Anda di halaman 1dari 33

STIMULASI SUMUR

MKK-D1025

By
Desi Kusrini, ST.MT

Teknik Perminyakan
Institut Teknologi Petroleum Balongan
2023
Bab 7
TAHAP PELAKSANAAN ACIDIZING
TAHAP PELAKSANAAN ACIDIZING

Matrix Acidizing
1. Pickling stage, membersihkan tubing agar asam mengalir
dengan lancar. Pickling biasanya menggunakan 5% HCl
dicampur dengan iron-control agent dan corrosion
inhibitor.
2. Preflush, bertujuan menghilangkan endapan organik dan
inorganik yang tedapat pada lubang sumur dan formasi,
juga mencegah timbulnya emulsi asam dengan minyak
pada saat asam diinjeksikan.
3. Acid Stage, bertujuan untuk menanggulangi kerusakan
formasi. asam yang digunakan biasanya 15-28% HCl
dengan volume 10-300 gal/ft.Umumnya membutuhkan 25-
150 gal/ft, tergantung dari kedalaman dimana terdapat
kerusakan dan porositas formasinya. Formasi dengan
porositas 10%, dibutuhkan 60 gal asam per feetnya untuk
mengisi pori yang jaraknya 5 feet dari lubang bor.
4. Overflush Stage, bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa
pengasaman dengan menempatkan asam di perforasi.
Umumnya menggunakan air sebagai overflush fluid. Untuk
sumur minyak, biasanya menggunakan diesel, untuk sumur gas
biasanya menggunakan gas nitrogen.
ACIDIZING
TAHAPAN
PREFLUSH
SPOTTING

AFTER FLUSH
 Acid Fracturing

1. Preflush, bertujuan untuk membuka rekahan awal


dan menurunkan temperatur disekitar rekahan.

Fluida preflush ini biasanya slightly gelled water.


 Acid Fracturing
2. Viscous acid Stage, bertujuan untuk membuat dan
memperbesar rekahan.

Asam yang digunakan biasanya berupa gel, emulsi,


dan foam.
 Acid Fracturing

3. Overflush, bertujuan untuk memindahkan asam dari lubang sumur


dan mendorong asam masuk ke dalam formasi.

Menambah jarak penetrasi saat viscous acid digunakan,

Overflush dalam jumlah besar akan sangat efektif dalam


menambah panjang rekahan.
ACID FRACTURING

TAHAPAN
FLUSH

PAD
MAIN FRACTURING ACID

AFTER FLUSH
Pengendapan Hasil Reaksi Asam

Endapan reaksi Kimia yang umum ditemui dan yang paling


merusak

Calcium Fluorida, CaF2

Colloidal Silica, Si(OH)2

Ferric Hydroxide, (Fe(OH)3

Asphaltene Sludge
Calcium Fluorida biasanya berasal dari hasil reaksi
antara HF debgan calcite

CaCO3 + 2HF CaF2 + H2O + CO2

Pengendapan CaF2 dapat dicegah jika dilakukan


pre-flush HCl yang cukup mendahului pengasaman HF/HCl
Pengendapan collosoidal silica merupakan proses
pengendapan sisa asam

Untuk menghindari terjadinya pengendapan maka


pada waktu pengasaman disarankan:

1. Injeksi asam dilakukan dengan laju injeksi tinggi

2. Sisa asam segera dikeluarkan setelah selesai pengasaman


 Ion Fe3+ bereaksi dengan sisa asam membentuk
Fe(OH)3 dan mengendap.

 Pengendapan Fe(OH)3 dapat dihindari dengan


menambahkan sequestering agent dalam asam
 Singgungan antara asam dengan minyak
dapat menghasilkan aspaltene sludge.

 Untuk pencegahannya perlu ditambahkan


surface active additive
 Sandstone dengan Calcite > 20% dapat
rusak jika diasam dengan mud acid.

 Formasi dengan kadar chlorite diatas 10%


dapat rusak karena HCl 15%.

 Clay di matrix lebih stabil dibandingkan


dengan yang ada di pori.
 Clay di matrix tidak menyebebkan
kerusakan formasi yang besar.

 Mineralogi batuan karbonat lebih sederhana


dibandingkan batupasir

 Jangan menggunakan HF didalam formasi


karbonat karena reaksi antara HF dengan Ca
akan mengendapkan CaF2.
Cleanup Additive
Cleanup Additive
Cleanup Additive adalah additive yang digunakan untuk
membersihkan asam, produk hasil reaksi asam, dan
material lain setelah pengasaman dari reservoir.
Cleanup Additive
Additive yang biasa digunakan dalam
pembersihan setelah acidizing yaitu gaseous
nitrogen, alcohol, atau surfactant.
Cleanup Additive
Alcohol dan surfactants berfungsi untuk menurunkan
tegangan permukaan antara asam dengan fluida formasi
sehingga mempercepat proses pembersihan.
Cleanup Additive
Fungsi utama dari nitrogen yaitu membantu mengangkat
fluida pengasaman keluar dari sumur ketika tekanan lubang
sumur berkurang.
EVALUASI
EVALUASI ACIDIZING
1. Berdasarkan Kurva IPR
EVALUASI ACIDIZING

2. Berdasarkan parameter laju produksi


3. Berdasarkan parameter produktivity index
0,007082 k h
PI  .
Bo μo ln (re )
rw

q
PI aktual 
Ps - Pwf

q
PI ideal 
Ps - Pwf  ΔP skin )
EVALUASI ACIDIZING

4. Berdasarkan parameter harga faktor skin

S > 0 = adanya kerusakan formasi di sekitar lubang sumur

S = 0 = Tidak terjadi kerusakan formasi disekitar lubang sumur

S < 0 = adanya perbaikan formasi di sekitar lubang sumur


EVALUASI ACIDIZING (Lanjutan)

5. Berdasarkan parameter efisiensi aliran (FE)


P * - Pwf - P skin
FE 
P * - Pwf

FE = 1 maka tidak ada kerusakan


FE < 1 maka ada kerusakan
FE > 1 maka ada perbaikan
PERBANDINGAN ACID FRACTURING

DENGAN HIDRAULIK FRACTURING


PERBANDINGAN PENGGUNAAN ACID FRACTURING ATAU
HYDRAULIC FRACTURING

ACID FRACTURING HYDRAULIC FRACTURING


 Formasi karbonat heterogen.  Formasi karbonat homogen (murni
 Formasi karbonat tersebut batugamping)
didominasi oleh rekahan  Daya larut HCl rendah (< 65-75%)
alami.  Reaksi asam lambat (dolomit dengan
 Permeabilitasnya baik tetapi temperatur rendah; < 150˚).
terdapat kerusakan formasi.  Batuannya tidak kompak atau
 Secara mekanik, rekahan tegangan untuk menutup rekahan
tersebut memang tidak sangat tinggi.
memerlukan proppant untuk  Permeabilitas sangat rendah dan
menutup rekahan. membutuhkan rekahan yang sangat
panjang.
KEUNTUNGAN
ACID FRACTURING HYDRAULIC FRACTURING
 Tidak perlu proppant  Koefisien kebocoran, bentuk rekahan
 Resiko kegagalan lebih kecil. dan konduktivitas rekahan lebih
 Resiko konsekuensi terjadinya mudah diestimasi atau diukur, karena
aliran balik proppant tidak ada. fluidanya tidak reaktif terhadap
batuan.
 Biaya lebih murah, terutama
pada sumur yang dalam.
 Pada formasi yang dalam dengan
high-closure-pressure yang tinggi,
 Sangat baik terutama pada proppant membentuk konduktivitas
formasi yang memiliki rekahan rekahan yang lebih baik.
alami.
KEKURANGAN
ACID FRACTURING HYDRAULIC FRACTURING
 Sulit mengontrol kebocoran  Pada formasi karbonat yang terdapat
asam didalam rekahan. banyak rekahan alami, HF sulit
diaplikasikan khususnya dalam
penempatan proppant.
 Biaya lebih mahal.
SCREENING
CRITERIA
MATRIX ACID FRACTURING HYDRAULIC
ACIDIZING FRACTURING
1. Dapat dilakukan 1. Hanya dapat 1. Dapat dilakukan di formasi
di formasi diapliklasikan pada karbonat (homogen/murni
karbonat dan formasi karbonat batugamping) dan
batupasir. (heterogen ataupun batupasir.
2. Dilakukan jika rekahan alami). 2. Daya larut HCl rendah (<
formasi 2. Permeabilitas alami kecil 65-75%)
mengalami dan terdapat kerusakan 3. Batuannya tidak kompak
kerusakan hanya formasi jauh dari lubang atau tegangan untuk
1-2 ft disekitar sumur. menutup rekahan sangat
lubang sumur. 3. Secara mekanik, rekahan tinggi sehingga perlu
3. Permeabilitas tersebut memang tidak pengganjal rekahan.
yang dihasilkan memerlukan proppant 4. Permeabilitas alami sangat
maksimal sama untuk menutup rekahan. rendah dan membutuhkan
dengan 4. Permeabilitas yang rekahan yang sangat
permeabilitas dihasilkan mampu panjang.
awal sebelum ada melebihi permeabilitas 5. Permeabilitas yang
kerusakan. awal sebelum ada dihasilkan mampu melebihi
kerusakan. permeabilitas awal sebelum
ada kerusakan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai