Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOMUNIKASI KONSELING

LANGKAH-LANGKAH,KERSNGKA,PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS

Dosen Pengampuh : Ariani Pongoh,S.ST, M.Kes

Disusun oleh : kelompok 1

1. Indri Yani 11. Dewi Andri Yani Sri Wahyuni Mustafa


2. Aggusta Sintike Marani 12. Amalia Zahra Hi Salim
3. Delvia Anggraini 13. Fana Nabila Adhil Lazinu
4. Chika Dhea Sofia Anggraini 14. Rezha Safitri Hardianto
5. Patricia Soleda Fatary 15. Umi Kalsum
6. Maya Iriani Sampe 16. Juvita Wulandari
7. Adela Puspita Tamrin 17. Tsulits Satriani Rumayom
8. Titi Faradihan Nur Taesa 18. Irmawati Kadir
9. Wa Ode Ketrin 19. Aprilia Meja Purek Lolon
10. Merry Sisilia Kolin 20. Selpina Gobai

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


SORONG
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah melimpahkan ilmu.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada rasul beserta keluarganya. Serta saya
berterimakasih kepada dosen matakuliah Komunikasi konseling ini yang telah memberikan
kepercayaan kepada kami dalam menyusun makalah ini.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep
Kebidanan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong Jurusan Kebidanan. Makalah ini berjudul
“Langkah-langkah,Kerangka, pengambilan keputusan yang etis” dalam menyusun makalah ini
penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, saya mohon
maaf apabila ditemukan nya kesalahan, saya penulis menerima kritikdan saran dari pembaca
makalah.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.Sekian kata pengantar dari saya.Atas perhatiannya kami ucapkan
banyak terimakasih.

Sorong, 07 Maret 2023


DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

A. LatarBelakang......................................................................1
B. RumusanMasalah.................................................................2
C. Tujuan..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3

A. Langkah-langkah penyelesaian masalah.....................................3

B. Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan........................3

C. Pengambilan keputusan yang etis...............................................4

BAB III PENUTUP...............................................................................5

A. Kesimpulan..................................................................................5
B. Daftar Pustaka….……………………………………………….5
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membuat keputusan merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari baik secara
individu ataupun secara kelompok. Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju
atau mundurnya suatu organisasi. Pengambilan keputusan yang tepat akan menghasilkan suatu
perubahan terhadap organisasi ke arah yang lebih baik, namun sebaliknya pengambilan
keputusan yang salah akan berdampak buruk pada roda organisasi dan administrasinya.
Keputusan berarti hasil akhir dalam mempertimbangkan sesuatu yang akan dilaksanakan
secara nyata. Keputusan dapat diartikan sebagai hasil terbaik dalam memilih satu dari lebih
alternatif pilihan. Pengambilan keputusan merupakan proses rangkaian kegiatan menganalisis
berbagai fakta, informasi, data dan teori/pendapat yang akhirnya sampai pada satu kesimpulan
yangdinilai paling baik dan tepat. Secara umum, proses pengambilan keputusan kepemimpinan
dapat melalui tiga tahap yaitu tahap penelitian, desain dan pemilihan.

Pengambilan keputusan merupakan kegiatan pemimpin yang dapat dijumpai pada


semua tingkatan dan semua bidang manajemen. Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam
rangka menyelesaikan/memecahkan permasalahan atau persoalan (problem solving).Sebagian
besar kegiatan analisis masalah dan hasil pemecahan masalah dianalisis melalui tekhnik-
tekhnik kuantitatif. Secara umum, yang dimaksud dengan masalah adalah tidak adanya
keseimbangan/ kesesuaian antara yang harus dilakukan (should) dengan kondisi sekarang
(is).Masalah jugadapat dilihat dari perbedaan antara standar pelaksanaan (yang ingin
dilaksanakan ) dengan pelaksanaan yang dilakukan, perbedaan antara teori dengan praktek,
perbedaan antara yang diinginkan dengan yang terjadi, perbedaan antara ‘yang seharusnya’
dengan ‘pada kenyataannnya,’ perbedaan antara teori dengan teori, dan perbedaan antara
program/ rencana kerja dengan hasil kerja.
B. Rumusan masalah
a. Apa itu langkah-langkah penyelesaian masalah?
b. Apa Yang di maksud dengan kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan
kebidanan?
c. Bagaimana cara pengambilan keputusan yang etis?

C. Tujuan
Agar mahasiswi dapat mengetahui apa itu langkah-lngkah,kerangka, dan
pengambiln keputusan yang etis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Langkah- langkah penyelesaian masalah

Adapun langkah-langkah dalam bimbingan konseling, 1.Menentukan masalah, 2.Pengumpulan


data, 3.Analisis data, 4.Diagnosis, 5.Prognosis, 6.Terapi, 7.Evaluasi/follow up.Ketujuh langkah
bimbingan konseling tersebut harus dilakukan secara runtut. Seperti yang pertama yaitu
menentukan masalah, untuk menentukan masalah sendiri terkadang seorang klien memang
terlalu bingungnya sampai apa masalah yang terjadi pada dirinya pun tidak dapat dikemukakan,
akibatnya konselor tidak dapat mengetahui apa masalah yang sebenarnya terjadi pada klien
tersebut. Jadi dalam hal menentukan masalah adalah menjadi awal yang harus dilakukan agar
konselor mengetahui apa masalah yang terjadi

Pengumpulan data dapat dilakukan setelah konselor mengetahui masalah yang sedang terjadi
pada klien, pengumpulan data dapat diambil dari orang terdekat dari klien, seperti orangtua,
pasangan, sahabat terdekat,ataupun teman. Mengumpulkan data sedikit susah sedikit gampang
karena apabila data yang kita tuju itu tersedia atau terbuka untuk konselor, maka tujuan untuk
mengumpulkan data akan berjalan lancer, sebaliknya apabila data tersebut sulit didapatkan
maka pengumpulan data akan tersendat dan konselor tidak akan bisa menganalisis data yang
diinginkan sebelumnya.

B. Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan

Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan memperhatikan hal-hal sebagai


berikut :

1. Bidan harus mempunyai responbility dan accountability.

2. Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan rasa hormat.

3. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother.

4. Bidan berusaha menyokong pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan menyatakan


pilihannya pada pengalaman situasi yang aman.

5. Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah : knowledge, ajaran intrinsic,
kemampuan berfikir kritis, kemampuan membuat keputusan klinis yang logis.
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah
terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif
ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :

· Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.

· Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

1. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk
masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang
bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur
kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan
pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain
sering diabaikan.

2. Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan


kemampuan mengambil keputusan terhadap nsuatu kasus. Dalam hal tersebut, pengalaman
memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah.Keputusan yang berdasarkan
pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk
memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya
sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.

3. Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik.

Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang
merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu
sangat sulit.

4. Wewenang lebih bersifat rutinitas

Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh
pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi
kabur atau kurang jelas

5. Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten. Keputusan yang bersifat rasional
berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang
memerlukan pemecahan rasional.Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional
lebih bersifat objektif.Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila
kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang
di akui saat itu.
C. Pengambilan keputusan yang etis

Pengambilan keputusan etis melibatkan proses penalaran etis yang di dalamnya mengolaborasi
kesa-daran moral dan kemampuan moral kognitif seseorang pada akhirnya diwujudkan di dalam
proses tindakan sebagai bentuk implementasi kepu-tusan yang diambil.

Keputusan etis dipengaruhi oleh faktor situasional individual yang disebut intensitas etis dan
situasional organisasional yang didasarkan pada pertimbangan individu-individu karena berada
pada situasi kepentingan masing-masing di dalam 3 suatu organisasi yang melakukan
pengambilan keputusan etis.Faktor situasional yang umumnya mempengaruhi keputusan etis
adalah pemberian penghargaan dan sanksi, penerapan kode etik dan terciptanya iklim etis.
Pengambilan Keputusan merupakan aspek penting dalam akuntansi keperilakuan, karena aspek
pengambilan keputusan memfokuskan pada teori dan model tentang pengambilan keputusan

Proses pengambilan keputusan mencakup langkah-langkah yaitu; investigasi situasi (investigate


the problem), pengembangan alternatif-alternatif (develop alternatives), pengevaluasian
alternatif-alternatif dan memilih yang terbaik (evaluate alternatives and select the best one),
implementasi keputusan dan tindak lanjutnya (implement the decision and follow up on it).
Proses pengambilan keputusan yang digambarkan dalam empat tahap ini disebut sebagai
proses pengambilan keputusan yang rasional (the rational problem solving process). Secara garis
besar proses pengambilan keputusan etis digambarkan dalam tahap-tahap yang serupa dengan
proses pengambilan keputusan manajemen yang diungkapkan (Stoner, 1982; Jones, 1991).
Kesadaran etis serupa dengan identifikasi situasi, pertimbangan etis serupa dengan proses
kreatif pengembangan alternatifalternatif keputusan yang akan dievaluasi atau dipertimbangkan
lebih lanjut. Kemudian alternatif keputusan yang dikembangkan dievaluasi atau dikaji ulang
untuk mendapatkan alternatif yang terbaik, sehingga proses ini dapat memilih alternatif untuk
dilaksanakannya suatu tindakan yaitu alternatif keputusan yang paling terbaik. Alternatif
pengambilan keputusan yang sudah teruji mempunyai kekuatan pada tahap intensi etis.

Prinsip-prinsip dalam perilaku etis merupakan tuntutan bagi perilaku moral. Contohnya antara
lain adalah kejujuran (honesty), pegang janji (keeping promises), membantu orang lain (helping
others), dan menghormati hak-hak orang lain (the rights of others).

Manfaat perilaku etis Menjadi jembatan penghubung antar nilai dalam kehidupan, seperti
budaya dan nilai keagamaan.Menjadi pembeda antara yang baik dan buruk.Mendorong individu
untuk bersikap kritis.Etika bermanfaat sebagai pendirian dalam diri.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam Bimbingan Konseling Terdapat 7 langkah Penyelesaian masalah dan Ketujuh langkah
bimbingan konseling tersebut harus dilakukan secara runtut. Seperti yang pertama yaitu
menentukan masalah, untuk menentukan masalah sendiri terkadang seorang klien memang
terlalu bingungnya sampai apa masalah yang terjadi pada dirinya pun tidak dapat dikemukakan,
akibatnya konselor tidak dapat mengetahui apa masalah yang sebenarnya terjadi pada klien
tersebut. Jadi dalam hal menentukan masalah adalah menjadi awal yang harus dilakukan agar
konselor mengetahui apa masalah yang terjadi.

Dan dalam Kerangka Pengambilan Keputusan Bidan harus memperhatikan hal-hal sebagi berikut
Bidan harus mempunyai responbility dan accountability.Bidan harus menghargai wanita sebagai
individu dan melayani dengan rasa hormat. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and
wellbeing mother,bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan praktiknya, mereka
menghargai wanita sebagai individu dan melayaninya dengan rasa hormat.

Suatu keputusan dianggap etis jika mendatangkan konsekuensi berupa manfaat, sesuai dengan
hak dan kewajiban, bersifat adil, serta memiliki motivasi atau harapan terhadap nilai
keutamaan.

B. Daftar Pustaka

https://www.kompasiana.com/izadatulm/623eed95274a7a6149611862/apa-saja-langkah-
langkah-dalam-pemecahan-masalah

http://e-journal.uajy.ac.id/23840/2/EA%20120356.pdf

https://www.academia.edu/24055426/Pengambilan_Keputusan_Etis

Anda mungkin juga menyukai