Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR STUDI ISLAM

NAMA : NABILA SAFITRI


NIM : 2020050101042
KELAS : A

NO
TEMA JURNAL RESENSI ISI ANALISIS

1. ILMU PENGETAHUAN Ilmu pengetahuan adalah usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan Pengetahuan adalah sesuatu yang
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam terjadi dalam diri manusia, yang di
alam manusia. peroleh dari hasil pencarian manusia
Pengetahuan adalah sesuatu yang terjadi dalam diri manusia, yang di peroleh itu sendiri. Ilmu pengetahuan adalah
dari hasil pencarian manusia itu sendiri. Ilmu pengetahuan adalah sesuatu sesuatu yang di pelajari sehingga
yang di pelajari sehingga manusia itu memperoleh pengetahuan untuk manusia itu memperoleh
mengetahui dan membuktikan suatu kebenaran. pengetahuan untuk mengetahui dan
Perkembangan ilmu pengetahuan tidaklah berlangsung secara mendadak, membuktikan suatu kebenaran.
melainkan terjadi secara bertahap. Perkembangan pemikiran secara teoritis Perkembangan pemikiran secara
senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Oleh karena itu periodisasi teoritis senantiasa mengacu kepada
perkembangan ilmu disini dimulai dari peradaban Yunani dan diakhiri pada peradaban Yunani. Oleh karena itu
zaman kontemporer. periodisasi perkembangan ilmu disini
 Zaman Pra Yunani Kuno dimulai dari peradaban Yunani dan
Pada zaman ini ditandai oleh kemampuan : diakhiri pada zaman kontemporer.
 Know how dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada  Zaman Pra Yunani Kuno
pengalaman.  Zaman Yunani Kuno.
 Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai  Zaman Abad Pertengahan
fakta dengan sikap receptive mind, keterangan masih  Zaman Renaissance.
dihubungkan dengan kekuatan magis.
 Zaman Modern ( 17 – 19 M )
 Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam
 Zaman kontemporer ( abad 20
sudah menampakkan perkembangan pemikiran manusia ke
tingkat abstraksi. – dan seterusnya)
 Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang Ilmu Pengetahuan dapat digolongkan 
didasarkan atas sintesa terhadap hasil abstraksi yang dilakukan. 3 golongan yaitu sebagai berikut :
 Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa-
peristiwa sebelumnya yang pernah terjadi. (Rizal Muntazir,  Ilmu alamiah (natural
1996). sciences)
 Zaman Yunani Kuno.  Ilmu sosial (social science)
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat,  Ilmu budaya (Humanities)
karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan
ide-ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai
gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa Yunani pada masa itu tidak
lagi mempercayai mitologi-mitologi. Sikap inilah yang menjadi cikal
bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis inilah
menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli-ahli pikir terkenal
sepanjang masa. Beberapa filsuf pada masa itu antara lain Thales,
Phytagoras, Socrates, Plato, Aristoteles.
 Zaman Abad Pertengahan
Zaman Abad Pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di
lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini hampir
semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan
aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini
adalah Ancilla Theologia atau abdi agama.
 Zaman Renaissance.
Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali
pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance adalah
zaman peralihan ketika kebudayaan Abad Pertengahan mulai berubah
menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia ingin mencapai kemajuan
atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi.
Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis
pada Zaman Renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju
pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal
seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes Kepler, Galileo Galilei.
 Zaman Modern ( 17 – 19 M)
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang
ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern
sesungguhnya sudah dirintis sejak Zaman Renaissance. Seperti Rene
Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern. Rene
Descartes juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti
adalah sistem koordinat yang terdiri dari dua garis lurus X dan Y
dalam bidang 4 datar. Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi.
Charles Darwin dengan teorinya struggle for life (perjuangan untuk
hidup). J.J Thompson dengan temuannya elektron.
 Zaman kontemporer ( abad 20 – dan seterusnya)
Fisikawan termasyhur abad keduapuluh adalah Albert Einstein. Ia
menyatakan bahwa alam itu tak berhingga besarnya dan tak terbatas,
tetapi juga tak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu
ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini berarti bahwa
alam semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain tidak mengakui
adanya penciptaan alam. Disamping teori mengenai fisika, teori alam
semesta, dan lain-lain maka Zaman Kontemporer ini ditandai dengan
penemuan berbagai teknologi canggih
Ilmu Pengetahuan dapat digolongkan  3 golongan yaitu sebagai berikut :
 Ilmu alamiah (natural sciences) adalah ilmu yang mengkaji tentang
keteraturan-keteraturan dalam alam semesta dengan menggunakan
metode ilmiah. Seperti : Ilmu fisika, kimia, biologi, dan lain-lain.
 Ilmu sosial (social science) ialah ilmu yang mengkaji tentang keteraturan-
ketetaturan dalam hubungan antar manusia satu dengan manusia yang
lainnya. Seperti: Ilmu sosiologi, ekonomi, antropologi, dll.
 Ilmu budaya (Humanities) ialah ilmu yang mengkaji tentang masalah-
masalah manusia dan budaya yang bersifat manusiawi. Seperti: Ilmu
bahasa, agama, kesenian, dan lain-lain.

2. PARADIMA ILMU Paradigma dapat didefinisikan bermacam-macam tergantung pada sudut Paradigma adalah cara pandang
PENGETAHUAN pandang yang menggunakannya. Jika dari sudut pandang penulis, maka seseorang mengenai suatu pokok
paradigma adalah cara pandang seseorang mengenai suatu pokok permasalahan yang bersifat
permasalahan yang bersifat fundamental untuk memahami suatu ilmu fundamental untuk memahami suatu
maupun keyakinan dasar yang menuntun seorang untuk bertindak dalam ilmu maupun keyakinan dasar yang
kehidupan sehari-hari. Secara umum, paradigma dapat diartikan sebagai menuntun seorang untuk bertindak
seperangkat kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Thomas Khun (1922- Paradigma menurut Guba (1990),
1996) paradigma sebagai seperangkat keyakinan mendasar yang memandu Paradigma dapat diartikan sebagai
tindakan, baik tindakan keseharian maupun dalam penyelidikan ilmiah (Guba, seperangkat keyakinan atau
1990). kepercayaan yang mendasari
Dalam aspek filosofis dan aspek metodologis dalam penemuan ilmu seseorang dalam melakukan segala
pengetahuan, yaitu dimensi ontologis, dimensi epistimologis, dimensi tindakan. Fungsi paradigma
aksiologi dan dimensi metodologis. Pandangan ringkas dari dimensi yang ilmu adalah memberikan kerangka,
dimaksud adalah: mengarahkan, bahkan menguji
 Dimensi Ontologi: Periset kuantitatif memandang hal yang diteliti atau konsistensi dari proses keilmuan.
kenyataan sebagai objek, berada diluar sana, bebas dari penelitinya dan Dalam hal ini bahwa paradigma ilmu
dapat diukur secara objektif dengan menggunakan instrumen dan pengetahuan akan membantu kita
kuesioner. Sebaliknya bagi periset kualitatif satu-satunya kenyataan dalam memahami atau menilai
adalah disusun oleh individu yang terlibat dalam situasi penelitian. sesuatu dari berbagai sudut pandang
 Dimensi Epistimologi: Dalam penelitian kuantitatif, periset harus guna memperoleh pemahaman yang
mempertahankan jarak dan bebas dari objek yang diteliti. Jadi, dalam komprehensif.
survey dan eksperimen, periset berusaha mengontrol bias, memilih Yang menjadi aspek filosofis dan aspek
contoh yang sistematis, dan berusaha objektif dalam meneliti suatu metodologis dalam penemuan ilmu
situasi. Sebaliknya dalam penelitian kualitatif, periset justru berinteraksi pengetahuan, yaitu dimensi ontologis,
dengan objek yang diteliti. dimensi epistimologis, dimensi
 Dimensi aksiologi: Dalam pendekatan objektif nilai-nilai yang dianut aksiologi dan dimensi metodologis.
peneliti tidak boleh mempengaruhi penelitiannya dengan menghindari
pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan nilai dalam hasil penelitian
dengan menggunakan bahasa yang impersonal, sedangkan dalam
pendekatan subyektif justru sebaliknya, bahasa digunakan sebagai
hubungan untuk mendekatkan antara peneliti dengan objek yang diteliti
sehingga lebih bersifat personal.
 Dimensi Metodologi: Penelitian kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan logika deduktif,teori serta hipotesis yang diuji dalam urutan
sebab-akibat. Sebelum dilakukan penelitian, konsep-konsep, variabel, dan
hipotesis dipilih terlebih dahulu. Dan yang terpilih akan terus bertahan
secara statis. Sebaliknya, dalam penelitian kualitatif, digunakan logika
berpikir induktif. Kategori-kategori muncul dari interaksi antara periset
dan para informan. Pemunculan seperti ini lebih kaya memberi informasi
dan terikat pada konteksnya, menuju teori-teori yang membantu
menjelaskan suatu gejala.
DAFTAR PUSTAKA

https://raharja.ac.id/2020/11/19/ilmu-pengetahuan/

1246-1-2379-1-10-20150211.pdf

Anda mungkin juga menyukai