Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMBERDAYAAN KELUARGA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN


KOMUNITAS

“TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN”

Dosen Pengampu :Hj. Isnaniah S.ST.M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Amanda Maryana Suhendar P07124118165


Asy-Syifa Nashriyah P07124118170
Bekty Eka Yuniavi P07124118174
Bella Riski Novelia P07124118176
Dewi Kurnia P07124118180
Elta Yuly Purwanty P07124118186
Maudy Miftahul Jannah P07124118208
Nadilla Septiana P07124118216
Nufaisah Mastika Riyadni P07124118221
Riska Aulia P07124118233
Roindah Hoirotun Najah P07124118237
Vera Cindy Andani P07124118253

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
DIPLOMA III KEBIDANAN
SEMESTER VIA
2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil `alamin, puji syukur kami haturkan kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan kemudahan dalam pengerjaan tugas Mata Kuliah
Pemberdayaan Keluarga dalam Praktik Kebidanan Komunitas yang berjudul
Teknik Pengambilan Keputusan.

Tak lupa kami ucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


dosen Mata Kuliah Pemberdayaan Keluarga dalam Praktik Kebidanan
KomunitasIbu Hj. Isnaniah S.ST.M.Pd yang telah memberikan bimbingan.Serta
kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan, baik berupa pendapat,
saran dan motivasi.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat


kekurangan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan, guna perbaikan penulisan atau penyusunan makalah kami yang
selanjutnya.

Terimakasih.

Banjarbaru, 25 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah ......................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................... 4
A. Pengertian Pengambilan Keputusan ........................................................ 4
B. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan ..................................................... 5
C. Jenis Pengambilan keputusan (Desicion making) ................................... 7
D. Pola pengambilan keputusan .................................................................... 9
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Keluarga ............................................................................................................. 9
F. Proses Pengambilan Keputusan Keluarga ............................................ 14
G. Teori-Teori Pengambilan Keputusan ..................................................... 15
H. Ciri pengambilan Keputusan yang Etis ................................................. 16
I. Pengaruh Bidan dalam pengambilan keputusan .................................. 16
BAB III ................................................................................................................. 17
PENUTUP ............................................................................................................ 17
A. Kesimpulan ............................................................................................... 17
B. Saran ......................................................................................................... 17
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan agen sosialisasi. Keluarga sebagai kumpulan

orang -rang yang mempunyai hubungan erat mempunyai peran penting

dalam proses sosialisasi berbagai hal tentang kehidupan. Dukungan

finansial dan emosional diperlukan oleh anggota keluarga, dan hal inilah

yang mempengaruhi mereka dalam memutuskan membeli.

Selama ini terdapat anggapan bahwa ibu hanyalah sebagai istri yang

tugasnya mengurus suami dan anak-anak, sementara urusan besar

diputuskan suami, termasuk keputusan pengeluaran keluarga.Tetapi zaman

sekarang, pandangan seperti itu mulai tidak tepat karena sudah banyak

perubahan yang terjadi pada keluarga. Saat ini tidak hanya memutuskan

apa yang ingin mereka beli untuk keperluan pribadi tetapi juga sebagai

penentu pembelian keluarga. Wanita sering bertindak sebagai agen

pembelian yang menginterpretasikan kebutuhan dan keinginan dari

anggota keluarga yang lain (Mark American Demographics, Agustus

1993).Laki-laki malah tidak lagi menjadipengambil keputusan yang

mutlak dalam pembelian produk bagi keluarganya.

Yuswohady selaku Chief of Corporate & Strategy Practice Mark

Plus & Co. Mengatakan bahwa survei yang dilakukan oleh kantornya di 14

kota besar dengan responden 2.000 orang ibu rumah tangga menunjukkan

hasil yang sangat menarik. Anak pun tidak kurang pengaruhnya dalam

1
pembelian produk. Menurut Wimalasiri, orang tua sudah mempersepsikan

anak-anak mereka sebagai pemberi pengaruh untuk berbagai variasi

produk dan jasa.

Kelas sosial seseorang juga membedakan proses pembeliannya.

