Anda di halaman 1dari 12

Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)

Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)


Submitted 01 November 2021, Reviewed 15 November 2021, Publish 30 November 2021

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDARISASI SARANA


DAN PRASARANA KERJA
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BANDUNG
(Studi Tentang Kendaraan Dinas Operasional )
Enung Khusufmawati1, Heru Nurasa2, Mohammad Benny Alexandri3

Universitas Padjadjaran Bandung, Indonesia1,2,3


E-mail: enungkhusufmawati@gmail.com

ABSTRAK
Pelaksanaan Kebijakan Standarisasi sarana dan prasarana kerja tentang
penggunaan KDO di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung terdapat banyak
permasalahan sehingga menjadi temuan BPK atas sebaran kendaraan dibanding
dengan jumlah pegawai yang berhak untuk memakai kendaraan tersebut. Tujuan
penelitian ini untuk menganalisis bagaimana implementasi kebijakan standarisasi
sarana dan prasarana kerja di Kabupaten Bandung (studi tentang penggunaan
KDO). Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan desain penelitian deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif. Dimana penulis berusaha mencari pemahaman terhadap
suatu objek dengan menggunakan teori yang ada akan dikembangkan dengan data
yang dikumpulkan. Model dari grindle dianggap relevan untuk dijadikan teori
penelitian dengan dua variable penting yang dapat mempengaruhi proses
implementasi yaitu isi kebijakan dan lingkungan implementasi dalam kaitannya
dengan Derajat Perubahan yang diinginkan masih banyak terkendala dengan
masih lemahnya sanksi yang diberikan kepada pelanggar aturan, sehingga perlu
ada penegasan dan perlunya pemahaman para implementor, ditambah dengan
penatausahaan KDO selama ini yang belum maksimal, terlepas dari semua usaha-
usaha penyelesaian permasalahan KDO ini faktor karakter pemimpin yang terlibat
dalam implementasi kebijakan ini masih dianggap kurang tegas sehingga terkesan
ada pembiaran dalam penatausahaan KDO selama ini, sehingga memunculkan
adanya bentuk ketidakpatuhan dari para implementor.

Kata Kunci: Temuan BPK atas Kendaraan Dinas Operasional.

ABSTRACT

Implementation of the Policy on Standardization of work facilities and


infrastructure regarding the use of KDO in the Bandung Regency Government,
there are many problems so that the BPK finds the distribution of vehicles
compared to the number of employees who are entitled to use these vehicles. The
purpose of this study is to analyze how the implementation of the policy of
standardization of work facilities and infrastructure in Bandung Regency (study on

Halaman | 713
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 01 November 2021, Reviewed 15 November 2021, Publish 30 November 2021

the use of KDO). The method in this study uses a qualitative research method with
a descriptive research design and tends to use an inductive approach to analysis.
Where the author tries to find an understanding of an object by using the existing
theory will be developed with the data collected. The model from Grindle is
considered relevant to be used as a research theory with two important variables
that can affect the implementation process, namely the content of the policy and the
implementation environment in relation to the desired degree of change.
understanding of the implementors, coupled with the administration of KDO so far
that has not been maximized, despite all these efforts to resolve the KDO problem,
the character factor of the leader involved in implementing this policy is still
considered to be less firm so that it seems that there has been omission in KDO
administration so far, thus giving rise to the existence of form of non-compliance
from the implementers.

Keywords: BPK findings on Operational Service Vehicles.

PENDAHULUAN guna pencapaian tujuan secara efisien


Di dalam melaksanakan peraturan dan efektif. Tanpa adanya kendaraan
perundang-undangan Pegawai Negeri dinas operasional, pemerintah dalam hal
Sipil sebagai unsur aparatur negara, ini sebagai pelayan masyarakat akan
abdi negara dan juga abdi masyarakat lambat atau kurang responsif dalam
mereka dituntut untuk dapat melayani kebutuhan masyarakat. Oleh
melaksanakan tugasnya dengan baik, karenanya kendaraan dinas operasional
sehingga Pegawai Negeri Sipil dapat dikatakan sebagai salah satu sarana
memusatkan segala perhatian dan penunjang yang penting dalam tugas
pikiran serta dapat mengerahkan segala penyelenggaraan pemerintahan.
daya upaya dan tenaganya untuk Dengan demikian pemanfaatan
menyelenggarakan tugas pemerintahan kendaraan dinas yang merupakan
dan pembangunan secara berdaya guna barang milik daerah benar-benar akan
dan berhasil guna dalam melaksanakan menghemat waktu, biaya dan tenaga
tugas pokok dan fungsinya. dalam melayani masyarakat.
Penyelenggaraan pemerintahan Sesuai dengan diterbitkannya
daerah yang efektif dan efisien sangat Peraturan Bupati Kabupaten Bandung
membutuhkan tersedianya sarana dan Nomor 51 tahun 2016 Tentang
prasarana kerja yang memadai yang Standarisasi Sarana dan Prasarana
terkelola dengan baik dan efisien, Kerja, yang terdapat pada pasal 4
berupa penggunaan Kendaraan Dinas meliputi: Ruangan kantor,
Operasional Roda 4 (empat) dan Roda Perlengkapan dan peralatan kantor,
2 (dua) sebagai sarana penunjang dalam Rumah dinas, dan Kendaraan dinas
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dalam hal kendaraan dinas
Kendaraan dinas operasional operasional sesuai dengan ketentuan
merupakan pendukung seluruh kegiatan dalam Pasal 15 ayat 1(satu) Kendaraan

Halaman | 714
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 01 November 2021, Reviewed 15 November 2021, Publish 30 November 2021

operasional dinas sebagaimana berhak untuk menggunakan kendaraan


dimaksud dalam Pasal 12 huruf c, dinas tersebut.
disediakan dan dipergunakan untuk Atas temuan BPK mengenai
kegiatan operasional kedinasan. Ayat 2 sebaran kendaraan Dinas operasional
(dua) kendaraan operasional dinas yang melebihi target dari yang sudah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan yakni tiga kali lipatnya dan
diperuntukkan bagi Pejabat Eselon III juga permasalahan lainnya memecut
dan Pejabat Eselon IV. pemerintah daerah untuk melakukan
Karena kendaraan dinas upaya-upaya penertiban. Tindak lanjut
operasional ini merupakan Barang dari hasil temuan BPK ini direspon
Milik Daerah (BMD) yang dibeli atau dengan adanya upaya dari BKAD untuk
diperoleh atas beban anggaran melakukan penertiban atau
pendapatan dan belanja daerah atau juga penghapusan kendaraan dinas yang
berasal dari perolehan lainnya yang sah, sudah tidak layak beroperasi atau rusak
maka pengelolaan dan penggunaannya berat. Pemerintah Daerah merespon
harus selalu dilaporkan secara dengan mengeluarkan Keputusan
transparan dan akuntabel. Bupati Bandung Nomor : 024/Kep.501-
Termasuk salah satunya data BKAD/2019 Tentang Pembentukan
kendaraan dinas operasional di Tim Penertiban kendaraan
lingkungan Pemerintah Kabupaten Dinas/Operasional Milik Pemerintah
Bandung yang menjadi sorotan. Kabupaten Bandung, dan juga
Kelebihan sebaran kendaraan dinas mengeluarkan Keputusan Bupati
operasional di lingkungan Pemerintah Bandung Nomor 024/Kep.726-
Daerah Kabupaten Bandung BKAD/2019 Tentang Penghentian
menunjukan indikasi adanya Penggunaan kendaraan Dinas Milik
penyimpangan atau ketidaktepatgunaan Pemerintah kabupaten Bandung.
sasaran. Untuk lebih jelasnya data Fenomena ini membuktikan
sebaran kendaraan dinas operasional bahwa implementasi kebijakan pada
Pemerintah Daerah Kabupaten pelaksanaanya di lapangan tidak selalu
Bandung, berdasarkan temuan BPK sesuai antara peraturan ideal dan
pada tahun 2018. Berdasarkan temuan kenyataan di lapangan. Selalu ada celah
BPK maka terdapat jumlah kendaraan kelalaian/pengabaian baik yang
dinas yang tersebar di OPD (Organisasi disengaja ataupun tidak disengaja yang
Perangkat Daerah) melebihi ketentuan menyebabkan pemerintah daerah yang
yang seharusnya berdasarkan peraturan berwenang harus selalu ketat dalam
yang berlaku, sehingga dapat diketahui melakukan pengawasan.
kelebihan kendaraan roda 4 (empat) Maka berdasarkan permasalahan
sebanyak 415 unit dan roda 2 (dua) diatas Model Implementasi yang akan
sebanyak 1.082 unit dibanding dengan dipilih dalam penelitian ini adalah
jumlah pejabat atau pegawai yang Model Grindle, Menurut Merilee S.

