1 SM
1 SM
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1). nilai rata-rata normalisasi gain (N-Gain)
penguasaan konsep pembiasan cahaya yang menggunakan media alat peraga, multimedia interaktif,
dan media papan tulis, dan (2). ada tidaknya perbedaan rata-rata N-Gain antara kelas yang
menggunakan media alat peraga, multimedia interaktif dan media papan tulis. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen yang dilaksanakan di salah satu SMP Swasta di Tangerang kelas 8.
Hasil penelitian adalah: (1). nilai rata-rata N-Gain pada kelas yang menggunakan media alat peraga
mempunyai kriteria tinggi yaitu sebesar 0,900; pada kelas yang menggunakan multimedia interaktif
mempunyai kriteria tinggi yaitu sebesar 0,902; pada kelas yang yang menggunakan media papan
tulis mempunyai kriteria tinggi yaitu sebesar 0,767, dan (2). tidak ada perbedaan rata-rata N-Gain
antara kelas pembelajaran yang menggunakan media alat peraga, multimedia interaktif dan media
papan tulis.
Kata kunci : media alat peraga, multimedia interaktif, penguasaan konsep
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine (1). average normalized gain (N-Gain) control concept
that uses light refraction media props, interactive multimedia, and media board, and (2). presence or
absence of the average difference between the N-Gain media class that uses props, interactive
multimedia and whiteboard media. This study used an experimental method is implemented in one of
the private junior high school in the 8th grade Tangerang. The results are as follows eh: (1). the
average value of N-Gain on class that uses media props have high criteria that is equal to 0,900; upon
the class using an interactive multimedia has a high at 0.902 criteria: in a class that uses media board
has high criterion is equal to 0.767, and (2). there was no difference in the average N-Gain between
classroom learning using props media, interactive multimedia and whiteboard media.
Keywords: interactive multimedia, mastery of concepts, media props
95
96 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 1, April 2013, hlm. 95-106
multimedia interaktif, sedangkan kelas 8.1 selesai, masing-masing kelas diberikan post-
sebagai kelas kontrol, pembelajarannya tanpa test yang sama soalnya dengan pre-test.
menggunakan alat peraga ataupun multimedia Kemudian dianalisis hasilnya dengan teknik
interaktif, guru menjelaskan hanya dengan statistik deskriptif dan inferensial.
menggunakan media papan tulis dan ceramah.
Masing-masing kelas membahas sub pokok
bahasan pembiasan cahaya pada lensa
cembung dengan perbedaan media yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan. Proses pembelajaran diusahakan Data yang diperoleh dalam penelitian
tetap sama. Guru menjelaskan proses terhadap siswa kelas pembelajaran
pembiasan secara bertahap dan sistematis. menggunakan media papan tulis, media alat
Karena itu siswa dilengkapi dengan lembar peraga dan multimedia interaktif akan
“Catatan” yang harus diisi dan dilengkapi dianalisis hasil pre-test, post-test dan N Gain
selama tahapan proses pembelajaran, agar dengan teknik statistik deskriptif dan
siswa dapat diperkuat penguasaan konsep inferensial. Untuk melengkapi temuan data,
pembiasan cahaya, tidak hanya melalui peneliti juga menyebarkan angket terbuka
membaca, mendengar, melihat tetapi juga terhadap beberapa siswa kelas pembelajaran
menuliskan kembali apa yang dipelajarinya. dengan media papan tulis, media alat peraga
Setelah topik pembiasan cahaya pada lensa dan multimedia interaktif. Dengan angket
cembung ini selesai, lembar “Catatan” yang terbuka, siswa dapat menuliskan sesuai
telah dilengkapi oleh siswa dikumpulkan dengan keadaan yang dialaminya. (Riduwan
kembali dan diperiksa guru, agar guru dapat 2003).
melihat tingkat penguasaan konsep siswa.
