan

kritik dan saran. Skala penilaiannya menggunakan skala likert, yang

berfungsi untuk mengukur pendapat dan saran dari responden angket.

Variabel penelitian dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan

sebagai titik tolak penyusunan intrumen. Jawaban dari setiap pertanyaan

mempunyai gradasi yang berbeda-beda dari sangat baik atau sangat layak

sampai sangat kurang baik atau tidak layak. (lembar angket terdapat pada

lampiran 3-8 halaman 137-151).

3. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan dengan mengamati kejadian

atau gejala-gejala yang ada pada diri seseorang, atau mengamati

keterampilan membaca dengan bantuan lembar pengamatan membaca

Jawa. Arikunto (2002:205) menyatakan bahwa pengamatan ialah melihat

kejadian, gerak, atau proses. Segala sesuatu yang terjadi pada diri siswa

selama pembelajaran berlangsung serta lingkungan sekitar siswa harus

selalu dalam pengamatan. Pengamatan bukan pekerjaan yang mudah

karena setiap individu mempunyai kecenderungan dipengaruhi oleh

perasaan, minat, dan kecenderungan yang ada pada dirinya sendiri.

Observasi dilakukan untuk mengamati siswa dalam proses

pembelajaran aksara Jawa di kelas menggunakan media PERDASAWA.


58

Ketertarikan dan reaksi siswa terhadap media sangat penting untuk

diamati agar dapat dijadikan pedoman dalam melakukan perbaikan dan

penyempurnaan media. (Lembar observasi siswa terdapat di lampiran 16

halaman187).

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data hasil wawancara,

observasi, ujicoba, yaitu berupa foto atau dokumentasi yang berkaitan.

E. Intrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada

tiga, yaitu pedoman wawancara, lembar observasi, dan lembar angket .

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Pengumpulan data dengan wawancara semi terstruktur

Peneliti melakukan wawancara pada 23 oktober 2017 di SDN 2

Dongko dan 28 oktober 2017 di SDN 3 Ngerdani Kec. Dongko Kab

Trenggalek yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kebutuhan dan

keadaan media pembelajaran yang ada di SD tersebut sebelum

pengembangan media PERDASAWA ini diujikan. Selain itu wawancara

juga dibutuhkan setelah pengembangan media PERDASAWA diuji

cobakan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan hasil produk

media yang diujikan. Pedoman wawancara perlu dibuat agar wawancara

tidak menyimpang dari fokus dan rumusan masalah dalam penelitian.

Hal ini ditujukan untuk guru kelas V di SDN 2 Dongko dan SDN 3

Ngerdani. Berikut ini pedoman kisi-kisi wawancara semi terstruktur


59

Tabel 3.2 kisi-kisi pedoman wawancara semi terstruktur

No Indikator No.Butir Jumlah


1. Proses pembelajaran 1,2,3,4 4
2. Metode pembelajaran 5 1
3. Hambatan proses pembelajaran 6,7 2
4. Ketersediaan sumber belajar 8,9 2
5. Kesukaran materi 10,11,12 3
6. ketersediaan media pembelajaran 13,14,15 3
15
( Lembar wawancara terdapat dalam lampiran 1 hal 118).
2. Pengumpulan data menggunakan angket
Untuk mengetahui validitas dari produk yang telah dikembangkan.

peneliti mengumpulkan data melalui angket. Angket inilah yang

nantinya diberikan kepada para validator dan siswa. Sehingga intrumen

yang digunakan juga berupa angket dalam bentuk check list (Arikunto,

2006:151). Kriteria dari masing-masing skala penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Skala Penilaian

No. Skor Keterangan


1. Skor 5 Sangat setuju/selalu/sangat positif/sangat layak/sangat baik

2. Skor 4 setuju/baik/sering/positif/sesuai/mudah/layak

3. Skor 3 ragu-ragu/kadang-kadang/netral/cukup setuju/cukup baik/cukup


sesuai/cukup mudah/cukup menarik/cukup layak
4. Skor 2 tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif/kurang setuju/kurang
baik/kurang sesuai/kurang menarik/kurang paham/kurang layak
5. Skor 1 sangat tidak setuju/sangat kurang baik/sangat kurang
sesuai/sangat kurang menarik/sangat kurang paham/sangat
kurang layak.
Sumber : (Arikunto: 2006:151)

