Anda di halaman 1dari 4

Tantangan Pancasila Pada Kasus Pelecehan Seksual

Dosen Pengampu:
Fadhlina Rozzaqyah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Amanda Ayu Ramadhani 01031382227147


Lahmana Futrelika 01031382227190
Muhammad Aditya Putra 01031382227195

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
Pengertian Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual merupakan tindakan yang tidak beradab dan melanggar hak asasi manusia yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan cara memaksakan keinginan seksual. Pelecehan seksual
sering disertai dengan ancaman, paksaan atau kekerasan. Pelecehan seksual atau sexual harassment, dapat
dimaknai sebagai perilaku yang ditandai dengan komentar-komentar seksual yang tidak diinginkan dan
tidak pantas, atau pendekatan-pendekatan fisik berorientasi seksual yang dilakukan di tempat atau situasi
kerja, profesional, atau lingkup sosial lainnya. Dalam perlakuan pelecehan seksual biasanya terdiri dari
10% ucapan melecehkan, 10% intonasi yang menunjukkan lecehan, dan 80% tindakan fisik.
Maraknya kasus pelecehan sosial di Indonesia menjadi momok tersendiri bagi perempuan.
Pasalnya pelaku pelecehan seksual bisa berasal dari lingkungan keluarga atau dari kalangan terpandang
sekalipun. Perlu tindakan serius untuk menanganinya. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya
penanaman nilai pancasila dimulai dari dini terutama nilai kemanusiaan diharapkan dapat berhasil
mencegah bertambahnya kasus pelecehan seksual yang ada di Indonesia.
Walaupun secara umum wanita yang sering mendapat sorotan sebagai korban pelecehan seksual,
namun pelecehan seksual dapat menimpa siapa saja. Korban pelecehan seksual bisa jadi adalah laki-laki
ataupun perempuan. Korban bisa jadi adalah lawan jenis dari pelaku pelecehan ataupun berjenis kelamin
yang sama.

Pelecehan Seksual pada Anak Usia Dini.


Saat ini banyak kasus yang terjadi pada anak usia dini, yakni pelecehan seksual. Dari berita yang
ada beberapa pekan ini, sudah menunjukan bahwa angka pelecehan seksual pada anak sangat
memprihatinkan untuk kita dengar. Menurut survey yang ada didapatkan, bahwa angka kekerasan seksual
pada anak tiap tahunnya meningkat. Terlebih yang kita ketahui bahwa pelaku biasanya berasal dari keluarga
ataupun orang yang dekat dengan korban. Untuk itu, harus ada penanganan untuk kasus ini serta pentingnya
pengembalian keadaan psikis anak yang sehingga psikis anak yang menjadi korban tidak terganggu.
Pelecehan seksual pada anak biasanya terjadi dikarenakan adanya gangguan psikis pada pelaku seperti
pedofil ataupun ketidakpuasan terhadap gairah seksual yang tidak terkendali sehingga melampiaskannya
pada anak dibawah umur.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan memang menyukai anak dibawah umur (pedofil) ataupun
menganggap anak-anak adalah korban yang dapat diiming-imingi sesuatu yang dapat menyenangkanya
(coklat, permen, uang) agar tidak memberitahu pada siapapun kejadian pelecehan ini agar kejahatannya
tidak terbongkar.
Terdapat beberapa hal yang harus kita perhatikan terkait kasus pelecehan seksual pada anak usia
dini, yakni mengetahui secara jelas yang terjadi pada anak jika dilihat dengan adanya gejala-gejala
perubahan psikis anak serta penanganan untuk memulihkan keadaan psikis pasca pelecehan seksual dengan
ditanamkan nilai religi pada anak. Misalnya saja, orang tua harus mengetahui gejala apa saja yang
ditunjukkan pada anak jika mengalami pelecehan seperti perubahan sikap pada anak (ada yang
dirahasiakan), nyeri dibagian kemaluan ataupun memar di area kemaluan pada anak. Jika orang tua
menemukan gejala yang timbul, maka orang tua bisa menanyakan pada anak apa yang terjadi sehingga
dapat mengetahui informasi tentang siapa, bagaimana,kapan dan dimana peristiwa itu terjadi sehingga
orang tua dapat melaporkan kejadiankepada pihak yang berwajib. Untuk pemulihan pasca pelecehan dapat
berkonsultasi pada psikiater ataupun psikolog agar dapat memulihakan kepercayaan diri dari anak sehingga
dapat kembali beradaptasi seperti anak pada umumnya dan mencegah perilaku menyimpang lainnya yang
dapat dilakukan korban.
Pada kasus belum lama ini, pelaku pelecehan seksual pada anak di Sukabumi merupakan korban
pelecehan seksual pada masa kecilnya. Dari kasus ini, tidak menutup kemungkinan bahwa korban bisa
menjadi pelaku jika psikis pada korban tidak dibenahi juga kadang kala anak yang menjadi korban enggan
untuk bercerita tentang apa yang terjadi padanya sehingga ini merupakan salah satu faktor yang
menghambat sulitnya memberantas pelaku pelecehan seksual pada anak usia dini. Pada umumnya, pelaku
pelecehan membungkam korban agar tidak menceritakan pada siapapun tentang apa yang terjadi, sehingga
korban yang berusia dini ini takut untuk bercerita sehingga aksi pelaku tidak terbongkar. Namun, pemberian
pengertian pada anak agar jangan ada yang dirahasiakan antar orang tua dan anak sangat perlu sehingga
orang tua dapat mengontrol yang dilakukan ataupun siapa saja yang sedang dekat dengan anak.
Pelecehan pada anak usia dini harus segera dituntaskan, hal ini berkaitan dengan merusaknya metal
dan psikis anak Indonesia. Dari kasus ini juga menunjukan bahwa kurang bermoralnya pelaku tindak
kejahatan sehingga perlu adanya sangsi yang tegasuntuk pelaku agar pelaku jera sehingga angka pelecehan
skeks dapat berkurang. Pembinaan mental pada orang dewasa penting dilakukan agar dapat menamkan sika
pmelindungi anak-anak dari pelecehan seksual sehingga anak harusnya dilindungi bukan untuk memuaskan
nafsu semata. Pentingnya peran orang tua untuk memberikan pendidikan seks usia dini juga berpengaruh
agar anak tidak diam saja ketika bagian badannya dipegang ataupun dibelai orang lain. Orang tua juga harus
menumbuhkan sikap keterbukaan dengan anak sehingga tidak ada yang dirahasiakan tantang apa
yangdilakukan anak ataupun berteman dengan siapa saja.