Setelah diperiksa dan dinilai oleh guru, lembar Perolehan rata-rata skor pre-test, post-test,
“Catatan” tersebut dikembalikan kembali dan rata-rata N Gain untuk seluruh indikator
kepada siswa dan dibahas, sehingga siswa soal dari kelas pembelajaran menggunakan
dapat memperbaikinya bila terjadi kesalahan media papan tulis, alat peraga, dan
konsep. multimedia interaktif dapat dilihat pada tabel
berikut.
Setelah pembelajaran sub pokok bahasan
pembiasan cahaya pada lensa cembung ini
Tabel 3. Rata-rata post-test dan rata-rata N Gain untuk seluruh indikator kelas pembelajaran
menggunakan media papan tulis, media alat peraga dan multimedia interaktif
Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Kelas Kriteria
Pre-test Post-test N Gain
Pembelajaran menggunakan 19.565 81,366 0.767 Tinggi
media papan tulis
Pembelajaran menggunakan 16.770 91,925 0,900 Tinggi
media alat peraga
Pembelajaran menggunakan 21.753 92,532 0,902 Tinggi
multimedia interaktif
Untuk melihat jumlah siswa yang mendapatkan hasil peningkatan penguasaan konsep
berkriteria tinggi, sedang atau rendah, dapat dilihat dari tabel berikut.
Nancy Susianna dan Emilia Hutani, Penggunaan Media Alat Peraga dan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Pembiasan Cahaya pada Siswa Kelas 8 99
Tabel 4. Rekapitulasi jumlah siswa memperoleh N Gain kriteria tinggi, sedang dan rendah
untuk seluruh indikator kelas pembelajaran dengan media papan tulis,
media alat peraga dan multimedia interaktif
Total Jumlah siswa
Kelas siswa Kriteria Kriteria Kriteria
(N) tinggi sedang rendah
Pembelajaran dengan media papan 23 16 7 0
tulis
Pembelajaran dengan media alat 23 21 2 0
peraga
Pembelajaran dengan multimedia 22 22 0 0
interaktif
1. Penggunaan Media Alat Peraga bayangan dan proses pembiasan cahaya pada
lensa cembung, bisa melihat secara nyata
Berdasarkan data Tabel 3. dapat dilihat
bukan hanya teori. Gambar nyata yang dilihat
bahwa nilai rata-rata post-test kelas
sangat jelas dan bisa dilihat secara langsung
pembelajaran menggunakan media alat peraga
apalagi bila diberi penjelasan yang mudah
mengalami peningkatan yang tinggi
dipahami. Dengan alat peraga penjelasan guru
dibandingkan nilai rata-rata pre-test. Hal ini
tidak panjang lebar dan tidak membosankan
terlihat dari nilai rata-rata N Gain memperoleh
ataupun memusingkan, karena semuanya
kriteria tinggi. Berarti pembelajaran yang
langsung dapat dilihat dengan lebih nyata,
dilakukan oleh siswa dengan menggunakan
lebih menarik dan mudah diserap oleh otak.
media alat peraga dapat digunakan untuk
Pembelajaran Fisika dengan cara
meningkatkan penguasaan konsep siswa
mendemonstrasikan atau mempraktekkan alat
khususnya ketika mempelajari pembiasan
peraga yang menarik dan bagus membuat
cahaya pada lensa cembung. Penggunaan
siswa jadi lebih ingin tahu, sehingga lebih
media alat peraga sangat membantu siswa
memperhatikan pelajaran dan lebih
untuk memahami konsep dengan baik. Hal ini
konsentrasi dalam belajar. Alat peraga dapat
disebabkan karena media tersebut dapat
membuat pembelajaran jadi lebih seru, tidak
membantu siswa untuk memvisualisasikan
membosankan, tidak monoton/kaku, dan cara
benda atau konsep yang abstrak menjadi
belajarnya berbeda dari biasanya, akibatnya
benda atau konsep yang konkret dan dapat
dapat menimbulkan motivasi belajar. Siswa
dilihat atau dibayangkan oleh siswa dengan
lebih tahu secara konkret, melihat aplikasinya
mudah.
dalam kehidupan, dan tidak hanya sekedar
Untuk melengkapi hasil temuan data, menghafal tetapi memahami, pembelajaran-
disebarkan angket terbuka kepada 15 siswa nya menjadi lebih bermakna.
dari kelas pembelajaran menggunakan media
Media alat peraga termasuk media visual
alat peraga pembiasan cahaya pada lensa
yang memiliki empat fungsi yaitu: fungsi
cembung, yaitu 13 siswa yang memiliki nilai
atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan
N Gain tinggi dan 2 siswa yang memiliki
fungsi kompensatoris seperti dikemukakan
nilai N Gain sedang.
oleh Levie dan Lentz (dalam Arsyad 2004).
Berdasarkan hasil angket terbuka dengan Dalam fungsi atensi, media alat peraga dapat
siswa kelas pembelajaran menggunakan menarik dan mengarahkan perhatian siswa
media alat peraga, dapat disimpulkan sebagai untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
berikut pembelajaran dengan menggunakan Fungsi afektif dari media alat peraga dapat
alat peraga dapat membuat siswa memahami diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa
dan menguasai konsep lebih baik lagi. Alat ketika belajar (membaca) teks bergambar.
peraga sangat memudahkan mereka Dalam hal ini gambar atau simbul visual dapat
menangkap konsep yang dipelajari. Karena menggugah emosi dan sikap siswa.
dengan alat peraga, siswa mudah Berdasarkan temuan-temuan penelitian
membayangkan, dapat melihat contoh diungkapkan bahwa fungsi kognitif media alat
100 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 1, April 2013, hlm. 95-106
peraga melalui gambar atau lambang visual mereka belajar dan kondisi pembelajaran yang
dapat mempercepat pencapaian tujuan lebih hidup, yang akhirnya dapat
pembelajaran untuk memahami dan meningkatkan penguasaan konsep siswa
mengingat pesan/informasi yang terkandung terhadap materi ajar.
dalam gambar atau lambang visual tersebut.
Fungsi kompensatoris media alat peraga
adalah memberikan konteks kepada siswa 2. Penggunaan Multimedia Interaktif
yang kemampuannya lemah dalam Berdasarkan data Tabel 3. menunjukkan
mengorganisasikan dan mengingat kembali bahwa nilai rata-rata post-test kelas
informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa pembelajaran menggunakan multimedia
media alat peraga ini berfungsi untuk interaktif mengalami peningkatan yang tinggi
mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dibandingkan nilai rata-rata pre-test. Hal ini
dalam menerima dan memahami isi pelajaran terlihat dari nilai rata-rata N Gain memperoleh
yang disajikan dalam bentuk teks kriteria tinggi. Berarti pembelajaran yang
(disampaikan secara verbal). dilakukan oleh siswa dengan menggunakan
Manfaat media alat peraga sebagai media multimedia interaktif dapat digunakan untuk
pembelajaran seperti yang dikemukanan oleh meningkatkan penguasaan konsep siswa
Sudjana dan Rivai (2001), yaitu: (i) dapat khususnya ketika mempelajari pembiasan
menumbuhkan motivasi belajar siswa karena cahaya pada lensa cembung. Penggunaan
pembelajaran akan lebih menarik perhatian mutimedia interaktif sangat membantu siswa
mereka; (ii) makna bahan pembelajaran akan untuk memahami konsep dengan baik. Hal ini
menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami disebabkan karena melalui animasi yang
siswa dan memungkinkan terjadinya interaktif, gambar-gambar yang menarik,
penguasaan serta pencapaian tujuan dapat membantu siswa untuk
pembelajaran; (iii) metode mengajar akan memvisualisasikan benda atau konsep yang
lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan abstrak menjadi benda atau konsep yang
atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan konkret dan dapat dilihat atau dibayangkan
(iv) siswa lebih banyak melakukan aktivitas oleh siswa dengan mudah. Gabungan
selama kegiatan belajar, tidak hanya beberapa media yang digunakan dalam
mendengarkan tetapi juga mengamati, multimedia interaktif ini membuat seperti
mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan peristiwa nyata dan menarik perhatian siswa.
bertanya. Untuk melengkapi hasil temuan data,
Berdasarkan atas beberapa fungsi media disebarkan angket terbuka kepada 15 siswa
pembelajaran yang dikemukakan di atas, dari kelas pembelajaran menggunakan
maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia interaktif. Berdasarkan hasil
media alat peraga dalam kegiatan belajar angket terbuka siswa kelas pembelajaran
mengajar memiliki pengaruh yang besar menggunakan multimedia interaktif, dapat
terhadap alat-alat indera. Terhadap disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
pemahaman isi pelajaran, secara nalar dapat menggunakan multimedia interaktif dapat
dikemukakan bahwa dengan penggunaan membuat siswa memahami dan menguasai
media alat peraga akan lebih menjamin siswa konsep lebih baik lagi. Gambar-gambar yang
menguasai konsep pembelajaran menjadi menarik dan interaktif sangat memudahkan
lebih baik. Siswa yang belajar lewat mereka menangkap konsep yang dipelajari.
mendengarkan saja akan berbeda tingkat Karena dengan bantuan gambar-gambar dan
pemahaman dan lamanya “ingatan” bertahan, animasi yang menarik dan interaktif, siswa
dibandingkan dengan siswa yang belajar lewat mudah membayangkan, dapat melihat contoh
melihat atau sekaligus mendengarkan dan bayangan dan proses pembiasan cahaya pada
melihat. Media alat peraga juga mampu lensa cembung. Gambar yang ditampilkan
membangkitkan dan membawa siswa ke terlihat seperti nyata dan penjelasan narasi
dalam suasana rasa senang dan gembira, di dan teks yang disajikan mudah untuk
mana ada keterlibatan emosional dan mental. dipahami. Gambar-gambar dan animasi yang
Tentu hal ini berpengaruh terhadap semangat menarik dan interaktif tersebut dapat
Nancy Susianna dan Emilia Hutani, Penggunaan Media Alat Peraga dan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Pembiasan Cahaya pada Siswa Kelas 8 101
membuat mereka lebih konsentrasi, karena nalar dapat dikemukakan bahwa dengan
membuat mereka memperhatikan pelajaran. penggunaan multimedia interaktif ini akan
Pelajaran menjadi menarik, dan tidak lebih menjamin siswa menguasai konsep
membosankan, karena cara belajarnya berbeda pembelajaran menjadi lebih baik. Siswa yang
dari biasanya, akibatnya dapat menimbulkan belajar lewat mendengarkan saja akan berbeda
motivasi belajar. Dengan gambar-gambar dan tingkat pemahaman dan lamanya “ingatan”
animasi yang menarik, penjelasan guru tidak bertahan, dibandingkan dengan siswa yang
panjang lebar dan tidak membosankan belajar lewat melihat atau sekaligus
ataupun memusingkan, karena semuanya mendengarkan dan melihat. Multimedia
langsung dapat dilihat, dan mudah diserap interaktif juga mampu membangkitkan dan
oleh otak. Pembelajaran Fisika dengan membawa siswa ke dalam suasana rasa
multimedia interaktif membuat siswa jadi senang dan gembira, di mana ada keterlibatan
lebih ingin tahu, lebih memperhatikan emosional dan mental. Tentu hal ini
pelajaran karena gambar-gambar yang berpengaruh terhadap semangat mereka
ditampilkan menarik dan bagus, pembelajaran belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih
jadi lebih seru, tidak membosankan, tidak hidup, yang akhirnya dapat meningkatkan
monoton/kaku. penguasaan konsep siswa terhadap materi
ajar.
Penggunaan multimedia interaktif erat
kaitannya dengan tahapan berpikir manusia
yaitu dimulai dari berpikir konkret menuju
3. Penggunaan Media Papan Tulis
berpikir abstrak, sebab melalui media tersebut
hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan Deskripsi data pada tabel 3.
hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-test
kelas pembelajaran menggunakan media
Dalam proses belajar mengajar sebaiknya
papan tulis mengalami peningkatan yang
diusahakan agar terjadi variasi aktivitas yang
tinggi dibandingkan nilai rata-rata pre-test.
melibatkan semua alat indera siswa. Semakin
Hal ini terlihat dari nilai rata-rata N Gain
banyak alat indera yang terlibat untuk
memperoleh kriteria tinggi. Berarti
menerima dan mengolah informasi (isi
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa
pelajaran), semakin besar kemungkinan isi
dengan menggunakan media papan tulis untuk
pelajaran tersebut dapat dimengerti dan
meningkatkan penguasaan konsep siswa
dipertahankan dalam ingatan siswa. Jadi agar
khususnya ketika mempelajari pembiasan
pesan-pesan dalam materi yang disajikan
cahaya pada lensa cembung. Penggunaan
dapat diterima dengan mudah (atau
media papan tulis dapat membantu siswa
pembelajaran berhasil dengan baik), maka
untuk memahami konsep dengan baik.
guru harus berupaya menampilkan stimulus
yang dapat diproses dengan berbagai indera Hasil angket terbuka yang disebarkan
siswa. Dalam kondisi ini, multimedia kepada 15 siswa dari kelas pembelajaran
interaktif yang digunakan memiliki posisi menggunakan media papan tulis, yaitu 10
sebagai alat bantu dalam kegiatan orang yang memperoleh nilai N Gain
pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi berkriteria tinggi dan 5 orang siswa yang
guru (teaching aids) untuk menangkap, memperoleh nilai N Gain berkriteria sedang.
memproses, dan menyusun kembali informasi Berdasarkan hasil angket terbuka siswa kelas
visual atau verbal. Sebagai alat bantu dalam pembelajaran menggunakan media papan tulis,
mengajar, multimedia interaktif dapat dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
memberikan pengalaman kongkret. dengan menggunakan media papan tulis dapat
membuat siswa memahami dan menguasai
Berdasarkan atas beberapa manfaat yang
konsep lebih baik lagi. Walaupun hasil
dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan
peningkatan penguasaan konsep memiliki
bahwa penggunaan multimedia interaktif
nilai rata-rata N Gain yang lebih kecil dari
dalam kegiatan belajar mengajar memiliki
hasil peningkatan penguasaan konsep
pengaruh yang besar terhadap alat-alat indera.
menggunakan media alat peraga dan
Terhadap pemahaman isi pelajaran, secara
multimedia interaktif, tetapi rata-rata N Gain
102 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 1, April 2013, hlm. 95-106
H0 : ditolak, jika probabilitas < 0,05 Penggunaan media merupakan salah satu
faktor yang dapat meningkatkan penguasaan
Perbedaan nilai rata-rata N Gain antara konsep siswa, selain itu diperlukan proses
kelas pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang baik dan sistematis serta
papan tulis, media alat peraga dan multimedia bertahap sesuai dengan taraf proses
interaktif dianalisis dengan menggunakan Uji pengolahan informasi pada otak manusia.
Kruskal Wallis. Lembar catatan yang sistematis, sederhana,
Nilai probabilitas yang diperoleh bahan yang tidak terlalu banyak, dan harus
(asymptotic significance/asymp. Sig) bernilai diisi dan dilengkapi siswa selama proses
pembelajaran dapat membantu siswa untuk
104 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 1, April 2013, hlm. 95-106
Ali, Muhammad. Guru dalam Proses Belajar Discover The Joy in Learning. “Pesona Edu”.
Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru Available from
Algensindo, 2000. http://www.pesonaedu.com/produk.php;
Internet; accessed 21 May 2012.
Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Djiwandono, Sri Esti Wuryani. Psikologi
Persada, 2003. Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2002.
Anderson, Lorin W. [Editor] and David R.
Krathwohl [Editor]. A taxonomy for Duffy, J.L., McDonald, J.B., & Mizell, A.P.
learning, teaching, and assessing: a Teaching and Learning with Technology.
revision of Bloom’s taxonomy of Boston: Pearson Education, Inc., 2003.
educational objectives. New York:
Erman, Suherman dan Winataputra, Udin S.
Longman, 2001.
Strategi Belajar Mengajar Matema-
Anitah, Sri. Media Pembelajaran. Surakarta:
tika. Jakarta: Depdiknas, 1994.
Yuma Pressindo, 2010.
Gulö, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT
Ariani, Niken dan Dany Haryanto.
Grasindo, 2002.
Pembelajaran Multimedia di Sekolah .
Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Hae-Richard, R. “Interactive-Engagement
Konstruktif, dan Prospektif. Jakarta: PT Methods in Introductory Mechanics
Prestasi Pustakaraya, 2010. Courses”. Journal of Physics Education
Research 66 (January 1998): 1-2.
Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009. Mayer, R.E., & Wittrock, M.C. Problem-
solving transfer. In D.C. Berliner & R.C.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian,
Calfee (Eds.), Handbook of educational
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
psychology. New York: Macmillan,
PT.Rineka Cipta, 2006.
1996.
Arsyad, A. Media Pembelajaran. Jakarta: PT.
Pagunanto dan Joko Sefan. “Penggunaan Alat
Raja Grafindo Persada, 2004.
Peraga Multyboard untuk Meningkatkan
BSNP. Pengembangan Penilaian. Jakarta : Hasil Belajar IPA-Fisika pada siswa
Depdiknas, 2006. kelas VIII A di SMP Negeri 5 Demak
Tahun Pelajaran 2008/2009”, JP2F,
Criticos, C. Media selection. Plomp, T & Ely,
Volume 1 Nomor 1 April 2010. [e-
D.P (Eds): International Encyclopedia of
journal]
Educational Technology, 2nd ed. UK:
http://www.google.com/search?sourceid=
Cambridge University Press. pp. 182 –
navclient&aq=f&oq=PENGGUNAAN+
185, 1996.
ALAT+PERAGA+UNTUK+MENINGK
Dahar, R.W. Aneka Wacana Pendidikan Ilmu ATKAN+HASIL+BELAJAR+FISIKA&
Pengetahuan Alam. Bandung, 2003. ie=UTF-
Darhim. Media dan Sumber Belajar 8&rlz=1T4RNRN_enID442ID442&q=P
Matematika. Jakarta: Karunika ENGGUNAAN+ALAT+PERAGA+UN
Universitas Terbuka, 1986. TUK+MENINGKATKAN+HASIL+BE
LAJAR+FISIKA&gs_upl=0l0l0l13531lll
Depdiknas. Kurikulum Berbasis Kompetensi llllllll0&aqi=g-K1 (accessed 15 April
Mata Pelajaran IPA untuk Sekolah 2012).
Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs), 2004. Prasetyo, Eko Budi. “Peran Ilustrasi Visual
dalam Pembelajaran”. Available from
Direktorat Sarana Pendidikan. Pedoman http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pe
Pembuatan Alat Peraga Kimia ran%20ilustrasi%20Visual0. pdf;
Sederhana untuk SMA. Jakarta: Internet; accessed 2 Mei 2012.
Depdikbud, 2004.
106 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 1, April 2013, hlm. 95-106