Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Tahun 2021
outline 01 Konsep Perencanaan Program,
Kebijakan & Advokasi Gizi
G 2
R
E
E
N
01 Why We Need Nutrition Advocacy?
Policy
Imoplementation
Policy Formulation
Problem
Identification
Global Policy Brief: Stunting and Anaemia
DEFISIENSI GIZI MAKRO DEFISIENSI GIZI MIKRO
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/148556/WHO_NMH_NHD_14.4_eng.pdf?ua=1
Health Policy Framework: Triangle Analysis
Latar
belakang
kebijakan :
target à
Kebijakan penyelesaian
apa yang masalah
akan dibuat:
‘Pesan’
Prosedur/tah
apan
penetapan
kebijakan
Model Pendekatan Implementasi Kebijakan
TOP DOWN VS
BOTTOM UP
APPROACHES
02 Permasalahan Gizi Global: Stunting
Stunting-Severe Stunting
Center for Nutrition and Food Security ICDDR, 2020; WHO, 2018 Kurus-sangat kurus
AKIBAT STUNTING
1 dari 3 Anak di wilayah di Dunia dan 1 dari 3 Anak di Indonesia mengalami STUNTING.
1 Permasalahan Global Gizi Remaja
32,50 Rata-rata
Penurunan
1,3%/thn
1,7%/thn
2,7%/thn
4,3%/thn
Skenario akselerasi
Remaja
stunting
Balita
stuntin
g
Berat
Lahir
Rendah
https://www.news-medical.net/news/20200825/Children-born-at-high-altitude-smaller-at-birth-and-have-stunted-growth.aspx
Remaja menhgalami Pertumbuhan
Cepat
Tahap Kedua (Growth Spurts)
Sumber: https://www.foodnavigator-usa.com/Article/2019/08/28/A-year-in-food-Survey-reveals-millennials-eating-and-spending-
02 Permasalahan Global: Anemis
Prevalence of anaemia in women of reproductive age (%)
Dampak Defisiensi Mikronutrien
Mengapa Anemia terjadi?
Sumber : Worthinhton-Roberts et al. 1993. Nutrition in Pregnancy and Lactation 5th ed.
03 Strategi Penanganan Masalah Gizi
Rangkaian Peristiwa Perbaikan Gizi Nasional
2010
• SUN MOVEMENT, EWEC, N4G
2011
• Indonesia anggota SUN
2012
• Kerangka Kebijakan & Pedoman Perencanaan
2013
• PP 42 thn 2013
2015
• RPJMN dan RENSTRA K/L 2015-2019
2016
• KSRAN-PG 2015-2019
Intervensi spesifik untuk Gizi
• ASI
Perubahan • Makanan Pendamping (> 6bulan)
Perilaku • Cuci tangan
• Mikronutrien u/ anak:
Vitamin A, pengobatan Zinc (diare),
3
bubuk MMN, pengobatan cacing
kelompok Mikronutrien& • Suplemen u/ Bumil:
besar Obat cacing Besi-folat, capsul iodium (bila
intervensi diperlukan)
• Fortifikasi u/masy umum:
Garam beryodium, fortifikasi besi
makanan pokok
Makanan
pendamping • Pengobatan SAM (severe acute malnutrition)
& • Pencegahan/pengobatan kurang gizi
Pengobatan
Intervensi sensitif untuk Gizi
à Sasaran masyarakat umum, dilakukan di luar sektor kesehatan, dan gabungan dengan spesifik akan bersifat jangka panjang
àIntervensi gizi sensitif meliputi:
3. Keluarga Berencana
6. Fortifikasi Pangan
9. Pengentasan Kemiskinan
Pilar Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting
8 AKSI KONVERGENSI
PERCEPATAN
PENCEGAHAN
STUNTING
AGEN PERUBAHAN
Menjadi Katalis dalam konvergensi stunting
Seluruhnya telah memberikan kontribusi positif terhadap penurunan stunting baik berupa
Ide,gagasan,konsep, maupun bantuan dll
Pendapatan dan kesenjangan ekonomi, perdagangan, urbanisasi, globalisasi, sistem pangan, perlindungan
Proses
sosial, sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan perempuan.
Sumber: UNICEF 1997; IFPRI, 2016; BAPPENAS 2018, disesuaikan dengan konteks Indonesia
Poace dalam
konteks
kewilayahan:
too many
unknown
Konvergensi di Kabupaten & Kota: Problem Blue Print Solution
Konvergensi Program stunting di level
kecamatan berupa:
Jalannya fungsi koordinasi (rapat sudah terjadwal), Fungsi Monev bersama ke sasaran 1000 HPK, Fungsi verifikasi dan asistensi usulan
anggaran stunting yang diajukan oleh Pemerintah Desa ke dalam dokumen APBDesa sesuai Peraturan Bupati
terwujud karena:
terwujud karena:
Adanya Pedoman dan aturan Bupati Kades memahami dan Peran Pembina Keluarga (PK)
050/1475/DPMD/2018 Rincian menguasai konsep dalam pengintegrasian data
Kegiatan Program Penurunan konvergensi Stunting, sasaran dan target sehingga
Stunting Yang Bersumber dari Dana pencatatan dan pelaporan stunting
sehingga mudah dalam
Desa serta aturan lainnya tepat sasaran dan tepat waktu
menyusun kegiatan
Konvergensi Program stunting di level Keluarga
berupa:
Adannya peran dan keterlibatan kader dasawisma pada kegiatan kunjungan dan pendataan sasaran 1000 HPK (1
PK-10PKK/KDW-100KK ), sasaran 1000 HPK dapat berkomunikasi langsung dengan kader dan PK tentang
keadaan gizi dan kesehatannya sehingga mereka paham & sadar melakukan aksi bersama mencegah stunting (ex:
Mereka saling mengingatkan utk berkunjung ke posyandu)
terwujud karena:
Adanya sosialisasi dan kampanye Kader Dasawisma memahami tugas Peran Dinkes Kab dan
tentang pentingnya mencegah sebagai mitra Pembina Keluarga Pendampingan terutama
stunting sampai ke tingkat (PK) dalam melakukan kunjungan
dalam pengembangan
keluarga oleh kader dasawisma dan pendataan sasaran 1000 HPK
Inovasi program gizi dan
dan Pembina Keluarga (PK) yang dibarengi dgn penyuluhan
Kesehatan di Posyandu
KONVERGENSI BERBASIS KELUARGA
EMPATPASTI
TIGASTANDAR
1
1. Semua sasaran keluarga dan target
sasaran (WUS, Prakonsepsi, Ibu
Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Menyusui, 1 1. Tenaga pengukur/pencatat
Anak Baduta) masuk dalam data 2 tersandar
sasaran intervensi
2. Alat ukur timbangan dan
2. Semua sasaran yang terdaftar 2 pengukur Panjang/tinggi
dalam data sasaran meemperoleh 3
badan, dan aplikasi atau
pelayanan program intervensi
instrument lain harus
3. Semua sasaran memanfaatkan terstandar
4 3
program intervensi yang
dibutuhkannya 3. Pengukuran dilakukan dengan
prosedur operasional yang
4. Semua pelaksanaan program terstandar
intervensi tercatat dan terlapor
sesuai kebutuhan model pelaporan
dan tepat waktu Sumber:
WHO Recommendation For The Prevention,
Control And Treatment Of Anaemia In Women
HOLA
DUTA
ANEMIA
Studi Kasus
Upaya Pencegahan
Stunting sejak
Periode Kehamilan
Sumber:
https://bmcpregnancychildbirth.biome
dcentral.com/track/pdf/10.1186/s128
84-021-03676-x.pdf
Studi Kasus
Pencegahan
Anemia
https://www.bmj.com/content/bmj/363/bmj.k4541.full.pdf
TERIMA KASIH!
BYE!