Anda di halaman 1dari 6

Media pengajaran adalah beragam media yang digunakan dalam

proses belajar-mengajar, misal: papan tulis, slide, proyektor, buku, alat


peraga dll. Pemilihan uslub (teknik) dan wasilah (media) harus selalu
berpijak pada tingkat efektivitas dan optimalitas. Jika ada teknik dan media
yang lebih efektif dan efisien maka teknik dan media lama bisa
ditinggalkan1.
C. KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Manfaat dari penggunaan media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dan proses belajar siswa akan tercapai apabila guru memilih media yang
tepat. Menurut Gagne, Briggs, & Wager (1992) ada tiga faktor yang perlu
diperhatikan dalam memilih media pembelajaran. Ketiga faktor tersebut
adalah karakteristik fisik media, karakteristik hasil belajar atau tujuan
pembelajaran, dan karakteristik siswa2.
1. Karakteristik media
Dari pembahasan tentang jenis-jenis media pembelajaran dapat kita
cermati bahwa satu jenis media berbeda dari jenis media lainnya, baik
dilihat dari keandalan, pembuatan, dan penggunaan maupun dari cara
penyampaian pesan. Ada
media yang hanya menyampaikan pesan
pembelajaran melalui gambar atau tulisan (media visual), melalui bunyi
atau suara (media audio), atau kombinasi keduanya. Ada media yang dapat
dibuat sendiri oleh guru, tetapi ada juga media yang memerlukan keahlian
khusus untuk membuatnya. Selain itu, ada juga media yang dapat langsung
digunakan guru dalam pembelajaran, tetapi ada juga media yang
memerlukan peralatan khusus untuk menggunakannya.
Berkenaan dengan itu, guru dituntut untuk memiliki pemahaman
yang mendalam tentang karakteristik berbagai jenis media pembelajaran.
Pemahaman guru terhadap karakteristik berbagai media pembelajaran
sangat diperlukan untuk menentukan jenis media yang tepat digunakan
dalam pembelajaran yang telah dirancang.
2. Karakteristik tujuan pembelajaran
Pembelajaran dilaksanakan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang ditunjukkan dengan dikuasainya kompetensi yang telah
ditetapkan. Kemampuan yang terkandung dalam rumusan kompetensi
1Yan S. Prasetiadi & Wahyu Ichsan., Studi Islam Paradigma Komprehensif,
(Bogor: Al Azhar Fresh Zone publishing), hlm., 210.
2 Asep Herry Hernawan dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD.
(Tangerang: Universitas Terbuka), hlm., 11.21.

dapat berupa pengetahuan, keterampilan, atau sikap dan nilai. Setiap jenis
kemampuan tersebut menuntut pengalaman belajar yang berbeda.
Untuk menguasai kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan,
siswa dituntut melakukan pengkajian terhadap konsep yang dibahas. Media
pembelajaran dalam bentuk fotografi, grafis, diagram, dan/atau model
dapat digunakan untuk menjelaskan konsep yang dibahas.
Kemampuan
yang
berkaitan
dengan
keterampilan
dapat
dikembangkan melalui pemodelan, stimulasi, dan latihan. Media apa yang
tepat untuk membantu siswa menguasai suatu keterampilan? Karena
keterampilan berkenaan dengan tindakan dalam melakukan suatu kegiatan
maka media yang cocok untuk mengembangkan keterampilan adalah media
yang menggunakan gambar gerak atau program video.
Sementara itu, sikap dan nilai dapat dikuasai siswa apabila siswa
memperoleh kesempatan untuk menghayati sikap dan nilai yang diharapkan
dikuasai. Media pembelajaran yang dapat digunakan adalah program video
yang menggambarkan sikap dan/atau nilai yang dipelajari.
Uraian di atas menunjukkan bahwa untuk menguasai setiap jenis
kemampuan, media pembelajaran yang harus disediakan juga berbeda.
Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai.
3. Karakteristik siswa
Proses pembelajaran dilaksanakan untuk membantu siswa belajar.
Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Hal ini
tentu menuntut guru untuk melaksanakan pembelajaran yang dapat
mengakomodasi perbedaan siswa tersebut.
Perbedaan gaya belajar siswa dapat diatasi melalui penggunaan
media pembelajaran yang bervariasi. Siswa yang memiliki kecenderungan
gaya belajar visual lebih senang melihat apa yang dipelajari. Gambar atau
visualisasi pesan pembelajaran akan membantu siswa yang memiliki gaya
belajar visual untuk lebih memahami konsep, keterampilan, dan/atau
sikap/nilai yang dipelajari. Siswa yang cenderung memiliki gaya belajar
auditori kemungkinan belajar lebih baik dengan mendengarkan. Sementara
itu, siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik belajar lebih
baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan langsung. Siswa akan
berhasil dalam belajar apabila mendapat kesempatan memanipulasi media
untuk mempelajari suatu konsep, keterampilan, dan/atau sikap/nilai.
Karakteristik lain yang perlu menjadi perhatian guru dalam memilih
media pembelajaran adalah kemampuan membaca, yang biasanya
berkaitan dengan tingkat usia dan kemampuan berpikir. Semakin rendah
usia dan tingkat berpikir siswa, semakin konkret media pembelajaran yang
harus disiapkan guru.

