Anda di halaman 1dari 18

Business Plan Angkutan Umum Massal

di Kota Depok
2016

EKSEKUTIF SUMMARY

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan angkutan umum perkotaan khususnya di wilayah Kota Depok pada saat
ini kinerjanya sudah sangat menurun, hal ini menyebabkan masyarakat pengguna
angkutan umum berpindah / beralih menggunakan kendaraan pribadi baik sepeda
motor maupun mobil pribadi. Disisi lain, pertumbuhan kendaraan bermotor terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sedangkan perkembangan prasarana
yang tersedia tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan bermotor tersebut,
akibatnya kemacetan lalu lintas terjadi hampir diseluruh ruas jalan di wilayah Kota
Depok.

Dalam mengatasi permasalahan lalu lintas yang telah terjadi, Pemerintah Kota
Depok telah menerapkan program peningkatan kapasitas dan jaringan jalan berupa
pembangunan jalan baru, peningkatan kapasitas jalan, dan pembangunan jalan
layang, namun kebijakan ini cenderung mendorong penggunaan kendaraan pribadi
roda dua dan roda empat, sehingga pemecahan masalah dengan metode ini
cenderung tidak bertahan lama dalam konteks peningkatan jaringan transportasi.

Untuk mendukung konsep dasar pengembangan dan peningkatan sistem jaringan


transportasi yang efisien dan berkeadilan, perlu dikembangkan sistem angkutan
umum yang mampu mengakomodasi pengguna dari segala golongan. Sebagai
salah satu komponen sistem angkutan umum di wilayah perkotaan, sistem
angkutan umum massal berbasis jalan perlu dikembangkan secara maksimal.

Pertimbangan pengembangan penggunaan sistem angkutan umum massal


dikarenakan penambahan kapasitas baru melalui pembangunan jalan baru maupun
peningkatan jalan yang ada belum memberi jaminan pada peningkatan kelancaran
lalu lintas terutama kelancaran angkutan umum.

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

Berdasarkan pertimbangan tersebut, sudah saatnya pemerintah melakukan


pengembangan angkutan umum massal di wilayah Kota Depok dan
mengembangkan trayek baru untuk wilayah yang memiliki potensi demand secara
commuter ke wilayah DKI Jakarta.

Sebagai tindak lanjut dari pengembangan angkutan umum massal di Kota Depok,
perlu dilakukan kegiatan Penyusunan Business Plan Angkutan Umum Massal di
Kota Depok yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan gambaran penyiapan
rencana usaha secara rinci.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud Studi
Maksud dari pekerjaan Penyusunan Business Plan Angkutan Umum Massal
adalah Menyiapkan rencana usaha secara rinci mengenai pengembangan
angkutan umum massal di Kota Depok.
2. Tujuan Studi

Tujuan dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

a. Membuat desain / penyiapan rencana model bisnis secara rinci mengenai


pengembangan angkutan umum massal di Kota Depok;

b. Menyusun strategi finansial untuk mencapai Cost-Effectiveness dalam


pengembangan angkutan umum massal di Kota Depok;

c. Menyusun strategi pengembangan bisnis (marketing) dalam pengelolaan


angkutan umum massal di Kota Depok;

C. RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan inventarisasi dan kajian terhadap dokumen- dokumen, peraturan-


peraturan, referensi yang berkaitan dengan kegiatan ini;

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

b. Melakukan perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan Pembayaran


Rp/km atau Rp/pnp/km;

c. Melakukan perhitungan dan penetapan tarif serta menyusun alternatif skema


pembiayaan;

d. Melakukan analisis finansial dengan prediksi 5-10 tahun mendatang;

e. Menyusun dan menyiapkan rencana model bisnis, yang meliputi antara lain :

1) Manajemen Pembayaran tiket penumpang;

2) Manajemen Pengumpulan Pendapatan;

3) Proses Pemilihan Operator;

4) Concession Contract operator;

5) Sistem Pembayaran Operator;

f. Menyusun strategi finansial untuk mencapai Cost-Effectiveness;

g. Menyusun strategi pengembangan bisnis (Marketing).

D. METODOLOGI

1. Tahap Persiapan dan Pengumpulan Data


Secara umum terdapat beberapa kegiatan utama di dalam tahap persiapan dan
pengumplan data ini, yakni:
a. Pemantapan Metodologi
Sasaran dari kegiatan ini adalah menetapkan metoda pemodelan dan analisis
yang akan digunakan, hal ini penting untuk ditetapkan karena akan
mempengaruhi kebutuhan data, penyediaan waktu analisis, dan kualitas hasil
kajian secara keseluruhan.

b. Studi Literatur
Berguna sebagai landasan teori dalam studi Bussiness Plan Angkutan Umum
Massal di Kota Depok ini, untuk mengetahui dan menelaah sejumlah metoda
pelaksanaan sistem angkutan umum, dan sebagai tinjauan studi terdahulu
tentang Bussiness Plan Angkutan Umum Massal di Kota Depok antara lain :

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

1) Studi Tatralok Kota Depok Tahun 2006;


2) Studi Angkutan Umum Massal Kota Depok Tahun 2012;
3) Studi Penyusunan Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Kota Depok Tahun 2013;
4) Studi Detail Enginering Desain (DED) Angkutan Umum Massal Kota
Depok Tahun 2015;
c. Review Peraturan Terkait
Review peraturan terkait adalah review yang bermanfaat untuk Konsep Studi
Bussiness Plan Angkutan Umum Massal ini di Kota Depok diantaranya
adalah:

1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan
Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan;
4) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 10 Tahun 2012 tentang Standar
Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan;
5) Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 02 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perhubungan.

2. Tabulasi Data dan Analisis Data


2.1 Tabulasi Data
Tabulasi data merupakan penggambaran kondisi angkutan umum yang sekarang
serta rencana pelaksanaan angkutan umum massal dari studi-studi sebelumnya.
Dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui secara keseluruhan sebelum
dilakukan analisis berupa konsep bisnis yang akan dijalankan nantinya.
Selanjutnya analisis secara bisnis terutama finansial serta sensitifitas dari
rencana pelaksanaan dan akan diperoleh layak atau tidaknya serta alternatif-
alternatif bisnis yang ditawarkan untuk pencapaian pelaksanaan angkutan umum
massal di Kota Depok. Selain itu di dalam tahapan tabulasi data terdapat standar
pelayanan sebagai nilai ataupun formula dasar untuk menentukan dasar

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

pencapaian kinerja angkutan umum. Di dalam tahap analisis ini akan diperjelas
mengenai penggambaran rencana pelaksanaan angkutan umum massal Kota
Depok, antara lain :

 Kondisi Prasarana Jaringan Jalan


 Potensi Travel Demand
 Koridor Daerah Pelayanan
 Lintasan Rute Terpilih

2.2 Analisis Data


2.2.1. Penyusutan, Nilai Sisa dan Cash flow
Penyusutan dihitung berdasarkan Metode Declining Balance
Depreciation (DBD) dengan nilai sisa 20% setelah rencana operasional
disesuaikan dengan perhitungan dari Departemen Perhubungan. Mulai
dari besaran pendapatan serta pengeluaran rencana setelah
pengoperasian angkutan umum.

Cash flow dihitung baik yang sebelum pajak maupun setelah pajak.
Pembuatan cash flow dilakukan dengan dua cara yaitu dengan tabel dan
grafis. Penyusunan cash flow, dibuat dalam bentuk garis horizontal
yang menunjukkan periode investasi, aliran kas keluar disimbolkan
dalam bentuk tanda panah ke bawah dan aliran kas masuk disimbolkan
dalam bentuk tanda panah ke atas serta tingkat suku bunga (i) yang
dipakai dalam mendiscounting atau compounding aliran kas.

2.2.2. Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitas


Data tingkat pertumbuhan tersebut kemudian digunakan dalam
menganalisis kelayakan finansial dari kedua perusahaan tersebut.
Analisis kelayakan finansial yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah NPV, IRR, dan BCR serta PBP yang dilakukan setelah cash flow
dibuat. Keempat metode tersebut akan menghasilkan output
perhitungan yang konsisten apabila dihitung dengan benar, hanya saja
masing-masing metode memberikan informasi yang berbeda sesuai
dengan keperluan investor.

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

NPV memberikan informasi berapa nominal nilai uang sekarang dari


investasi tersebut. IRR memberikan informasi prosentase dari imbal
hasil investasi, yang bisa dengan mudah langsung diperbandingkan
dengan tingkat inflasi atau deposito. BCR memberikan informasi tentang
perbandingan (rasio) antara aspek benefit dan aspek biaya dari investasi.
PBP memberikan informasi tentang berapa lama waktu yang diperlukan
oleh investasi tersebut untuk mengembalikan modal yang dikeluarkan.

Analisa Sensitivitas dilakukan apabila pada analisa kelayakan finansial,


investasi tersebut dinyatakan layak. Hasil analisis kemudian disimpulkan
dan dikembangkan saran-saran yang nantinya diharapkan dapat
meningkatkan kinerja dari investasi tersebut.

3. Rekomendasi Hasil Kajian


Di dalam rekomendasi hasil kajian maka akan diterangkan mengenai saran-saran
yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari investasi tersebut.
Dalam hal ini berupa :

a. Manajemen Pembayaran tiket penumpang;


b. Manajemen Pengumpulan Pendapatan;
c. Proses Pemilihan Operator;
d. Concession Contract operator;
e. Sistem Pembayaran Operator;

Selain daripada hal tersebut juga diperjelas mengenai Konsep strategi finansial
untuk mencapai Cost-Effectiveness dan Konsep strategi pengembangan bisnis
(Marketing).

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

Analisis
Data Sekunder
1. Studi Literatur :
a. Studi Tatralok Kota Depok Tahun 2006; Tabulasi Data
b. Studi Angkutan Umum Massal Kota
Depok Tahun 2012;
c. Studi Penyusunan Rencana Induk
Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Perhitungan Perhitungan biaya
Kota Depok Tahun 2013; Pendapatan kendaraan
Keluaran/Output
d. Studi Detail Enginering Desain (DED) (BOK), investasi
Angkutan Umum Massal Kota Depok awal, biaya tetap 1. Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan
Tahun 2015; biaya tidak Pembayaran Rp/km atau Rp/pnp/km;
2. Kondisi dan Peta Jaringan Jalan Pada 2. Perhitungan dan penetapan tarif komersial;
Koridor Kajian Di Wilayah kota depok 3. Alternatif skema pembiayaan;
3. Rute trayek angkutan Umum di Wilayah 4. Analisis finansial dengan prediksi 5-10 tahun
kota depok mendatang;
Perhitungan Perhitungan kenaikan 5. Konsep rencana model bisnis, yang meliputi antara
Kebijakan dan peraturan perundangan: biaya lain :
a. Manajemen Pembayaran tiket penumpang;
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 b. Manajemen Pengumpulan Pendapatan;
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; c. Proses Pemilihan Operator;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun d. Concession Contract operator;
2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, e. Sistem Pembayaran Operator;
Analisis Dampak, Serta Manajemen 6. Konsep strategi finansial untuk mencapai Cost-
Kebutuhan Lalu Lintas; Effectiveness;
7. Konsep strategi pengembangan bisnis (Marketing).
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2014 tentang Angkutan Jalan;
4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 10
Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan
Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan;
5. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 02
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Bidang Perhubungan. Kelayakan
Finansial :
NPV > 0
IRR > MARR
BCR > 1
PBP < k

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

E. HASIL ANALISIS
1. Rencana Operasi Angkutan Umum Massal
Jaringan SAUM Kota Depok menggunakan jalan yang telah tersedia jaringan
trayek angkutan perkotaan (angkot), sehingga perlu diperhatikan tingkat
himpitan trayek agar tidak terjadi gejolak sosial dan jaringan SAUM dapat
lebih optimal.
a. Koridor 1
Panjang Jaringan Pelayanan : 18.27 Km
Jenis Armada : Bus Sedang (Bus 3/4)
Potensi Penumpang :
 Minimal (batas bawah) : 1865 pnp/jam
 Maksimal (batas atas) : 2796 pnp/jam
Jumlah Armada : 19 – 29 kendaraan
Trayek Berhimpit :
D.05 (10%); D.06 (100%); D.08 (75%); D.09 (72%); D.10 (70%), 37
(50%), 41 (40%) dan D.11 (40%).
Untuk rute pada jaringan pelayanan ini melalui
Koridor 1A (Via Jl. Ir. Juanda) :
Terminal Jatijajar – Jl. Raya Bogor – Jl. Ir. Juanda – Jl.Margonda 3 –
Fly Over Univ. Indonesia –Jl. Raya Margonda 3 - Jl. Raya Margonda 2
–Jl. Raya Margonda 1 – Jl. Siliwangi – Jl. Tole Iskandar – Jl. Raya
Bogor – Terminal Jatijajar.

Koridor 1B (Via Jl. Tole Iskandar) :


Terminal Jatijajar – Jl.Raya Bogor – Jl. Tole Iskandar – Jl. Siliwangi –
Jl. Margonda 1 – Terminal Depok – Jl. Margonda 2 – Jl. Margonda 3 –
Fly Over Univ. Indonesia – Jl. Margonda 3 – Jl. Ir. Juanda – Jl. Raya
Bogor – Terminal Jatijajar.

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

Gambar 7.1. Usulan Rute Koridor 1

b. Koridor 2
Panjang Jaringan Pelayanan : 15.33 Km
Jenis Armada : Bus Sedang (Bus 3/4)
Potensi Penumpang :
 Minimal (batas bawah) : 1038 pnp/jam
 Maksimal (batas atas) : 3392 pnp/jam
Jumlah Armada : 10 – 34 kendaraan
Trayek Berhimpit : D.11 (100%).
Rute yang diusulkan untuk Koridor 2 ini sebagai berikut:
Koridor 2A Via Jl. Ir. Juanda
Terminal Depok – Margonda 2 – Jl. Ir. Juanda – Jl. Raya Bogor – Jl.
Akses Univ. Indonesia – Fly Over Univ. Indonesia – Jl. Margonda 3 –
Jl. Margonda 2 – Terminal Depok.

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

Gambar 7.2. Usulan Rute Koridor 2

Koridor 2B Via Jl. Akses Univ. Indonesia


Terminal Depok – Jl. Margonda 2 – Jl. Margonda 3 – Fly Over Univ.
Indonesia – Jl. Akses Univ. Indonesia – Jl. Raya Bogor – Jl. Ir. Juanda
– Jl. Margonda 2 – Terminal Depok.

c. Koridor 3
Panjang Jaringan Pelayanan : 20.54 Km
Jenis Armada : Bus Sedang (Bus 3/4)
Potensi Penumpang :
 Minimal (batas bawah) : 1062 pnp/jam
 Maksimal (batas atas) : 1892 pnp/jam
Jumlah Armada : 14 - 25 kendaraan
Trayek Berhimpit :
D.26 (100%), D.03 (100%), D.07 (67%), D.25 (67%), D.21 (50%) dan
D.27 (50%).

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

Gambar 7.3. Usulan Rute Koridor 3

Rute yang diusulkan untuk Koridor 2 ini sebagai berikut:


Koridor 3A
Terminal Terpadu – Jl. Margonda Raya – Jl. Dewi Sartika – Jl. Raya
Sawangan – Jl. Muchtar Raya – Bojongsari.
Koridor 3B
Bojongsari – Jl. Muchtar Raya – Jl. Raya Sawangan – Jl. Dewi Sartika
– Terminal Terpadu.

2. Biaya Operasional Kendaraan


Berdasarkan data-data dari rencana operasi angkutan umum massal Kota
Depok pada bab sebelumnya maka dasar tersebut dapat digunakan sebagai
bahan dalam perhitungan biaya operasional kendaraan. Bahwa dalam rencana
operasi angkutan umum massal yang diperoleh dari Studi Sistem Angkutan
Umum Massal Kota Depok Tahun 2012, rangkumannya adalah sebagai
berikut.

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

Tabel 5.1. Rangkuman Pemiihan Jaringan SAUM

Koridor 1 Koridor 2 Koridor 3


No Indikator Pelayanan
Bus Bus Bus Bus Bus Bus
Sedang Besar Sedang Besar Sedang Besar

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Aspek Teknis

1 Panjang Rute (km) 17.9 15.33 20.54

2 Kecepatan (km/jam) 20 20 20

3 Waktu Tempuh (menit) 53.7 45.99 41.08

4 LoT (menit) 16.8 13 9

5 Headway (menit) 3.5 3.5 3.5

6 RTT (menit) 124.2 104.48 132

7 D (Potensi Penumpang/jam) 1865 1038 1062

8 Sc (Kapasitas Tempat Duduk) 24 50 24 50 24 50

9 Lf (faktor muat) 70% 70% 70% 70% 70% 70%

10 Frekuensi (kend/hari) 9.1 2.8 5.9 2.8 6.4 3.1

11 N (Jumlah armada) 19 9 10 5 14 7

Aspek Sosial

Ya Ya Tidak
Terintegrasi dengan
12 Jl. Margonda I, Jl. Ir.
Trans Jabodetabek Jl. Margonda II, Jl.
Juanda, Jl. Raya -
Ir. Juanda
Bogor

3 2 2
Jumlah Simpul Angkutan
13 Terminal Depok, Term. Sub
Umum Terminal Depok &
Terminal Jatijajar & Sawangan &
Stasiun Pondok Cina
Stasiun Depok Baru Terminal Depok

14 Jumlah Pangkalan Ojek 17 Lokasi 30 Lokasi 10 Lokasi

44 Trayek (1 trayek 36 Trayek (2 Trayek


58 Trayek
Feeder TJ) Feeder TJ)
15 Jumlah Trayek Berhimpit
D.06 berhimpitan D.11 berhimpitan D.03 berhimpitan
100% 100% 100%
Sumber: Studi Sistem Angkutan Umum Massal Kota Depok Tahun 2012

Selain data dasar perhitungan dari bab sebelumnya tersebut, disimpulkan bahwa
kebutuhan armada kendaraan sesuai usulan adalah bus sedang dengan jumlah 43
kendaraan yang dibagi dalam 3 koridor.

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

Dalam rencana realisasi angkutan umum massal Kota Depok, dilakukan beberapa
perhitungan untuk melihat kelayakan finansialnya. Dasar dalam perhitungan adalah
biaya operasional kendaraan, sebagai berikut.

a. Rekapitulasi Biaya Langsung :


a. Penyusutan = Rp. 1386.03 / Bus-km
b. Bunga Modal = Rp. 166.32 / Bus-km
c. Gaji & Tunjangan Awak Bus = Rp. 1,713.90 / Bus-km
d. B B M = Rp. 1,030.00 / Bus-km
e. B a n = Rp. 200.00 / Bus-km
f. Service Kecil = Rp. 41.92 / Bus-km
g. Service Besar = Rp. 36.64 / Bus-km
h. Cuci Bus = Rp. 155.93 / Bus-km
i. S T N K = Rp. 64.97 / Bus-km
j. K I R = Rp. 6.50 / Bus-km
Jumlah Biaya Langsung per bus/km = Rp. 4,802.20 / Bus-km

b. Rekapitulasi Biaya Tidak Langsung :


1) Biaya Aset (Asumsi Rencana Investasi 10 Tahun)
• Aset Kantor Rp. 500,000,000.00 / Tahun
• Aset Bangunan Pool dan
Rp. 1,500,000,000.00 / Tahun
Bengkel
• Aset Peralatan dan Perlengkapan Rp. 300,000,000.00 / Tahun
2) Bunga Aset/Tahun
• Aset Kantor Rp. 48,000,000.00 / Tahun
• Aset Bangunan Pool dan
Rp. 144,000,000.00 / Tahun
Bengkel
• Aset Peralatan dan Perlengkapan Rp. 28,800,000.00 / Tahun
3) Biaya SDM
• SDM Manajemen dan Kantor
Asumsi Total SDM 30 orang Rp. 791,397,360.00 / Tahun
• SDM Pool dan Bengkel
Asumsi Total SDM 10 orang Rp. 395,698,680.00 / Tahun
4) Biaya Operasional Kantor Rp. 90,000,000.00 / Tahun
5) Biaya Pemeliharaan Kantor Rp. 6,000,000.00 / Tahun
6) Biaya Operasional Bengkel Rp. 66,000,000.00 / Tahun
7) Biaya Pemeliharaan Bengkel Rp. 6,000,000.00 / Tahun
Jumlah Biaya Tidak Langsung Rp. 3,875,896,040.00 / Tahun

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

Biaya Tidak Langsung per Bus-Km


Total Biaya Tidak Langsung = Rp. 1,952.07 / Bus-km
Prod. Bus-km/th

Biaya Pokok per Bus-Km :


Biaya Langsung = Rp. 4,802.20 / Bus-km
Biaya Tidak Langsung = Rp. 1,952.07 / Bus-km
Jumlah = Rp. 6,754.27 / Bus-km

Biaya Pokok per Bus / th :

[ Biaya pokok per bus-km x Prod.bus-km/th + ( 10 % x Harga bus )]


= [Rp. 6,754.27 / Bus-Km x 46.175,16 Bus-Km/Th + Rp.40.000.000,00]
= Rp. 351,879,551.22 /Th

3. Tarif Pay Back


Tarif Payback yaitu sebesar Rp. 6,185.52 per penumpang. Jumlah tarif
tersebut merupakan batas minimum untuk mencapai titik kembali modal.
Sedangkan tarif yang diperhitungkan agar pihak operator memperoleh
keuntungan sebesar 15 % dari biaya operasi kendaraan adalah Rp. 7,113.35
per penumpang.

4. Rencana Investasi dan Realisasi Pendapatan


Terdapat 2 alternatif dalam rencana investasi dan realisasi pendapatan.
Dimana :

 Alternatif 1

Alternatif pertama menggunakan tariff minimum dengan investasi


kendaraan yang dibebankan kepada operator/penyelengara angkutan
umum massal Kota Depok. Besaran tarif rencana adalah Rp. 14.000,00.
Bahwa :

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

 NPV Investasi setelah pajak pada suku bunga 10%/tahun dengan


Umur Rencana 10 tahun = Rp. 1,528,161,957.38 > 0, maka investasi
tersebut layak secara finansial ;
 IRR = 15,26% > MARR (Minimum Attractive Rate of Return)
yang ditetapkan 10%, maka investasi tersebut layak secara finansial
 BCR Investasi setelah pajak pada suku bunga 15%/tahun dengan
Umur Rencana 10 tahun, maka mencapai layak secara finansial pada
tahun ke 9 dengan BCR = 1,02 > 1 ;
 PBP Investasi setelah pajak dengan Umur Rencana 10 tahun
adalah 4 tahun,

 Alternatif 2

Sedangkan alternatif kedua menggunakan tarif minimum tanpa adanya


investasi kendaraan, atau dibebankan kepada pemerintah sebagai dalam
bentuk bantuan kendaraan angkutan massal Kota Depok. Besaran tarif
rencana adalah Rp. 8.000,00

Bahwa :

 NPV Investasi setelah pajak pada suku bunga 10%/tahun dengan


Umur Rencana 9 tahun = Rp. 735,534,086.00 > 0, maka investasi
tersebut layak secara finansial ;

 IRR = 15,63% > MARR (Minimum Attractive Rate of Return)


yang ditetapkan 10%, maka investasi tersebut layak secara finansial
;

 BCR Investasi setelah pajak pada suku bunga 10%/tahun dengan


Umur Rencana 10 tahun, maka mencapai layak secara finansial pada
tahun ke 7 dengan BCR = 1,03 > 1 ;

 PBP Investasi setelah pajak dengan Umur Rencana 10 tahun


adalah 3 tahun.

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

5. Konsep Rencana Bisnis


a. Rencana Model Bisnis
Desain/penyiapan rencana model bisnis mengenai pengembangan
angkutan umum massal di Kota Depok memerlukan konsep dasar rencana
operasional dari penyelenggaraan angkutan umum massal yang mencakup
hal-hal sebagai berikut :
 Pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan
BRT secara mendasar terdiri atas:
1. Pemerintah sebagai regulator dan pembuatan kebijakan.
2. ”Owner” sebagai penanggung-jawab dan koordinator dari
pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan BRT.
3. Kontraktor dan konsultan sebagai perancang dan pembangun
– termasuk vendor pengadaan segala sarana dan prasarana yang
dibutuhkan bagi penyelenggaraan BRT.
4. Operator sebagai pelaksana operasional untuk melayani
pengguna jasa BRT (yaitu penumpang).
5. Investor (penyedia dana) sebagai pihak yang membiayai
seluruh sarana, prasarana dan fasilitas yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan BRT.
 Jenis pelayanan yang dapat diserahkan kepada pihak swasta
diantaranya meliputi:
1. Rekrutmen, pelatihan dan manajemen awak (personil) bus, serta
pemeliharaan armada;
2. Penjualan dan/atau pemeriksaan tiket;
3. Pembangunan halte dan terminal; dan
4. Pemasaran dan pelayanan nilai tambah.
 Pengelola keuangan (clearing house) sebagai pihak yang
menerima, mencatat dan menyimpan uang masuk dari pendapatan
usaha BRT, serta mengeluarkan pembayaran bagi pihak-pihak yang
berhak

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

b. Menyusun strategi finansial untuk mencapai Cost-Effectiveness dalam


pengembangan angkutan umum massal di Kota Depok yang meliputi :
 Proses Bisnis
 Manajemen Pembayaran Tiket Penumpang
 Manajemen Pengumpulan Pendapatan
 Proses Pemilihan Operator
 Concession Contract Operator
 Sistem Pembayaran Operator
c. Menyusun strategi pengembangan bisnis (marketing) dalam pengelolaan
angkutan umum massal di Kota Depok meliputi :
 Konsep strategi finansial
Tujuan manajemen keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai
perusahaan atau nilai yang bersedia dibayar oleh calon pembeli
apabila perusahaan tersebut mau dijual (Suad Husnan 2006:6). Semua
pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan perencanaan,
analisis dan pengendalian keuangan, manajer keuangan diharapkan
oleh semua pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan untuk
membuat keputusan yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan.
Manajer keuangan untuk mencapai tujuan ini menemuai berbagai cara
untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Sebuah strategi merupakan
suatu pemikiran bagaimana mencapai sebuah tujuan. Strategi
merupakan kumpulan berbagai langkah dan tindakan yang dilakukan
dan menjadi strategi perusahaan.
 Strategi pengembangan bisnis atau Marketing
Strategi pengembangan pemasaran ini menyangkut fungsi pemasaran
mencakup riset konsumen, pengembangan suatu produk, komunikasi-
promosi, strategi distribusi, penetapan harga produk dan pemberian
layanan. Seluruh kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui,
memenuhi, melayani, serta memuaskan kebutuhan para konsumen.

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK
Business Plan Angkutan Umum Massal
di Kota Depok
2016

F. Kesimpulan Dan Saran


1. Dalam penerapan rencana bisnis angkutan umum massal ini perlu
memperhatikan pola pengelolaan sistim keuangan yang benar apabila perlu
dilakukan pendidikan dan pelatihan agar tercapai SDM yang siap untuk
menjalankan bisnis ini.
2. Kesiapan SDM penyelenggara baik secara organisasi maupun legalitas yang
jelas termasuk pola penyelenggaraan yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsi dalam penyelenggaraan dari setiap bagian organisasi.

Executive Summary
DINAS PERHUBUNGAN KOTA DEPOK

Anda mungkin juga menyukai