dan Ekosentris meneruskan perluasan untuk mencapai perluasan etika ke tahap selanjutnya yang mencakup • KOMUNITAS BIOTIS dan EKOLOGIS dan keduanya mempunyai HAK UNTUK HIDUP • Muncul gerakan2 “Animal Liberation” dan Hak Azasi Alam yang akan menjadi agenda2 politik internasional • Alam (khususnya makhluk hidup) tidak bisa dikatakan sebagai pelaku moral tapi sebagai subjek moral yang menuntuk kewajiban dan tanggung jawab tertentu dari pelaku moral (manusia) • Atas dasar itu dapat dikatakan bahwa sebagai subjek moral, semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dihargai dan dijamin oleh pelaku moral, walaupun alam tidak punya tuntutan • Alam dapat dimanfaatkan asal sejauh memenuhi kebutuhan (keberlanjutan) • Menurut James A. Nash, salah satu argumentasi moral mengenai adanya hak azasi alam adalah: KONSEP Conatus esendi = adanya dorongan dan kecenderungan alamiah bahwa semua organisme hidup untuk bertahan hidup (walau abiotis tidak demikian, tapi abiotis penting sebagai pendukung biotis. Jadi perlu juga dijaga) • Alam mempunyai HAK LEGAL (hak yang diberikan, diakui, disahkan oleh hukum); HAK MORAL (hal yang dimiliki oleh pihak tertentu dan diakui sah berdasarkan prinsip moral) dan HAK AZASI (tuntutan atas sesuatu yang dimiliki dan dikuasai sejak semula) Deep Ecology Ekologi Dalam • Diperkenalkan oleh filsuf Norwegia ARNENAESS prinsipnya adalah semua bentuk Kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu Mempunyai hak untuk hidup, dan hak untuk berkembang . • Etika Ekologi Dalam/Etika EKOSENTRIS alam sebagai penyangga kehidupan, maka patut dihargai etika EKOSENTRIS etika lingkungan EKSTENSIONISME (KONSERVASI) Penekanan Deep Ecology • Manusia bagian dari alam o Menekankan hak hidup makhluk lain, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang o Prihatin jika alam diperlakukan sewenang-wenang o Kebijakan dan manajemen lingkungan bagi semua makhluk o Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai o Pentingnya melindungi KEHATI dan Budaya o Menghargai dan memelihara tata alam o Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem o Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem mengambil sambil memelihara Kearifan Tradisional • Kearifan Tradisional: Kembali ke Alam • = segala bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman/wawasan dan adat • kebiasaan/etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di • dalam komunitas ekologis (diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya • yang membentu pola perilaku manusia sehari- hari) Adolp Leopold – The land ethics: – Sesuatu dianggap benar apabila mengacu pada integritas, stabilitas dan keindahan komunitas biotik (A thing is right when it tends to preserve the integrity, stability, and beauty of the biotic community.) – Implementasinya sangat berkepentingan dengan budaya, etika, philosophi, scientific and legal aspects. – Nilai melibatkan gagasan dan integritas – mencakup: freedom, health, the whole, harmony, biodiversity, sustainability, life, morality, and scientific reality . • Kita melihat bahwa Biosentris dan Ekosentris telah sejak awal dipraktekan – masyarakat adat/tradisional (cara pandang manusia bagian integral dari alam, – serta perilaku penuh tanggung jawab, penuh sikap dan peduli pada keberlanjutan alam) Kearifan Tradisional: – a. Milik Komunitas – b. Berarti Pengetahuan Tradisional bagaimana hidup ekologis secara baik – c. Penekanan Holistik secara keseluruhan – d. Memakai segala aktifitasnya = aktifitas moral – e. Bersifat lokal Beberapa contoh kearifan tradisional • Adat Sasi: tradisi untuk membatasi kuota penangkapan, sebagai larangan untuk mengambil hasil sumber daya alam tertentu sebagai upaya pelestarian demi menjaga mutu dan populasi sumber daya hayati alam tersebut. Terdapat di Maluku Tengah, Papua (Raja Ampat), Buton Sulawesi Tenggara. • Tiyatiki: Mengatur Pola Menangkap Ikan. • Upacara tiyatiki adalah pelarangan selama beberapa waktu untuk menangkap ikan dan kebiasaan untuk menjaga serta melestarikan laut. • Tiyatiki, sampai saat ini masih dilakukan oleh suku Tepera, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura. Lubuk Larangan • tidak boleh menyakiti ikan, • tidak boleh mengambil ikan kecuali hari tertentu yang ditetapkan bersama, tidak boleh menganggu ikan, • tidak boleh berkata tidak baik (takabur) di sekitar lokasi lubuk larangan, dan tidak boleh berlaku tidak baik di sekitar lokasi lubuk larangan • Barang siapa yang tertangkap/ terbukti menangkap ikan/ udang di sungai atau dirawa memakai racun, tuba dan sentrum akan dibawa dalam pengadilan Ninik Mamak • (pengadilan adat). Pasal 2 berbunyi Dilarang menangkap/ mengambil ikan di lokasi lubuk larangan atau ikan • larangan kecuali sudah dibuka resmi dalam musyawarah Ninik Mamak (perangkat adat), apabila tertangkap/ • terbukti akan ditangkap oleh Dubalang (perangkat adat) dan disidangkan dalam pengadilan Ninik Mamak • (pengadilan adat Piagam Bumi
– Dibuat berdasarkan riset:
– Hukum internasional – Agama – Ilmu etika – Konservasi – Pembangunan berkelanjutan Piagam Bumi – Bumi rumah kita: “Umat manusia merupakan bagian alam semesta yang berkembang pesat. Bumi, rumah kita, hidup dengan sebuah komunitas kehidupan yang unik. Kekuatan alam menciptakan eksistensi kita sebagai petualangan yang penuh tuntutan dan ketidakpastian, namun Bumi telah menyediakan berbagai hal yang penting untuk evolusi kehidupan. Keuletan komunitas kehidupan dan kesejahteraan umat manusia bergantung pada terpeliharanya biosfer yang sehat dengan seluruh sistem ekologinya, beraneka ragamnya tumbuhan dan hewan, tanah yang subur, air murni dan udara yang bersih. Lingkungan hidup global dengan sumber dayanya yang terbatas merupakan kepedulian bersama seluruh manusia. Perlindungan terhadap vitalitas, keanekaragaman dan keindahan Bumi adalah sebuah tugas suci.” PRINSIP-PRINSIP PIAGAM BUMI www.piagambumi.org I. Menghormati dan memelihara komunitas kehidupan II. Keutuhan Ekologi III.Keadilan Sosial dan Ekonomi IV.Demokrasi, Anti Kekerasan, dan Perdamaian I. Menghormati dan memelihara komunitas kehidupan 1. Menghormati bumi dan kehidupan dalam keberagaman kehidupan di dalamnya 2. Memelihara Komunitas Kehidupan Dengan Pengertian, Kasih Sayang dan Cinta. 3. Membangun Masyarakat Demokratis yang Adil, Berperan Serta, Berkelanjutan dan Damai. 4. Mengamankan Kekayaan dan Keindahan Bumi untuk Generasi Sekarang dan Mendatang. II Keutuhan Ekologis 5. Melindungi dan Memulihkan Keutuhan Sistem Ekologis Bumi, Khususnya Keanekaragaman Hayati dan Proses-Proses Alami yang Menunjang Kehidupan. 6. Mencegah Kerusakan Sebagai Cara Terbaik dalam Melindungi Lingkungan dan, Bila Pengetahuan Terbatas, Diterapkan Pendekatan Kehatian-Hatian Secara Dini. 7. Mengadopsi pola produksi, konsumsi dan reproduksi yang menjaga kemampuan regenerasi Bumi, hak-hak asasi manusia dan kesejahteraan masyarakat. 8. Meningkatkan Studi Tentang Keberlanjutan Ekologi serta Memajukan Pertukaran yang Terbuka dan Penerapan Secara Meluas Pengetahuan yang Diperoleh dari Studi Tersebut. III. Keadilan Sosial dan Ekonomi 9. Memberantas Kemiskinan Sebagai Keharusan Etika, Sosial dan Lingkungan. 10.Menjamin bahwa seluruh aktivitas dan pranata ekonomi di segala tingkatan akan mendukung pengembangan manusia secara adil dan berkelanjutan. 11.Menegaskan Kesetaraan dan Keadilan Gender Sebagai Prasyarat Pembangunan Berkelanjutan dan Menjamin Akses Universal Terhadap Pendidikan, Pelayanan Kesehatan, dan Kesempatan Ekonomi. 12. Menjunjung tinggi hak untuk semua, tanpa perbedaan, demi terwujudnya lingkungan alam dan sosial yang mendukung martabat manusia, kesehatan fisik dan keseja hteraan spiritual, dengan perhatian khusus bagi hak-hakmasyarakat adat dan kelompok minoritas. IV. Demokrasi, Anti Kekerasan, dan Perdamaian 13.Memperkuat lembaga-lembaga demokrasi di setiap tingkatan, dan mengharuskan transparansi dan pertanggung-gugatan pada setiap kepemerintahan (governance), partisipasi terbuka dalam pengambilan keputusan dan akses terhadap keadilan. 14. Mengintegrasikan ke dalam pendidikan formal dan pembelajaran seumur hidup, pengetahuan, nilai-nilai dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup yang berkesinambungan. 15.Memperlakukan semua makhluk hidup dengan rasa hormat dan pengertian. 16.Memajukan budaya toleransi, anti kekerasan dan perdamaian. 15. Memperlakukan semua makhluk hidup dengan rasa hormat dan pengertian. a) Mencegah kekejaman terhadap hewan-hewan peliharaan dan melindungi mereka dari penderitaan. b) Melindungi binatang-binatang liar dari cara-cara perburuan, jebakan dan pancingan yang mengakibatkan penderitaan yang ekstrim, berkepanjangan dan terhindarkan. c) Menghindari atau menghapuskan segala kemungkinan pengambilan atau pengrusakan spesies-spesies yang tidak menjadi sasaran. 5. Melindungi dan Memulihkan Keutuhan Sistem Ekologis Bumi, Khususnya Keanekaragaman Hayati dan Proses-Proses Alami yang Menunjang Kehidupan. a) Mengadopsi pada semua tingkatan, rencana dan peraturan pembagunan yang berkelanjutan yang mengintegrasikan pelestarian dan pemulihan lingkungan pada semua prakarsa pembagunan. b) Membagun dan melindungi cagar biosfir dan alam yang dapat terus lestari, termasuk kawasan daratan dan laut, untuk melindungi sistem penunjangan kehidupan bumi, memopertahankan keanekaragaman hayati, dan memelihara warisan alam kita. c) Mengupayakan pemulihan spesies dan ekosisten yang terancam. 5 Melindungi dan Memulihkan Keutuhan Sistem Ekologis Bumi, Khususnya Keanekaragaman Hayati dan Proses-Proses Alami yang Menunjang Kehidupan. d) Mengontrol dan memberantas organisme bukan-asli atau organisme hasil rekayasa genetika yang berbahaya bagi spesies asli dan limgkungan, serta mencegah diperkenalkannya organisme- organisme berbahaya semacam itu. e) Mengelola pemanfaatan sumber daya yang terbarukan seperti air, tanah, hasil hutan, dan kehidupan laut dengan cara-cara yang tidak melampaui kecepatan beregenerasi dan yang melindungi kesehatan ekosistem.
f) Mengelola pengumpulan dan pemanfaatan sumber daya yang tidak
terbarukan seperti mineral, bahan bakar, dengan cara meminimalkan pengurasan sumber daya tersebut dan tidak menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius.