net/publication/324969849
CITATION READS
1 2,900
2 authors, including:
Suprianto Suprianto
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
62 PUBLICATIONS 71 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Suprianto Suprianto on 11 March 2021.
Abstract
Rosella plant (Hibiscus sabdariffa L.) is used by the community as an ornamental plant and
for medical purposes. Roselle flowers are red, has a dye that contains strong enough.
Synthetic lipstick dye is one of the causes of irritation and skin allergies, so researchers
make lipstick formulations using natural dyes from rosella.
Methods of this study, using a lipstick dose formulation consisting of several components
such as cera alba, lanolin, petroleum jelly alba, cetyl alcohol, oleum ricini, propylene
glycol, rose oil (oleum rosae) and nipagin and addition of rosella extract at concentrations
of 10%, 20 %, 30% and 40%. Tests on the preparations include homogeneity inspection, pH
examination, scouring test, stability test for changes in shape, color and odor during 30 day
storage at room temperature and irritation test.
Keyword: Roselle, formulation, irritation, lipstick
8
JURNAL STIKES HELVETIA VOLUME IX No.17, JANUARI 2017
untuk dikembangkan antara lain berasal rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
dari bunga rosella (Hibiscus sabdariffa (Rubatzky, 1998).
L.) yang mengandung zat warna Rosella termasuk dalam keluarga
antosianin yang dapat digunakan sebagai Malvaceae yaitu tumbuhan semak tegak
bahan pewarna alami pengganti pewarna yang kebanyakan bercabang, memilki
sintetik (Rubatzky, 1998). bunga dan batang yang sewarna dan
Berdasarkan uraian di atas, maka biasanya mencolok, memilki daun
penulis berkeinginan untuk membuat zat berwarna hijau gelap sampai dengan
warna dari bunga rosella (Hibiscus merah, dan memilki kulit dan batang
sabdariffa L.) sebagai pewarna untuk yang berserat kuat. Bunga rosella
sediaan lipstik. Dilakukan ekstraksi berwarna merah sampai kuning dengan,
pewarna bunga rosella (Hibiscus jumlah kelopak antara 3-7 buah. Bunga
sabdariffa L.) yang kemudian dilanjutkan rosella memilki putik sekaligus serbuk
dengan formulasi sediaan lipstik dengan sari sehingga tidak memerlukan bunga
menggunakan zat warna tersebut. lain untuk bereproduksi (Rahmawati,
2012).
2. TINJAUAN PUSTAKA
Bunga Rosella Manfaat Tanaman
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Bunga rosella mempunyai efek anti-
merupakan spesies bunga yang berasal hipertensi, kram otot dan anti- infeksi
dari benua afrika (Rubatzky, 1998). bakteri. Kelopak bunga rosella
Kelopak bunga rosella diseduh sebagai berfungsi untuk meningkatkan daya
minuman hangat di musim dingin dan tahan tubuh manusia terhadap serangan
minuman dingin dimusim panas penyakit karena mengandung vitamin C
(Maryani dan Kristiana, 2005; Marwati, (Rahmawati, 2012). Antosianin dalam
2010). Hibiscus sabdariffa L. merupakan bunga rosella sebagai antioksidan.
tanaman semusim yang tumbuh tegak Antosianin berperan menjaga kerusakan
bercabang yang berbatang bulat dan sel akibat radiasi sinar ultra violet
berkayu (Rubatzky, 1998). berlebihan. Antosianin melindungi sel-
Rosella memiliki lebih dari 300 sel tubuh dari perubahan akibat radikal
spesies yang tersebar pada daerah tropis bebas (Rahmawati, 2012). Gambar
dan non tropis (Marwati, 2010). Tanaman tanaman dapat dilihat pada Gambar 1.
rosella dipergunakan sebagai tanaman
hias dan untuk medis, salah satu
diantaranya adalah rosella merah atau
9
JURNAL STIKES HELVETIA VOLUME IX No.17, JANUARI 2017
Nama Daerah Lain
Indonesia : rosella
Jawa : mrambos hijau
Sunda : gamet walanda
Padang : asam jarot
Ternate : kasturi roriha
Kandungan Kimia
Nama Senyawa Jumlah
Campuran asam sitrat dan asam malat 13 %
Anthocianin yaitu gossipetin (hidroksiflavonei) dan hibsicin 2%
Vitamin C 0,004-0,005 %
Protein:
Berat segar 6,7 %
Berat kering 7,9 %
Flavonol glucciside hibisceritin -
Falvanol gossypetin -
Hibiscetine dan sabdaretine delphehinidin-3-monoglucoside -
Cyanidin-3- monoglucosde -
Delphehinidin -
10
JURNAL STIKES HELVETIA VOLUME IX No.17, JANUARI 2017
Pewarna merah, yang dianggap akan memberikan
Secara garis besar, berdasarkan ekspresi wajah sehat dan menarik (Ditjen
sumbernya dikenal dua jenis zat pewarna POM, 1985).
yang termasuk dalam golongan bahan
tambahan pangan, yaitu : Kerangka Konsep
1. Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna yang
Rosella Lipstik
dibuat melalui proses ekstraksi atau
isolasi dari tumbuhan, hewan, atau
mineral. Banyak warna cemerlang
yang dipunyai oleh tanaman dan Uji pH
Uji Oles Karakteristik
hewan yang dapat digunakan sebagai Uji Sediaan Lipstik
pewarna untuk makanan. Banyak Stabilitas
pewarna olahan yang tadinya
menggunakan pewarna sintetik
berpindah ke pewarna alami. Zat 3. METODE PENELITIAN
warna ini telah digunakan sejak dulu Metode penelitian ini adalah
dan umumnya dianggap lebih aman eksperimental. Penelitian meliputi
daripada zat warna sintetis. penyiapan sampel, pembuatan ekstrak,
2. Pewarna Sintetis pembuatan formulasi sediaan,
Pewarna sintetis adalah pewarna yang pemeriksaan karakteristik sediaan dan uji
diperoleh secara sintesis kimiawi. iritasi terhadap sediaan yang dibuat.
Pewarna sintetis mempunyai
keuntungan yang nyata dibandingkan Alat dan Bahan
pewarna alami, yaitu mempunyai Alat-alat yang digunakan antara lain:
kekuatan mewarnai yang lebih kuat, neraca analitis, rotary evaporator, freeze
lebih seragam, lebih stabil, dan dryer, penangas air, pH meter, spatula,
biasanya lebih murah (Badan POM sudip, kaca objek, cawan penguap,
2007 dan Badan POM, 2008) pencetak, pipet tetes, dan wadah lipstik
(roll up).
Lipstik Bahan tumbuhan yang digunakan
Lipstik sebagai sediaan kosmetika dalam penelitian ini adalah bunga rosella
yang digunakan untuk mewarnai bibir (Hibiscus sabdariffaL.). Bahan kimia
untuk meningkatkan estetika dalam tata yang digunakan antara lain: cera alba,
rias wajah yang dikemas dalam bentuk lanolin, cetyl alkohol, vaselin alba,
batang padat (Risnawaty,2012). oleumricini, dan nipagin.
Hakikat fungsinya adalah untuk
memberikan warna bibir menjadi
11
JURNAL STIKES HELVETIA VOLUME IX No.17, JANUARI 2017
Formulasi Lipstik 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Formula dasar yang dipilih pada Karakteristik Sediaan
pembuatan lipstik dalam penelitian ini Hasil pemeriksaan homogenitas
dengan komposisi sebagai berikut menunjukkan bahwa seluruh sediaan
(Young, 1974): lipstik tidak memperlihatkan adanya
butir-butir kasar pada saat sediaan
R/ Cera alba 36% dioleskan pada kaca transparan. Hal ini
Lanolin 8% menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat
Vaselin alba 36% homogen (Ditjen POM, 1979).
