Anda di halaman 1dari 5

dihitung konsentrasinya (delta =

adsorpsi)
- nilai hasil tes statik umumnya lebih
besar
- Core silinder dihancurkan → luas
area lebih besar

Dynamic test :
- Melalui coreflood
- Core disimpan di coreholder
- Injeksikan larutan surfaktan ke
SURFACTANT INJECTION dalam core
Untuk mencari surfaktan yg cocok → - Lalu mengecek konsentrasi
melakukan serangkaian tes (pd diagram setelah ditampung
alir) - Hasil adsorpsi lebih kecil dr static
test
Displacement mechanism:
Reduce surfactant adsorption →
menginjeksikan alkali yg akan dikonsumsi
batuan (sacrificing agent)

Semakin tinggi surface area → adsorpsi


semakin besar

Tidak ada hubungan surfactant retention


dengan RF → wettability alteration ttp
terjadi

Surfaktan dpt teradsorb ke batuan →


mengubah wettability (mekanisme
diharapkan)

Utk menurunkan IFT → teradsorb batuan


bukan mekanisme yg baik, surfaktan
TDS → total dissolved solid
hilang dan tidak maksimal
Rekomendasi paper: sandstone

berea core atau batuan dr lapangan (sulit


didapatkan) → menguji adsorbsi
Static test :
- pasir silika / batuan yg sdh
dihancurkan, larutan hasil filtrat
Pilot project surfaktan → banyak, tp yg
diclaim sbg surfaktan eor belum ada
(rokan)
Salinitas tinggi menyebabkan penurunan
viskositas jika dilarutkan pd kondisi brine
high salinity

Kenali asam → surfaktan saja, dilanjut


waterflood, hasil diinjeksikan tapi tidak
signifikan, light oil, viscosity dibawah air

Partially → masih terdapat gugus CONH2

→ macromolecule / giant molecule = berta



molecule besar (satuannya juta)

- Natural = diproduksi oleh bakteri,


atau tersedia di alam (naturally) →
polisakarida, selulosa, lignin
(dipohon dgn batang besar)
- Synthetic = polystyrene,
polyethylene, PVC, polyvinyl - Stabilitas naik saat hidrolisis
asteta, polyacryl amidex - Intolerant thdp salinity → memiliki
ion
- Insensitive thdp salinity dan
hardness

Salinitas terlalu tinggi → HPAM aja


Divalent ion dpt berekais dgn gugus
negatif
- Injeksi ASP, alkali baru surfaktan
- Ukuran slug 10-50% PV
\utk melihat apakah polymer dpt masuk ke
(tergantung keeokonomian)
pori2 batuan
- Dosing dilakukan dengan metering
pump
Polymer rawan degradasi
1. Memastikan derajat thickening /
kekentalan
2. Mudah larut pada air/brine =
terutama yg diinjeksikan, chemical
hrs cocok dgn injected water
3. Punya low degree retention akibat
adsropsi
Mechanical → dipaksa masuk ke tempat 4. Resistant to shear, chemical,
kecil, pemutusan ikatan krn bergesek dgn biological (dpt menyebabkan
benda lain degradasi
Thermal → pemutusan ikatan 5. Ekonomis
Chemical → degradasi krn ada moleklul
lain

Polymer → meningkatkan viskositas air


utk memperbaiki mobility ratio Setelah cocok, dilanjut dengan
laboratory test
Penggunaan polimer berbeda dgn
surfaktan → polymer satuannya masih
bpm
- Meningkatkan sweep eff
- Lebih murah dr surfaktan
- Urutan murah: alkali → polimer →
surfaktan
- Memperbaiki permeability,
menutup jalur dgn permeabilitas
rendah
Adsorpsi polimer: Polymer sensitif = dicampur sedikit
- Nonionic = polysaccharide, demi sedikit
PAM Slug → yg plg optimum adalah
- Ionic = HPAM → krn ada skenario:
electrostatic repulsion 1 PV waterflood
0.5 PV AF
0.5 PV SF
1 PV PF
PV x bulk volume x porosity
PV = slug → sejumlah volume tertentu
yg diinjeksikan ke dlm res

Gambaran sederhana micromodel,


Diinjeksikan air → foto diatas

Mobility → 1 fluida
Mobility ratio → perbandingan

ET = Ed x Ea x Ev

Polimer:
- Menstabilkan emulsi (jgn terlalu
stabil → emulsi terproduksi)
- Polimer tidak mempengaruhi
penurunan ift secara signifikan
→ polimer tidak ada di interface
antara minyak dan air

Apakah ada polimer yg bisa


Mechanical degradation →
menginfluence dlm menurunkan IFT?
diminimalisir dgn mengatur rate
→ ada polimer tertentu, HPAM secara
Economic → lebih ekonomis slug
studi dpt menginfluence penurunan
Alkaline → bisa continuous (murah)
IFT jika dicombine dgn surfaktan
Alkaline dan surfaktan dpt dicampur
→ ada polymeric surfactant dengan
tanpa treatment
molecular weight diantara surfaktan
dan polymer
- ASP → injeksi di mixture, harus
menghasilkan larutan yg clear
(homogen), tidak terbentuk 2
fasa atau endapan
- ASP flooding menggunakan
core yg cukup panjang → dpt
mengetahui sweep efficiency

1. Check TAN → jika rendah,


alkaline utk sacrificing agent
2. Visual test alkaline-oil
3. Setelah alkaline dpt membentuk
microemulsion, dilakukan phase
behaviour lg
4. Melakukan check ASP dengan
slug → ASP mixture
5. Campuran asp = konsentrasi
masing2 asp
6. Coreflooding = ditentukan dgn
simulasi

Laboratory Test:

Abis ini thermal injection

- Formulasi ASP ttp harus


menghasilkan IFT rendah
- Polymer compatibility → A dan
S saat dilarutkan dlm brine,
menjadi masalah jika ditambah
P → alkali dpt sbg ion yg
mengubah brine

Anda mungkin juga menyukai