Di samping ketiga faktor tersebut, masih ada beberapa faktor yang


perlu diperhatikan dalam pemilihan media. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Rancangan pembelajaran
Media pembelajaran yang dipilih hendaknya sesuai dengan
karakteristik materi pelajaran dan bentuk kegiatan pembelajaran.
Pembahasan materi pelajaran jenis keterampilan akan membutuhkan media
yang berbeda dengan media untuk membahas materi pelajaran jenis
konsep dan nilai. Begitu juga dengan media pembelajaran yang digunakan
untuk kegiatan kelompok akan berbeda dengan media untuk kegiatan
klasikal atau individual. Penggunaan media harus disesuaikan dengan
bentuk kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.
2. Ketersediaan alat pendukung
Faktor ini perlu menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan
media apabila media yang dipilih membutuhkan alat pendukung. Misalnya,
apabila kita akan menggunakan program video, apakah sekolah memiliki
CD/DVD player dan televisi. Penggunaan program audio membutuhkan tape
recorder atau radio.
3. Tingkat keterbacaan media
Tingkat keterbacaan media berkaitan dengan syarat-syarat teknis
media pembelajaran, seperti kejelasan gambar dan tulisan serta
penggunaan warna. Tidak terpenuhinya syarat-syarat teknis tersebut dapat
menyebabkan siswa mengalami kebingungan terhadap pesan pembelajaran
yang disajikan suatu media. Hal ini menyebabkan manfaat media
pembelajaran untuk membantu siswa lebih mudah memahami materi
pelajaran yang disampaikan tidak tercapai secara optimal.
4. Situasi dan kondisi kelas
Kondisi kelas juga perlu menjadi perhatian guru dalam pemilihan
media pembelajaran. Penataan tempat duduk, pencahayaan ruangan,
ventilasi udara, dan jumlah siswa turut berpengaruh terhadap efektivitas
media pembelajaran yang digunakan.
Itulah beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih
media pembelajaran agar manfaat media pembelajaran benar-benar dapat
dirasakan dalam pembelajaran. Selain memilih media pembelajaran, guru
juga memiliki Pedoman dalam Pengelolaan sarana dan Prasarana dalam
pembelajaran.
D. PEDOMAN PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Untuk mengelola kegiatan belajar mengajar agar sejalan dengan pedoman


kegiatan belajar mengajar yang telah disiapkan, harus ada pula pengelolaan
sarana dan prasarana penunjang sebagai berikut 3:

Dinding dapat digunakan untuk menempatkan hasil pekerjaan


peserta didik. Jika hasil pekerjaan peserta didik terlalu banyak, maka
penempatannya dapat dilakukan berselang-seling. Selain pekerjaan
peserta didik, ditempatkan pula beberapa alat peraga dan hiasan
lainnya sehingga lebih mendukung suasana belajar yang
menyenangkan.
Penyimpanan dan peletakan alat bermain diatur sedemikian rupa
sesuai dengan fungsinya, sehingga memudahkan anak untuk
menggunakan dan mengembalikan pada tempatnya setelah selesai
digunakan.
Penggunaan
sarana
kelas
diatur
sedemikian
rupa
untuk
mengkondisikan nuansa Islami serta untuk lebih meningkatkan daya
kreativitas peserta didik, seperti dengan menempatkan hal-hal
berikut secara kreatif:
a. Kaligrafi, yang berisi nash al Quran atau al Hadits beserta artinya.
b. Lembar peraga tempat bersejarah Islam yang menerangkan dan
menggambarkan tempat bersejarah Islam, misalnya kota Makkah
dan Madinah, Masjid al Aqsha di Yerusalem, dsb.
c. Lemari penyimpan untuk menyimpan berbagai alat tulis dan
belajar peserta didik.
d. Lembar doa. Misalnya doa makan-minum, doa belajar, doa
kafarah majelis, dan sebagainya.
e. Majalah dinding yang dikelola secara periodik misalnya per bulan.
Digunakan untuk mengekspresikan daya kreasi peserta didik.
f. Lembar Janji Anak Sholeh, yang berisi beberapa pernyataan
siswa agar menjadi anak sholeh dalam kegiatan sekolah. Misalnya:
Datang sekolah tepat waktu.
Mengenakan seragam yang ditentukan sekolah, dan
seterusnya.
g. Format tempat duduk dalam kelas diupayakan dapat berotasi
dengan konfigurasi membentuk huruf U dan ada kalanya format
biasa atau bahkan berkelompok. Hal ini dimaksudkan agar murid
mempunyai variasi pandangan terhadap papan tulis/guru serta
mengkondisikan anak kapan saat belajar dan bertanggung jawab
secara individual dan kapan saat belajar dan bertanggung jawab
secara berkelompok.

3 M. Ismail Yusanto dkk., Menggagas Pendidikan Islami, cet. 4 (Bogor: AlAzhar Press, 2014M/1435H), hlm., 116.

h. Di tiap pintu tercantum daftar nama peserta didik dan jika perlu
dilengkapi dengan daftar nama orang tua. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan pengecekan dan observasi peserta didik oleh
guru.
i. Di tiap pintu terdapat kaligrafi yang dibuat sesuai dengan konteks.
Misalnya menjelang Ramadhan kaligrafi bertema: Ahlan wa
Sahlan Ramadhan.
j. Presensi guru dan pegawai dilakukan secara mandiri oleh mereka.
Caranya dengan menulis jam datang dan pulang pada sehelai
kartu. Kartu-kartu diletakkan dalam sebuah tempat yang ada di
depan ruang Kepala Sekolah.

Referensi

Prasetiadi, Yan S. & Ichsan, Wahyu. 2014. Studi Islam Paradigma Komprehensif.
Bogor: Al Azhar Fresh Zone publishing.
Yusanto, M. Ismail dkk. 2014. Menggagas Pendidikan Islami. Bogor: Al
Azhar Press, cet. 4.
Hernawan, Asep Herry dkk. 2013. Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran di SD. Tangerang: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai