Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASUHAN KELUARGA

“KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA”

Disusun Oleh :
Anis Mahayati Salim Non Nimonika
Ayu Andini Rifki Kholifah Lestari
Dwi Yanti Rizki Dwi Safitri
Farah Alya Salsabila Salmiah
Julia Widya Pangestu Sri Utami Darwis
Marwah Azizah Vianty Ruth Silalahi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR
D-III KEBIDANAN SAMARINA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah
tentang “Konsep Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga”.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang “Konsep Pengambilan
Keputusan Dalam Keluarga” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Samarinda, 16 Januari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengambilan Keputusan .................................................................................3
B. Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan .....................................................3
C. Tipe/Jenis Pengambilan Keputusan .................................................................................6

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................................8
B. Saran .................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ iii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan menyangkut masalah rumah tangga sering melibatkan
laki-laki dan perempuan yang telah menikah. Pendidikan, pemanfaatan
pendapatan, kepemilikan kekayaan keluarga, kegiatan luar rumah tangga,
penyaluran aspirasi dan pengelolaan rumah tangga (pekerjaan dapur, kebersihan
rumah dan mengasuh anak), dan lainnya merupakan contoh bidang pengambilan
keputusan. Menurut Sunaryo dan Zuriah (2004) persoalan penting dan dalam
skala yang besar bagi keluarga keputusan yang diambil sebaiknya dilakukan
musyawarah suami dan istri secara setara. Gender dikonstruksikan masyarakat
adalah perilaku-perilaku dan harapanharapan yang dikaitkan kepada perempuan
dan laki-laki (Laporan Penelitian Bank Dunia, 2002). Nilai, norma yang dianut,
agama, kepercayaan dan yang lain-lain yang tergantung pada perwujudan suatu
gender dalam masyarakat tidak selalu sama. Mencari nafkah dan memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan merupakan tugas dari seorang suami
secara umum sebagai kepala keluarga. Selain suami, istri juga mempunyai peran
yang sangat penting, yaitu sebagai pendamping suami di setiap saat dan ibu yang
siap menjaga dan membimbing anak-anaknya. Secara umum seorang suami
berperan sebagai kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Membimbing istri dan mengayomi istri agar tetap di jalan yang benar juga
merupakan peran dari seorang suami. Membantu dan meringanka tugas istri
merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan suami, selain menjadi rekan
seorang istri. Membimbing anak-anak, menjaga dan menjadi pendamping suami
merukan hal penting yang dilakukan seorang istri (Dewi, 2011 dalam Lestari,
2015). Kenyataan, terdapat perbedaan peran antara suami dan istri di kehidupan
berumah tangga. Menurut Sunaryo dan Zuriah (2004) penentuan urusan keluarga
lebih banyak ditentukan oleh istri, sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan
pemanfaatan pendapatan, pemilikan kekayaan keluarga, penentuan kegiatan luar
rumah dan penyaluran aspirasi lebih banyak ditentukan oleh seorang suami. Istri
lebih berperan dalam pengambilan keputusan yang bersifat domestik dan
reproduktif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan?
2. Apa saja jenis/tipe dalam pengambilan keputusan?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis/tipe dalam pengambilan
keputusan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan


Menurut Simon dalam Turban, dkk (2005), pengambilan keputusan adalah
sebuah proses memilih tindakan diantara berbagai alternatif untuk mencapai suatu
tujuan atau beberapa tujuan. Dalam suatu kesatuan, pengambilan keputusan
merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi sebagai wujud untuk
pencapaian tujuan yang diharapkan. Sehingga pengambilan keputusan sangatlah
penting sebagai dasar untuk membangun rencana kedepan.
Menurut Theo Haiman adalah inti dari semua perencanaan adalah
pengambilan keputusan, suatu cara pemilihan bertindak, Suatu keputusan sebagai
suatu cara bertindak yang dipilih oleh pengelola sebagai suatu proses yang paling
efektif untuk mencapai tujuan dan memecahkan masalah.
Jadi pengambilan keputusan adalah permulaan dari aktifitas manusia yang
sadar dan terarah, baik secara individu, kelompok atau institusional, sehingga
pengambilan keputusan menjadi aspek yang penting dalam suatu pengelolaan atau
manajemen.

B. Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


Untuk menentukan pilihan dari berbagai teori pengambilan keputusan baik itu
rasional, inkremental atau pengamatan terpadu dengan beberapa alternatif pilihan
yang tersedia. Tentu masing-masing harus mempunyai dasar (nilai-nilai, norma-
norma, atau pedoman tertentu) yang digunakan sebagai landasan dalam
menentukan pilihan teori yang tepat.
Menurut Terry (1989) dalam blog Komunitas Diamond faktor-faktor yang
harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
1. Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun
rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan
3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan
kepentingan orang lain;
4. Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini
kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;
7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil
yang baik;
8. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah
keputusan yang diambil itu betul; dan
9. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan
berikutnya.

Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan
keputusan :

1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak
nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku
yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang
memberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu
situasi secara subyektif.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi,
memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan
melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya
melalui kemampuannya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar
satu orang ke orang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan
mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah
laku tertentu.

Selanjutnya, John D.Miller dalam Imam Murtono (2009) menjelaskan faktor-


faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin pria
atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan kemampuan. Dalam
pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai
individu, kepribadian, dan kecenderungan dalam pengambilan risiko.

Pertama, nilai individu pengambil keputusan merupakan keyakinan dasar


yang digunakan seseorang jika ia dihadapkan pada permasalahan dan harus
mengambil suatu keputusan. Nilai-nilai ini telah tertanam sejak kecil melalui suatu
proses belajar dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam banyak keadaan
individu bahkan tidak berpikir untuk menyusun atau menilai keburukan dan lebih
ditarik oleh kesempatan untuk menang.

Kedua, kepribadian. Keputusan yang diambil seseorang juga dipengaruhi oleh


faktor psikologis seperti kepribadian. Dua variabel utama kepribadian yang
berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat, seperti ideologi versus kekuasaan dan
emosional versus objektivitas. Beberapa pengambil keputusan memiliki suatu
orientasi ideologi tertentu yang berarti keputusan dipengaruhi oleh suatu filosofi atau
suatu perangkat prinsip tertentu. Sementara itu pengambil keputusan atau orang lain
mendasarkan keputusannya pada suatu yang secara politis akan meningkatkan
kekuasaannya secara pribadi.

Ketiga, kecenderungan terhadap pengambilan risiko. Untuk meningkatkan


kecakapan dalam membuat keputusan, perawat harus membedakan situasi
ketidakpastian dari situasi risiko, karena keputusan yang berbeda dibutuhkan dalam
kedua situasi tersebut. Ketidakpastian adalah kurangnya pengetahuan hasil tindakan,
sedangkan risiko adalah kurangnya kendali atas hasil tindakan dan menganggap
bahwa si pengambil keputusan memiliki pengetahuan hasil tindakan walaupun ia
tidak dapat mengendalikannya. Lebih sulit membuat keputusan di bawah
ketidakpastian dibanding di bawah kondisi bahaya. Di bawah ketidakpastian si
pengambil keputusan tidak memiliki dasar rasional terhadap pilihan satu strategi atas
strategi lainnya.

C. Tipe/Jenis Pengambilan Keputusan


Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) adalah tindakan manajemen
dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Tipe/jenis pengambilan
keputusan dibagi dalam 3 tipe, yaitu:
1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur
Keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram.
Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen
tingkat bawah. Contoh : keputusan pemesanan barang, keputusan
penagihan piutang,dll.
2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur
Keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang
dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini sering bersifat
rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang
terperinci. Contoh : Keputusan membeli sistem komputer yang lebih
canggih, keputusan alokasi dana promosi.
3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur
Keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi.
Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk
pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan
dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan adalah permulaan dari aktifitas manusia yang sadar
dan terarah, baik secara individu, kelompok atau institusional, sehingga
pengambilan keputusan menjadi aspek yang penting dalam suatu pengelolaan atau
manajemen.
Setiap pengambilan keputusan dalam keluarga tidak bisa ditentukan oleh satu
anggota keluarga saja, kecuali pada fase lajang, namun di fase lajangpun masih
bisa dipengaruhi orangtua, maka dari itu keliahan menilai profile klien dengan
mengidenifikasi melalu wawancara singkat yang cermat merupakan cara
sederhana yang bisa dilakukan seorang marketer atau clien relation untuk
‘mengenal’klien dan menyusun strategi apa yang akan dijalankannya.

B. Saran
Sebaiknya keputusan yang akan diambil didalam keluarga harus dirundingkan
terlebih dahulu dengan anggota keluarga yang lain karena jika tidak dirundingkan
terlebih dahulu dapat menimbulkan konflik atau masalah.Menciptakan keputusan
yang harmonis itu perlu, supaya menimbulkan keputusan yang positif dan
menguntungkan bagi seluruh anggota keluarga dan jangan mementingkan diri
sendiri.
Dan semoga makalah ini dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan promosi
kesehatan dan penulis berharap makalah ini mendapatkan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiprawiro, S.E . 2013. Teori Organisasi Umum 2: Bab 3 Pengambilan Keputusan


dalam Organisasi.

Goode, William J. (2004). Sosiologi Keluarga. Bhumi Aksara, Jakarta.

https://dedeneur.wordpress.com/2012/10/08model-pengambilan-keputusan
keputusan-tipe-tipe-pengambilan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
pemecahan-masalah/

http://www.de-faisal.com/manaj.pengamb.keputusan.html

Anda mungkin juga menyukai