Angket dapat digunakan untuk validasi media pembelajaran yang

akan diujikan dan untuk menilai beberapa poin mengenai ketepatan,

keseuaian materi ataupun daya tarik yang ada di media PERDASAWA.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui keterbatasan yang ada pada media

pembelajaran yang dikembangkan, sehingga peneliti dapat memperbaiki

produk tersebut. Angket disebarkan pada saat peneliti memasuki tahap

uji coba produk. Angket akan diberikan kepada beberapa pihak sebagai
60

berikut: a) ahli materi b) ahli media, c) Ahli pembelajaran di kelas dan d)

Siswa kelas V untuk mengumpulkan beberapa penilaian mengenai media

pembelajaran yang dikembangkan serta daya tarik siswa mengenai

penggunaan media PERDASAWA pada saat pembelajaran. (lembar

angket terdapat pada lampiran 3-8 halaman 136-159).

a. Angket Untuk Ahli Materi

Ahli materi bertugas memberi penilaian dalam hal materi yang

disertakan dalam media perdasawa yang sedang dikembangkan.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Validasi Ahli Materi

No Indikator No.butir Jumlah


1. Kesesuaian dengan Standar Kompetensi 1 1
dan Kompetensi Dasar
2. Kesesuaian dengan kebudayaan Jawa 9 1
3. Kebenaran cakupan materi 3,4,6,7 4
4. Kesesuaian penyampaian materi 5 1
5. Kejelasan petunjuk penggunaan 2 1
6. Kesesuaian penyampaian materi 8,10 2
menggunakan media
7. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran 11,13 2
8. Keterciptaan sikap positif siswa 12,14 2
jumlah 14

b. Angket Untuk Ahli Media

Angket pada penelitian pengembangan ini digunakan untuk

mengumpulkan data dan untuk mengetahui penilaian dari para ahli

mengenai media yang dikembangkan. Ahli media mempunyai tugas

dalam memberikan penilaian dalam segi media secara keseluruhan,

baik dari desain maupun materinya. Masukan-masukan berupa

komentar, kritik dan saran dari ahli akan dijadikan bahan

pertimbangan dalam merevisi dan memperbaiki media yang sedang

dikembangkan.
61

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Angket Validasi Ahli Media


No Indikator No.butir Jumlah
1. Kreativitas pembuatan media 14,15 2
2. Kemenarikan media pembelajaran 4 1
3. Komposisi warna 5,11 2
4. Kekontrasan warna background dengan 7,8 2
tulisan
5. Kesesuaian ukuran filed dan kartu aksara 6 1
6. Ketepatan ukuran tulisan pada kartu aksara 10,12 2
7. Kepraktisan dalam penyimpanan 13 1
8. Kemudahan penggunaan media 9 `1
9. Kejelasan petunjuk penggunaan 1,2 2
10. Kesesuaian media dengan tingkat 16 1
perkembangan siswa
11. Kesesuaian media dengan tujuan 17 1
pembelajaran
12. Keterlibatan siswa dalam penggunaan media 18 1
13. Ketepatan bahasa tulis pada buku materi 3 1
18

c. Angket Untuk Guru Kelas (Ahli Pembelajaran)

Lembar angket yang selanjutnya ditujukan untuk guru kelas.

Pengembangan media tersebut tidak lepas dari data-data yang telah

diberikan oleh guru kelas sebelumnya mengenai analisis kebutuhan

siswa dan guru tentang inovasi media pembelajaran. Guru diminta

memberikan penilaian terhadap media yang sedang dikembangkan.

Kritik dan saran dari guru digunakan sebagai bahan untuk

menyempurnakan produk yang dikembangkan. Adapun kisi-kisi

lembar angket untuk guru adalah sebagai berikut.

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Angket Validasi Ahli Pembelajaran

No Indikator No.butir Jumlah


1. Tingkat kemenarikan media 1, 11 2
2. Kejelasan petunjuk media 16 1
3. Komposisi warna 2, 4, 5 3
4. Bentuk dan ukuran papan (field) media 3 1
5. Kemudahan dan penggunaan media 6 1
6. Ketepatan warna dan ukuran tulisan serta 7,8,9 3
gambar
7. Kebermanfaatan materi 17, 18, 19, 6
20, 21, 22
62

8. Kepraktisan dalam penyimpanan 10 1


9. Tingkat kreativitas pembuatan media 12 1
10. Kesesuaian media dengan materi dan 13 1
tingkat perkembangan siswa
11. Penggunaan media dapat menumbuhkan 25,26 2
sikap positif pada siswa
12. Media dapat memotivasi siswa 14,24 2
13. Menunjang proses pembelajaran membaca 15,23 2
dan menulis aksara Jawa
jumlah 26

d. Angket Untuk Siswa

Angket Siswa sebagai responden yang nantinya diharapkan dapat

belajar dengan maksimal melalui kehadiran media belajar baru

yang sedang dikembangkan diminta memberikan penilaian,

komentar berupa kritik dan saran. Kisi-kisi lembar angket untuk

siswa adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Angket Siswa

No Indikator No.butir Jumlah


1. Tingkat kemenarikan media 1 1
2. Kepraktisan dalam penyimpanan 2 1
3. Kemudahan dalam penggunaan secara 3 1
individu dan kelompok
4. Kemanfaatan buku materi 4,12,15 3
5. Kejelasan petunjuk penggunaan media 5 1
6. Kejelasan aturan permainan dalam media 6 1
7. Komposisi warna dan desain media 7,8,9 3
8. Kejelasan dan ukuran tulisan 10,11 2
Kejelasan bahasa tulis pada buku materi 10,11 2
dan kartu aksara
9. Dapat menunjang keberhasilan 13,14,17 3
pembelajaran keterampilan membaca
aksara Jawa
10 Menumbuhkan minat belajar siswa 18 2
11 Menumbuhkan sikap positif siswa 16 1
jumlah 20

3. Pengumpulan Data Mengunakan Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan perangkat alat yang digunakan untuk

mengambil data pada subjek penelitian yaitu siswa. Siswa diobservasi


63

dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan membaca aksara Jawa

dengan pasangan baik yang menggunakan media PERDASAWA.

a. Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi digunakan untuk mengamati sikap siswa kelas

pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Selain untuk mengamati

sikap, lembar observasi juga digunakan untuk mengamati suasana

kelas dan proses pembelajaran yaitu pembelajaran dengan model

pembelajaran TGT (teamgames tournament) menggunakan media

PERDASAWA. Penilaian dalam penelitian ini menggunakan skala

likert. Lembar observasi dalam penelitian ini disusun berdasarkan

kisi-kisi intrumen sebagai berikut

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siwa

Variabel Indikator Deskriptor No.Item


a) Menjawab salam 1, 2, 3, 4,
b) Berdoa bersama 5,6
memulaia
persiapan

pelajaran

c) Menanggapi presensi kehadiran


d) Menjawab dan menanggapi apersepsi
e) menanggapi ekplorasi materi
f) memahami tujuan pembelajaran
Penerapan permainan dakon aksara jawa

7,8
menyampaikan

g) siswa mendengarkan penjelasan


kemmpuan

materi
materi

h) siswa menyebutkan huruf aksara jawa


dan pasangan

i) siswa berkelompok 9, 10, 11,


pembagian
kelompok

j) siswa berkumpul dengan kelompok


k) siswa duduk dengan kelompok yang
sudah ditentukan letaknya

12, 13,
l) siswa mendengarkan penjelaskan 14,
Persiapan

langkah-langkah permainan
m) siswa membuat kesepakatan
permainan
n) siswa memulai permainan
64

o) siswa duduk melingkar per kelompok 15, 16,

Pelaksanaa
p) siswa bermain secara bergantian 17,
q) siswa membaca kalimat aksara jawa

n
menggunakan pasangan yang ada
dalam kartu soal
r) siswa mengumpulkan kartu 18, 19,
s) siswa mengumpulkan kecik 20,21, 22,

pelaksanaan
t) siswa merapikan media

setelah
u) siswah menutup media
v) siswa mengembalkan media kepada
guru

w) siswa menerima reward yang 23, 24, 25

Penutup
diberikan guru
x) siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
y) siswa berdoa dan menjawab salam
Jumlah 25

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis digunakan untuk menganalisis data dari proses awal

sampai menghasilkan produk serta ketika produk tersebut di uji cobakan.

Penelitian pengembangan media PERDASAWA ini menggunakan teknik

analisis deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif.

1. Analisis data deskriptif kualitatif

Analisis data kualitatif digunakan untuk mengolah data dengan

mengelompokkan informasi dari data kualitatif berupa kritik dan saran.

Ada tiga aktivitas dalam analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi,

penyajian dan penarikan kesimpulan.

2. Analisis data kuantitatif

Analisis data kuantitatif menggunakan data yang terkumpul dari angket.

Adapun beberapa angket yang akan di analisis pengembang terkait

pengembangan media PERDASAWA yaitu sebagai berikut:


65

a. Validitas Angket Ahli

Pada pengembangan media PERDASAWA ini, validitas dilakukan

untuk menguji kelayakan suatu media yang dikembangkan serta

kesesuaian materi dengan Kompetensi Dasar dan kebutuhan siswa.

Melalui angket, pengembang dapat mengetahui beberapa penilaian

terkait kekurangan dan kebenaran yang ada. Pelaksanakan validasi

ahli pada pengembangan media PERDASAWA menggunakan angket

skala Linkert. Variabel yang diukur dapat dijabarkan menjadi

indikator variabel. Skala Linkert terdiri dari lima katagori sebagai

berikut :

Tabel 3.9 Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi para ahli

No Tingkat Kualifikasi Keterangan


Pencapaian

1 81 – 100% Sangat baik Sangat layak/ sangat valid, tidak perlu direvisi
2 61 – 80% Baik Layak/ valid, tidak perlu direvisi
3 41 – 60% Cukup baik Cukup layak/ cukup valid, perlu direvisi
4 21 – 40% Kurang baik Tidak layak/ tidak valid, perlu direvisi
5 <20% Sangat kurang Sangat tidak layak/ sangat tidak valid, perlu
baik direvisi
(Sumber: Arikunto, 2010:35)

b. Angket Siswa

Angket yang telah disebarkan ke siswa akan mendapatkan data

mengenai penilaian keterterapan suatu media pembelajaran digunakan.

Penilaian dapat berupa respon siswa yang ada pada hasil angket siswa

setelah menggunakan media PERDASAWA. Untuk menganalisis data

dari respon siswa tersebut, peneliti menggunakan skala Guttman.

Skala ini memiliki dua jawaban/ interval yang tegas dan memiliki skor

berbeda. Pada pengembangan media PERDASAWA.di kelas V SD,


66

peneliti menggunakan bentuk checklist dengan jawaban tertinggi satu

dan terendah nol.

Tabel 3.10 Skala Guttman

Keterangan Skor

Ya 1
Tidak 0
(sumber: Sugiyono, 2013:139)

presentase tiap komponen yaitu sebagai berikut:


= × 100%

Keterangan :

P = presentase skor

∑ = jumlah nilai jawaban responden suatu item

∑ = jumlah skor ideal

Seperti pada angket validasi ahli dan analisis angket siswa juga

mengggunakan skala 5 untuk tingkat pencapaian dan kualifikasi respon

siswa :

Tabel 3.11 Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi Respon Siswa

No Tingkat Kualifikasi Keterangan


Pencapaian

1 81 – 100% Sangat baik Sangat layak/ sangat valid, tidak perlu direvisi
2 61 – 80% Baik Layak/ valid, tidak perlu direvisi
3 41 – 60% Cukup baik Cukup layak/ cukup valid, perlu direvisi
4 21 – 40% Kurang baik Tidak layak/ tidak valid, perlu direvisi
5 <20% Sangat kurang Sangat tidak layak/ sangat tidak valid, perlu
baik direvisi
(Sumber: Arikunto, 2010:35)

Media pembelajaran yang sedang dikembangkan mendapatkan respon

positif dari siswa apabila presentase yang diperoleh dari angket respon

siswa lebih dari (≥) 61%.

Anda mungkin juga menyukai