Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EVIDANCE BASED DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

“PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM


PELAYANAN KEBIDANAN”

Disusun untuk memenuhi mata kuliah evidance based dalam praktik kebidanan

Dosen pengampu:

Fenny Fernando,M.Keb

Disusun oleh:

Kelompok 1:

Aisyah Nur Fitri (2007085)

Delsa Rahmaniar (2007086)

Meilita Eliza (2007089)

Nisa Masturo (2007092)

Shafira Mauliddini Siregar (2007097)

Kesatria Megawanda (2107054)

PRODI S1 KEBIDANAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai
pencipta atas segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “perencanaan dan
pengambilan keputusan dalam pelayanan kebidanan”

Dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan terima kasih dengan
hati yang tulus kepada Ibu Fenny Fernando,M.keb sebagai dosen pengampu yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini semoga Tuhan senantiasa
membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna perbaikan dan kelengkapan penyusunan
makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua .

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Padang, 22 Juni 2022

penyusun

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
2.1 Perencanaan Dalam Pelayanan Kebidanan..............................................................5
2.2 pengambilan kepurusan dalam pelayanan kebidanan.............................................5
2.3 Teori-Teori Pengambilan Keputusan........................................................................6
A. Macam-macam Teori-Teori Pengambilan Keputusan............................................6
B.Bentuk pengambilan keputusan :............................................................................6
C.Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan.........................................7
D.Dasar Pengambilan keputusan :..............................................................................7
E. Pengambilan keputusan yang etis ciri 2nya:...........................................................7
F. Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis :..............................................7
2.4 Menghadapi Masalah Etik Moral Dan Dilema Dalam Praktek Kebidanan................7
BAB III...............................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................10
1.1 Kesimpulan.............................................................................................................10
1.2Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengambilan keputusan sangat penting dalam sebuah organisasi. Pengambilan
keputusan merupakan salah satu peranan yang dilakukan oleh manajer.
Pengambilan keputusan sangat penting karena hal ini akan menentukan
bagaimana kondisi suatu organisasi kedepannya. Seorang manajer dalam
melakukan pengambilan keputusan harus mempertimbangkan banyak
hal/faktorfaktor dan harus menentukan keputusan yang terbaik bagi organisasi dan
anggotanya, tidak boleh mementingkan kepentingan pribadi. Robins (1997) dalam
Syafaruddin berpendapat bahwa “decision making is which in choses between two
or more alternative”.

Pernyataan ini mengatakan bahwa menentukan keputusan adalah memilih di


antara dua alternatif yang ada atau lebih untuk melakukan suatu tindakan tertentu
yang sangat berpengaruh terhadap organisasi. Pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh seorang manajer dalam realitanya adalah suatu tindakan yang tidak
mudah untuk dilakukan. Ada peluang terjadinya kesalahan yang dilakukan
manajer dalam mengambil keputusan. Namun kesalahan tersebut masih lebih baik
daripada tidak mengambil tindakan apapun sama sekali.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perencanaan dan pengambilan
keputusan dalam pelayanan kebidanan ?
2. Bagaimana perencanaan dan pengambilan keputusan dalam pelayanan
kebidanan ?
3. Sebutkan Macam-macam Teori-Teori Pengambilan Keputusan ?

1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui tentang perencanaan dan pengambilan keputusan dalam
pelayanan kebidanan ?

2. untuk mengetahui tentang cara perencanaan dan pengambilan keputusan


dalam pelayanan kebidanan

3.untuk mengetahui tentang Macam-macam Teori-Teori Pengambilan


Keputusan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Dalam Pelayanan Kebidanan


Suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Untuk membuat perencanaan
kita harus mengetahui SI-A-BI-DI-DA

SI = Siapa yang akan membuatnya

A = Apa yang harus direncanakan

BI = Bila dilaksanakan

DI = Dimana tempat pelaksanaan

BA = Bagaimana hasilnya

Unsur pokok perencanaan dalam pelayanan kebidanan :

1. Input

Segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan,


seperti SDM, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi, organisasi,
informasi.

2. Proses

Interaksi professional antara pemberi layanan dengan konsumen


(pasien/masyaakat)

3. Output

Menunjukkan pada penampilan (perfomance) pelayanan kesehatan.

2.2 pengambilan kepurusan dalam pelayanan kebidanan


Proses pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam
praktik suatu profesi dan keberadaanya sangat penting karena akan menentukan
tindakan selanjutnya.

Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih


alternatif yang ada.

Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:


1.Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh
2.Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus
meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap nsuatu kasus

5
3.Fakta,keputusan lebih riel, valit dan baik.
4.Wewenwng lebih bersifat rutinitas
5. Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten

Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting


karena dipengaruhi oleh 2 hal
•Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat pribadi dan
bidan bisa memenuhi kebutuhan.
•Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras untuk
memenuhi kebutuhan.
•Perawatan berfokus pada ibu(women centered care) dan asuhan total( total
care) Tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia pada umumnya
disebabkan oleh 3 keterlambatan yaitu :
•Terlambat mengenali tanda – tanda bahaya kehamilan sehingga terlambat
untuk memulai pertolongan
•Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan

• Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba di tempat pelayanan.

2.3 Teori-Teori Pengambilan Keputusan


A. Macam-macam Teori-Teori Pengambilan Keputusan
1. Teori Utilitarisme:
Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan, meminimalkan
ketidaksenangan.
2. Teori Deontology
Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila bertindak baik. Contoh bila
berjanji ditepati, bila pinjam hrus dikembalikan
3. Teori Hedonisme:
Menurut Aristippos , sesui kodratnya, setiap manusia mencari kesenangan dan
menghindari ketidaksenangan.
4. Teori Eudemonisme:
Menurut Filsuf Yunani Aristoteles , bahwa dalam setiap kegiatannya manusia
mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita

B.Bentuk pengambilan keputusan :


1. Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan, rencana dan
masa depan, rencana bisnis dan lain-lain.
2. Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik, dan
komunitas.
3. Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh standart
praktik kebidanan.

6
C.Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan
1. Mengenal dan mengidentifikasi masalah
2. Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu dan
sekarang.
3. Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai.
4. Mempertimbangkan pilihan yang ada.
5. Mengevaluasi pilihan tersebut.
6. Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya.

D.Dasar Pengambilan keputusan :


1. Ketidak sanggupan ( bersifat segera)
2. Keterpaksaaan karena suatu krisis, yang menuntut sesuatu unutuk segera
dilakukan.

E. Pengambilan keputusan yang etis ciri 2nya:


1. Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah

2. Sering menyangkut pilihn yang sukar


3. Tidak mungkin dielakkan
4. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan sosial

F. Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis :


1. Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh sendiri atau
dengan orang lain.

2. Tetapkan hasil apa yang diinginkan.

3. Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.

4. Pilih solusi yang lebih baik.

5. Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.

2.4.Menghadapi Masalah Etik Moral Dan Dilema Dalam Praktek


Kebidanan
Menurut Daryl Koehn (1994) bidan dikataka profesional bila dapat menerapkan
etika dalam menjalankan praktik. Bidan ada dalam posisi baik yaitu memfasilitasi
pilihan klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk
menetapkan dalam strategi praktik kebidanan

1. Informed Choice
Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan
penjelasan tentan alternatif asuhan yang akan dialaminya.

7
Menurut kode etik kebidanan internasionl (1993) bidan harus
menghormati hak informed choice ibu dan meningkatkan penerimaan ibu
tentang pilihan dalam asuhan dan tanggung jawabnya terhadap hasil dari
pilihannya.

Definisi informasi dalam konteks ini meliputi : informasi yang sudah


lengkap diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman resiko, manfaat,
keuntungan dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya.
Pilihan (choice) berbeda dengan persetujuan (consent) :
a. Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan karena
berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua
prosedur yang akan dilakukan bidan
b. Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima
jasa asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman masalah
yang sesungguhnya dan menerapkan aspek otonomi pribadi menentukan “
pilihannya” sendiri.
2. Bagaimana Pilihan Dapat Diperluas dan Menghindari Konflik
Memberi informai yang lengkap pada ibu, informasi yang jujur, tidak bias
dan dapat dipahami oleh ibu, menggunakan alternatif media ataupun yang
lain, sebaiknya tatap muka.

Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk membantu ibu
menggunakan haknya dan menerima tanggungjawab keputusan yang
diambil. Hal ini dapat diterima secara etika dan menjamin bahwa tenaga
kesehatan sudah memberikan asuhan yang terbaik dan memastikan ibu
sudah diberikan informsi yang lengkap tentang dampak dari keputusan
mereka Untuk pemegang kebijakan pelayanan kesehatan perlu
merencanakan, mengembangkan sumber daya, memonitor perkembangan
protokol dan petunjuk teknis baik di tingkat daerah, propinsi untuk semua
kelompok tenaga pemberi pelayanan bagi ibu. Menjaga fokus asuhan pada
ibu dan evidence based, diharapkan konflik dapat ditekan serendah
mungkin.

