Anda di halaman 1dari 34

Aspek Hukum UU Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal


serta Perkembangannya

Jakarta,1 November 2022

Riyatno
Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal
Kementerian Investasi/BKPM

1
Outline

1 Aspek Hukum UU 25/2007 dan


Perkembangannya

2 Bidang Usaha Penanaman Modal

3 Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

2
1 Aspek Hukum UU 25/2007 dan
Perkembangannya

3
Definisi Penanaman Modal
(UU 25/2007 tentang Penanaman Modal)
Bentuk Penanaman Modal
(UU 25/2007 tentang Penanaman Modal)
Ketentuan Penanam Modal
(UU 25/2007 tentang Penanaman Modal)
Kategori Penanam Modal
(UU 25/2007 tentang Penanaman Modal)
Ketentuan Modal
(UU 25/2007 tentang Penanaman Modal)
Kategori Modal
(UU 25/2007 tentang Penanaman Modal)
Bentuk Badan Usaha dan Kedudukan
(UU 25/2007 tentang Penanaman Modal)
Bentuk Penanaman Modal Asing
(UU 25/2007 tentang Penanaman Modal)
Hak dan Kewajiban Penanam Modal
(UU 25/2007 tentang Penanaman Modal)
Ketentuan Penanaman Modal Pasca UU Cipta Kerja
(UU 25/2007 tentang Penanaman Modal)

1 Undang-Undang Penanaman Modal berlaku dan menjadi acuan utama bagi penanaman
modal di semua sektor di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Daftar Negatif Investasi berdasarkan Perpres 44/2016 diubah menjadi Bidang Usaha Penanaman Modal

2 berdasarkan Perpres 10/2021 sebagaimana telah diubah dengan Perpres 49/2021 yang terdiri atas 3
(tiga) lampiran yaitu: Lampiran I (Daftar Bidang Usaha Prioritas, Lampiran II (alokasi dan kemitraan K-
UMKM), dan Lampiran III (Bidang Usaha dengan Persyaratan)
oss.go.id

Bidang Usaha Tertutup untuk Penanaman Modal diatur dalam UU Cipta Kerja yang terdiri atas:
1. Budi daya/industri narkoba;
2. Segala bentuk perjudian;

3 3. Penangkapan spesies ikan yang tercantum dalam Appendix I CITES;


4. Pengambilan/pemanfaatan koral dari alam;
5. Industri senjata kimia;
6. Industri bahan kimia perusak ozon.
Ketentuan Perizinan Pasca UU Cipta Kerja
(UU 25/2007 tentang Penanaman Modal)

1 NSPK Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dalam OSS merupakan acuan tunggal bagi
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pelaku Usaha. (Pasal 21 ayat (2))

Sistem OSS wajib digunakan oleh K/L, Pemda, Administrator KEK, Badan Pengusahaan
2 Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) serta Pelaku Usaha. Proses
perizinan berusaha dilakukan dalam Sistem OSS yang disediakan oleh BKPM.
oss.go.id

Sistem OSS dibagi ke dalam 3 Subsistem, yaitu: 1) Subsistem Pelayanan Informasi;

3 2) Subsistem Perizinan Berusaha; 3) Subsistem Pengawasan


Sistem OSS berbasis risiko akan go-live diimplementasikan tanggal 2 Juni 2021
(Pasal 167)

Pengawasan secara terintegrasi dan terkoordinasi K/L, Pemda, KEK, KPBPB


4 melalui Sistem OSS.
(Pasal 211 ayat (1) dan Pasal 215 ayat (1))
2 Bidang Usaha Penanaman Modal

15
Pengaturan Bidang Usaha Penanaman Modal

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan penanaman modal


diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021.

Perpres 44/2016 Perpres 10/2021 sebagaimana telah


“Daftar Negatif Inventasi” diubah dengan Perpres 49/2021
“Bidang Usaha Penanaman Modal”

Lebih
515 Berdaya
Bidang Usaha Saing

Orientasi pembatasan Mendorong pengembangan


bidang usaha bidang usaha prioritas
Sumber: UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Pasal 77 Angka 2 16
Perbandingan Pengaturan Bidang Usaha Penanaman Modal

Perpres 10/2021 sebagaimana telah diubah


Perpres 44/2016
dengan Perpres 49/2021
“Daftar Negatif Inventasi”
“Bidang Usaha Penanaman Modal”
LAMPIRAN I
Daftar Bidang Usaha Tertutup untuk Daftar Bidang Usaha Prioritas
Penanaman Modal 246 Bidang Usaha
20 Bidang Usaha Berfasilitas Tax Holiday, Tax Allowance, dan
Investment Allowance

LAMPIRAN II
Daftar Bidang Usaha yang Dicadangkan Daftar Bidang Usaha yang Dialokasikan atau
atau Kemitraan dengan K-UMKM Kemitraan dengan K-UMKM
145 Bidang Usaha/KBLI 182 Bidang Usaha/KBLI dalam 106 Kelompok
Bidang Usaha
LAMPIRAN III
Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan
Persyaratan Tertentu Persyaratan Tertentu
350 Bidang Usaha 37 Bidang Usaha

17
Perbandingan Pengaturan Bidang Usaha Penanaman Modal

Perpres 10/2021 sebagaimana telah diubah


Perpres 44/2016
dengan Perpres 49/2021
“Daftar Negatif Inventasi”
“Bidang Usaha Penanaman Modal”
LAMPIRAN I
Daftar Bidang Usaha Tertutup untuk Daftar Bidang Usaha Prioritas
Penanaman Modal 246 Bidang Usaha
20 Bidang Usaha Berfasilitas Tax Holiday, Tax Allowance, dan
Investment Allowance

LAMPIRAN II
Daftar Bidang Usaha yang Dicadangkan Daftar Bidang Usaha yang Dialokasikan atau
atau Kemitraan dengan K-UMKM Kemitraan dengan K-UMKM
145 Bidang Usaha/KBLI 182 Bidang Usaha/KBLI dalam 106 Kelompok
Bidang Usaha
LAMPIRAN III
Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan
Persyaratan Tertentu Persyaratan Tertentu
350 Bidang Usaha 37 Bidang Usaha

18
Implementasi Perjanjian Investasi Internasional bagi PMA
Dalam Konteksi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

19
Beberapa Bidang usaha Preferensi yang diberikan kepada
Penanam Modal Asing

20
3 Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

21
Undang-Undang Cipta Kerja

disederhanakan menjadi
Dengan metode Omnibus Law, UU
79 Undang – Undang direvisi
Cipta
186 Pasal
dan 15 BAB
sekaligus hanya dengan satu UU
Cipta Kerja yang mengatur
Kerja
multisektor dalam UU CK

11 Klaster dalam UU Cipta Kerja


Peningkatan Ekosistem Investasi Investasi Pemerintah Pusat
Dukungan Riset dan Inovasi
dan Kegiatan Usaha dan Percepatan PSN

Perizinan Berusaha Pengadaan Lahan Administrasi Pemerintahan

Ketenagakerjaan Kawasan Ekonomi Pengenaan Sanksi

Dukungan Koperasi dan UMKM Kemudahan Berusaha

22
Peraturan Pelaksana UU Cipta Kerja

Peraturan Pelaksana yang terkait langsung dengan


Perizinan Berusaha:

1. PP No. 5/2021 tentang Penyelenggaran Perizinan


Berusaha Berbasis Risiko;
2. PP No. 6/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha di Daerah;
3. PP No. 7/2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan
Pemberdayaan K-UMKM; serta
4. Perpres No. 10/2021 tentang Bidang Usaha Penanaman
Modal sebagaimana telah diubah dengan Perpres
49/2021
23
Peluncuran OSS Berbasis Risiko
oleh Presiden RI pada 9 Agustus 2021

Cakupan 16 Sektor Perizinan Berusaha dan 18 Kementerian/Lembaga:

KEMENTERIAN
KEUANGAN

Kewenangan penerbitan perizinan berusaha di semua sektor dan fasilitas


penanaman modal (tax holiday, tax allowance, dan pembebasan bea
masuk) dilimpahkan kepada Kementerian Investasi/BKPM dan
24
penerbitannya melalui Sistem OSS.
Konsep Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Perizinan Berusaha Persyaratan dasar Perizinan Berusaha


Proses perizinan kegiatan berusaha diubah dari berbasis Mengintegrasikan & menyederhanakan sejumlah UU
izin ke risiko yang mengatur Persyaratan dasar Perizinan Berusaha

Sistem
OSS

Persetujuan Kesesuaian Kegiatan


Pemanfaatan Ruang
Lingkungan (KKPR)
(PL)

Persetujuan
Bangunan Gedung
(PBG) & Sertifikat
Laik Fungsi (SLF)

sesuai data per tanggal 23 Maret 2021


Penerbit Perizinan Berusaha
Seluruh perizinan berusaha (NIB, SS, dan Izin) atas sektor yang diatur dalam PP No. 5/2021 wajib diterbitkan melalui sistem OSS. Dalam
setiap perizinan berusaha tersebut akan dicantumkan nama penerbit sesuai kewenangannya, yaitu:

DPMPTSP
Provinsi
05
Atas nama Gubernur
Lembaga OSS untuk kegiatan usaha
yang menjadi
04 Badan
Atas nama K/L untuk kewenangan Pengusahaan
kegiatan usaha yang Pemerintah Provinsi 03 Administrator KPBPB
menjadi kewenangan KEK
Pemerintah Pusat 02 DPMPTSP Untuk kegiatan usaha
Untuk kegiatan usaha yang berlokasi di
Kab/Kota
yang berlokasi di KEK KPBPB
01
Atas nama Bupati/
Walikota untuk
kegiatan usaha yang
menjadi kewenangan
Pemerintah Kab/Kota

Khusus untuk NIB, diterbitkan oleh Lembaga OSS tanpa mengatasnamakan K/L . 26
Skala Usaha Pelaku Usaha
USAHA MIKRO USAHA KECIL USAHA MENENGAH USAHA BESAR

Lebih dari Rp 1 Miliar Lebih dari Rp 5 Miliar


UU Cipta Maksimal
sampai dengan sampai dengan Di atas Rp 10 Miliar
Kerja Rp 1 Miliar
Rp 5 Miliar Rp 10 Miliar

Sebelum Lebih dari Lebih dari


Maksimal
UU Cipta Rp 50 Juta sampai Rp 500 Juta sampai Di atas Rp 10 Miliar
Rp 50 Juta
Kerja dengan Rp 500 Juta dengan Rp 10 Miliar

UMK NON
UMK
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hanya dapat diusahakan oleh Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN), sementara usaha besar dapat diusahakan oleh
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau Penanaman Modal Asing (PMA).
Kategori Pelaku Usaha
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia

Untuk mempermudah pelaku usaha menentukan kategori Bidang


Usaha yang akan dikembangkan di Indonesia, pemerintah melalui
Badan Pusat Statistik (BPS) menyusun Klasifikasi Baku Lapangan Rekapitulasi KBLI dalam Sistem OSS
Usaha Indonesia (KBLI) sebagai panduan penentuan jenis

1.790
kegiatan usaha/bisnis.

Acuan yang berlaku saat ini sesuai dengan Peraturan BPS Nomor KBLI berdasarkan Peraturan BPS 2/2020
2 Tahun 2020 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(atau yang biasa disebut KBLI 2020). Sistem OSS 1.1
menggunkan KBLI 2017, sementara Sistem OSS Berbasis Risiko 1.349 353 88
menggunakan KBLI 2020. Terdapat penambahan 216 kode KBLI 5 KBLI pemerintah dan
KBLI berdasarkan KBLI tanpaK/L
digit dari KBLI 2017, sehingga total saat ini ada 1.790 kode KBLI. PP 5/2021 pembinatelah aktivitas lainnya
dipetakan
Kemeninves/ BKPM
KBLI adalah pengklasifikasian aktivitas/kegiatan ekonomi
Indonesia yang menghasilkan produk/output, baik berupa barang Total 1.702 KBLI
maupun jasa, berdasarkan lapangan usaha untuk memberikan
keseragaman konsep, definisi, dan klasifikasi lapangan usaha
dalam perkembangan dan pergeseran kegiatan ekonomi di
Indonesia.
Perbandingan Tahapan Proses Perizinan Berusaha di
Sstem OSS Berbasis Risiko dan di OSS 1.1

OSS Berbasis Risiko Validasi Penanaman Validasi Tata Ruang


Modal dan Basis Risiko dan Lingkungan Rendah
NIB
1 2 3
Data Pelaku Usaha/ Data Usaha Penerbitan PB Menengah Rendah
Hak Akses
Badan Usaha (KBLI, Lokasi, dsb) Berbasis Risiko NIB + SS

Menengah Tinggi
Integrasi dengan: Integrasi Persyaratan NIB + SS Terverifikasi
Kemendagri (Dukcapil), Dasar PB (Tata Ruang 4
Kemenkumham (AHU), dan Persetujuan Tinggi
Kemenkeu (DJP), Lingkungan) NIB + Izin (+ SS)
Kemenaker, dan BPJS

OSS 1.1
Sistem OSS
1 2 3 6 7 9
Hak Izin Usaha “Belum Efektif” Izin Usaha Izin Komersial/Operasional Izin Komersial/
NIB
Akses dengan Komitmen “Efektif” dengan Komitmen Operasional “Efektif”

4
Komitmen Prasarana: 5 8
Izin Lokasi Persyaratan Persyaratan
Izin Lingkungan Teknis Teknis
IMB dan SLF K/L/DPMPTSP
DPMPTSP K/L/DPMPTSP
Nomor Induk Berusaha (NIB)

Tanda Daftar
TDP Perusahaan
(TDP)

Angka Pengenal
API Impor (API-P/API-
U)

dahulu Nomor
Akses Induk
Kepabeanan
Setiap Pelaku Usaha Kepabeanan
hanya bisa memiliki (NIK)
1 NIB
Sistem OSS Berbasis Risiko

Sistem OSS wajib digunakan oleh Fitur dalam Sistem OSS


Pelaku Kementerian/ Pemerintah
KEK KPBPB
Informasi
Usaha Lembaga Daerah
Perizinan dan
UMK 18 K/L 34 Provinsi 19 KEK 5 KPBPB Fasilitas Berusaha
Non UMK 416 Kabupaten Pengawasan
98 Kota
Tampilan Sistem OSS Berbasis Risiko

Dapat diakses melalui laman:


https://oss.go.id/

Anda mungkin juga menyukai