Menurut Prasad (1975:42- 47), secara umum, kelompok kelas sosial

rendah kurang mempunyai informasi dan karena kebanyakan istrinya tidak

bekerja, keputusan pembelian seringkali hanya pada satu individu.Suami

sebagai pencari nafkah, atau istri sebagai pengelola keuangan.Konsumen

kelas menengah lebih sering berdiskusi mengenai kemampuan produk,

manfaat produk, dan harga sebelum melakukan pembelian.Sedangkan

konsumen kelas atas lebih bersifat otonomi karena suami danistri sama-

sama memegang keuangan yang cukup dan harga bukan faktor penting

sehingga saling tidak mempermasalahkan pembelian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud pengambilan keputusan dalam keluarga?

2. Apa saja dasar-dasar dalam pengambilan keputusan?

3. Apa saja jenis pengambilan keputusan?

4. Bagaimana pola dalam pengambilan keputusan keluarga?

5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

keluarga?

6. Bagaimana proses pengambilan keputusan dalam keluarga?

7. Apa saja teori-teori pengambilan keputusan ?

8. Apakah ciri pengambilan keputusan yang etis?

2
9. Apa dan bagaimana pengaruh bidan dalam pengambilan keputusan?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pengambilan keputusan

dalam keluarga.

2. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan dalam keluarga.

3. Untuk mengetahui apa saja jenis pengambilan keputusan.

4. Untuk mengetahui bagaimana pola dalam pengambilan keputusan

keluarga.

5. Unutk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan keluarga.

6. Untuk mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan dalam

keluarga.

7. Unutk mengetahui apa saja teori-teori pengambilan keputusan.

8. Untuk mengetahui apakah ciri pengambilan keputusan yang etis.

9. Unutk mengetahui apa dan bagaimana pengaruh bidan dalam

pengambilan keputusan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan

Menurut Simon dalam Turban, dkk (2005), pengambilan keputusan adalah

sebuah proses memilih tindakan diantara berbagai alternatif untuk mencapai

suatu tujuan atau beberapa tujuan. Dalam suatu kesatuan, pengambilan

keputusan merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi sebagai

wujud untuk pencapaian tujuan yang diharapkan. Sehingga pengambilan

keputusan sangatlah penting sebagai dasar untuk membangun rencana

kedepan.

Menurut G.R terry pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan

alternative kegiatan tertentu dari dua atau lebih alternative yang ada.

Menurut Koont & O’Donnel pengambilan keputusan adalah pemilihan di

antara alternatif-alternatif mengenai suatu cara bertindak yang merupa-kan inti

dari perencanaan

Menurut Theo Haiman inti dari semua perencanaan adalah pengambilan

keputusan, suatu cara pemilihan bertindak, Suatu keputusan sebagai suatu cara

bertindak yang dipilih oleh pengelola sebagai suatu proses yang paling efektif

untuk mencapai tujuan dan memecahkan masalah.

Jadi pengambilan keputusan adalah permulaan dari aktifitas manusia yang

sadar dan terarah, baik secara individu, kelompok atau institusional, sehingga

pengambilan keputusan menjadi aspek yang penting dalam suatu pengelolaan

atau manajemen

4
B. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

George R. Terry menjelaskan dasar-dasar dari pengambilan keputusan

yang berlaku, antara lain :

1. Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih

bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor

kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat

beberapa keuntungan, yaitu :

a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk

memutuskan.

b. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat

kemanusiaan.

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan

waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas,

pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan

memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit

diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan

kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya

diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

2. Pengalaman

Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman

dalam menyelesaikan masalah.Keputusan yang berdasarkan pengalaman

sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan

5
kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang

masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam

memudahkan pemecahan masalah.

3. Fakta

Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi

yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid,

namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

4. Wewenang

Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan

menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial.

Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan

sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi

kabur atau kurang jelas.

5. Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna.

Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan

pemecahan rasional.Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan

rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang

rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat

terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu. Jadi,

dasar-dasar pengambilan Keputusan antara lain berdasarkan intuisi,

pengalaman, fakta, wewenang dan rasional.

6
C. Jenis Pengambilan keputusan (Desicion making)

1. Pengambilan keputusan terprogram

Jenis pengambilan keputusan ini.mengandung suatu respons

otomatik terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Masalah yang bersifat pengulangan dan rutin dapat

diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini. Tantangan yang

besar bagi seorang analis adalah mengetahui jenis- jenis keputusan ini

dan memberikan atau menyediakan metode- metode untuk

melaksanakan pengambilan keputusan yang terprogram di mana saja.

