Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik 2 (1) (2014): 1-17

Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jppuma

Evaluasi Kinerja Pegawai Kantor SAMSAT dalam


Pelayanan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Faisal Reza Nasution dan Rudi Salam Sinaga*

Program Studi Kepemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Medan Area, Indonesia

Abstrak
Evaluasi Kinerja Pegawai merupakan suatu bentuk penilaian terhadap hasil kerja atau suatu proses lanjutan
setelah mendapatkan hasil dari apa yang dikerjakan berjalan baik atau tidak, yang dikerjakan mencapai apa yang
diingankan atau tidak dan dengan evaluasi kinerja dapat mengambil keputusan untuk kedepannya. Terutama
dalam hal Kinerja Pegawai dalam Pelayanan BBN-KB yang selama ini di anggap rumit. Dari latar belakang di atas
maka penulis membuat rumusan permasalahan, Bagaimana kinerja pegawai dalam pelayanan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor di kantor Samsat UPT Pangkalan Brandan dan apa saja hambatan dalam pelayanan Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor di kantor Samsat UPT Pangkalan Brandan. Berdasarkan rumusan masalah
tersebut, maka dapat diketahui salah satu usaha pegawai kantor Samsat UPT Pangkalan Brandan melakukan
himbauan kepada masyarakat melalui media massa, sedangkan hambatan yang dihadapi adalah kurangnya
jumlah pegawai yang ada di Kantor Samsat UPT Pangkalan Brandan yang menyebabkan kurang cepat pelayanan
dan urusan BBN-KB. Dengan demikian dapat disimpulkan Evaluasi kinerja pegawai kantor Samsat UPT
Pangkalan Brandan sudah cukup maksimal dan baik.
Kata Kunci: Evaluasi; Kinerja Pegawai; Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; Samsat

Abstract
Employee perfomance evaluation is a form of assesment of the work or an anvanced process after the results of
what is done going well or not, that is achieving what is desired or not ang perfomance evaluation can take
decisions for the future. Especially in terms of employee perfomance in service BBN-KB that had been considered
complicated. Of the above background, the author makes the formulation of the problem how the perfomance of
employee in the customs service good vehicle ownership in Pangkalan Brandan UPT SAMSAT Office and what are
the barriers in the services of a motorcycle title treanfer fee Pangkalan Brandan SAMSAT UPT Office. Based
Formulation of the problem, it can be seen one business office employee SAMSAT UPT Pangkalan Brandan have
appealed to the public through the mass media, while the barriers faced is the lack of the number of employees at
office SAMSAT in Pangkalan Brandan which cause less rapid and affairs ministry BBN-KB. Thus it can be concluded
SAMSAT Office employees perfomance evaluation maximum Pangkalan Brandan was enough and good.
Keyword: Evaluation; Employee Performance; The Tranfer Tax and Motorcycle Vehicle; SAMSAT.

How to Cite: Nasution, F.R. dan Rudi S.S., (2014). Evaluasi Kinerja Pegawai Kantor Samsat dalam
Pelayanan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1): 1-
17.
*Corresponding author: p-ISSN: 2549 1660
E-mail: rudisalamsinagauma@gmail.com

1
Faizal Reza Nasution dan Rudi Salam Sinaga, Evaluasi Kinerja Pegawai Kantor Samsat dalam

PENDAHULUAN berbelanja banyak ibu yang menggunakan


Evaluasi kinerja merupakan suatu kendaraan pribadi untuk berbelanja, para
bentuk penilaian terhadap hasil kerja atau pedagang pun banyak menggunakan
suatu proses lanjutan setelah mendapat kendaraan pribadi untuk berjualan karena
kan hasil dari apa yang dikerjakan berjalan bisa menjangkau daerah pinggiran kota.
baik atau tidak, yang dikerjakan mencapai Pada dasarnya dalam proses
apa yang dinginkan atau tidak, dan dengan pembelian kendaraan bermotor baru, para
evaluasi kinerja ini dapat mengambil konsumen tidak susah-susah untuk
keputusan untuk kedepannya. mengurus surat-surat kelengkapan atas
Pada penulisan ini evaluasi kinerja kepemilikan kendaraan bermotor karena
pegawai pada kantor SAMSAT Pangkalan yang mengurusinya adaalah toko tempat
Brandan merupakan obyek utama, Sistem pembelian kendaraan bermotor tersebut.
pelayanan birokrasi masa lalu, banyak Maka balik nama atas kepemilikan
yang mengatakan tidak sesuai dengan tata kendaraan bermotor tersebut. Apabila
kerja. Misalnya pada kantor samsat konsumen membeli kendaraan bermotor
Pangkalan Brandan dimana banyak pihak tersebut akan diurus sendiri oleh
yang berkepentingan sering mengeluh konsumen itu sendiri.
karena tidak efisiensinya pelayanan, baik Namun dalam kenyataannya, banyak
dari segi waktu maupun dari segi lainnya. ditemui pemilik kendaraan bermotor yang
Mereka mengeluh karena lamanya tidak begitu memperdulikan masalah balik
proses pembayaran pajak, paling tidak ini nama kendaraan bermotor dengan
akan menghabiskan waktu selama 3-4 jam. berbagai macam alasan antara lain karena
Ini terjadi karena mereka menumpukkan dengan tidak melakukan balik nama, tidak
arsip masuk dalam kapasitas besar dan ada denda atau sanksi apapun dan juga
tidak segera di proses sehingga berdampak tidak sedikit pula masyarakat beranggapan
sangat buruk bagi kepuasan konsumen bahwa pelayanan dalam mengurus balik
dalam pembayaran pajak kendaraan nama kendaraan bermotor di SAMSAT
bermotor Kota Pangkalan Brandan itu terlalu ribet
Peningkatan jumlah masyarakat mengurusnya, membutuhkan biaya
berbanding lurus dengan peningkatan banyak untuk pembayaran BBN-KB. Selain
pembelian kendaraan bermotor yang itu, jika harus balik nama berarti harus
sangat signifikan, penggunaan kendaraan mengeluarkan biaya serta akan berurusan
bermotor sudah menjadi kebutuhan dengan pihak pajak dan polisi.
sehari-hari yang sangat penting dalam Salah satu instansi pemerintah yang
menunjang kegiatan masyarakat. Di mempunyai kewenangan dalam hal
daerah Kabupaten dan Kecamatan yang mengurusi surat-surat kelengkapan dan
berada jauh dari ibukota provinsi, kepemilikan mengenai kendaraan
penggunaan kendaraan bermotor seperti bermotor adalah kantor SAMSAT (Sistem
sepeda motor merupakan suatu kebutuhan Administrasi Manunggal Diatas Satu
di karenakan sarana tranportasi yang di Atap). Sistem Administrasi Manunggal
butuhkan tidak selengkap dan sebanyak Diatas Satu Atap (SAMSAT) atau dalam
seperti ibukota provinsi. Di Kota bahasa inggris one roof system adalah
Pangkalan Brandan, sarana angkutan kota suatu sistem administrasi yang dibentuk
tidak memadai sehingga banyak untuk memperlancar dan mempercepat
masyarakat yang menggunakan kendaraan pelayanan kepentingan masyarakat yang
bermotor pribadi untuk melakukan kegiatannya diselenggarakan dalam satu
aktifitas nya seperti, bersekolah gedung. SAMSAT merupakan sistem
menggunakan kendaraan bermotor kerjasama terpadu antara POLRI, Dinas
pribadi karena apabila menggunakan Pendapatan Provinsi dan PT Jasa Raharja
transportasi umum tidak menjangkau (Persero) dalam pelayanan untuk
seluruh bagian kota, bila hendak menerbitkan STNK dan Tanda Nomor

2
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1) (2014): 1-17

Kendaraan Bermotor yang dikaitkan kendaraan Bermotor di Kantor SAMSAT


dengan pemasukan uang ke kas negara UPT Pangkalan Brandan.
baik melalui Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB), Bea Balik Nama Kendaraan METODE PENELITIAN
Bermotor (BBN-KB) dan Sumbangan Metode adalah cara memperoleh
Wajib Dana kecelakaan Lalu Lintas Jalan data dan menentukan bagaimana data
(SWDKLLJ). Dalam hal ini, POLRI tersebut diperoleh, mengidentifikasikan
memiliki fungsi penerbitan STNK; variabel dan menjabarkannya menjadi sub
sedangkan Dinas Pendapatan Provinsi variable. Di dalam pelaksanaan
menetapkan besarnya Pajak Kendaraaan pengumpulan data maupun keterangan
Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama yang di perlukan, dalam penelitian ini
Kendaraan Bermotor (BBN-KB); penulis menggunakan: Penelitian
sedangkan PT Jasa Raharja mengelola Kepustakaan (Library Research) yaitu
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu dengan usaha mempelajari buku-buku,
Lintas Jalan (SWDKLLJ). majalah ilmiah, bahan perkuliahan dan
Bea Balik Nama Kendaraan literatur atau bahan lainnya yang dianggap
Bermotor merupakan jenis pajak Provinsi relevan dengan masalah peneliti.
yang di atur berdasarkan Undang-Undang Kedua adalah Penelitian Lapangan
Nomor 28 tanggal 15 September tahun guna memperoleh data dan informasi, di
2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah mana penulis akan terjun ke langsung ke
yang menurun kepada PERDA Provinsi lapangan dengan permasalahan pokok
SUMUT Nomor 1 tanggal 18 februari tahun penelitian, dengan jalan Wawancara, yaitu
2011 tentang pajak daerah dan menurun usaha untuk mengetahui permasalahan
kepada Peraturan Gubernur Nomor 21 penelitian terhadap kinerja pegawai dalam
tanggal 8 april 2011 tentang petunjuk pelayanan BBN-KB dengan cara
pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan wawancara langsung terhadap objek
Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama penelitian. Observasi, merupakan kegiatan
Kendaraan Bermotor (BBN-KB) yang secara langsung yang sengaja dan
berujung pada keputusan Kepala Dinas sistematis dengan mengadakan
Pendapatan Provinsi SUMUT Nomor : pengamatan langsung di lapangan dan
973/4285/Perda/2013 tanggal 24 oktober objek-objek alam di sekitar lokasi
2013 tentang petunjuk teknis pelaksanaan penelitian.
pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Menurut Suharsimi Arikunto (2006:
(PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan 137), “Variabel adalah objek penelitian atau
Bermotor (BBN-KB) di SUMUT Jo : Nomor apa yang menjadi suatu perhatian dalam
973/605/2011 tanggal 27 april 2011. BBN-KB penelitian”, maka dari itu didalam
itu dibedakan menjadi 2 macam, yaitu penelitian skripsi ini penulis
BBN-KB I dan BBN-KB II. BBN-KB I adalah mengemukakan dua Variabel yang sangat
balik nama untuk kendaraaan baru, menentukan dan saling berhubungan.
sedangkan BBN-KB II adalah balik nama Kedua variabel tersebut adalah sebagai
untuk kendaraan bekas (second). Dari berikut: Variabel bebas, dalam penelitian
tahun ke tahun jumlah penerimaan Pajak ini variabel bebas nya adalah ‘Evaluasi
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Kinerja Pegawai’ dengan indikator defenisi
(BBN-KB) ini terkait meningkatnya jumlah operasionalnya adalah Evaluasi yaitu
pemilik kendaraan bermotor yang dari menilai dan mengevaluasi hasil kerja
tahun ke tahun mengalami peningkatan. pegawai dan segala faktor pendukung
Berdasar latar belakang diatas, apakah target dan hasil kerja sudah
penulis tertarik untuk melakukan memuaskan atau tidak, dan bagaimana
penelitian dengan judul Evaluasi Kinerja langkah ke depan dalam mengambil
Pegawai dalam Pelayanan Bea Balik Nama keputusan.

3
Faizal Reza Nasution dan Rudi Salam Sinaga, Evaluasi Kinerja Pegawai Kantor Samsat dalam

Pemberian informasi tentang proses masalah atau memeriksa kondisi dan


pembayaran pajak, yang pada umumnya praktek yang berlaku. Ketiga, Menentukan
kurang memahami proses pembayaran Bea apa yang dilakukan orang lain dalam
Balik Nama Kendaraan Bermotor. menghadapi masalah yang sama dalam
Pelayanan yang terstruktur, yaitu belajar dari pengalaman mereka untuk
mencanangkan dengan tegas proses menetapkan rencana dan keputusan pada
pelayanan sesuai dengan struktur yang waktu yang akan datang.
telah ditentukan, misalnya dalam hal Metode analisis data ini berpedoman
pengantrian nomor urut pembayaran pada wawancara yang dilakukan sewaktu
hingga proses pembayaran usai. penelitian dilakukan. Temuan dari suatu
Variabel terikat, variabel terikatnya wawancara yang dilakukan oleh penulis
dalam penelitian ini adalah Pelayanan Bea tersebut akan diperbandingkan dengan
Balik Nama Kendaraan Bermotor’ sebagai apa yang dilakukan oleh penulis tersebut
indikatornya adalah Efisiensi waktu akan dibandingkan dengan apa yang telah
pelayanan, yaitu memperhitungkan diteorikan, kemudian dicari
efisiensi waktu pelayanan ketika kesimpulannya.
melakukan proses bea balik nama
kendaraan bermotornya. Dan Minat HASIL DAN PEMBAHASAN
masyarakat yang membayar pajak Bea Evaluasi merupakan salah satu
Balik Nama Kendaraan Bermotor yaitu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan
seberapa besar kemauan atau minat kualitas suatu lembaga dalam
masyarakat untuk membayar pajak BBN- melaksanakan programnya. Fokus evaluasi
KB, bila sedikit apa yang menyebabkan itu adalah individu, yaitu prestasi belajar atau
terjadi, dan sebaliknya. Serta Proses kerja yang dicapai kelompok. Melalui
efektifitas pelayanan, yaitu seberapa efektif evaluasi akan diperoleh informasi tentang
dan puas masyarakat terhadap pelayanan apa yang sudah dicapai. Selanjutnya
yang diberikan pegawai kantor SAMSAT informasi ini digunakan untuk perbaikan
kepada masyarakat. Kontrol Pembayaran, dari apakah yang telah dilakukan. Evaluasi
Yaitu masyarakat harus mengetahui sendiri sangat berkaitan erat dengan hasil
dengan jelas berapa pajak BBN-KB yang yang dicapai seseorang, baik dalam hal
harus dibayarnya untuk kendaraan yang pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari.
dimiliki olehnya, serta besar denda bila Kegiatan yang kita lakukan sehari-hari
melakukan transaksi jual beli bila tidak memerlukan evaluasi atau penilaian agar
BBN-KB kendaraan nya yang dimilikinya. tidak mengulangi kesalahan yang terjadi.
Dalam penulisan skripsi ini penulis karena evaluasi bisa digunakan ukuran
menggunakan metode penelitian untuk menentukan keberhasilan seseorang
Deskriptif. Menurut Sugiono (2009: 21) atau kelompok
bahwa “metode deskriptif adalah metode Evaluasi menurut Griffin dan Nix
yang digunakan untuk menggambarkan (1991: 3) adalah judgement terhadap nilai
atau menganalisis suatu hasil penelitian atau implikasi dari hasil pengukuran.
tetapi tidak digunakan untuk membuat Menurut defenisi ini selalu didahului
kesimpulan yang lebih luas” sedangkan dengan kegiatan pengukuran dan
menurut Jalaluddin Rakhmat (2000: 35), penilaian. Evaluasi menurut Mehrens dan
bahwa “Metode Deskriptif adalah metode Lelman (1978: 5) dalam buku Ngalim
penelitian yang digunakan untuk Purwanto (2001: 3) adalah proses dalam
menggambarkan koneksi dan data serta perencanaan, memperoleh, dan
gejala-gejala yang ada”. menyediakan informasi yang sangat
Metode penelitian bertujuan untuk diperlukan untuk membuat alternatif-
pertama, Mengumpulkan informasi aktual alternatif keputusan.
secara terperinci yang melukiskan gejala Berbagai macam pengertian evaluasi
yang ada. Kedua, Mengidentifikasikan menurut para ahli diatas pada dasarnya

4
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1) (2014): 1-17

merujuk pada satu hal, yakni evaluasi telah ditentukan”. Menurut John
diperlukan untuk menetukan keberhasilan Whitmore (www.kinerjapegawai.com),
yang telah dicapai. Selain itu evaluasi juga “kinerja adaalah pelaksanaan fungsi-fungsi
dijadikan sebagai pedoman untuk yang dituntut dari seseorang, kinerja
kelanjutan sebuah program atau kebijakan adalah suatu perbuatan, suatu prrestasi,
sebelumnya. suatu pameran umum ketrampilan”.
Kinerja dalam organisasi merupakan Maluyu S.P Hasibuan (2001: 34)
jawaban dari behasil atau tidaknya mengemukan, “kinerja (Prestasi kerja)
pencapaian tujuan organisasi yang telah adalah suatu hasil kerja yang dicapai
ditetapkan. Para manajer sering tidak seseorang dalam melaksanakan tugas yang
memperhatikan kinerja kecuali kondisi dibebankan kepadanya yang didasarkan
organisasi sudah berada dalam kesulitan. atas kecakapan, pengalaman dan
Apabila kondisi ini tidak di perbaiki kesungguhan serta waktu”.
dengan segera dapat berakibat gagalnya Dari defenisi kinerja diatas, jelas
pencapaian tujuan organisasi yang bahwa kinerja merupakan suatu kondisi
bersangkutan. Bila membicarakan tentang yang harus diketahui dan dikonfirmasikan
kinerja, pada dasarnya berhubungan kepada pihak tertentu untuk mengetahui
dengan pencapaian hasil pekerjaan dari tingkat pencapaian hasil yang
seorang pegawai atau sekelompok pegawai dihubungkan dengan visi suatu organisasi
yang memiliki kualitas yang baik dan atau perusahaan, selain itu kinerja juga
daapat mewujudkan kinerja yang dimaksudkan untuk mengetahui dampak
berkualitas. Dengan terlalu sering manajer positif dan negative dari suatu kebijakan
tidak mengetahui betapa buruknya kinerja operasional,hasil atau taraf kesuksesan
telah merosot sehingga yang dicapai seseorang dalam bidang
perusahaan/instansi menghadapi krisis pekerja6annya menurut kriteria tertentu
yang serius. Kesan-kesan buruk organisasi dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu
yang mendalam berakibat adanya kinerja terutama atasan pegawai yang
yang merosot. bersangkutan.
Mink (1993: 76) mengemukakan, Sehubungan dengan kinerja yang
“individu yang memiliki kinerja yang dikemukakan diatas, maka kinerja pegawai
tinggi memiliki beberapa karakteristik”, berhubungan erat dengan perusahaan.
yaitu diantaranya, 1) Berorientasi pada Setiap perusahaan ingin mempunyai
prestasi yaitu hasil kerja secara kualitas pegawai-pegawai yang baik guna
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang memajukan perusahaan, oleh karena itu
karyawan dalam melaksanakan tugasnya. tidak heran jika kebanyakan perusahaan
2) Memiliki percaya diri yaitu orang yang mencantumkan standar-standar yang
aktif berperan sebagai pelaku dalam tinggi untuk menerima pegawai yang akan
pencapaian tujuan suatu organisasi. 3) bekerja di perusahaaannya.
Berpengendalian diri yaitu dipengaruhi Kebanyakan standar-standar yang
oleh kemampuan dan keahlian dalam dipakai yakni dalam hal akademik. Jumlah
bekerja, serta semangat kerja yang dimiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
oleh seorang pegawai merupakan salah satu syarat yang diajukan
Kompetensi yaitu kualitas dan perusahaan. Selain itu, terdapat juga
kuantitas yang dicapai oleh seorang standar kemampuan yang dimiliki oleh
pegawai dalam melaksanakan tugasnya para karyawan. Standar tersebut bertujuan
sesuai dengan tanggung jawab yang agar perusahaan memiliki orang-orang
diberikan kepadanya terpilih yang diharapkan mempunyai
Menurut Barry Cushway kinerja yang baik terhadap tujuan
(www.kinerjapegawai.com), “kinerja perusahaan atau lembaga yaitu membuat
adalah menilai bagaimana seseorang telah maju dan berkembang pesat.
bekerja dibandingkan dengan target yang

5
Faizal Reza Nasution dan Rudi Salam Sinaga, Evaluasi Kinerja Pegawai Kantor Samsat dalam

Kinerja organisasi akan menentukan dengan pegawai yang lain dalam


oleh unsur pegawainya karena itu dalam penyelesaian suatu pekerjaan. 3)
mengukur kinerja suatu organisasi Hubungan atasan-bawahan yang
sebaiknya diukur dalam tampilam kerja menyebabkan lebih kondusifnya
dari pegawainya. Seperti yang dikemukan hubungan bilateral dalam organisasi. 4)
oleh Agus Dharma (1991: 105)” Kinerja Kultur yang dibangun. 5) Kemampuan dan
pegawai adalah sesuatu yang dicapai ilmu pengetahuan untuk mencapai suatu
pegawai, prestasi kerja yang diperhatikan prestasi kerja. 6) Sistem penilaian kerja
oleh pegawai, kemampuan kerja berkaitan yang berlaku.
dengan penggunaan peralatan kantor”. Sementara pegawai itu sendiri
Pengertian kinerja pegawai itu merupakan salah satu orang atau sumber
sendiri yaitu sesuatu yang mempengaruhi kekayaan yang menjadi aset utama dari
seberapa banyak para karyawan suatu organisasi yang menjadi perencana
memberikan kontribusi dari segi kuantitas dan pelaku aktif dari setiap aktifitas
dan kualitas output, kehadiran karyawan organisasi tidak akan berjalan
dan lain sebagainya. sebagaaimana mestinya. Pegawai juga
Di lain pihak, kinerja pegawai memegang peranan aktif dalam
diartikan sebagai gabungan dari menetapkan suatu rencana, sistem, proses,
kemampuan, usaha, dan kesempatan yang serta tujuan yang ingin dicapai. Mereka
dapat diukur dari akibat yang dihasilkan. mempunyai pikiran, perasaan, keinginan,
Dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai status dan latar belakang pendidikan, usia,
merupakan hasil kerja yang telah dan akan dan jenis kelamin yang heterogen dan
dilakukan oleh seseorang. Untuk dibawa kedalam organisasi perusahaan.
memotivasi para pegawai, biasanya setiap Karyawan bukan sebagai mesin uang dan
perusahaan mengadakan penilaian material yang sifatnya pasif serta dapat
terhadap kinerja para pegawainya. dikuasai dan diatur sepenuhnya dalam
Penilaian kinerja adalah proses evaluasi mendukung tercapainya tujuan suatu
seberapa baik pegawai mengerjakan yang organisasi. Dengan demikian yang
dibandingkan dengan satu standar dimaksud dengan pegawai yaitu mereka
tertentu yang dipakai perusahaan. Selain yang menjual jasanya untuk
itu hasil evakuasi dikomunikasikan oleh mendapaatkan kompensasi atau yang
pegawai tersebut. biasa disebut sebagai gaji dan besarnya
Penilaian tersebut biasanya untuk telah ditetapkan, oleh karena itu seorang
memotivasi para pegawai dalam pegawai wajib mengerjakan pekerjaan
pekerjaannya. Biasanya penilaian kinerja yang telah dibebankan kepadanya.
pegawai ini, diikuti oleh pemberian hadiah Pegawai tersebut yang biasa disebut
bagi pegawai yang berprestasi. Pemberian Sumber Daya Manusia (SDM).
hadiah tersebut dapat berupa promosi Unsur manusia berkembang dari
jabatan, kenaikan gaji, paket liburan, dan suatu bidang ilmu manajemen yang
sebagainya. disebut manajemen sumber daya manusia.
Namun penilaian kinerja ini relatif Dalam hal ini manajemen yang mengatur
sulit karena yang menjadi objek adalah unsur manusia ini ada yang menyebutkan
manusia yang mempuyai kondisi yang sebagai manajemen personalia,
tidak sama setiap hari. Selain itu, terdapat administrasi kepegawaian, dan manajemen
hal-hal dari luar (eksternal) yang dapat sumber daya aparatur. Dengan demikian
mempengaruhi kinerja pegawai setiap antara ilmu-ilmu tentang manajemen
harinya yaitu: 1) Gaya kepemimpinan yang tersebut memiliki persamaan yaitu
dapat berpengaruh pada kinerja yang merupakan ilmu yang mengatur unsur
dilakukan pegawai untuk bersama-sama manusia dalam suatu organisasi agar
dalam pencapaian tujuan. 2) Saling mendukung terwujudnya tujuan,
ketergantungan antara pegawai yang satu perbedaan nya adalah a) Manajemen SDM

6
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1) (2014): 1-17

dikaji secara Makro sedangkan manajemen kesatuan kerja pemerintah maupun


personalia administrasi kepegawaian kesatuan kerja swasta. Dan Menurut
sumber daya aparatur dikaji secara mikro. Robbins (2006: 10) pengertian pegawai
b) Manajemen SDM harus menganggap adalah “Orang pribadi yang bekerja pada
para pegawai merupakan kekayaan utama pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap
organisasi maka harus lebih dipelihara atau tidak, berdasrkan kesepakatan kerja
keberadaannya dengan lebih baik sesuai baik tertulis maupun tidak tertulis, untuk
dengan kinerja serta jabatan yang dimiliki melaksanakan suatu pekerjaan dalam
olehnya, sedangkan manajemen sumber jabatan atau kegiatan tertentu yang
daya aparatur atau manajemen personalia ditetapkan oleh pemberi kerja.
menganggap bahwa karyawan adalah Berdasarkan pengertian di atas dapat
faktor produksi maka harus dimanfaatkan diambil suatu kesimpulan bahwa pegawai
secara produktif. c) Manajemen SDM adalah seseorang yang bekerja pada satu
pendekatannya dilakukan secara lebih kesatuan organisasi, baik sebagai pegawai
modern, sedangkan personalia secara tetap maupun tidak untuk memenuhi
pasif. kebutuhan nya.
Pegawai yang cakap, mampu, dan Kendaraan bermotor merupakan
terampil belum menjamin produktifitas semua kendaraan beroda dua atau lebih
kinerja yang baik, kalau moral kerja dan beserta gandengannya yang digunakan
kedisiplinan rendah. Mereka akaan disemua jenis jalan darat, dan digerakkan
bermanfaat dan dapat mendukung oleh peralatan teknik berupa motor atau
terwujudnya tujuan organisasi bila mereka peralatan lainnya yang berfungsi untuk
berkeinginan tinggi untuk berprestasi. mengubah suatu sumber daya energi
Sedangkan pegawai yang kurang mampu, tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan
kurang cakap, dan tidak terampil bermotor yang bersangkutan termasuk
mengakibatkan pekerjaan selesai tidak alat-alat yang bergerak. Contoh alat-alat
pada waktunya. besar dan berat antara lain: Mesin Giling,
Kualitas dan kuantitas pegawai harus Buldozer, Loader, forklit, Dumptruck,
sesuai dengan kebutuhan organisasi yang Traktor dan alat sebagainya.
bersangkutan agar lebih efektif dan efisien Pajak kendaraan bermotor
menunjang tercapainya tujuan. merupakan jumlah tarif yang harus
Penempatan tenagaa kerja juga harus dibayarkan oleh wajib pajak guna untuk
sesuai dengan pendidikan dan mendapatkan surat-surat penting
ketrampilannya. Dengan demikian, gairah kelengkapan kendaraan bermotor, hal ini
kerja dan kedisiplinannya akan lebih baik sebagai salah satu kewajiban yang harus
serta efektif menunjang terwujudnya dipenuhi sebagai pemilik kendaraan yang
tujuaan perusahaan. tahu peraturan dan tahu hukum. Pajak
Berdasarkan hal yang telah kendaraan bermotor tahunan dan pajak
dikemukakan di atas, penulis menarik kendaraan lima tahunan.
kesimpulan bahwa kinerja merupakan Pajak kendaraan bermotor tahunan
kualitas dan kuantitas dari suatu hasil yaitu, pembayaran pajak kendaraan
kerja (output) individu maupun kelompok bermotor yang dilakukan setiap tahun
dalam suatu aktifitas tertentu yang sekali sesuai dengan masa berlaku
diakibatkan oleh kemampuan alami atau kendaraan bermotor tersebut. Bukti
kemampuan yang diperoleh dari proses pembayaran pajak kendaraan bermotor
belajar serta keinginan untuk berprestasi. tahunan ini adalah pengesahan pada Surat
Menurut Soedaryono dalam bukunya Tanda Nomor Kendaraan Bermotor
Tata Laksana kantor, (2000: 6) pengertian (STNK). Permohonan pengesahan STNK
pegawai adalah “Seseorang yang setiap kendaraan bermotor sebagaimana
melakukan penghidupannya dengan yang dimaksud dalam pasal 179 ayat 2
bekerja dalam kesatuan organisasi, baik dengan melengkapi persyaratan a. Tanda

7
Faizal Reza Nasution dan Rudi Salam Sinaga, Evaluasi Kinerja Pegawai Kantor Samsat dalam

jati diri yang sah + 1 lembar foto copy, b. kendaraan bermotor bekas (second)
Surat Pernyataan pemilik kendaraan sebagai akibat perjanjian jual beli kedua
bermotor bahwa tidak terjadi perubahan pihak.
identitas pemilik atau spesifikasi teknis Pendaftaran BBN-KB mempunyai
ranmor (Surat pernyataaan sama dengan masa tenggang 30 hari dihitung sejak serah
formulir SPT PKB/BBN-KB dan terima barang. Salah satu potensi
SWDKLLJ). c. STNK asli dan fotocopy. d. pendapatan yang perlu dikreasikan
BPKB asli dan fotocopy. e. Bukti PKB/BBN- adaalah BBN-KB kedua dan selanjutnya,
KB, SWDKLLJ dan Premi asuransi Jasa meskipun tarif pajaknya 1% (satu persen)
Raharja (khusus kendaraan umum) tahun dari penetapan harga pasar atau Nilai Jual
sebelumnya Kendaraan Bermotor (NJKB). Akan tetapi
Pajak kendaraan bermotor lima potensi ini berkaitan dengan perilaku
tahunan yaitu, sama halnya seperti pajak pasar, dimana setiap pembelian kendaraan
kendaraan bermotor tahunan, akan tetapi bermotor belum tentu pada saat yang
didalam pajak kendaraan bermotor lima sama masyarakat akan melakukan aktifitas
tahunan ini akan terjadi pergantian plat pendaftaraan kepemilikan kendaraan
nomor kendaraan bermotor untuk masa bermotor yang baru dibeli atau dimiliki.
berlaku lima tahun kedepan. Persyaratan Dengan demikian”kreatifitas” kebijakan
pengajuan/pembayaran pajak kendaraan insentif perpajakan juga menjadi bagian
bermotor lima tahunan adalah dengan dari upaya mendorong masyarakat untuk
melampirkan: a. Tanda jati diri yang sah + segera mendaftarkan kepemilikan
1 lembar foto copy. b. Surat Tanda Nomor kendaraan nya
Kendaraan yang lama atau surat (http://www.pajakonline.com)
keterangan yang sah apabila tidak dapat Pengenaan BBN-KB yang ditetapkan
menyerahkan Surat Tanda Nomor oleh Mendagri (Menteri Dalam Negeri)
Kendaraan Bermotor tersebut. c. Salinan yang dipertimbangkan oleh Menkeu
jati diri pemilik kendaraan bermotor (Menteri Keuangan). Tarif pajak BBN-KB
setelah menunjukkan aslinya. d. Salinan terbagi dalam sembilan kategori sebagai
bukti buku uji kendaraan bermotor yang berikut.(http://organisasi.org): a) 10%
bersangkutan setelah menunjukkan untuk kendaraan bermotor umum
aslinya. e. Dilakukan cek fisik terhadap penyerahan pertama. b) 3% untuk
kendaraan bermotor tersebut. f. Kalau ada kendaraan bermotor alat-alat besar dan
perubahan baik kepemilikan, ganti warna, berat penyerahan pertama. c) 1% untuk
ganti mesin, rubah bentuk harus kendaraan bermotor pribadi penyerahan
dilengkapi dengan BPKB pertama. d) 1% untuk kendaraan bermotor
BBN-KB adalah pajak atas pribadi untuk penyerahan selanjutnya. e)
penyerahan hak milik kendaraan bermotor 1% untuk kendaraaan bermotor umum
sebagai akibat dari perjanjian dua pihak penyerahan selanjutnya. f) 0,3% untuk
atau perbuatan sepihak atau keadaan yang kendaraan bermotor alat-alat besar dan
terjadi karena jual beli, tukar menukar, berat penyerahan selanjutnya. g)
warisan atau pemasukan kedalam badan 0,1%untuk kendaraan bermotor pribadi
usaha penyerahan karena warisan. h) 0,1% untuk
(http://pajakindonesia.wordpress.com). kendaraan bermotor umum penyerahan
BBN-KB terdiri dari 2 jenis yaitu karena warisan, i) 0,03% untuk kendaraan
untuk kendaraan bermotor baru (BBN-KB bermotor alat-alat besar dan berat
I) dan untuk kendaraan bermotor penyerahan karena warisan
bekas/second (BBN-KB II). BBN-KB I Dasar pengenaan BBN-KB adalah
merupakan pengalihan hak milik Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB).
kendaraan bermotor sebagai akibat NJKB ditetapkan berdasarkan harga
perjanjian dua pihak. BBN-KB II pasaran umum (HPU) atas sesuatu
merupakan pengalihan hak milik kendaraan bermotor. Dasar pengenaan

8
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1) (2014): 1-17

BBN-KB ditetapkan berdasarkan nilai jual dapat berhasil dengan baik. Pelaku dapat
kendaraan bermotor. Adapun rumus berbentuk badan atau organisasi yang
menghitung BBN-KB adalah HPU X Dasar bertanggung jawab atas terselenggaranya
pengenaan pajak. Untuk tahun pembuatan pelayanan dan manusia sebagai pegawai.
lebih baru, nilai jualnya ditetapkan dengan Menurut Keputusan Menteri
penambahan 5% setiap tahun dari nilai Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
jual tahun sebelumnya. Untuk tahun 81 tahun 1993 yang kemudian
pembuatan lebih tua, nilai jualnya disempurnakan dengan keputusan
ditetapkan berdasarkan nilai jual tahun Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
terakhir dengan penurunan 5% setiap Nomor 63 Tahun 2003 mendefenisikan
tahun dengan maksimal penurunan 5 Pelayanan Umum sebagai: “Sebagai bentuk
tingkat atau disesuaikan dengan HPU yang pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi
berlaku Pemerintah di pusat, di daerah, dan
(http://pajakindonesia.wordpress.com) dilingkungan Badan Usaha Milik Negara
Subjek Pajak BBN-KB adalah orang atau Badan Usaha Milik daerah dalam
pribadi atau badan yang dapat menerima bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka
penyerahan kendaraan bermotor, pelaksanaan ketentuan peraturan
sedangkan wajib pajak BBN-KB adalah perundang-undangan”.
orang pribadi atau badan hukum yang Mengikuti defenisi diatas, Pelayan
menerima penyerahan kendaraan publik atau pelayan umum dapat
bermotor. didefenisikan sebagai segala bentuk jasa
Pelayanan dapat diartikanm sebagai pelayanan, baik dalam bentuk barang
proses pemenuhan kebutuhan melalui publik maupun jasa public yang pada
aktifitas orang lain secara langsung (H.A.S prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
Moenir, 2000:16-17). Pelayanan juga dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di
diartikan perihal atau cara melayani atau Pusat, di Daerah, dan dilingkungan Badan
kemudahan yang diberikan sehubungan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
dengan jual beli barang atau jasa (Kamus Milik Daerah. Hal tersebut dilakukan
Besar Bahasa Indonesia 1989: 504). sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
Pengertian pelayanan yang dimaksud masyarakat maupun dalam rangka
dalam hal ini adalah pelayanan yang pelaksanaan ketentuan perundang-
diberikan pemerintah kepada masyarakat undangan.
umum atau public untuk mensejahterakan Menurut H.A.S Moenir (2000: 197)
masyarakat. agar layanan dapat memuaskan orang atau
Pelayanan publik oleh birokrasi sekelompok orang yang dilayani, maka
publik merupakan salah satu perwujudan petugas harus memenuhi empat
dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi persyaratan pokok yang harus dimiliki
masyarakat. H.A.S Moenir (2000 : 26) petugas dalam melaksanakan pelayanan,
mendenisikan pelayanan umum sebagai antara lain: (1) tingkah laku yang sopan (2)
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang cara menyampaikan sesuatu yang
atau kelompok orang dengan landasan berkaitan dengaan apa yang sebenarnya
faktor material melalui sistem, prosedur diterima oleh orang yang bersangkutan (3)
dan metode tertentu dalam rangka usaha waktu penyampaian yang tepat (4)
memenuhi kepentingan orang lain sesuai keramah-tamahan.
dengan haknya. Kegiatan pelayanan Upaya untuk mendefenisikan
umum atau publik diarahkan pada kualitas dalam suatu organisasi jasa atau
terselenggaranya pelayanan untuk pelayanan bukanlah hal yang mudah,
memenuhi kepentingan umum atau karenaa setiap instansi mendefenisikan
kepentingan perseorangan melalui cara- kualitas berdasarkan tuntutan dan
cara yang tepat dan memuaskan pihak harapan budaya masyarakat. Oleh karena
yang dilayani, supaya pelayanan umum itu defenisi kualitas berbeda beda satu

9
Faizal Reza Nasution dan Rudi Salam Sinaga, Evaluasi Kinerja Pegawai Kantor Samsat dalam

dengan yaang lainnya. Suatu barang dan (2000: 88-123) meliputi enam faktor yaitu:
jasa dapat dikatakan memenuhi kualitas Faktor kesadaran, dapat dirumuskan
apabila dapat memenuhi kebutuhan “suatu proses berfikir melalui metode
pelaanggan atau klien, juga memiliki renungan, pertimbangan, dan
teknis tertentu yang operasional. Dilihat perbandingan sehingga menghasilkan
dari sisi teknis, kualitas adalah tingkat keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan
produk barang atau jasa yang memenuhi keseimbangan dalam jiwanya sebagai
serangkaian standar yang telah ditetapkan pangkal tolak untuk perbuatan dan
yang berkaitan dengan karakteristik yang tindakan yang akan dilakukan kemudian.
dapat menentukan nilai pasar dan unjuk Sehingga dengan adanya faktor kesadaran
kerja fungsi produk sesuai dengan dari para pegawai yang memberikan
rancangan. Oleh karena itu tujuan dari pelayanan diharapkan mereka
kebnyakan pengukuran kualitasadalah melaksanakan tugas dengan keihklasan,
untuk menentukan serta mengevaluasi kesungguhan dan disiplin.
derajat atau tingkat suatu produk barang Faktor aturan adalah perangkat
dan jasa yang mendekati komposisi atau penting dalam segala tindakan dan
paduan total yang dimaksud. perbuatan orang. Faktor aturan yang
Goetsch dan Davis (dalam Fandy menjadi landasan kerja pelayanan,
Tjiptono, 1998 : 4) mendefenisikan kualitas meliputi: Kewenangan erat hubungannya
sebagai kondisi dinamis yang dengan sahnya suatu perbuatan atau
berhubungan dengan produk, jasa, tindakan yang diambil, termasuk
manusia, proses dan lingkungan yang perbuatan aturan yang akan mengikat
memenuhi atau melebihi harapan. berbagai pihak; Pengetahuan dan
Kualitas juga diartikan sebagaai tingkat pengalaman diharapkan ia dapat
baik buruknya sesuatu dan derajat atau mempunyai pandangan jauh kedepan
tarif mutu. Pada prinsipnya kualitas sehingga aturan yang dibuat menjangkau
pelayanan dibangun atas adanya waktu yang cukup panjang; Kemampuan
perbandingan dua faktor utama yaitu bahasa dalam membuat aturan yang
persepsi masyarakat atas layanan yang dimaksud adalah mampu menggunakan
nyata mereka terima(preserved service) bahasa sederhana dan mudah dimengerti;
dengan layanan yang sesungguhnya Pemahaman oleh pelaksana, Petugas
diinginkan atau diharapkan. Jika pelaksana haruslah memahami terlebih
kenyataan nya lebih dari yang diharapkan, dahulu maksud dan arti aturan itu,
maka layanan dapat dikatakan sehingga mampu memberikan penjelasan
memuaskan. serta pelayanan yang tepat dan cepat;
Menurut Surenhchandar, Rajendran Disilpin pelaksana. Dalam hal ini disiplin
dan Anantharaman (dalam Muhammad waktu dan disiplin kerja atau perbuatan.
Muzahid Akbar dan Noorjahan Parvez Disipilin waktu tanpa disertai disiplin
2009: 26) lima faktor kualitas pelayaanan kerja tidak ada artinya, dengan kata lain
dari perspektif pelaanggan meliputi: Core tidak ada hasil sesuai dengan ketentuan
service service product (Inti pelayanan atau Organisasi dan sebaliknya; Faktor
produk pelayanan); Human element of Organisasi: Organisasi pelaksanaan yang
service delivery (Elemen manusia dalam dimaksud disini adalah mengorganisir
pengiriman pelayanan); Systematization of fungsi pelayanan baik dalam bentuk
service delivery non human element (Sistem struktur maupun mekanismenya yang
dari pengiriman pelayanan tanpa manusia; akan berperan dalam mutu dan kelancaran
Tangibles of service (Bukti fisik pelayanan); pelayanan sarana pendukung mekanisme
Social Responsibility (Tanggung jawab kerja didalam organisasi adalah system,
sosial) Prosedur dan metode; Faktor Pendapatan:
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pendapatan adalah seluruh penerimaan
kualitas pelayanan menurut H.A.S Moenir seseorang sebagai imbalan atas tenasga

10
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1) (2014): 1-17

dan pikiran yang telah dicurahkan oleh pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang
orang lain atau badan/organisasi, baik simpatik dan dengan akurasi yang tinggi.
dalam bentuk uang, maupun fasilitas Responsive atau ketanggapan yaitu
dalam jangka waktu tertentu; Faktor kemampuan membantu dan member
kemampuan dan ketrampilan: pelayanan yang cepat dan tepat.
Kemampuan berarti dapat melakukan Membiarkan masyarakat yang meminta
tugas atau pekerjaan sehingga pelayanan tanpa adanya alasan yang jelas
menghasilkan barang atau jasa sesuai menyebabkan persepsi yang negative
dengan yang diharapkan, sedangkan dalam kualitas pelayanan.
ketrampilan adalah kemampuan Assurance atau jaminan dan
melaksanakan tugas dengan menggunakan kepastian yaitu pengetahuan, kesopanan,
anggota badan dan peralatan tersedia; dan kemapuan pegawai perusahaan.
Faktor sarana pelayanan: Sarana pelayanan Terdiri dari beberapa komponen antara
adalah segala jenis peralatan, lain komunikasi, kredibilitas, keamanan,
perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang kompetisi dan sopan santun
berfungsi sebagai alat utama atau Emphaty yaitu memberikan
pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan. perhatian yang tulus dan bersifat
Fungsi sarana pelayanan antara lain: a) individual atau pribadi yang diberikan
Mempercepat proses pelaksanaan kepada para pelanggan dengan berupaya
pekerjaan, sehingga dapat menghemat memahami keinginan konsumen.
waktu, b) Meningkatkan produktifitas, Berdasarkan uraian di atas, indikator
baik barang dan jasa, c) Kualitas produk untuk mengukur kualitas pelayanan
yang lebih baik atau terjamin, c) Ketetapan meliputi dimensi bukti langsung
susunan, d) Menimbulkan rasa (Tangibles), Keandalan (realibility), Daya
kenyamanan bagi oaring-orang yang tanggap (Responsive), Jaminan (Assurance)
berkepentingan, e) Menimbulkan perasaan dan Empati (Emphaty),
puas pada orang-orang yang Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
berkepentingan. Sumatra Utara pada awalnya mengurusi
Kualitas pelayan menurut pengelolaan pajak dan pendapatan daerah
Parasuraman (dalam Fandy Tjiptono 1998: dibawah naungan Biro Keuangan pada
27) memiliki lima dimensi Tangibles (bukti sekretariat Wilayah 1 Sumatra Utara.
fisik), Reliability (kehandalan), Responsive Selanjutnya berdasar surat keputusan
(ketanggapan), Assurance (Jaminan) dan Gubernur Kepada daerah tingkat 1
Emphaty. Sumatra Utara tentang Susunan dan Tata
Tangibles atau bukti fisik yaitu Cara Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat 1
kemampuan organisasi dalam menunjang Provinsi Sumatra Utara, maka Biro
eksistensinya kepada pihak eksternal. Keuangan ditingkatkan menjadi
Penampilan dan kemampuan sarana dan Direktorat Keuangan.
prasarana fisik perusahaan dan keadaan Dengan demikian, tentu bagian
lingkungan sekitar adalah bukti nyata dari Pajak Pendapatan Daerah menjadi Sub
pelayana yang diberikan oleh pemberi jasa, Direktorat keuangan Pendapatan Daerah
yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, Pada Direktorat Keuangan. Dengan
peralatan yang dipergunakan (teknologi) terbentuknya SK Gubernur Kepala Daerah
serta penampilan pegawainya. tingkat 1 Sumatra Utara pada tanggal 21
Realibility atau kehandalan yaitu maret 1975, maka Sub Direktorat
kemampuan perusahaan untuk Keuangan Pendapatan Daerah
memberikan pelayanan sesuai yang ditingkatkan menjadi Direktorat
dijanjikan secara akurat dan terpecaya. Pendapatan Daerah. Pada tanggal 1
Kehandalan berarti ketepatan waktu september 1975, keluarlah surat Menteri
pelayanan yang sama untuk semua Dalam Negeri No. KUPD 3/12/43 tentang
pembentukan Dinas Pendapatan Daerah

11
Faizal Reza Nasution dan Rudi Salam Sinaga, Evaluasi Kinerja Pegawai Kantor Samsat dalam

Tingkat II, yang sebelumnya dibawah Untuk meningkatkan pelayanan


naungan Direktorat Pendapatan Daerah, kepada masyarakat pemilik kendaraan
yang namanya diubah menjadi Dinas bermotor, maka pemerintah membentuk
Pendapatan Provinsi Sumatra Utara. penyelenggaraan sistem baru kendaraan
Pembentukan Dinas Pendapatan bermotor yang disebut “ SISTEM
Daerah Tingkat 1 Sumatra Utara ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU
berdasarkan Surat keputusan Gubernur ATAP” atau selanjutnya disingkat menjadi
Kepala Daerah Tingkat 1 Sumatra Utara SAMSAT.
tanggal 31 maret 1976 No. 143/II/GSU Sistem Administrasi Manunggal Satu
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Atap adalah gabungan dari tiga instansi
Daerah Sumatra Utara(DPRDSU). yang mempunyai objek dana kendaraan
Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah bermotor yang berdomisili di Sumatra
Tingkat 1 Sumatra Utara No.4 1976. Utara. Ketiga Instansi tersebut adalah : a)
Dalam upaya meningkatkan Kepolisian Daerah Sumatra Utara yaitu
pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada DITLANTAS POLDASU, b) Pemerintah
masyarakat, maka diperlukan Daerah Sumatra Utara yaitu Dinas
pengembangan organisasi Dinas Pendapatan Sumatra Utara
Pendapatan Daerah Tingkat 1 dengan (DISPENDASU), c) Departemen Keuangan
membentuk cabang-cabang dinas. Dinas yaitu PT. JASA Raharja Cabang Utama
Pendapatan Daerah Tingkat 1 Provinsi Medan.
Sumatra Utara terdapat di Pembentukan SAMSAT ini bertujuan
Kabupaten/Kotamadya tingkat II di untuk : a) Meningkatkan Pendapatan
Provinsi Sumatra Utara. Berdasarkan Daerah Sumatra Utara melalui
Keputusan Menteri Dalam Negeri KUPD pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor
7/7/39-26 pada tanggal 31 maret 1978, (PKB) dan pemungutan Bea Balik Nama
dibentukalah cabang Dinas Pendapatan Kendaraan Bermotor (BBN-KB),
Provinsi Sumastra Utara diseluruh khususnya didaerah Sumatra Utara, b)
Kabupaten/Kotamadya Tingkat II di Meningkatkan Pendapatan Daerah
Sumatra Utara Sumatra Utara melalui penerimaan dari
Kemudian berdasarkan Surat sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Menteri Dalam Negeri No.061/2734/S dan penerimaan dari sektor Bea Balik
tanggal 22 November 1999 tentang Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB).
Pemerintahan Daerah, maka terhitung Dalam pengembangan dan
sejak tanggal keluarnya surat tersebut, optimalisasi pelayanan yang lebih luas
maka nama Dinas Pendapatan Daerah kepada wajib pajak, Dinas Pendapatan
Tingkat I Sumatra Utara diubah menjadi Daerah Sumatra Utara sampai saat ini
“Dinas Pendapatan Provinsi”. Cabang telah membentuk 33 cabang daerah
Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I (kabupaten/kota) di wilayah Provinsi
Sumatra Utara diubah menjadi “Cabang Sumatra Utara yang tertera pada tabel 1,
Dinas Pendapatan Provinsi Sumatra
Utara”.

NO Nama Kantor UPT SAMSAT Lokasi


1 Samsat Medan Utara Kota Medan
2 Samsat Medan Selatan Kota Medan
3 Samsat Binjai Kota Binjai
4 Samsat Stabat Kabupaten Langkat
5 Samsat Pangkalan Brandan Kabupaten Langkat
6 Samsat Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
7 Samsat Sei Rampah Kabupaten Serdang Begadai
8 Samsat Tebing Tinggi Kota Tebing Tinggi

12
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1) (2014): 1-17

9 Samsat Pematang Siantar Kota Pematang Siantar


10 Samsat Perdagangan Kabupaten Simalungun
11 Samsat Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
12 Samsat Kisaran Kabupaten Asahan
13 Samsat Tanjung Balai Kota Tanjung Balai
14 Samsat Aek Kanopan Kabupaten Labuhan Batu Utara
15 Samsat Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu
16 Samsat Kota Pinang Kabupaten Lab. Batu Selatan
17 Samsat Kabanjahe Kabupaten Karo
18 Samsat Sidikalang Kabupaten Dairi
19 Samsat Salak Kabupaten Pakpak Barat
20 Samsat Balige Kabupaten Toba Samosir
21 Samsat Pangururan Kabupaten Samosir
22 Samsat Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan
23 Samsat Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara
24 Samsat Sibolga Kota Sibolga
25 Samsat Tapanuli Tengah Kabupaten Tapanuli Tengah
26 Samsat Barus Kabupaten Tapanuli Tengah
27 Samsat Padang Sidempuan Kota Padang Sidempuan
28 Samsat Tapanuli Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan
29 Samsat Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara
30 Samsat Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas
31 Samsat Penyabungan Kabupaten Mandailing Natal
32 Samsat Natal Kabupaten Mandailing Natal
33 Samsat Gunung Sitoli Kota Gunung Sitoli
34 Samsat Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan
Sumber Data : Samsat UPT Pangkalan Brandan / DISPENDASU

Dan deskripsi untuk SAMSAT UPT Di dalam suatu Organisasi haruslah


Pangkalan Brandan Adalah sebelum ada sturktur Organisasinya, karena
terbentuk nya SAMSAT UPT Pangkalan organisasi merupakan tempat atau wadah
Brandan, Pelayanan pembayaran PKB dan berkumpulnya orang-orang yang saling
BBN-KB dilakukan pada UPT Stabat. bekerja sama dalam mencapai suatu
Namun dalam rangka pendekatan tujuan organisasi. Dengan adanya struktur
pelayanan kepada masyarakat dibentuklah Organisasi akan terlihat pembagian-
SAMSAT pembantu Pangkalan Brandan pembagian kerja, hubungan kerja antara
yang pada saat itu merupakan pemekaran atasan dan bawahan, dan lain sebagainya.
dari SAMSAT UPT Stabat. Pelaksanaan sistem Administrasi
Berdasarkan Peraturan Gubernur Manunggal Satu Atap dalam rangka
No.44 tahun 2010 tanggal 16 juni 2010, memberikan kemudahan pelayanan
status SAMSAT pembantu Pangkalan kepada masyarakat (wajib pajak)
Brandan ditingkatkan menjadi SAMSAT khususnya dalam kepengurusan Bea Balik
yang defenitif (berdiri sendiri) yaitu Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB).
menjadi SAMSAT Pangkalan Brandan. SAMSAT merupakan suatu sistem
Yang dimana wilayah kerjanya adalah administrasi yang dibentuk untuk
sebagian kecamatan yang berada di memperlancar dan mempercepat
Kabupaten Langkat yaitu: a) Kecamatan pelayanan kepentingan masyarakat yang
Gebang, b) Kecamatan Babalan, c) kegiatannya diselenggarakan dalaam satu
Kecamatan Brandan Barat, d) Kecamatan gedung, dengan menerapkan beberapa
Sei Lepan, e) Kecamatan Pangkalan Susu, prinsip pelayanan umum yaitu :
f) Kecamatan Besitang, g) Kecamatan kesederhanaan, kejelasan, kepastian,
Pematang Jaya. waktu, akurasi, keamanan, tanggung

13
Faizal Reza Nasution dan Rudi Salam Sinaga, Evaluasi Kinerja Pegawai Kantor Samsat dalam

jawab, kelengkapan sarana dan prasarana, (DISPENDA) dibidang pemungutan pajak


kemudahan akses, kedisiplinan, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
kesopanan, keramahan dan kenyamanan. (BBN-KB); PT. Jasa Raharja (Persero) yang
Kegiatan Sistem Administrasi berwenang dibidang penyampaian
Manunggal Satu Atap ini dilaksanakan sumbangan wajib dana kecelakaan lalu
oleh suatu kantor yang didalamnya lintas (SWDKLLJ)
terdapat organisasi pemerintah yang Struktur Organisasi UPT Pangkalan
melibatkan beberapa unsur yang terkait Brandan sebagaimana tertuang dalam
didalam pengelolaannya, yaitu: Pihak Peraturan Gubernur No. 44 tahun 2010
kepolisian Negara Indonesia (POLRI) yang tentang struktur Organisasi, Tugas, Fungsi
mempunyai fungsi dan wewenang dan uraian tugas Unit Pelaksana Teknis
dibidang registrasi dan identifikasi pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatra
kendaraan bermotor; Pemerintah Daerah Utara:
dalam hal ini Dinas Pendapatn Daerah

Gambar 1. Bagan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pendapatan


Provinsi Sumatra Utara

Sumber Data: SAMSAT UPT Pangkalan Brandan/DISPENDASU

Adapun usaha-usaha yang dilakukan antara Dinas Pendapatan Sumatera Utara,


pegawai kantor SAMSAT UPT Pangkalan Kepolisisan Daerah Sumatra Utara dan PT
Brandan dalam meningkatkan Jasa Raharja, khususnya untuk
Pembayaran BBN-KB di Provinsi Sumatra pembayaran BBN-KB; d) Memaksimalkan
Utara yang khususnya di Pangkalan pelayanan kepada masyarakat yang
Brandan adalah sebagai berikut: a) didukung dengan prasarana kegiatan
Melakukan himbauan kepada masyarakat antara lain: 1) Memberikan nomor urut
melalui Media massa, media cetak, pendaftaran, guna tertibnya pelayanan
maupun media elektronik. Media cetak pembayaran; 2) Menyediakan sarana
bisa berupa brosur, spanduk, rekalme, mengatur keluar masuk nya wajib pajak
pengumuman, surat edaran dan agar tetap tertib; 3) Menyediakan papan
sebagainya; b) Melakukan razia kendaraan informasi guyna memberikan informasi
bermotor oleh pihak DITLANTAS POLSEK kepada wajib pajak tentang status proses
Pangkalan Brandan yang dilakukan secara pendaftaran; 4) Menetapkan batas waktu
rutin dan dadakan; c) Melakukan kerja proses penyelesaian pembayaran BBN-KB;
sama yang baik dan berkesinambungan 5) Menyediakan papan informasi yang

14
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1) (2014): 1-17

berisikan danah lokasi kantor, mekanisme kendaraan bermotor, kemudian ke bagian


dan prosedur pelayanan, besarnya biaya pengambilan formulir pendaftaran,
dan informasi lainnya; 6) Tersedia pusat dilanjutkan kepada bagian penetapan, ke
informasi yang dapat memberikan bagian kasir dan terakhir ke bagian
informasi kepada wajib pajak; 7) pengambilan STNK.
Mengusulkan penambahan jumlah Standar waktu pelayanan sesuai
komputer sehingga diharapkan dengan dengan standar waktu pelayanan yang
bertambahnya unit komputer akan dapat ditetapkan yaitu 50 menit. Kantor
mempermudah dan mempercepat proses SAMSAT UPT Pangkalan Brandan telah
pelayanan; 8) Pengembangan SDM dengan merancang prosedur pelayanan BBN-KB
mengirim dan mengikutsertakan pegawai ini seringkas mungkin untuk
untuk dilatih dan dididik guna memudahkan para wajib pajak dalam
meningkatkan pengetahuan dan mengurusnya. Hal ini sebagaimana
ketrampilannya, sehingga diharapkan akan diungkapkan oleh salaah satu petugas di
berguna dalam pelaksaan pekerjaan dan bagian penyerahan STNK yang
pelayanan terhadap wajib pajak. mengungkapkan sebagai berikut: “Para
Indikator yang digunakan untuk petugas disini sudah profesional di dalam
mengukur kualitas pelayanan BBN-KB di melaksanakan tugasnya, karena mereka
Tangibles (bukti nyata), Responsives (daya sudah terbiasa melakukan nya setiap hari”.
tanggap), Assurance (jaminan) dan (Wawancara 05 Oktober 2013)
Empaty (empati) Hal senada juga diungkapkan oleh
Indikator Tangibles atau bukti fisik salah satu wajib pajak yang ditemui di
dalam kaitannya dengan pelayan BBN-KB lokasi penelitian: “Saya rasa kehandalan
di kantor SAMSAT UPT Pangkalan petugas disini dalam memberikan
Brandan sudah cukup memadai. Hal ini pelayanan kepada wajib pajak sudah
dibuktikan dengan tersedianya sarana dan cukup memuaskan, itu dapat dilihat dari
prasarana pelayanan sebaigamana kinerja para petugas di setiap bagian yang
dikemukan diatas. Ketersediaan sarana saya rasa begitu cekatan”. (wawancara 05
dan prasarana pelayanan BBN-KB di Oktober 2013)
kantor SAMSAT UPT Pangkalan Brandan Indikator Responsives atau daya
dari persepsi wajib pajak dikatakan sudah tanggap petugas SAMSAT UPT Pangkalan
cukup memadai. Hal yang sama juga Brandan dalam membantu dan
disampaikan oleh salah satu petugas memberikan pelayanan kepadaa para
dibagian penyerahan STNK yang wajib pajak sudah cukup cepat dan tepat.
mengemukakan sebagi berikut: “Saya rasa Hal ini dapat dilihat dari kesigapan paraa
fasilitas pendukung pelayanan disini petugas di SAMSAT dalam melayani para
sementara sudah cukup, apabila wajib pajak di setiap loket pelayanan yang
pembangunan gedung yang baru sudah ada. Petugas akan merespon hal-hal yang
selesai, maka saya rasa fasilitas pun akan ditanyakan wajib pajak, dan memberi
banyak yang di perbaharui”. (Wawancara penjelasan serta pengarahan terkait
05 Oktober 2013) dengan pertanyaan yang diajukan.
Indikator Reliability atau kehandalan Indikator Assurance atau jaminan
para pegawai di kantor SAMSAT UPT petugas SAMSAT UPT Pangkalan Brandan
Pangkalan Brandan dalam memberikan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari
pelayanan sudah cukup akurat dan pengetahuan, kesopanan, dan kemampuan
memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari cara petugas SAMSAT yang cukup baik dalam
petugas dalam melayani wajib pajak yang memberikan pelayanan kepada para wajib
diarahkan sesuai dengan prosedur pajak. Pengetahuan para petugas SAMSAT
pelayanan yang ada. Wajib pajak dalam dapat dilihat dari kemampuan petugas
melakukan pengurusan BBN-KB terlebih dalam menjawab semua kesulitan-
dahulu harus melakukan cek fisik kesulitan yang dihadapi oleh wajib pajak

15
Faizal Reza Nasution dan Rudi Salam Sinaga, Evaluasi Kinerja Pegawai Kantor Samsat dalam

dengan baik dan tetap berpedoman pada tersebut akan meninggalkan tugas di
norma kesopanan. SAMSAT, meskipun kadang-kadang hanya
Indikator Emphaty petugas di beberapa jam, namun menyebabkan
SAMSAT UPT Pangkalan Brandan sudah proses pelayanan menjadi terganggu.
cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari
perhatian yang tulus yang diberikan oleh SIMPULAN
pegawai kepada para waajib pajak dengan Mekanisme pengenaan Bea Balik
berupaya memahami keinginan wajib Nama kendaraan Bermotor (BBN-KB) di
demi kelancaran pelayanan BBN-KB. Samsat UPT Pangkalan Bradan sudah
Dengan demikian empati dalam pelayanan berjalan dengan cukup baik dan
sudah dilakukan atau di terapkan oleh memberikan pelayanan yang baik juga, hal
para pegawai di SAMSAT UPT Pangkalan ini dapat dilihat dari berbagai pendapat
Brandan. yang tercantum pada bagian pembahasan.
Pelayanan BBN-KB di kantor Pelayanan BBN-KB terbagi menjadi
SAMSAT UPT Pangkalan Brandan tidak dua, yaitu BBN-KB I dan BBN-KB II,
terlepas dari berbagai hambatatan dalam dimana BBN-KB I adalah merupakan
pelaksanaannya, beberapa hambatan yang layanan balik nama kendaraan bermotor
ditemui terutama yang berkaitan dengan untuk kendaraan baru sedang BBN-KB II
kelengkapan berkas dan gangguan teknis adalah layanan balik nama kendaraan
untuk peralatan elektronik. Hambatan bermotor bekas yang berpindah tangan
dalam pelayanan BBN-KB di Kantor atau tukar kepemilikan, nah inilah yang
SAMSAT UPT Pangkalan Brandan meliputi menjadi fokus dari penulis. Standar waktu
tiga hal yaitu aspek administatif, teknis, pelayanan yang dibutuhkan dalam
dan SDM. Aspek administratif disebabkan pelayanan BBN-KB di Kantor Samsat UPT
oleh kelalaian para wajib pajak itu sendiri. Pangkalan Brandan kurang lebih 50 menit.
Kelengkapan berkas menjadi hal pokok Hal pokok yang sangat mempengaruhi
yang harus dipenuhi oleh wajib pajak kelancaran kegiatan pelayanan adalah
dalam melakukan pengurusan BBN-KB. mengenai prosedur pelayanan,
Apabila salah satu berkas persyaratan persyaratan-persyaratan kelengkapan
kurang, maka proses pelayanan akan dalam kepengurusan BBN-KB, sarana dan
terganggu dan wajib pajak harus segera prasana pendukung pelayanan. Di Samsat
melengkapinya terlebih dahulu. Hal UPT Pangkalan Brandan cukup
tersebut akan menghambat proses memuaskan dan sesuai dengan yang
pelayanan. diharapkan
Aspek teknis meliputi gangguan Dari aspek tampilan, Kantor Samsat
pada alat pengeras suara dan alat UPT Pangkalan Brandan Dinilai sudah
pemanggilan nomor urut digital. Apabila cukup baik dan untuk memperbaiki segala
kedua alat tersebut mengalami gangguan, bentuk pelayanan dan meningkatkan
maka mau tidak mau petugas harus kinerja pegawai dalam pelayanan, gedung
melakukan proses pelayanan dengan baru Samsat UPT Pangkalan Brandan
pemanggilan manual dengan suara dari sedang dalam tahap Pembangunan.
mulut langsung. Hal ini menyebabkan Penampilan Pegawai yang rapi serta
wajib pajak kurang mendengarnya, perilaku pegawai yang ramah dan sopan.
sehingga menjadi keributan dan Di samping itu, keberadaan Kantor Samsat
penumpukkan berkas. Aspek SDM adalah UPT Pangkalan Brandan juga mudah
hambatan yaang disebabkan adanya dijangkau oleh wajib pajak dengan
beberapa pegawai SAMSAT UPT angkutan umum maupun kendaraan
pangkalan Pangkalan Brandan dari pribadi.
kepolisian yang masih dibebani oleh tugas
lain diluar SAMSAT. Dengan mempunyai
tugas laindiluar SAMSAT, pegawai

16
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1) (2014): 1-17

DAFTAR PUSTAKA Suradinata, E, Pendidikan Kewarganegaraan,


Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Cipta, 2002. 2001.
Badudu J.S., dan Zain Z.M., Kamus Umum Syafiie, I.K., Sistem Pemerintahan Indonesia,
Bahasa Indonesia, Jakarta, Pustaka Sinar Jakarta, Rineka Cipta, 2002.
Harapan, 1994. Syahraji, Irwan N., (2013). Sistem Administrasi
Pelayanan E-KTP di Kecamatan Bebesen
Bagus, L., Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia,
Kabupaten Aceh tengah, Jurnal Administrasi
1996.
Publik Universitas Medan Area, 1 (1): 16-20
Budiyanto, Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara, Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-2 (Jakarta: Balai Pustaka, 1989).
Efridawati, M. Arif N., (2013). Studi Kebijakan
Tofler, A., dalam Nurcholis Madjid, Tradisi
Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan, Jurnal
Administrasi Publik Universitas Medan Area, Islam, Pengawasan dan Fungsinya dalam
1 (1): 27-37 Pembangunan Indonesia, (Jakarta:
Hamzah, A., Kamus Hukum, Cet. Ke-1 (Jakarta: Paramadina, 1997).
Ghalia Indonesia, 1986). Tutik, T.T., Pokok-pokok Hukum Tata Negara,
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006.
Eksistensi, Badan Pengembangan dan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang
Pembinaan, Balai Pustaka: Jakarta, April Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perubahan
2013. atas Peraturan Daerah Kabupaten Deli
Kartono, K., Pemimpin dan Kepemimpinan, Serdang Nomor 5 Tahun 2007 tentang
Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1999. Pembentukan Organisasi Tata Kerja
Miles, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Perangkat Daerah Kabupaten Deli
Universitas Indonesia, 1992. Serdang, Pasal 153.
Moeleong, L.J., Metodologi Penelitian Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945
Kualitatif, Rosdakarya, Bandung, 1990, tentang Pemerintahan Daerah.
2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Muhammad A, dan Usman T., (2013). Evaluasi Nomor 19 tahun 2008 pada Bab V
Kinerja Pemerintah Desa Bandar Tengah tentang Susunan Organisasi.
Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Pasal
Serdang Bedagai, Jurnal Ilmu 13 ayat (1) huruf c (tentang Perubahan
Pemerintahan dan Sosial Politik, 1 (2): Kedua atas Undang-Undang Nomor 32
98-111. Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Musa, M dan Titi Nurfitri, Metode Penelitian, Daerah).
CV. Fajar Agung, Jakarta, 1998. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948
Nazir, M., Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia tentang Pemerintahan Daerah.
Indonesia, 2005. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang
Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Besar Bahasa Pemerintahan Daerah.
Indonesia, Jakarta: PN. Balai Pustaka, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
2003. tentang Sistem Perencanaan
Subekti dan R. Tjitrosoedibio, Kamus Hukum, Pembangunan Nasional.
Cet. Ke-4 (Jakarta: Pradnya Paramita: Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal
1979). 14 tentang Pemerintahan Daerah.

17

Anda mungkin juga menyukai