Anda di halaman 1dari 2

PEMAHAMAN TENTANG REFLEKSI PSIKOLOGI KOMUNIKASI

saya dapat memberikan refleksi berdasarkan pemahaman saya tentang psikologi komunikasi.
Pertama-tama, psikologi komunikasi mengacu pada bagaimana proses komunikasi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh faktor psikologis. Hal ini melibatkan bagaimana
individu memproses, menyampaikan, dan menerima pesan komunikasi.

Sebagai contoh, dalam komunikasi antara dua orang, ada faktor psikologis seperti persepsi,
emosi, dan sikap yang mempengaruhi bagaimana pesan tersebut dipahami dan diterima. Jika
individu memiliki sikap negatif atau perbedaan persepsi yang besar, hal tersebut dapat
mempengaruhi bagaimana pesan tersebut dipahami dan diterima.

Refleksi psikologi komunikasi dapat membantu individu meningkatkan komunikasinya


dengan memahami faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi komunikasi. Dengan
memahami bagaimana orang lain memahami pesan mereka, individu dapat meningkatkan
gaya komunikasi mereka dan memastikan bahwa pesan yang mereka komunikasikan benar-
benar dipahami oleh penerima.

Secara keseluruhan, refleksi dalam psikologi komunikasi sangat penting untuk memperbaiki
kualitas komunikasi antara individu. Dengan refleksi, individu dapat memahami faktor-faktor
psikologis yang mempengaruhi komunikasi mereka dan dapat memperbaiki cara mereka
berkomunikasi untuk meningkatkan interaksi mereka dengan orang lain.

A. CONTOH PSIKOLOGI DI LINGKUNGAN KAMPUS

Berikut adalah beberapa contoh psikologi komunikasi di lingkungan kampus:

1. Persepsi dalam komunikasi antara mahasiswa dan dosen: Sebagai contoh, persepsi
mahasiswa terhadap dosen dapat mempengaruhi cara mahasiswa menerima dan memproses
informasi dari dosen. Jika mahasiswa merasa tidak nyaman atau tidak sepaham dengan dosen,
hal tersebut dapat mempengaruhi cara mereka memproses informasi yang diberikan oleh
dosen.
2. Komunikasi antara mahasiswa: Komunikasi antara mahasiswa dapat mempengaruhi iklim
sosial di kampus. Misalnya, sikap dan perilaku yang tidak ramah atau tidak sopan dapat
mempengaruhi hubungan antara mahasiswa dan lingkungan kampus secara keseluruhan.
3. Komunikasi antara staf kampus dan mahasiswa: Komunikasi antara staf kampus dan
mahasiswa dapat mempengaruhi pengalaman mahasiswa selama di kampus. Sebagai contoh,
staf yang ramah, responsif, dan membantu dapat meningkatkan kualitas pengalaman
mahasiswa di kampus, sementara staf yang kurang responsif dan membantu dapat membuat
mahasiswa merasa tidak nyaman atau kesulitan mengatasi masalah.
B. BAGAIMANA LINGKUNGAN TERSEBUT BERJALAN

Dalam psikologi komunikasi, lingkungan kampus dapat dilihat sebagai sebuah sistem
komunikasi yang kompleks antara individu-individu yang terlibat di dalamnya. Sistem
komunikasi ini melibatkan interaksi antara mahasiswa, dosen, staf kampus, dan masyarakat
sekitar.

Lingkungan kampus juga dapat dilihat sebagai lingkungan yang berbeda dengan lingkungan
lainnya, di mana terdapat norma-norma sosial yang berbeda dan ekspektasi yang berbeda. Di
lingkungan kampus, misalnya, mahasiswa diharapkan untuk memiliki perilaku yang sopan,
bekerja sama dengan rekan-rekan mereka, dan menghormati otoritas dosen dan staf kampus.
Dosen dan staf kampus diharapkan untuk memberikan pengajaran dan layanan yang baik
kepada mahasiswa.

Namun, meskipun terdapat norma-norma sosial yang jelas di lingkungan kampus, interaksi di
antara individu-individu tersebut tidak selalu mudah. Terdapat faktor-faktor psikologis yang
dapat mempengaruhi komunikasi antara individu-individu tersebut. Contohnya, persepsi
mahasiswa terhadap dosen atau staf kampus dapat mempengaruhi cara mereka menerima dan
memproses informasi dari mereka..

Sebagai kesimpulan, dalam psikologi komunikasi, lingkungan kampus dapat dilihat sebagai
sebuah sistem komunikasi yang kompleks antara individu-individu yang terlibat di dalamnya.
Lingkungan kampus dapat mempengaruhi interaksi antara individu-individu tersebut, dan
juga dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional mahasiswa. Oleh karena itu,
penting bagi individu-individu di lingkungan kampus untuk memahami faktor-faktor
psikologis yang mempengaruhi komunikasi dan kesejahteraan mental dan emosional mereka,
sehingga dapat menciptakan lingkungan kampus yang lebih positif dan inklusif.

C. APAKAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN KAMPUS


BERDASARKAN REGULASI DAN KONFORMITAS

Psikologi komunikasi di lingkungan kampus dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan
konsep, termasuk regulasi dan konformitas. Regulasi dan konformitas adalah konsep yang
terkait erat dengan teori psikologi sosial dan dapat diterapkan pada lingkungan kampus.

Regulasi mengacu pada kemampuan individu untuk mengatur perilaku mereka sendiri untuk
mencapai tujuan yang diinginkan atau sesuai dengan norma yang telah ditetapkan.
Konformitas, di sisi lain, mengacu pada kecenderungan individu untuk menyesuaikan
perilaku mereka dengan perilaku orang lain dalam kelompok atau lingkungan tertentu.

Dalam psikologi komunikasi, regulasi dan konformitas mempengaruhi cara mahasiswa


berkomunikasi dengan sesama mahasiswa, dosen, dan staf kampus. Misalnya, mahasiswa
yang cenderung mengikuti aturan atau norma yang ditetapkan lebih cenderung beradaptasi
dengan lingkungan kampus dan berkomunikasi secara efektif. Di sisi lain, siswa yang tidak
mampu mengatur perilakunya sendiri atau beradaptasi dengan norma sosial di lingkungan
sekolah mungkin mengalami kesulitan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa norma dan konformitas bukanlah satu-satunya konsep
yang relevan dalam psikologi komunikasi kampus. Ada banyak faktor psikologis lain yang
dapat mempengaruhi komunikasi dan interaksi di lingkungan sekolah, seperti persepsi, sikap,
dan emosi. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa dan individu-individu di lingkungan
kampus untuk memahami konsep-konsep psikologi komunikasi yang berbeda dan bagaimana
mereka dapat mempengaruhi interaksi dan kesejahteraan mereka di lingkungan kampus.

Anda mungkin juga menyukai