Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS NILAM SARI
Jl. NJ DT MANGKUTO AMEH PARAK CONGKAK KOTO SELAYAN
KOTA BUKITTINGGI TELP.( 0752 ) 626062

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


KUNJUNGAN BGM
UPT PUSKESMAS NILAM SARI

A. Pendahuluan
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan,
perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi serta kesehatan
sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.Hasil tiga kali Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) yaitu pada tahun 2007, 2010, dan 2013 menunjukkan tidak terjadi banyak
perubahan pada prevalensi balita gizi kurang maupun balita pendek. Pada tahun 2007
prevalensi balita gizi buruk - kurang adalah 18,4%, pada tahun 2010 17,9% dan pada tahun
2013 19,6%. Demikian pula dengan prevalensi balita pendek pada tahun 2007, 2010, dan
2013 berturut-turut sebesar 36,6%, 35,6% dan 37,2%. Salah satu upaya pembinaan dan
intervensi gizi yang dapat dilakukan yaitu dengan kegiatan pendampingan pada keluarga
balita yang berisiko mengalami masalah gizi seperti BGM maupun balita dengan status gizi
buruk dengan indikator (BB/U) atau balita gizi kurus.

B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan masalah yang
penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai sektor, bukan hanya
dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan
perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya
kesehatandan dampak kedepan jika kesehatan terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang
optimal, dapat meningkatkan produktifitas dan angka harapan hidup masyarakat.
Keadaan gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ceperberdasarkan hasil
Pemantauan Status Gizi (PSG) Balita pada tahun 2017 diperoleh data status gizi dari rata-
rata 1560 balita, rata-rata balita dengan gizi lebih sebanyak 1,9%, rata-rata balita dengan
status gizi baik sebesar 93,9%, status gizi kurang sebesar 2,5% dan rata-rata status gizi
buruk adalah sebesar 1,6% dengan indeks BB/U. Ditemukan 2 balita dengan kasus gizi
buruk di wilayah puskesmas yang memerlukan perawatan dan pengawasan lebih. Satu
diantaranya meninggal dunia karena disertai dengan infeksi.
Sebagai tindak lanjut maka puskesmas sebagai lini terdepan di bidang kesehatan
menjadi penggerak utama di masyarakat dalam penanggulangan masalah gizi serta
mengajak semua lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan
penganggulangan masalah gizi antara dengan melakukan pendampingan atau kunjungan
rumah petugas kesehatan kepada keluarga sasaran.
Dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Ceper harus berjalan sesuai dengan tata nilai
Puskesmas yaitu :
1. Profesional : Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik. 
2. Ramah : Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat dan
rekan sekerja. 
3. Integritas : Konsisten dalam melaksanakan tindakan yang sesuai dengan pedoman
dan standart serta sesuai dengan harapan masyarakat 
4. Malu : Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. 
5. Akuntabel : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar
pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggung jawabkan.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memantau kondisi balita BGM dan balita dengan status gizi buruk membantu
memecahkan masalahnya
2. Tujuan Khusus
a. Monitoring balita BGM dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Ceper
b. Menangani pasien BGMdan balita gizi buruk sesuai standar
c. Membantu pasien memahami masalah gizi yang dialaminya
d. Membantu pasien mengatasi masalah gizinya

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Petugas gizi melakukan rekapitulasi data penilaian status gizi balita (PSG)
2. Petugas Gizi merekap adanya data balita BGM, balita gizi buruk, kurus maupun
sangat kurus
3. Petugas gizi, pembina desa dan atau sanitarian melakukan kunjungan rumah pada
balita kurus, gizi buruk, BGM
4. Petugas melakukan kroscek data dengan melakukan pengukuran ulang berat badan
dan tinggi badan
5. Petugas Gizi melakukan proses konseling untuk mencari penyebab masalah

2/4
6. Dari hasil konseling, dibuat kesepakatan untuk perubahan perilaku/kebiasaan
7. Pencatatan dan pelaporan
8. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan pendampingan/kunjungan rumah balita BGMdilakukan dengan cara :
1. Rekapitulasi data status gizi dilakukan dengan membandingkan data penimbangan
dan pengukuran tinggi badan dengan standart yang dilakukan dengan program
simpus giz-kia atau dengan WHO 2005
2. Petugas gizi, pembina desa melakukan koordinasi guna menentukan jadwal
kunjungan rumah kepada sasaran yang sudah ditentukan berdasarkan perhitungan
status gizinya.
3. Pada saat pelaksanaan kunjungan rumah, petugas melakukan ulang pengukuran
berat dan tinggi badan guna validasi data serta melakukan konseling berdasarkan
hasil ploting dalam Grafik Pertumbuhan Anak atau KMS yang dimiliki anak
tersebut. Dari hasil pengkajian saat konseling akan diketahui masalah yang
dihadapi si anak sehingga dapat disepakati perubahan perilaku.

F. Sasaran
Sasaranpendampingan/kunjungan yaitu keluarga yang mempunyai balita BGM,
gizi buruk, atau kurus dalam kurun waktu 1 tahun

G. JadwalPelaksanaan Kegiatan
Kegiatanpendampingan dilaksanakan setiap bulan bersama dengan lintas
program.
JADWAL (BULAN)
No KEGIATAN Ja Feb Ma Apr Mei Jun Ju Agt Sep Okt Nop Des
n r l
1. Persiapan x x x x x x x x x x x x
2. Pelaksanaan x x x x x x x x x x x
3. Evaluasi x x x x x x x x x x x

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

3/4
Evaluasi ketepatan jadwal pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan hal ini
dilakukan untuk melakukan koordinasi dengan pembina desa agar kegiatan yang
dilaksanakan dapat dilakukan bersama-sama dan tidak ada benturan jadwal

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan hasil kunjungan dilakukan setiap setelah pelaksanaan.Pelaporanhasil
kegiatan dilakukan setiap bulan. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap 6 bulan sekali
setelah selesai kegiatan untuk mengetahui masalah yeng terjadi selama pelaksanaan
kegiatan dan mencari pemecahannya.

4/4

Anda mungkin juga menyukai