Tantangan Penerapan Nilai Pancasila


Kasus pelecehan seksual sering terjadi salah satunya karena pelaku kurang memahami makna dari
dasar negara Indonesia yaitu pancasila. Nilai-nilai luhur yang tercantum dalam pancasila sangat diperlukan
untuk menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. Apabila pancasila dijadikan
sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari maka pelaku akan sadar bahwasannya hal yang
dilakukannya tersebut adalah salah dan melanggar salah satu sila pancasila yaitu sila kedua yang berbunyi
“kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Nilai kemanusiaan yang tercantum dalam pancasila mengajarkan untuk menjunjung tinggi harkat
dan martabat manusia serta berbuat adil terhadap sesama. Tidak berlaku semena-mena terhadap orang lain.
Oleh karena itu, pentingnya nilai pancasila terutama sila kedua sebagai pegangan dalam menangani kasus
pelecehan seksual.
Memberikan perlindungan hukum dan mendukung korban untuk bisa memberanikan diri apabila
kasus pelecehan seksual terjadi lagi. Harus ada lembaga sosial yang membantu korban untuk sembuh dari
trauma akibat dari kasus pelecehan seksual. Hal ini merupakan salah satu penerapan dari sila kedua
pancasila.
Perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak untuk menanggulangi kasus ini. Namun, hal yang
terpenting adalah mencegah kasus ini tidak terulang kembali dengan cara menerapkan nilai-nilai pancasila
mulai dari dini. Pentingnya pendidikan pancasila diterapkan mulai dari bangku sekolah dasar untuk
menanamkan butir-butir nilai pancasila. Selain itu, pentingnya pendidikan dini tentang kesehatan
reproduksi kepada anak-anak agar nantinya mereka dapat memahami sehingga mampu menolak kejadian
yang berkaitan dengan kekerasan seksual.
Dengan adanya kesadaran akan pentingnya penanaman nilai pancasila dimulai dari dini terutama
nilai kemanusiaan diharapkan dapat berhasil mencegah bertambahnya kasus pelecehan seksual yang ada di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai