Anda di halaman 1dari 4

PERANAN INTUISI SEBAGAI PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS

Abstract

This journal is the development of Rannu Sanderan’s journal on “


Developing Hans-George Gadamers Ideas on intuition as supralogic”. This
journal disscusses the role o f intiuition in making a decision, which relates to
how to identify and provide an assessment of a decision whether the decision is an
ethical decision or not. Spesifically this redeveloped journal disscusses the
concepts discussed by Gadamer, and the approach used is surpralogic.

Keywords: Decision, Ethical

Abstrak

Jurnal ini merupakan Pengembangan jurnal dari Rannu Sanderan


mengenai “Pendalaman Gagasan Hans-George Gadamer tentang Intuisi sebagai
Supralogika”. Jurnal ini membahas mengenai bagaimana peran Intuisi dalam
pengambilan sebuah keputusan, yang berhubungan dengan bagaimana
mengidentifikasi dan memberikan penilaian terhadap sebuah keputusan apakah
keputusan tersebut merupakan keputusan yang beretika atau tidak. Secara spesifik
jurnal yang dikembangkan kembali ini, membahas mengenai konsep yang dibahas
oleh Gadamer.

Kata kunci : Keputusan, Etis


PENDAHULUAN

Sebuah keputusan tentu tidak diputuskan begitu saja tanpa adanya


pertimbangan yang baik dan jelas. Dalam pengambilan sebuah keputusan tentu
ada banyak hal yang dipikirkan yaitu pengaruh yang akan ditimbulkan dari kepu
tusan tersebut baik itu pengaruh jangka pendek maupun pengaruh jangka panjang.
Manusia memiliki dua hal ketajaman yaitu intuisi dan insting dan keduanya hadir
dalam tingkat yang berbeda. Pengungkapan intuisi dalam diri individu maupun
dalam interaksinya diejawantahkan dalam realita dan reaksi “kebetulan” yang
sejatinya segenap kehidupan secara “ontis” adalah kebetulan1. Pengambilan
keputusan yang etis tentu sangat diperlukan dan akan menjadikan keputusan yang
diambil itu akan lebih bermanfaat bagi masa sekarang dan masa yang akan datang.
Tentu hal ini akan sangat berperan dalam dunia sekarang untuk dipelajari secara
khusus dalam lingkup pendidikan dan masyarakat berbudaya. Ada banyak hal
yang kerapkali mempengaruhi sebuah keputusan yang diambil tidak etiontohnya
keputusan tersebut diambil tanpa adanya pertimbangan yang jelas, karena
didominasi oleh orang-orang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi dalam
masyarakat dan organisasi intra gerejawi.

TUJUAN DAN MANFAAT

Pengembangan jurnal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi


pembaca, dalam pengambilan sebuah keputusan yang bersifat etis dan
memberikan dampak yang positif bagi kemajuan suatu organisasi dalam gereja
bahkan dalam masyarakat luas. Tentu pengambilan keputusan tersebut
menggunakan Intuisi, karena intuisi memberikan dampak yang baik bagi
pengambilan keputusan yang etis dan tepat.

1
Rannu Sanderan, “Pendalaman Gagasan Hans-George Gadamer Tentang Intuisi sebagai
Supralogika”Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) 2, no.2 (Desember 2020) :2
PEMBAHASAN

Intuisi dapat dikatakan sebagai suatu jenis kemampuan psikis. Karena


seringkali disebut juga sebagai gerak hati atau bisikan hati (impulsive), maka
keberadaannya pun seringkali tidak diduga-duga. Dapat juga dilihat sebagai
sebentuk firasat yang menuntun pada suatu pengetahuan akan informasi.2 Intuisi
sangat diperlukan dalam mengambil sebuah keputusan baik itu perorangan
maupun keputusan dalam berorganisasi. Dalam pengambilan sebuah keputusan
tentu melewati beberapa tahap pemikiran yang matang. Yaitu mengidentifikasi
masalah, kemudian memilah dan memikirkan apa dampak yang diakibatkan jika
keputusan itu diambil dan kemudian yang terakhir memutuskan. Keputusan yang
etis adalah hasil dari pemilahan secara benar akan dampak dari keputusan yang
diambil. Namun seringkali keputusan yang diambil tidak mengandalkan intuisi
dan kemudian menghasilkan dampak yang tidak baik. Keputusan kadang diambil
oleh perorangan karena orang yang mengambil keputusan tersebut memiliki peran
yang penting dalam strata sosial atau memiliki kedudukan yang tinggi dalam
masyarakat. Sama halnya yang terjadi dalam jemaat banyak keputusan yang
diambil karena melihat dari sisi kedudukan dalam masyarakat. Demikianlah yang
terjadi secara umum di dalam gereja atau Jemaat di Toraja Utara, sehingga
kedudukan jabatan gereja yang sebenarnya kurang diperhatikan bahkan jabatan
tersebut diberlakukan sama dengan jabatan dalam pemerintahan adat 3 . hal ini
juga sangat mempengaruhi hasil dari keputusan yang diambil itu bersifat etis atau
tidak, jika masih menggunakan sistem jabatan maka tentu hasil dari keputusan
tersebut tidak memberikan dampak yang positif bagi kemajuan suatu organisasi
atau masyarakat. Lalu bagaimana peran intiusi dalam pengambilan keputusan?
Dengan adanya kemampuan intuisi, proses pengambilan keputusan dapat
berlangsung dengan lebih cepat dan tepat. Kemampuan intuisi berasal dari
pengalaman yang berulang kali dilakukan, yang diikuti oleh penghayatan atau
pemaknaan terhadap pengalaman tersebut.

2
Rannu Sanderan, “Pendalaman Gagasan Hans-George Gadamer Tentang Intuisi sebagai
Supralogika”Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) 2, no.2 (Desember 2020) : 4
3
Rannu Sanderan, “Jabatan Gerejawi Dan Peran Perempuan Dalam Pelayanan Gereja”
KESIMPULAN DAN SARAN

Oleh karena itu dalam mengambil sebuah keputusan yang etis diperlukan
intuisi agar keputusan yang diputuskan dapat memberikan manfaat yang baik dan
tentu keputusan yang didapatkan juga tepat.

Anda mungkin juga menyukai