Anda di halaman 1dari 19

JURNAL MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC)

ORIENTASI PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


GELOMBANG V

Oleh,

Nama : Wardani, S.Pd


NIP : 197012292022211001
Jabatan : Ahli Pertama- Guru Bahasa Indonesia
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Blanakan
Angkatan : 85
NDH : 03

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA


PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
2023
AGENDA I
Wawasan Kebangsaan Dan Nilai Bela Negara

1. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,
guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi
mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
Konsensus dasar berbangsa dan bernegara :
1. Pancasila
2. Undang -Undang Dasar 1945
3. Bhineka Tunggal Ika
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia

Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan

1. Bendera
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera
Negara adalah Sang Merah Putih bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi
Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur
Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih.
2. Bahasa
Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa
Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakandi seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi
negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945
3. Lambang Negara
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
4. Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya
yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman. .
2. Nilai-Nilai Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara,
baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.

Nilai Dasar Bela Negara :


1. Cinta tanah air
2. Sadar berbangsa dan bernegara
3. Setia pada pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Kemampuan awal bela negara

Indikator Nilai Dasar Bela Negara

1. Indikator cinta tanah air. Ditunjukkannya dengan adanya sikap :


a. Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.
b. Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia
c. Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
d. Menjaga nama baik bangsa dan negara.
e. Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara.
f. Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia

2. Indikator sadar berbangsa dan bernegara. Ditunjukkannya dengan adanya sikap :


a. Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik.
b. Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Ikut serta dalam pemilihan umum.
d. Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya.
e. Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

3. Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangsa. Ditunjukkannya dengan


adanya sikap :
a. Paham nilai-nilai dalam Pancasila.
b. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara.
d. Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila.
e. Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara.

4. Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara. Ditunjukkannya dengan


adanya sikap :
a. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa
dan negara.
b. Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
c. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
d. Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan.
e. Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak sia-sia.

5. Indikator kemampuan awal Bela Negara. Ditunjukkannya dengan adanya sikap:


a. Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelijensia.
b. Senantiasa memelihara jiwa dan raga
c. Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan
Yang Maha Esa.
d. Gemar berolahraga.
e. Senantiasa menjaga kesehatannya.

Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN

Usaha Bela Negara bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme Warga Negara
dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya terhadap Bela Negara yang diwujudkan
dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan dan kepentingan
nasional, dengan sikap dan perilaku meliputi :

1. Cinta tanah air bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku, antara lain :
a. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah.
b. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia.
c. Sesuai peran dan tugas masing-masing, ASN ikut menjaga seluruh ruang wilayah
Indonesia baik ruang darat, laut maupun udara dari berbagai ancaman, seperti :
ancaman kerusakan lingkungan, ancaman pencurian sumber daya alam, ancaman
penyalahgunaan tata ruang, ancaman pelanggaran batas negara dan lain-lain.
d. ASN sebagai warga Negara terpilih harus menjadi contoh di tengah-tengah
masyarakat dalam menunjukkan kebanggaan sebagai bagian dari Bangsa
Indonesia.
e. Selalu menjadikan para pahlawan sebagai sosok panutan, dan mengambil
pembelajaran jiwa patriotisme dari para pahlawan serta berusaha untuk selalu
menunjukkan sikap kepahlawanan dengan mengabdi tanpa pamrih kepada Negara
dan bangsa.
f. Selalu nenjaga nama baik bangsa dan Negara dalam setiap tindakan dan tidak
merendahkan atau selalu membandingkan Bangsa Indonesia dari sisi negatif
dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia.
g. Selalu berupaya untuk memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan
Negara melalui ide-ide kreatif dan inovatif guna mewujudkan kemandirian
bangsa sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas masing-masing.
h. Selalu mengutamakan produk-produk Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam mendukung tugas sebagai ASN Penggunaan produk- produk asing
hanya akan dilakukan apabila produk tersebut tidak dapat diproduksi oleh Bangsa
Indonesia.
i. Selalu mendukung baik secara moril maupun materiil putra-putri terbaik bangsa
(olahragawan, pelajar, mahasiswa, duta seni dan lain-lain) baik perorangan
maupun kelompok yang bertugas membawa nama Indonesia di kancah
internasional.
j. Selalu menempatkan produk industri kreatif/industri hiburan tanah air sebagai
pilihan pertama dan mendukung perkembangannnya.

