Anda di halaman 1dari 3

Terjerat Generasi Roti Lapis, Bikin Dompet Nangis?

Penulis: Najla Fahira (30) & Tanaia Farah Angela (36)

Siapa sih yang tidak mengenal roti lapis mereka sendiri. Fenomena generasi
atau yang lebih kerap disebut sandwich ini? sandwich ini dapat terjadi kepada siapa saja
Makanan yang sering dijadikan sebagai yang masih memiliki orang tua yang kurang
menu sarapan tersebut memiliki isi mampu mengatur keuangan dari masa
berlimpah yang ditumpuk-tumpuk lampau dan tentunya anak yang masih
membentuk lapisan yang tampak membutuhkan dukungan secara finansial
menggiurkan. Tak heran banyak orang yang pada saat yang bersamaan.
menggemari makanan satu ini karena
mengenyangkan dan rasanya yang enak
dapat membuat ketagihan. Namun, apakah
kamu sudah pernah mendengar istilah
generasi roti lapis? Istilah tersebut tidak
sama seperti roti lapis yang dikenal pada
umumnya, loh. “Roti lapis” yang satu ini
sama sekali tidak membuat ketagihan,
justru banyak sekali yang berkeluh kesah
tentang fenomena yang seringkali menjadi
masalah ekonomi di kalangan orang dewasa Sumber gambar: Hidayatullah.com
ini.
Layaknya sepotong sandwich, generasi ini
Menghabiskan masa tua dengan tenang dan terjepit oleh kondisi yang mengharuskan
nyaman tanpa terbebani adanya masalah mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-
finansial pastinya didambakan oleh setiap hari sekaligus menjadi penanggung jawab
orang. Hal tersebut dapat dilakukan sedari untuk memenuhi kebutuhan hidup orang
masih muda. Menurut data MISI (Manulife tuanya. Dengan kata lain, fenomena ini
Investor Sentiment Index) ke-6 terjadi ketika seseorang menanggung beban
menunjukkan bahwa hanya 5,34% finansial berkali lipat, baik itu finansial
masyarakat yang sudah memiliki program orang tua maupun finansial anak. Sandwich
pensiun atau hanya sekitar 3,3 juta dari 120 generation, pada umumnya dialami oleh
juta jiwa di Indonesia yang telah orang yang berusia 30-40 tahun. Tidak
memikirkan masa tua mereka kelak. Angka hanya di usia-usia itu saja. Sejatinya,
yang kecil ini sangat berpeluang untuk individu yang berada di usia-usia
memicu timbulnya fenomena generasi roti pertengahan atau middle age juga dapat
lapis. Lalu, apa itu generasi roti lapis? mengalami gejala tersebut. Mereka yang
berada di usia pertengahan dapat
Generasi roti lapis, atau biasa dikenal mengalami kondisi “terhimpit”, karena
dengan sebutan sandwich generation, harus ikut membiayai kebutuhan finansial
merupakan istilah bagi sekelompok orang keluarga termasuk orang tua, saudara
dewasa bekerja yang memiliki tanggungan kandung, dan diri sendiri. Padahal di usia-
untuk membiayai kehidupan orang tua usia tersebut masih tergolong dalam usia
mereka yang sudah lanjut usia, serta produktif. Bahkan di individu dengan usia
mengeluarkan biaya untuk merawat anak 30-40 memiliki ambisi yang besar untuk
meningkatkan taraf hidup dan melalui data statistika dari BPS dimana
pendapatannya dalam meniti karir. Namun, terjadi peningkatan populasi lansia sebesar
kondisi finansial yang “menjepit” ini 10,7% di tahun yang sama atau sekitar 28
menghambat produktivitas pekerja-pekerja juta jiwa penduduk usia non produktif di
tersebut. Indonesia. Besarnya tanggungan
mencerminkan besarnya biaya finansial
Gejala generasi roti lapis di Indonesia ini yang harus dikeluarkan oleh generasi
nampaknya sudah lazim di masyarakat. tersebut. Apalagi sebesar 77,82% biaya
Masyarakat bak mewajibkan generasi finansial usia non produktif ditanggung
tersebut untuk membiayai finansial orang oleh individu yang bekerja di keluarga
tua tanpa melihat kondisi keuangan yang tersebut. Lalu bagaimana generasi ini dapat
dimiliki. Ketergantungan usia non produktif mempertahankan kondisi finansial?
(anak-anak dan lansia) terhadap usia
produktif (usia dewasa siap kerja) di
Indonesia sendiri sangatlah tinggi.
Berdasarkan data sensus penduduk dari
lembaga Badan Pusat Statistika, rasio
ketergantungan dalam kurun 2017-2021
memiliki tren yang meningkat. Di tahun
2017, rasio ketergantungan berada di angka
14,02 sedangkan di tahun 2021 terjadi
peningkatan yang signifikan menjadi 16,76.
Sumber gambar: froyonion.com
Tingginya rasio ini menyebabkan sebagian
besar komposisi penduduk Indonesia
Generasi sandwich yang berusia middle age
mengalami kondisi sandwiched. Melihat
ini memiliki kecenderungan menata
rasio tersebut, tentu timbul pertanyaan baru.
keuangan dan finansial mereka melalui
Apa sih yang mempengaruhi peningkatan
berbagai macam instrumen, seperti
rasio ketergantungan ini?
deposito, investasi saham, dan lainnya.
Namun, tidak menutup kemungkinan
bahwa sebagian besar masyarakat masih
memilih untuk menghimpun dana
berbentuk tunai. Menurut data riset
Manulife Investment Management, orang
Indonesia mengalokasi pendapatan dan
kekayaannya ke 37% dalam bentuk uang
deposit dan 29% memilih untuk
menginvestasikan hartanya dalam bentuk
Sumber gambar: Skorlife.com
investasi. Sedangkan sisanya, 53% telah
mendaftarkan diri ke lembaga pensiun atau
Di tahun 2021, Indonesia mengalami Badan Penyelenggara Jasmani Sosial
kondisi bonus demografi dimana usia (BPJS). Investasi yang dilakukan ini
produktif berjumlah sangat banyak daripada didukung oleh perkembangan dan
jumlah non produktif. Padahal jika dilihat, penerapan teknologi di bidang ekonomi,
seharusnya ketergantungan di tahun terutama inklusi keuangan. Dengan
tersebut menurun. Hal ini dijelaskan minimnya biaya administrasi dan
menghadirkan bunga yang stabil Bagi Generasi Sandwich di Aceh. At-Tasyri
menjadikan investasi sebagai salah satu Jurnal Ilmiah Prodi Muamalah. Vol 14 (2).
wadah yang menjanjikan untuk menyiapkan https://www.bareksa.com/berita/reksa-
dana non fisik keuangan masa depan dana/2022-12-16/apakah-orang-indonesia-
nantinya.
siap-pensiun-ini-saran-manulife-im-untuk-
Kondisi roti lapis yang dialami oleh hampir biaya-hari-tua
seluruh masyarakat usia produktif di https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/C
Indonesia akan terus menjadi permasalahan
MS/Article/20570
ekonomi yang berkepanjangan. Persiapan
finansial harus digalakkan dan diperhatikan https://psychology.binus.ac.id/2022/11/29/
sejak dini guna menghindari terjadinya mengenal-sandwich-generation/
permasalahan keuangan. Hal yang paling
https://www.digination.id/read/017714/beg
diperhatikan adalah bagaimana generasi ini
dapat mengatur sejumlah pendapatan untuk ini-fakta-generasi-sandwich
membiayai semua kebutuhan finansial yang
ditanggung. Mengalokasikan pendapatan ke
beberapa pos biaya seperti biaya
pendidikan, kebutuhan sehari-hari,
sekaligus melakukan anggaran dapat
mempermudah mereka mencermati arus
masuk-keluarnya keuangan agar lebih
sistematis. Namun, hal tersebut nyatanya
tidak semudah membalikkan telapak tangan
bagi generasi sandwich dengan income pas-
pasan. Mereka yang berasal dari golongan
ekonomi menengah ke bawah akan
mengalami kesusahan mengatur finansial di
masa depan. Besarnya biaya akan
membebankan mereka untuk dapat
menabung atau bahkan tidak dapat
menyisihkan sedikitpun untuk tabungan di
masa depan. Bahkan berdasarkan riset dan
survei yang ddilakukan oleh Katadata
dengan 1.828 responden generasi sandwich,
hanya sebanyak 13,4% yang mempunyai
kemampuan pemenuhan kebutuhan
finansial. Walaupun mengemban banyak
tanggung jawab, tidak menutup
kemungkinan generasi ini masih
mempunyai kesempatan untuk merasakan
financial freedom atau kebebasan finansial.

SUMBER
Putri, Mauliana, Aura Maulida, dan Faizatul
Husna. 2022. Urgensi Literasi Keuangan

Anda mungkin juga menyukai