Tidak perlu takut akan konflik tetapi mengganggapnya sebagai sutu


kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang
yang obyektif bermitra dengan wanita dari sistem asuhan dan tekanan
positif pada perubahan
3.Beberapa Jenis Pelayanan Yang Dapat Dipilih Klien
• Bentuk pemeriksaan ANC dan skrening laboratorium ANC
• Tempat melahirkan
• Masuk ke kamar bersalin pada tahap awal persalinan.
• Di dampingi waktu melahirkan
• Metode monitor djj

8
• Augmentasi, stimulasi, induksi
• Mobilisasi atau posisi saat persalinan
• Pemakaian analgesia
• Episiotomi
• Pemecahan ketuban
• Penolong persalinan
• Keterlibatan suami pada waktu melahirkan
• Teknik pemberian minuman pada bayi
• Metode kontrasepsi

2.5.PENELITIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1.pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi di Indonesia

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pengambilan keputusan dalam


penggunaan kontrasepsi terbanyak merupakan keputusan oleh suami dan istri. Hal
ini didukung oleh penelitian yang dilaksanakan oleh Ezeanolue (2015) bahwa
kesadaran dan dukungan suami terhadap penggunaan kontrasepsi dapat
meningkatkan keinginan istri untuk menggunakan metode kontrasepsi (Ezeanolue
et al., 2015).

a.peran wanita dalam pengambilan keputusan

Wanita sangat memiliki peran yang kuat dalam pengambilan keputusan


kontrasepsi. .(Setiadi & Iswanto, 2015) Wanita memiliki hak otonomi untuk
mengambil keputusan bagi dirinya sendiri (Sougou et al., 2020). Wanita berhak
memutuskan apa yang dilakukan atau tidak ingin dilakukan pada tubuhnya,
termasuk penggunaan kontrasepsi.hak otonomi dalam pengambilan keputusan
ber-KBmeningkat seiring bertambahnya usia (Sougou et al., 2020). Ini terbukti
dari proporsi pengguna kontrasepsi yang mayoritas berusia di atas 35 tahun.
Adanya otonomi atas diri wanita sendiri akan cenderung meningkatkan
keinginannya untuk berdiskusi dengan pasangan. Dengan demikian, dapat tercipta
pengambilan keputusan bersama (shared-decision making).

b.pengambilan keputusan bersama

Pengambilan keputusan bersama menunjukkan adanya komunikasi yang baik


antara pasangan. Menurut Margaret Mary Downey (2017), pengambilan
keputusan berkontrasepsi merupakan sebuah perjalanan yang berulang, relasional,
dan reflektif (Downey et al., 2017). hal ini menjadi pengalaman yang akan
berkembang seiring berjalannya waktu dan merupakan proses yang dinamis.
Dalam penelitian Dehlendorf (2016), wanita yang mendiskusikan perihal metode
kontrasepsi dengan pasangan untuk pengambilan keputusan bersama terbukti
lebih merasa puas terhadap metode kontrasepsi yang digunakan (Dehlendorf et al.,
2017). Dalam hal pengambilan keputusan bersama antara suami dan istri

9
menunjukkan bahwa seorang suami sudah terdorong untuk mencari informasi
mengenai metode kontrasepsi dari sumber yang dapat dipercaya sehingga mampu
untuk mendorong istri atau pasangan mereka untuk memilih kontrasepsi yang
tepat.

Studi yang dilakukan oleh Uddin et al (2016) mengungkapkan bahwa


pengambilan keputusan bersama pasangan telah menjadi pengambilan keputusan
yang paling umum, selain itu pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suami
sendiri atau keterlibatan orang lain dalam pengambilan keputusan dikaitkan
dengan risiko yang lebih tinggi bagi perempuan untuk mengalami unmet need
kontrasepsi, dibandingkan dengan pengambilan keputusan bersama yang
dilakukan oleh pasangan. Pengambilan keputusan bersama yang sesuai dan adil
mencerminkan struktur kekuasaan yang setara bukan hanya didominasi laki-laki
atau perempuan.

Penelitian Mboane & Bhatta (2015) menemukan bahwa terdapat pengaruh


yang signifikan anatara pengambilan keputusan suami/pasangan terhadap niat
wanita untuk menggunakan kontrasepsi, terutama di kalangan pedesaan. Temuan
ini mendukung anjuran untuk menargetkan laki-laki dalam keterlibatan yang lebih
besar pada program dan inisiatif kesehatan reproduksi.

2. Peran Pengambil Keputusan dalam Keterlambatan Rujukan


Maternal

Tiga model keterlambatan dalam merujuk ibu ke fasilitas kesehatan


rujukan merupakan determinan yang memiliki peran cukup besar
dalam terjadinya kematian ibu. Secara adat budaya, sebagian besar
masyarakat Sumba Barat menganut pola garis keturunan patrilinear.
Faktor budaya inilah yang membatasi perempuan untuk mengambil
keputusan seperti keputusan untuk menentukan tempat mendapatkan
pelayanan kesehatan, merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan.

Keputusan dalam mengatasi komplikasi obstetri.

a. Bidan memberikan informasi terkait komplikasi obstetri


Adapun peran bidan sebagai edukator menurut Asri (2013) adalah
memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan
pelayanan kebidanan di setiap tatanan pelayanan kesehatan agar mereka
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka melalui penyedia
layanan kesehatan seperti puskesmas, bidan dan dokter.jadi peran bidan
sebagai edukator dalam memberikan edukasi pada ibu hamil yang

10
mengalami komplikasi obstetri sehingga dalam proses persalinannya dapat
dilakukan di fasilitas kesehatan yang memadai.

b. Dokter umum melakukan pemeriksaan kehamilan

Penanganan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan pelayanan persalinan


yang aman dilakukan petugas kesehatan yang kompeten dan profesional. Tenaga
yang kompeten memberikan penanganan persalinan adalah bidan dan dokter.
Dengan penempatan tenaga kesehatan dan kebijakan persalinan di tempat atau
fasilitas kesehatan merupakan tahap mendekatkan pelayanan kesehatan dan
jangkauan persalinan oleh tenaga kesehatan profesional meningkat. menunjukkan
bahwa berperan dalam pemeriksaan kehamilan, deteksi awal terhadap risiko tinggi
persalinan agar tidak terjadi keterlambatan memutuskan dan penanganan maternal
dengan risiko tinggi.Dengan keadaan tersebut dilakukan upaya secara bertahap
agar persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan di fasilitas
kesehatan (DepKes, RI, 2009).

1. Dukungan pada ibu dengan komplikasi obstetri

a. Suami

Dukungan sosial terutama dari suami merupakan faktor utama yangberpengaruh


pada ibu hamil dalam menghadapi masa kehamilan sampai persalinan. Hasil
penelitian ini menggambarkan bahwa ada dukungan konkrit dari suami kepada ibu
yang mengalami komplikasi obstetri untuk mencari pertolongan kepada penyedia
layanan yaitu bidan, dokter dan puskesmas. Menurut Abboud, L., dan
Liamputtong, P. (2005) suami bertindak sebagai pembimbing yang memberikan
umpan balik dan menengahi pemecahan masalah.

b. Keluarga

Dukungan keluarga yang terdiri dari suami, ibu kandung, ibu mertua dan keluarga
inti lainnya memiliki sumbangan yang cukup besar terhadap penyesuaian diri ibu
hamil dalam menghadapi kehamilan ataupun permasalahan dalam kehamilan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dukungan keluarga yaitu ibu mertua
dalam memberikan dukungan pada ibu untuk memeriksakan kehamilan ke
Puskesmas.

2. Tindakan untuk mengatasi masalah selama kehamilan/alternatif


pemecahan masalah.

a. Medis

11
Dalam Millenium Development Goals (MDGs),penurunan kematian ibu
melahirkan menjadi salah satu tujuan yang dirumuskan melalui peningkatan akses
terhadap pelayanan kesehatan dan penanganan secara medis yaitu dengan
peningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses terhadap
pelayanan kesehatan dan penanganan secara medis. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ibu dengan komplikasi obstetri memilih mengakses
puskesmas sebagai penyedia layanan kesehatan dalam memeriksakan komplikasi
kehamilannya dan ibu merasa kehamilannya akan aman dan juga dengan memiliki
kartu BPJS maka pemeriksaan akan dilakukan dengan gratis.

b. Alternatif

Penempatan bidan di desa merupakan satu upaya untuk menyediakan persalinan


aman yang dapat terjangkau oleh masyarakat pedesaan, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa keberadaan dukun masih melekat erat sebagai salah satu
kebutuhan masyarakat oleh karena beberapa kelebihan. Ada alasan kuat mengapa
ibu-ibu generasi tua lebih menyukai bersalin ke dukun bayi dari pada bidan
(Alesich, S. 2008).Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Suprabowo,2006), ibu
yang memilih dukun sebagai penolong persalinan adalah dengan alasan yang
bervariasi antara lain informan utama disuruh nenek, takut dilakukan episitomi,
dijahit, semua keluarga melahirkan di dukun, sudah biasa melahirkan dengan
dukun dan karena ketika proses melahirkan sudah kelihatan kepalanya.

3. Persepsi ibu terkait masalah komplikasi obstetri.

Adanya hubungan antara persepsi ibu terhadap kualitas pelayanan kesehatan baik
terdekat maupun rujukan akan mempengaruhi ibu memanfaatkan pelayanan
kesehatan rujukan (Suprabowo,2006).

4. Pengambilan keputusan dalam melakukan rujukan

a. Suami (peran suami)

Peran suami merupakan bagian dari faktor sosial budaya. Hal ini berkaitan dengan
gender, dengan arti adanya perbedaan status dan peran antara perempuan dan laki-
laki yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan nilai budaya yang berlaku
dalam periode waktu tertentu (WHO, 2012). suami memegang peranan yang lebih
dominan untuk pengambilan keputusan dalam proses rujukan maternal.

b. Keluarga

Telah diketahui bahwa struktur masyarakat Indonesia bersifat paternalistik,


berdampak terhadap peranan keluarga dekat, suami dan orang tua akan
menentukan keputusan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan (DepKes, RI.,
2009).

12
c. Tenaga kesehatan

Petugas kesehatan turut membantu klien dalam membuat keputusan dengan


melihat prioritas kebutuhan klien dalam membuat keputusan dengan melihat
prioritas kebutuhan klien berdasarkan pemikiran yang kritis dan memberikan
klien informasi atau sumber-sumber yang membantu dalam pengambilan
keputusan (Alden, dkk., 2013).

5.Hambatan proses rujukan untuk mengambil keputusan

a. Kendaraan

Ketersediaan dan efisiensi saran transportasi, jarak serta biaya. Kurangnya


transportasi dan kondisi jalan yang kurang baik menjadi faktor penghambat bagi
pasien dalam mencapai rumah sakit terdekat terutama pada daerah pedesaan,
sehingga akan mempengaruhi pasien dalam mengambil keputusan ((Alden, dkk.,
2013).

b. Jarak

Jarak tempat tinggal berhubungan dengan keterjangkauan pelayanan kesehatan


yang kemudian yang mengakibatkan munculnya perasaan malas atau enggan
untuk pergi ketempat pelayanan kesehatan.

c. Biaya

Pembiayaan transportasi serta biaya hidup di tempat pelayanan kesehatan rujukan


menjadi bagian pemanfaatan pelayanan kesehatan rujukan. Keluarga yang
mendampingi rujukan rata-rata mengeluarkan biaya yang tinggi untuk
kepentingan biaya hidup dan transportasi saat berada dipusat pelayanan rujukan
(Jammeh, dkk., 2011).

d. Tradisi

Dari segi sosial budaya atau tradisi masyarakat pedesaan pola hidup masyarakat
Wanukaka adalah berorientasi ke masa lampau yang berlebihan, yaitu
ketergantungan pada orang lain cukup besar, puas dengan apa yang dimiliki,
pemanfaatan waktu yang tidak efektif.

e. Pekerjaan suami

Pekerjaan pokok suami responden adalah petani atau pelaut terutama yang tinggal
di daerah pedesaan. Pekerjaan ini dilakukan setiap hari sehingga keberadaan
suami di rumah tidak selalu ada. Hal inilah yang menjadi alasan ibu menolak
proses rujukan karena peran pengambilan keputusan lebih didominasi oleh suami
(23).

13
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan
Perencanaan Dalam Pelayanan Kebidanan merupakan Suatu proses
mempersiapkan secara sistematis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Untuk membuat perencanaan kita harus
mengetahui SI-A-BI-DI-DA
SI = Siapa yang akan membuatnya
A = Apa yang harus direncanakan
BI = Bila dilaksanakan
DI = Dimana tempat pelaksanaan
BA = Bagaimana hasilnya

pengambilan kepurusan dalam pelayanan kebidanan merupakan Proses


pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktik suatu
profesi dan keberadaanya sangat penting karena akan menentukan tindakan
selanjutnya.

3.2Saran

14
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/23840/2/EA%20120356.pdf

https://www.academia.edu/23683307/
PENGAMBILAN_KEPUTUSAN_DALAM_PELAYANAN_KEBIDANAN

scribd.com/presentation/534760041/Perencanaan-Dan-Pengambilan-Keputusan-
Dalam-Pelayanan-Kebidanan

15

Anda mungkin juga menyukai