2. Kesadaran berbangsa dan bernegara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan
perilaku, antara lain :
a. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
b. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
c. Memegang teguh prinsip netralitas ASN dalam setiap kontestasi politik, baik
tingkat daerah maupun di tingkat nasional. Mentaati, melaksanakan dan tidak
melanggar semua peraturan perundang- undangan yang berlaku di Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi pelopor dalam penegakan
peraturan/perundangan di tengah-tenagh masyarakat.
d. Menggunakan hak pilih dengan baik dan mendukung terselenggaranya pemilihan
umum yang mandiri, jujur, adil, berkepastian hukum, tertib, terbuka,
proporsional, professional, akuntabel, efektif dan efisien.
e. Berpikir, bersikap dan berbuat yang sesuai peran, tugas dan fungsi ASN.
f. Sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing ikut berpartisipasi menjaga
kedaulatan bangsa dan negara.
g. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
h. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karier.

3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap
dan perilaku, antara lain :
a. Memegang teguh ideologi Pancasila.
b. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.
c. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
d. Menjadi agen penyebaran nilai-nilai Pancasila ditengah-tengah
masyarakat.
e. Menjadi contoh bagi masyarakat dalam pegamalan nilai-nilai Pancasila di tengah
kehidupan sehari-hari.
f. Menjadikan Pancasila sebagai alat perekat dan pemersatu sesuai fungsi ASN.
g. Mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kesempatan dalam konteks
kekinian.
h. Selalu menunjukkan keyakinan dan kepercayaan bahwa Pancasila merupakan
dasar Negara yang menjamin kelangsungan hidup bangsa.
i. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap
dan perilaku, antara lain :
a. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
b. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa
dan Negara sesuai tugas dan fungsi masing-masing.
c. Bersedia secara sadar untuk membela bangsa dan negara dari berbagai macam
ancaman.
d. Selalu berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional dan menjadi pionir
pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan nasional.
e. Selalu ikhlas membantu masyarakat dalam menghadapi situasi dan kondisi yang
penuh dengan kesulitan.
f. Selalu yakin dan percaya bahwa pengorbanan sebagai ASN tidak akan sia- sia.
Kemampuan awal Bela negara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan
perilaku antara lain :
g. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
h. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
i. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
j. Selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan mengembangkan wawasan
sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
k. Selalu menjaga kesehatan baik fisik maupun psikis dengan pola hidup sehat serta
menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.
l. Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan
Yang Maha Esa.
m. Selalu menjaga kebugaran dan menjadikan kegemaran berolahraga sebagai gaya
hidup.
n. Senantiasa menjaga kesehatannya dan menghindarkan diri dari kebiasaan-
kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan.
Analisis Isu Kontemporer
Analisis Isu Kontemporer adalah suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa
sekarang atau menjadi trending topik pada saat ini jadi solusi penyelesaian nya harus
sesuai dengan masa sekarang yaitu masa modern.
Macam isu-isu strategis kontemporer :
1. Korupsi
2. Narkoba
3. Terorisme dan Radikalisme
4. Money Laundering
5. Proxy War
6. Cyber Crime, Hate Speech Dan Hoax

Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda


berdasarkan tingkat urgensinya, yaitu :
1. Isu saat ini (current issue)
2. Isu berkembang (emerging issue)
3. Isu potensial.
Terdapat 3 (tiga) kemampuan yang dapat mempengaruhi dalam mengidentifikasi
dan/atau menetapkan isu, yaitu :
1. Kemampuan Enviromental Scanning
2. Problem Solving
3. Berpikir Analysis

Pendekatan lain dalam memahami apakah isu yang dianalisis tergolong isu kritikal atau tidak
adalah dengan melakukan “issue scan”, yaitu teknik untuk mengenali isu melalui proses scanning
untuk mengetahui sumber informasi terkait isu tersebut sebagai berikut:
1. Media scanning, yaitu penelusuran sumber-sumber informasi isu dari media seperti surat
kabar, majalah, publikasi, jurnal profesional dan media lainnya yang dapat diakses publik secara
luas.
2. Existing data, yaitu dengan menelusuri survei, polling atau dokumen resmi dari lembaga
resmi terkait dengan isu yang sedang dianalisis.
3. Knowledgeable others, seperti profesional, pejabat pemerintah, trendsetter, pemimpin opini
dan sebagainya
4. Public and private organizations, seperti komisi independen, masjid atau gereja, institusi
bisnis dan sebagainya yang terkait dengan isu-isu tertentu
5. Public at large, yaitu masyarakat luas yang menyadari akan satu isu dan secara langsung
atau tidak langsung terdampak dengan keberadaan isu tersebut.
Teknik teknik analisis isu :
1. Terknik Tapisan Isu (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, Kelayakan dan Urgency)
2. Teknik Analisis Isu (Mind Mapping, Fishbone Diagram, Analisis SWOT, Analisis
Kesenjangan)
Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang
beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar
disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk
menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Adapun berbagai bentuk kesiapsiagaan dimaksud adalah kemampuan setiap CPNS
untuk memahami dan melaksanakan kegiatan olah rasa, olah pikir, dan olah tindak dalam
pelaksanaan kegiatan keprotokolan yang di dalamya meliputi pengaturan tata tempat, tata
upacara (termasuk kemampuan baris berbaris dalam pelaksaan tata upacara sipil dan kegiatan
apel), tata tempat, dan tata penghormatan yang berlaku di Indonesia sesuai peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.
Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka dapat
diambil manfaatnya antara lain:
1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan diri.
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam materi
Team Building.
6. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
AGENDA II
NILAI-NILAI DASAR PNS

1. Berorientasi pelayanan

Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah


kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4
UU Pelayanan Publik, yaitu:
a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan;
f. partisipatif;
g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. keterbukaan;
i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. ketepatan waktu; dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Prinsip pelayanan publik yang baik adalah:
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif.
f. Efektif dan Efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel
i. Berkeadilan

Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam


konteks ASN, yaitu 1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi, 2)
penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan 3) kepuasan
yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.
Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan
Sebagaimana kita ketahui, ASN sebagai suatu profesi berlandaskan
pada prinsip sebagai berikut:
a. nilai dasar;
b. kode etik dan kode perilaku;
c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada
pelayanan publik;
d. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e. kualifikasi akademik;
f. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan
g. profesionalitas jabatan.
Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan
1) Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
2) Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
3) Melakukan Perbaikan Tiada Henti

2. Akuntabel

Aspek-Aspek Akuntabilitas
• Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship) Hubungan
yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan
negara dan masyarakat. Pemberi kewenangan bertanggungjawab memberikan arahan
yang memadai, bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Dilain sisi, individu/kelompok/institusi bertanggungjawab untuk
memenuhi semua kewajibannya. Oleh sebab itu, dalam akuntabilitas, hubungan yang
terjadi adalah hubungan yang bertanggungjawab antara kedua belah pihak.
• Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability result is s-oriented) Hasil yang
diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung
jawab, adil dan inovatif. Dalam konteks ini, setiap individu/kelompok/institusi
dituntut untuk bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta
selalu bertindak dan berupaya untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil
yang maksimal
Panduan perilaku
1. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
3. Kompeten

Penguatan kualitas ASN tersebut sejalan dengan dinamika lingkungan strategis


diantaranya VUCA dan disrupsi teknologi, fenomena demografik (demographic
shifting), dan keterbatasan sumberdaya. Keadaan ini merubah secara dinamis lingkungan
pekerjaan termasuk perubahan karakter dan tuntutan keahlian (skills). Kenyataan ini
menutut setiap elemen atau ASN di setiap instansi selayaknya meninggalkan pendekatan
dan mindset yang bersifat rigit peraturan atau rule based dan mekanistik, cenderung
terpola dalam kerutinan dan tidak adapatif dengan zamannya. ASN diharapkan memiliki
sifat dan kompetensi dasar, utamanya: inovasi, daya saing, berfikir kedepan, dan adaptif.
Sifat dan kompetensi dasar ini krusial untuk mewujudkan instansi pemerintah yang
responsif dan efektif.
Panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubahi;
b. Membantu orang lain belajar; dan
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis
jabatan;
2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit
organisasi; dan
3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya,
perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus
dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran,
fungsi dan Jabatan.
4. Harmonis

Ada dua tujuan nasionalsime yang mau disasar dari semangat gotong royong,
yaitu kedalam dan keluar.
• Kedalam, kemajemukan dan keanekaragaman budaya, suku,etnis, agama yang
mewarnai kebangsaan Indonesia, tidak boleh dipandanga sebagai hal negative dan
menjadi ancaman yang bisa saling menegasikan. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi
secara positif sebagai limpahan karunia yang bisa saling memperkaya khazanah budaya
dan pengetahuan melalui proses penyerbukan budaya.

• Keluar, nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang memuliakan kemanuiaan


universal dengan menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian, dan keadilan antar umat
manusia. Penanganan masalah akibat keberagaman budaya membutuhkan pendekatan yang
bijak karena masalah keberagaman berhubungan isu-isu sensitif, seperti suku, agama, ras, dan
antargolongan (sara). Dalam menangani masalah yang ditimbulkan keberagaman budaya
diperlukan langkah dan proses yang berkesinambungan.

• Pertama, memperbaiki kebijakan pemerintah di bidang pemerataan hasil


pembangunan di segala bidang. Hal ini disebabkan karena permasalahan yang
ditimbulkan karena perbedaan budaya merupakan masalah politis.

• Kedua, penanaman sikap toleransi dan saling menghormati adanya perbedaan budaya
melalui pendidikan pluralitas dan multikultural di dalam jenjang pendidikan formal.
Sejak dini, warga negara termasuk ASN menanamkan nilai-nilai kebersamaan, saling
menghormati, toleransi, dan solidaritas sosial sehingga mampu menghargai perbedaan
secara tulus, komunikatif, dan terbuka tanpa adanya rasa saling curiga.Dengan demikian,
model pendidikan pluralitas dan multikultur tidak sekadar menanamkan nilai-nilai
keberagaman budaya, namun juga memperkuat nilai-nilai bersama yang dapat dijadikan dasar
dan pandangan hidup bersama. Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN senantiasa
bersikap adil dan tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
5. Loyal

Urgensi Loyalitas ASN


Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal sebagaimana tersebut di
atas adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara.

Pengertian Loyal dan Loyalitas Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa
Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia.

Loyal dalam Core Values ASN


Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara.

Membangun Perilaku Loyal

1) Dalam Kontek Umum


Untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap
organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
1. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
2. Meningkatkan Kesejahteraan
3. Memenuhi Kebutuhan Rohani
4. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
5. Melakukan Evaluasi secara Berkala

2) Memantapkan Wawasan Kebangsaan


Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation
character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber
dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.

3) Meningkatkan Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Sedangkan Nasionalisme Pancasila
adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
6. Adaptif

Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai


tujuan – baik individu maupun organisasi – dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan
membangun atau mewujudkan individua dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi
VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan
Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity,
dan hadapi ambiguity dengan agility.
Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk
merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan
fleksibel. Budaya organisasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam organisasi
sehingga efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang
tepat dan dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Bila budaya organisasi telah
disepakati sebagai sebuah strategi perusahaan maka budaya organisasi dapat dijadikan
alat untuk meningkatkan kinerja
Pemerintahan adaptif bergantung pada jaringan yang menghubungkan
individu, organisasi, dan lembaga di berbagai tingkat organisasi (Folke et al, 2005).
Bentuk pemerintahan ini juga
menyediakan pendekatan kolaboratif fleksibel berbasis pembelajaran untuk mengelola
ekosistem yang disebut sebagai "pengelolaan bersama adaptif". Sistem sosial-ekologis
selama periode perubahan mendadak/krisis dan menyelidiki sumber sosial pembaruan
reorganisasi.
Agar dapat menjembatani organisasi dan menurunkan biaya kolaborasi,
resolusi konflik, dan legislasi memungkinkan adanya kebijakan pemerintah untuk
mendukung swasusun sambil membingkai kreativitas untuk mewujudkan pengelolaan
bersama yang adaptif. Sistem sosial-ekologis yang tangguh dapat memanfaatkan krisis
sebagai peluang untuk berubah menjadi negara yang diharapkan. Dalam teori capacity
building dan konsep adaptive governance, Grindle (1997) menggabungkan dua konsep
untuk mengukur bagaimana pengembangan kapasitas pemerintah adaptif dengan
indikator-indikator sebagai berikut:

1. Pengembangan sumber daya manusia adaptif;


2. Penguatan organisasi adaptif;
3. Pembaharuan institusional adaptif

Pembentukan nilai-nilai Adaptif kepada peserta melalui substansi


pembelajaran yang terkait dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
lingkungan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, berperilaku adaptif serta
bertindak proaktif
7. Kolaboratif

Terdapat istilah lainnya yang juga perlu dijelaskan yaitu collaborative


governance.Irawan (2017 P 6) mengungkapkan bahwa “ Collaborative governance
“sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling
menguntungkan antar aktor governance .
Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan
keputusan, implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya
atau interaksi stakeholders bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai
bagian strategi kebijakan, collaborative governance menekankan semua aspek yang
memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat persetujuan Kolaboratif bersama
dengan “berbagi kekuatan”. (Taylo Brent and Rob C. de Loe, 2012).
Pada collaborative governance pemilihan kepemimpinan harus tepat yang
mampu membantu mengarahkan kolaboratif dengan cara yang akan mempertahankan
tata kelola stuktur horizontal sambil mendorong pembangunan hubungan dan
pembentukan ide. Selain itu, Kolaboratif harus memberikan kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan
nilai tambah, serta menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

1. Smart ASN

Adalah pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta profesionalisme yang


tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin responsif terhadap perubahan dan
pancapaian tujuan organisasi

a. Literasi Digital
Kecakapan penggunaan media digital dalam melakukan proses mediasi media
digital yang dilakukan secara produktif. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan
literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga
mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.
Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media
digital (digital skills) saja, namun juga budaya menggunakan digital (digital culture),
etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital
(digital safety). Selain itu Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh
masyarakat dapat menggunakan media digital secara bertanggung jawab.

b. Pilar Literasi Digital


Kerangka kerja literasi digital merupakan dasar perancangan program serta
kurikulum literasi digital Indonesia 2020-2024. Oleh sebab itu, pada bagian ini, akan
dipelajari tentang empat pilar literasi digital yang terdiri dari etika, keamanan,
budaya, dan kecakapan dalam bermedia digital.
Digital Ethics (Etika Bermedia Digital) sebagai panduan berperilaku terbaik di ruang
digital membawa individu untuk bisa menjadi bagian masyarakat digital, berada di
domain ‘kolektif, informal’

Digital Culture (Budaya Bermedia Digital) sebagai wujud


kewarganegaraan digital dalam konteks keindonesiaan berada pada domain
‘kolektif, formal’ di mana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu
berperan sebagai warganegara dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan
hak, kewajiban, dan tanggung
jawabnya dalam ruang ‘negara’

Digital Safety (Aman Bermedia Digital) sebagai panduan bagi individu


agar dapat menjaga keselamatan dirinya berada pada domain ‘single, formal’
karena sudah menyentuh instrumen-instrumen hukum positif; dan

Digital Skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar dari kompetensi


literasi digital, berada di domain ‘single, informal’. Keempat pilar tersebut
digunakan untuk mengetahui tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat
dalam menguasai teknologi digital
2. Managemen ASN

Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis,
makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada
masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan
pebuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945.
Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa
Indonesia.
Kedudukan ASN
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai
dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai Asn berfungsi sebagai
berikut :
1. Pelaksana kebijakan publik
2. Pelayanan publik
3. Perekat dan pemersatu bangsa

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan


kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung
tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa
dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas
persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa (Kepentingan
bangsa dan Negara di atas segalanya)
Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum,
suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat
diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat
melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN
diberikan hak. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut
PNS berhak memperoleh:
1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) cuti;
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) perlindungan; dan
5) pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
1) gaji dan tunjangan;
2) cuti;
3) perlindungan; dan
4) pengembangan kompetensi
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN
adalah:
1) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,
dan tanggung jawab;
6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
8) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;
2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6) menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif,
dan efisien;
8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;
dan
12) melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.

Anda mungkin juga menyukai