Halaman | 715
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 01 November 2021, Reviewed 15 November 2021, Publish 30 November 2021

Grindle (Subarsono, 2005: 93) terdapat untuk melaksanakan suatu program


dua variabel besar yang mempengaruhi yang telah ditetapkan serta
implementasi kebijakan, yaitu isi menimbulkan ketaatan pada diri
kebijakan (content of policy) dan kelompok sasaran, melainkan pula
lingkungan implementasi (context of menyangkut jaringan kekuatan politik,
implementation). ekonomi, dan sosial yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat
KAJIAN PUSTAKA mempengaruhi segala pihak yang
Kebijakan Publik terlibat, sekalipun dalam hal ini dampak
Kebijakan merupakan suatu arah yang diharapkan ataupun yang tidak
tindakan yang mempunyai maksud yang diharapkan.
ditetapkan oleh seorang aktor atau Model Implementasi Kebijakan
sejumlah aktor dalam mengatasi suatu Publik
masalah atau suatu persoalan. Keberhasilan implementasi
Kemudian Dalam melaksanakan agenda kebijakan akan ditentukan oleh banyak
dari suatu pemerintahan, maka variabel atau faktor dan kemudian
diperlukan sebuah program yang masing-masing variabel tersebut saling
mampu diterapkan dan dilaksanakan berhubungan satu sama lain sehingga
dalam kehidupan bernegara. Agenda keberhasilan implementasi kebijakan
tersebut juga harus dapat menghasilkan sangat ditentukan oleh model
sebuah gagasan yang kemudian menjadi implementasi yang mampu menjamin
sebuah program yang dapat kompleksitas masalah yang akan
dilaksanakan oleh para stakeholder diselesaikan melalui kebijakan tertentu.
yang terlibat, dan pada akhirnya Model implementasi kebijakan ini
program itu dapat meningkatkan tentunya diharapkan merupakan model
kesejahteraan masyarakat, Yang yang semakin operasional sehingga
dimaksud dengan agenda publik mampu menjelaskan hubungan
tersebut adalah kebijakan publik. kausalitas antar variabel yang terkait
Implementasi Kebijakan Publik dengan kebijakan (Wahab, 2008:70).
Implementasi kebijakan 1. Model Donald Van Meter dan
merupakan salah satu tahap penting Carl Van Horn
yang berpengaruh terhadap Van Meter dan Van horn
keberhasilan suatu kebijakan dalam mengemukakan beberapa hal yang
memecahkan persoalan-persoalan dapat mempengaruhi keberhasilan suatu
publik. Berdasarkan beberapa implementasi yang disebut dengan A
pandangan diatas dapat dikatakan Model of The Policy Implementation,
bahwa suatu proses implementasi yaitu:
kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya 1. Ukuran dan tujuan kebijakan
menyangkut perilaku badan-badan 2. Sumber-sumber kebijakan
administratif yang bertanggung jawab

Halaman | 716
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 01 November 2021, Reviewed 15 November 2021, Publish 30 November 2021

3. Ciri-ciri atau sifat ➢ Hasil kerja lebih berkualitas serta


Badan/Instansi pelaksana terjamin.
4. Komunikasi antar organisasi
terkait dengan kegiatan- Dapat lebih sederhana atau
kegiatan pelaksanaan memudahkan dalam gerak para
5. Sikap para pelaksana, dan pengguna atau pelaku.
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial Membuat ketetapan susunan
dan Politik (Meter dan Horn stabilitas pekerja lebih terjamin.
dalam Wahab, 2008:79) Dapat menimbulkan rasa
2. Model Merilee S. Grindle kenyamanan bagi orang-orang yang
Model yang akan peneliti gunakan berkepentingan.
dalam penelitian ini adalah model Penggunaan Kendaraan Dinas
implementasi kebijakan dari Merilee S. Salah satu sarana penunjang yang
Grindle. Menurut Merilee S. Grindle diberikan oleh pemerintah daerah
(Subarsono, 2005: 93) terdapat dua kepada aparaturnya yaitu kendaraan
variabel besar yang mempengaruhi dinas. Adapun pengertian kendaraan
implementasi kebijakan, yaitu isi dinas menurut Peraturan Bupati No.51
kebijakan (content of policy) dan Tahun 2016 tentang Standarisasi
lingkungan implementasi (context of Sarana dan Prasarana Kerja
implementation). Pemerintahan Daerah adalah sebagai
Pengertian Standarisasi Sarana berikut:
dan “Kendaraan dinas merupakan
Prasarana kendaraan milik pemerintah daerah
Dari pengertian sarana yang di yang dipergunakan hanya untuk
katakan Moenir tersebut jelas memberi kepentingan dinas, terdiri atas
petunjuk sarana merupakan seperangkat kendaraan perorangan dinas, kendaraan
alat yang digunakan dalam suatu proses dinas operasional.
kegiatan baik alat tersebut. Sementara
prasarana adalah peralatan pembantu Penelitian Terdahulu
atau juga peralatan utama, dan kedua Berdasarkan hasil penelusuran
alat tersebut berfungsi untuk Penulis, terdapat jurnal penelitian yang
mewujudkan suatu tujuan yang ingin di berkaitan dengan topik kendaraan dinas
capai. operasional sudah pernah dilakukan
Fungsi Sarana dan Prasarana oleh beberapa peneliti sebelumnya. Ada
Berikut adalah fungsi utama yang menyorotinya dari aspek
sarana dan prasarana, yaitu : pengawasan, kajian hukum,
➢ Dapat mempercepat proses Implementasi kebijakan, dan
pelaksanaan pekerjaan sehingga pengelolaan inventaris barang milik
mampu menghemat waktu. daerah. Yang pertama ditulis oleh Rudy
➢ Serta meningkatkan produktivitas Kurniawan pada tahun 2015 Jurnal
baik barang maupun jasa. tersebut menjelaskan bahwa Masih

Halaman | 717
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 01 November 2021, Reviewed 15 November 2021, Publish 30 November 2021

banyak mobil dinas yang digunakan berjalan dan menyuguhkan apa adanya
oleh PNS daerah untuk keperluan fakta di lapangan.
pribadi, Pengelolaan Barang Milik
Daerah masih belum maksimal, HASIL DAN PEMBAHASAN
Kurangnya personil yang melakukan Implementasi Kebijakan
pengawasan, Kurangnya koordinasi Standarisasi Sarana dan Prasarana
Kerja (Studi tentang Kendaraan
antara dinas daerah dalam melaporkan
Dinas Operasional)
terjadinya penyalahgunaan mobil dinas Hasil penelitian ini akan dibahas
oleh PNS daerah. dengan merujuk dua variable besar,
Kerangka Pemikiran yaitu: isi kebijakan (Content of Policy)
Peneliti menggunakan teori dan lingkungan implementasi (Context
Merilee S. Grindle untuk mengetahui of Implementation) dari Merilee S.
dan menganalisis faktor-faktor yang Grindle (1980). 4.3. Isi Kebijakan
berpengaruh dalam implementasi (Content of Policy) Menurut Grindle
kebijakan. Baik dari segi isi kebijakan (1980), isi kebijakan atau program akan
yang memuat kepentingan kelompok berpengaruh pada tingkat keberhasilan
sasaran, manfaat yang diterima, implementasi.
perubahan yang diinginkan, ketepatan Interest Affected (Kepentingan-
sebuah program, pelaksana-pelaksana Kepentingan yang Mempengaruhi)
program (implementor) dan sumber Interest Affected dalam hal ini
daya program. Dan dari segi lingkungan adalah berkaitan dengan kepentingan-
memuat kekuasaan, minat, dan strategi kepentingan yang mempengaruhi suatu
dari aktor yang terlibat, karakteristik implementasi kebijakan. Menurut
institusi & rejim yang sedang berkuasa, Grindle (1980: 8) sejauhmana kebijakan
dan tingkat kepatuhan dan responsivitas yang dibuat memiliki peluang adanya
kelompok sasaran. perubahan dalam hubungan sosial,
politik dan ekonomi di masyarakat.
METODE Indikator ini berargumen bahwa suatu
Digunakannya metode kualitatif kebijakan dalam pelaksanaannya pasti
analisis deskriptif, dimaksudkan untuk melibatkan banyak kepentingan, dan
membuat deskripsi, gambaran secara sejauh mana kepentingan tersebut
sistematis, faktual, dan akurat mengenai membawa pengaruh terhadap
suatu objek, suatu kondisi pada masa implementasinya
sekarang serta hubungan antar Maka dengan dibentuknya Tim
fenomena yang diselidiki. Pendekatan Penertiban KDO Milik Pemerintah
kualitatif yang bersifat deskriptif Kabupaten Bandung Nomor :
bertujuan untuk mengungkap fakta, 024/Kep.501-BKAD/2019 pada tanggal
keadaan, fenomena, variabel dan 30 Agustus 2019 sebagai bentuk
keadaan yang terjadi saat penelitian, keseriusan Pemerintah Kabupaten
Bandung untuk menyelesaikan

Halaman | 718
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 01 November 2021, Reviewed 15 November 2021, Publish 30 November 2021

permasalahan KDO ini dengan tugas dihapus, dalam rangka efektifitas dan
sebagai berikut : efisiensi anggaran.
a. Merumuskan kebijakan dan strategi 2) Manfaat pengadaan KDO
percepatan inventarisasi, Berdasarkan pemahaman diatas
pengamanan dan penertiban maka dapat kita simpulkan bahwa
penggunaan KDO pada Perangkat sebaran kendaraan yang terjadi di setiap
Daerah; OPD tidak sepenuhnya merupakan
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan suatu pelanggaran, tetapi mungkin
inventarisasi yang dilakukan oleh peraturan yang ada kurang
Perangkat Daerah; mengakomodir kebutuhan setiap OPD
c. Melakukan monitoring terhadap yang berbeda tufoksinya. Pemahaman
pelaksanaan inventarisasi yang BPK selama ini hanya berfokus
dilakukan oleh Perangkat Daerah; kedalam sebaran kendaraan dilihat dari
d. Melakukan verifikasi dan penertiban jumlah pegawai yang berhak memakai
penggunaan KDO; kendaraan dibanding dengan jumlah
e. Menetapkan dan melakukan kendaraan yang ada, tanpa melihat
langkah-langkah penyelesaian kedalaman dari penggunaan kendaraan
permasalahan dalam rangka tersebut.
penertiban dan pengamanan KDO Extent of Change Envision (Derajat
milik Pemerintah Kabupaten Perubahan yang Diinginkan)
Bandung. Perubahan dari penerima manfaat
program dapat sangat dipengaruhi oleh
Type of benefits (Tipe Manfaat) jenis program yang dirancang untuk
Suatu kebijakan dibuat harus mencapai tujuan. Semakin luas dan
dapat memberikan manfaat, berdampak besar perubahan yang diinginkan
positif dan dapat merubah ke arah yang melalui kebijakan tersebut, biasanya
lebih baik serta dapat memberikan akan semakin sulit dilaksanakan.
solusi atas permasalahan yang ada di Penertiban lain menjadi sasaran
masyarakat. adalah masalah pengembalian
1) Manfaat Penertiban kendaraan dinas. Sesuai dengan
Salahsatu upaya yang bisa imbauan terdapat dalam Surat Edaran
dilakukan adalah proses penghapusan, Bupati 024/1680/BKAD/2019
proses ini sebagai upaya membebaskan menyebutkan bahwa kendaraan
pengguna dan/atau pengelola dari dinas/operasional tidak boleh
tanggung jawab administrasi dan fisik dipindahtangankan kepada pihak lain
atas barang yang berada dalam dan apabila yang bersangkutan pindah
penguasaannya (mengurangi beban). ke instansi lain maka kendaraan tersebut
dari segi daya gunanya sangat kurang, harus segera diserahkan kepada Pejabat
dapat dilakukan penghapusan. Jadi asset Penatausahaan BMD.
yang sudah tidak layak pakai sebaiknya

Halaman | 719
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 01 November 2021, Reviewed 15 November 2021, Publish 30 November 2021

Penggunaan KDO oleh pihak untuk keberhasilan implementasi


pegawai yang tidak berhak dan tidak kebijakan ini.
sesuai dengan peruntukannya agar Dengan adanya penambahan
dilakukan teguran tertulis kepada pasal 16 A tersebut semoga bisa
pemegang/pemakainya untuk menjadi memenuhi/mengakomodir
mengembalikan kendaraan dinasnya staf/pegawai yang membutuhkan
dan bilamana tidak diindahkan dapat kendaraan dinas operasional lapangan
dilakukan penarikan. yang beban kerjanya memang lebih
Site of Decision Making (Letak mobile. Sehingga pelayanan
Pengambilan Keputusan) operasional lapangan bisa dijalankan
Pengambilan keputusan dalam lebih maksimal.
suatu kebijakan memegang peranan Resources Committed (Sumber Daya
penting dalam pelaksanaan suatu yang Digunakan)
kebijakan, dimana letak pengambil Bahwa keberhasilan
keputusan dari suatu kebijakan yang implementasi suatu kebijakan salah
akan diimplementasikan. Apakah letak satunya ditentukan oleh sumber daya
sebuah kebijakan sudah tepat. yang tersedia. Sumber Daya ini berupa
Penatausahaan dan pengelolaan tenaga kerja, keahlian, anggaran,
BMD yang lebih baik lagi menjadi PR sarana. Manakala pelaksana program
kita terus menerus melihat BMD yang memiliki kemampuan dan dukungan
dalam kondisi rusak berat terus yang dibutuhkan oleh kebijakan, maka
meningkat setiap tahunnya. Dalam hal tingkat keberhasilannya juga akan
kelebihan sebaran kendaraan dinas tinggi.
operasional di lingkungan Pemerintah4.4 LINGKUNGAN IMPLEMENTASI
Daerah Kabupaten Bandung (CONTEXT OF IMPLEMENTATION)
menunjukan indikasi adanya
1) Power, Interest, and Strategy of Actor
penyimpangan atau ketidaktepatgunaan Involved (Kekuatan, Kepentingan-
sasaran. Dengan begitu, maka upaya Kepentingan, dan Strategi dari
penertiban penggunaan KDO, Aktor yang Terlibat)
pemberlakuan kuota, dan penghentian Pada fase implementasi,
sementara/moratorium pengadaan KDO kekuasaan, kepentingan aktor akan
Tahun 2019 dan 2020 menjadi tepat sangat mempengaruhi pencapaian
dilakukan. tujuan yang diinginkan. Implementor
Program Implementer (Pelaksana dalam hal ini akan menjadi pihak yang
Program) paling potensial untuk dipengaruhi dan
Dalam hal program implementer mempengaruhi proses implementasi.
(Pelaksana Program) melihat apakah Kekuasaan kepentingan dan strategi
sebuah kebijakan telah menyebutkan aktor yang terlibat cukup jelas terlihat
implementornya dengan rinci. aspek melalui rangkaian kegiatan yang terjadi
pelaksana memiliki kedudukan penting di lapangan. Meskipun belum dapat

Halaman | 720
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 01 November 2021, Reviewed 15 November 2021, Publish 30 November 2021

digambarkan secara keseluruhan, akan menjadi implementor program tersebut,


tetapi masing-masing pihak baik mengenai keberpihakan
menunjukan kepentingannya melalui penguasa/lembaga pelaksana maupun
tindakan yang dilakukan oleh masing- mengenai gaya kepemimpinannya.
masing aktor kepentingan. Jika dilihat dari tindakan
Carut marut permasalahan Pemerintah daerah yang baru
KDO yang sudah diungkapkan di muka. mempunyai inisiatif sekarang-sekarang
Seperti sebaran KDO yang tidak sesuai ini setelah munculnya temuan BPK,
ketentuan, tidak diketahui maka bisa dilihat Pemerintah seolah
keberadaannya, dikuasai pihak asing, melakukan pembiaran, lemah, dan
dipinjampakaikan tanpa batas waktu bergerak lambat.
sehinngga pemerintah kesulitan untuk Tidak ada ketegasan dan
melakukan penarikan. Pemerintah lemahnya pengawasan menjadi corak
seolah tertidur dan tidak melakukan kepemimpinan saat ini. Dalam hal
strategi apa-apa, tidak punya kekuatan, pengamanan aset daerah, terbukti masih
tidak ada kontrol hingga sampai banyak yang perlu penataan yang lebih
akhirnya permasalahan KDO ini baik lagi. Butuh keseriusan dalam
memasuki fase kritis. penanganannya. Seperti yang dikatakan
Penegakkan hukum dan aturan Kabid Pengelola BMD-BKAD, Kalau
berlaku menjadi harga mati dalam mau tegas itu masih bisa tertib. Harus
upaya perbaikan penataan KDO ini. full power. Kalau kata pimpinan harus
Kesemrawutan penataan dan salah A ya A begitu harusnya. Karena
kaprah sudah terpampang jelas di depan pengaruh besarnya itu adalah
mata. Tidak ada jalan lain untuk ketegasan/kebijakan dari masing-
menyelamatkan selain kita harus masing pimpinan. Itu akan
konsisten terhadap aturan yang dibuat mempengaruhi ke bawahnya.
agar penggunaan KDO ini kembali ke 2) Compliance and Responsiveness
jalurnya/sesuai tracknya. (Tingkat Kepatuhan dan Adanya
Institution and Regime Characteristic Respon dari Pelaksana)
(Karakteristik Lembaga/rezim yang Grindel (1980) mengungkapkan
sedang berkuasa) bahwa implementor harus mempunyai
Implementasi suatu program tentu daya tanggap dan tetap konsisten untuk
akan mendatangkan konflik pada mencapai tujuan yang tertuang dalam
kelompok-kelompok yang kebijakan yang telah dibuat.
kepentingannya dipengaruhi. Fenomena ini membuktikan
Penyelesaian konflik akan menentukan bahwa implementasi kebijakan pada
“who gets what” atau “siapa pelaksanaanya di lapangan tidak selalu
mendapatkan apa”; dapat menjadi sesuai antara peraturan ideal dan
petunjuk tak langsung mengenai ciri- kenyataan di lapangan. Selalu ada celah
ciri penguasa atau lembaga yang kelalaian/pengabaian baik yang

Halaman | 721
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 01 November 2021, Reviewed 15 November 2021, Publish 30 November 2021

disengaja ataupun tidak disengaja yang tercapai dengan semestinya. Hal ini
menyebabkan pemerintah daerah yang disebabkan karena dalam isi kebijakan
berwenang harus selalu ketat dalam yakni dalam kaitannya dengan Derajat
melakukan pengawasan. Perubahan yang diinginkan masih
Jadi pada intinya dibutuhkan banyak terkendala dengan masih
komitmen dari semua stakeholder, lemahnya sanksi yang diberikan kepada
karena sebuah kebijakan tidak akan pelanggar aturan, sehingga perlu ada
berjalan dengan baik apabila orang- penegasan dan perlunya pemahaman
orang yang terkait didalamnya tidak para implementor, ditambah dengan
mematuhi/menjalankan kebijakan penatausahaan KDO selama ini yang
tersebut sesuai dengan aturan yang belum maksimal.
berlaku, maka dibutuhkan kesadaran Kemudian dilihat dari lingkungan
yang tinggi bukan ego sektoral maupun implementasi dengan adanya kekuatan
mementingkan kepentingan kelompok dan kepentingan akan mempertahankan
tertentu saja. status WTP ini pemerintah Kabupaten
Bandung banyak melakukan strategi-
KESIMPULAN strategi untuk dapat menyelesaikan
Secara umum implementasi semua permasalahan KDO, namun
kebijakan Standarisasi Sarana dan terlepas dari semua usaha-usaha
Prasarana Kerja di lingkungan penyelesaian permasalahan KDO ini
Pemerintah Kabupaten Bandung (Studi faktor karakter pemimpin yang terlibat
tentang penggunaan KDO) berdasarkan dalam implementasi kebijakan ini masih
perspektif Grindle masih terdapat dianggap kurang tegas sehingga
beberapa kendala dalam terkesan ada pembiaran dalam
pelaksanaannya. Harapan besar dengan penatausahaan KDO selama ini,
adanya kebijakan ini akan memberikan sehingga memunculkan adanya bentuk
solusi dan alternatif atas berbagai ketidakpatuhan dari para implementor.
permasalahan yang terjadi dalam
penggunan KDO di lingkungan DAFTAR PUSTAKA
Pemerintahan Kabupaten Bandung dan Abdullah, M. Syukur. (1988).
apa yang menjadi temuan dari BPK-RI Perkembangan Studi
dapat terselesaikan dengan baik Implementasi. Jakarta: Lembaga
sehingga status WTP (Wajar Tanpa Administrasi Negara RI
Pengecualian) dapat dipertahankan oleh
Kabupaten Bandung. Tujuan akhirnya Agustino, Leo. (2006). Dasar-Dasar
adalah dapat mewujudkan kebijakan Kebijakan Publik. Bandung: CV.
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Alfabeta.
khususnya dalam penggunaan KDO
(Kendaraan Dinas Operasional).
meskipun tujuan dimaksud belum dapat

Halaman | 722
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 01 November 2021, Reviewed 15 November 2021, Publish 30 November 2021

Anggara, Sahya. (2018). Kebijakan Hoogerwarf, H. (1983). Ilmu


Publik. Bandung: CV. Pustaka Pemerintahan. Jakarta: Erlangga.
Setia. Moleong, Lexy. 2004. Metode
Anita AR, Moch.Ardi, Galuh Praharafi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Rizqia. (2017). Kajian Hukum PT. Remaja Rosda Karya.
Terhadap Penggunaan Kendaraan
Dina di Luar Keperluan Dinas di Muhamad Yusuf, (2015). Implementasi
Kabupaten Pernajam Paser Utara Kebijakan Pengelolaan
(PPU). Balikpapan: Universitas Inventaris Barang Bergerak Milik
Balikpapan. Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kota Palangkaraya.
Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Palangkaraya: Universitas
Suatu Pendekatan Praktek. Muhammadiyah.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Nugroho, Riant, (2012). Public Policy.
BKD kab. Bandung tertibkan Jakarta: Elex Media Komputindo
pengelolaan data asset bagi para
SKPD. Bandungberita. com/bkd- Nugroho, Riant. (2004). Kebijakan
kab-bandung-tertibkan Publik Formulasi, Implementasi,
dan Evaluasi. Jakarta: Gramedia
Bungin, Burhan. (2007). Penelitian
Kualitatif: komunikasi, ekonomi, Nugroho, Riant. (2008). Kebijakan
Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Publik Formulasi, Implementasi,
lainnya. Jakarta: Putra Grafika. dan Evaluasi. Jakarta: Gramedia

Creswell, J. W. (2013). Research Nugroho, Riant. (2011). Public Policy.


Desain Pendidikan Kualitatif, Jakarta: Elex Media Komputindo.
Kuantitatif, dan Mixed.
Yogyakarta: Pusaka Pelajar Peraturan Bupati No. 51 tahun 2016
tentang standarisasi sarana dan
Efektivitas dan efisiensi anggaran. prasarana
www. bandungkab. go.
id/arsip/Pemkab-bandung- Purwanto, E. A dan Dyah Ratih
tertibkan…. Sulistyastuti. Implementasi
Kebijakan Publik Konsep dan
Hogwood, Brian W, and Lewis A. Aplikasinya Di Indonesia.
Gunn. (1986). Policy Analysis for Yogyakarta: Penerbit Gava
the Real World, Oxford Media.
University Press

Halaman | 723
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 01 November 2021, Reviewed 15 November 2021, Publish 30 November 2021

Rudy Kurniawan, (2015). Pengawasan 2019 tentang penertiban


Penggunaan Mobil Dinas di kendaraan dinas operasional milik
Lingkungan Sekretariat Daerah Pemkab. Bandung
Provinsi Kalimantan Barat
Berdasarkan Perda Nomor 3 Surat edaran Bupati Bandung no.
Tahun 2008 Tentang Pengelolaan 1680.024/1680/BKAD tgl.17 juli
barang milik Daerah. Kalimantan 2018 tentang inventaris data
Barat: UNTAN
Tachyan. (2006). Implementasi
Subarsono. (2015). Analisis Kebijakan Kebijakan Publik. Bandung:
Publik. Yogyakarta: Pustaka AIPI.
Pelajar.
Widodo, Joko. (2018). Analisis
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kebijakan Publik. Malang: Media
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Nusa Creative.
Bandung: Alfabeta.
Winarno, Budi. (2014). Kebijakan
Surat edaran Bupati Bandung no. Publik. Jakarta: PT. Buku Seru.
024/007.a/BKAD tgl. 26 April

Halaman | 724

Anda mungkin juga menyukai