Agar pengambilan keputusan harus didefinisikan dan dinyatakan secara

jelas. Bila hal ini dapat dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya hanyalah

mengembangkan suatu algoritma untuk membuat keputusan rutin dan

otomatik.

Dalam kebanyakan organisasi terdapat kesempatan-kesempatan

untuk melaksanakan pengambilan keputusan terprogram karena banyak

keputusan diambil sesuai dengan prosedur pelaksanaan standar yang

sifatnya rutin. Akibat pelaksanaan pengambilan keputusan yang

terprogram ini adalah membebaskan manajemen untuk tugas-tugas yang

lebih penting. Misalkan : keputusan pemesanan barang, keputusan

penagihan piutang, dan lain-lain.

7
2. Pengambilan keputusan tidak terprogram

Menunjukkan proses yang berhubungan dengan masalah – masalah

yang tidak jelas. Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis ini

meliputi proses-proses pengambilan keputusan untuk menjawab

masalah-masalah yang kurang dapat didefinisikan. Masalah-masalah ini

umumnya bersifat kompleks, hanya sedikit parameter – parameter yang

diketahui dan kebanyakan parameter yang diketahui bersifat

probabilistik. Untuk menjawab masalah ini diperlukan seluruh bakat dan

keahlian dari pengambilan keputusan, ditambah dengan bantuan sistem

informasi. Hal ini dimaksud untuk mendapatkan keputusan tidak

terprogram dengan baik. Perluasan fasilitas fasilitas pabrik,

pengembangan produk baru, pengolahan dan pengiklanan

kebijaksanaan-kebijaksanaan, manajemen kepegawaian, dan perpaduan

semuanya adalah contoh masalah-masalah yang memerlukan keputusan-

keputusan yang tidak terprogram. Sangat banyak waktu yang

dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi pemerintahan, pemimpin-

pemimpin perusahaan, administrator sekolah dan manajer organisasi

lainnya dalam menjawab masalah dan mengatasi konflik. Ukuran

keberhasilan mereka dapat dihubungkan secara langsung.

8
D. Pola pengambilan keputusan

1. Keputusan satu orang yang relatif memiliki kekuatan lebih besar dari

orang lain misalnya dalam keluarga ayah atau ibu yang lebih dominan.

2. Keputusan bersama yaitu keputusan antara suami dan isteri

3. Seluruh anggota keluarga dengan kekuatan berimbang setiap orang

memiliki hak untuk mengeluarkan pendapat dan akhirnya keputusan di

ambil berdasarkan kesepakatan bersama.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Keluarga

Menurut Terry faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan, yaitu :

1. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional

maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan

keputusan.

2. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan

Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi

harus lebih mementingkan kepentingan

3. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-

alternatif tandingan.

4. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini

harus diubah menjadi tindakan fisik.

5. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup

lama.

6. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan

9
hasil yang lebih baik.

7. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu

benar.

8. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian

kegiatan mata rantai berikutnya.

Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard menjelaskan bahwa proses

pengambilan keputusan seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor

perbedaan individu dan proses psikologi.

1. Faktor lingkungan tersebut, antara lain :

a. Lingkungan sosial

Dalam lingkungan sosial, pada dasarnya masyarakat memiliki

strata sosial yang berbeda-beda.Statifikasi lebih sering ditemukan

dalam bentuk kelas sosial, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan

sebagainya.

Keberadaan lingkungan sosial memegang peranan kuat terhadap

proses pengambilan keputusan seseorang untuk melakukan perilaku

baik yang positif ataupun negatif. Karena dalam lingkungan sosial

tersebut individu berinteraksi antara satu dengan lainnya.

b. Lingkungan keluarga

Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua atau lebih

orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, adopsi serta

tinggal bersama. Lingkungan keluarga sangat berperan penting pada

bagaimana keputusan untuk melakukan perilaku negatif seperti seks

10
pranikah, minum-minuman keras, balap motor dan sebagainya itu

dibuat karena keluarga adalah lingkungan terdekat individu sebelum

lingkungan sosialnya.

Bila dalam suatu keluarga tidak harmonis, atau seorang anak

mengalami “broken home” dan kurangnya pengetahuan agama dan

pendidikan, maka tidak menuntut kemungkinan seorang anak akan

melakukan perilaku yang beresiko.

Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat

yang terkecil dan juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan.

Sedangkan menurut Mufidah keluarga merupakan bagian terkecil

dari masyarakat, namun memiliki peranan yang sangat penting.

Dalam keluarga, seseorang mulai berinteraksi dengan orang lain.

Keluarga merupakan tempat belajar pertama yang nantinya

mempengaruhi keprbadian seseorang.

2. Faktor Perbedaan Individu, antara lain :

a. Status Sosial

Kartono status sosial merupakan kedudukan yang dimiliki

seseorang dalam hubungannya dengan atau untuk membedakannya

dari anggota-anggota lainnya dari suatu kelompok sosial. Status

sosial dapat dijadikan alasan seseorang melakukan perilaku negatif.

Sedangkan menurut Kotler, status sosial merupakan kelompok

yang relatif homogen dan tetap dalam suatu masyarakat yang

tersusun secara hierarkis dan anggotanya memiliki nilai, minat dan

11
perilaku yang mirip.Status sosial akan menunjukkan bagaimana

seseorang tersebut berperilaku dalam kehidupan sosialnya.

b. Kebiasaan

Kebiasaan adalah respon yang sama cenderung berulang- ulang


16
untuk stimulus yang sama. Kebiasaan merupakan perilaku yang

telah menetap dalam keseharian baik pada diri sendiri maupun

lingkungan sosialnya.

c. Simbol pergaulan

Simbol pergaulan adalah segala sesuatu yang memiliki arti

penting dalam lingkungan pergaulan sosial. Lingkungan pergaulan

yang terdiri dari mahasiswa yang senang gonta-ganti pasangan dan

melakukan perilaku beresiko menunjukkan simbol dan ciri pada

kelompok tersebut. Sehingga apabila seseorang ingin menjadi salah

satu kelompoknya, mau tidak mau harus mengikuti kebiasaan dalam

kelompok tersebut.

d. Tuntutan

Adanya pengaruh dominan dalam keluarganya, baik itu

lingkungan keluarga, pergaulan maupun lingkungan sosialnya, maka

dengan kesadaran diri ataupun dengan terpaksa seseorang akan

melakukan prilaku beresiko.

3. Faktor Psikologi, antara lain :

a. Persepsi

Menurut Walgito, persepsi merupakan yang didahului oleh

12
proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus

oleh individu melalui alat indera. Sedangkan menurut Rakhmat,

persepsi seseorang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai, harapan dan

kebutuhan yang sifatnya individual sehingga antara individu satu

dengan yang lainnya dapat terjadi perbedaan individu terhadap objek

yang sama.

b. Sikap

Menurut Notoatmojo, sikap merupakan reaksi atau respon yang

masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.

Sikap merupakan kesiapan terhadap reaksi terhadap objek di

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

c. Motif

Motif adalah kekuatan yang terdapat pada diri organism yang

mendorong untuk berbuat.Motif tidak dapat diamati secara langsung

tetapi motif dapat diketahui atau terinferensi dari perilaku. Motif

merupakan suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang

berbuat sesuatu, melakukan tindakan, dan bersikap tertentu untuk

mencapai suatu tujuan.

d. Kognitif

Menurut Rakhmat, kognisi adalah kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang dimiliki seseorang.

e. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi

13
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penglihatan terjadi melalui penginderaan, penglihatan,

penciuman, perasa dan peraba.Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga.

F. Proses Pengambilan Keputusan Keluarga

Keluarga menggunakan produk meskipun orang biasanya membeli

mereka. Menentukan apa produk harus dibeli, yang ritel stopkontak untuk

digunakan, bagaimana dan kapan produk yang digunakan, dan siapa yang

harus membelinya adalah proses rumit yang melibatkan berbagai aktor atau

peran

1. Peran Perilaku

Keluarga dan kelompok lain menunjukkan apa yang sosiolog Talcott

Parsons disebut perilaku peran instrumental dan ekspresif.

a. Peran instrumental, juga dikenal sebagai peran fungsional atau

ekonomi, melibatkan keuangan, kinerja, dan fungsi lainnya yang

dilakukan oleh anggota kelompok.

b. Ekspresif melibatkan peran pendukung anggota keluarga yang lain

dalam proses pengambilan keputusan dan mengekspresikan kebutuhan

keluarga estetika atau emosional, termasuk norma-norma keluarga

menegakkan.

2. Peran individu Belanja Keluarga

Keluarga keputusan konsumsi melibatkan setidaknya lima peran

didefinisikan, yang dapat diasumsikan oleh pasangan, anak, atau anggota

14
lain dari rumah tangga. Kedua peran ganda dan beberapa aktor normal.

Pemasar perlu berkomunikasi dengan konsumen dengan asumsi masing-

masing peran, mengingat bahwa anggota keluarga yang berbeda akan

mengasumsikan peran yang berbeda tergantung pada situasi dan produk.

Anak-anak, misalnya, pengguna sereal, mainan, pakaian, dan banyak

produk lainnya tetapi tidak mungkin pembeli.Salah satu atau kedua orang

tua tersebut menjadi penentu dan pembeli, meskipun anak-anak mungkin

penting sebagaiinfluencer dan pengguna.

3. Peran Keluarga

Untuk keluarga berfungsi sebagai unit kohesif, peran atau tugas-

seperti mencuci pakaian, menyiapkan makanan, pengaturan meja makan,

membuang sampah, berjalan-jalan anjing harus dilakukan oleh satu atau

lebih anggota keluarga.Dalam masyarakat yang dinamis kita, dll peran

yang terkait dengan keluarga yang terus berubah.

G. Teori-Teori Pengambilan Keputusan

1. Teori Utilitarisme:

Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan,

meminimalkan ketidaksenangan.

2. Teori Deontology

Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila bertindak

baik. Contoh bila berjanji ditepati, bila pinjam hrus dikembalikan

15
3. Teori Hedonisme:

Menurut Aristippos , sesui kodratnya, setiap manusia mencari

kesenangan dan menghindari ketidaksenangan.

4. Teori Eudemonisme:

Menurut Filsuf Yunani Aristoteles , bahwa dalam setiap

kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang

baik bagi kita

H. Ciri pengambilan Keputusan yang Etis

1. Mempunyai pertimbangan benar salah.

2. Sering menyangkut pilihan yang sukar.

3. Tidak mungkin dielakkan.

4. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, lingkungan sosial.

I. Pengaruh Bidan dalam pengambilan keputusan

Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat

penting karena :

1. Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat pribadi dan

bidan bisa memenuhi kebutuhan.

2. Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras untuk

memenuhi kebutuhan.

3. Perawatan berfokus pada ibu(women centered care) dan asuhan total(

total care)

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengambilan keputusan adalah permulaan dari aktifitas manusia yang

sadar dan terarah, baik secara individu, kelompok atau institusional, sehingga

pengambilan keputusan menjadi aspek yang penting dalam suatu pengelolaan

atau manajemen

George R. Terry menjelaskan dasar-dasar dari pengambilan keputusan

yang berlaku, antara lain : Intuisi, Pengalaman, Fakta, Wewenang, dan

Rasional.

Adapun jenis pengambilan keputusan (Desicion Making), yaitu

Pengambilan keputusan terprogram dan Pengambilan keputusan tidak

terprogram. Serta ada pula banyak faktor yang mempengaruhi dalam

pengambilan keputusan.

B. Saran

Sebaiknya keputusan yang akan diambil didalam keluarga harus

dirundingkan terlebih dahulu dengan anggota keluarga yang lain karena jika

tidak dirundingkan terlebih dahulu dapat menimbulkan konflik atau

masalah.Menciptakan keputusan yang harmonis itu perlu, supaya

menimbulkan keputusan yang positif dan menguntungkan bagi seluruh

anggota keluarga dan jangan mementingkan diri sendiri.

17
Daftar Pustaka

Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta : Bumi

Aksara

Hasan, M. Iqbal. 2004. Pokok-pokok Materi Pengambilan Keputusan. Bogor :

Ghalia Indonesia

Mafluha Y, Nurzannah S. Modul Etika dan Hukum Kesehatan Bagi Mahasiswa

Diploma III Kebidanan. Tangerang: Akademi Kebidanan Bina Husada

Tangerang; 2016.

JF Engel, RD Blackwell, dan Miniard, P. W. 1994. Perilaku Konsumen. Jakarta :

Bina Rupa

Notoatmojo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Prof. Dr. Bimo. Walgito. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : ANDI

Offstr

https://dedeneur.wordpress.com/2012/10/08model-pengambilan-keputusan-

keputusan-tipe-tipe-pengambilan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-

pemecahan-masalah/

18

Anda mungkin juga menyukai