Setil alkohol 6%
Oleum ricini 8% Pengukuran pH Sediaan
Nipagin 0,1% Formula pH
Parfum Secukupnya A 6,5
B 4,5
Formulasi sediaan lipstik C 4,3
No Formula Rosella Dasar Lipstik D 4,1
(g) (g) E 4,0
1 A 0 10
2 B 1 9 Hasil pemeriksaan pH menunjukkan
3 C 2 8 bahwa sediaan A tanpa ekstrak bunga
4 D 3 7 rosella adalah 6,5 sedangkan sediaan
5 E 4 6 yang dibuat dengan menggunakan
ekstrak bunga rosella memiliki pH
Dibuat dasar lipstik sebanyak 200 berkisar antara 4,0–4,5. pH ini mendekati
gram yang akan digunakan untuk pH fisiologis kulit bibir yaitu ± 4.
pembuatan formula lipstik. Ekstrak Dengan demikian formula tersebut dapat
bunga rosella dengan konsentrasi 10%, digunakan untuk sediaan lipstik.
20%, 30% dan 40%. Masing-masing
formula dibuat sebanyak 10 gram Uji Oles
Sediaan mempunyai daya oles yang
Karakteristik Sediaan baik; merata dan homogen saat
Pemeriksaan karakteristik sediaan dioleskan pada kulit punggung tangan.
lipstik dilakukan terhadap masing- Berdasarkan uji oles diperoleh hasil
masing sediaan lipstik. Pemeriksaan bahwa sediaan yang memiliki daya oles
karakteristik sediaan meliputi: yang sangat baik adalah sediaan E yaitu
pemeriksaan homogenitas, pemeriksaan lipstik dengan konsentrasi ekstrak bunga
pH, uji oles serta uji iritasi. rosella 40%, hal ini ditandai dengan satu
12
JURNAL STIKES HELVETIA VOLUME IX No.17, JANUARI 2017
kali pengolesan sediaan telah didapatkan hasil bahwa seluruh sediaan
memberikan warna yang intensif, merata lipstik yang dibuat tidak terjadi
dan homogen saat dioleskan pada kulit perubahan bentuk dari bentuk awal
punggung tangan. Sedangkan, sediaan B pencetakan pada penyimpanan suhu
dan C memberikan warna yang intensif kamar. Peningkatan konsentrasi ekstrak
dan merata setelah 5 kali pengolesan, bunga rosella menyebabkan peningkatan
karena warna sediaan terlalu muda tampilan warna lipstik yang dihasilkan.
sehingga dapat disimpulkan bahwa Lipstik dengan konsentrasi ekstrak
sediaan B dan C memiliki daya oles yang bunga rosella 10% memberikan warna
kurang baik dibandingkan sediaan E. merah muda, konsentrasi 20% dan 30%
Sediaan D dan E lebih mudah dioleskan memberikan warna merah, sedangkan
dibandingkan sediaan B dan C, karena konsentrasi 40% memberikan warna
pada 3 kali pengolesan sediaan telah merah tua. Sedangkan bau yang
memberikan warna yang intensif dan dihasilkan dari seluruh sediaan lipstik
merata. adalah bau khas dari parfum yang
digunakan yaitu oleum rosae. Bau
sediaan tetap stabil dalam penyimpanan
selama 30 hari pengamatan pada suhu
kamar.
13
JURNAL STIKES HELVETIA VOLUME IX No.17, JANUARI 2017
Data Uji Iritasi rosella untuk formulasi sediaan kosmetik
Panelis lainnya, seperti eye shadow, atau
Pengamatan
1 2 3 4 5 pewarna rambut.
Kulit (-) (-) (-) (-) (-)
kemerahan 6. UCAPAN TERIMA KASIH
Kulit gatal- (-) (-) (-) (-) (-) Para penulis mengucapkan terima
gatal kasih kepada DIKTI atas dukungan biaya
Kulit (-) (-) (-) (-) (-) Penelitian.
bengkak
Keterangan: DAFTAR PUSTAKA
(-): tidak iritasi; (+): kulit kemerahan;
Badan POM. 2007. Public
(++): kulit gatal-gatal; (+++): kulit
bengkak Warning/Peringatan Nomor:
KH.00.01.432.6081 Tanggal 1
5. KESIMPULAN DAN SARAN Agustus 2007 tentang Kosmetik
Ekstrak bunga rosella dapat Mengandung Bahan Berbahaya
digunakan sebagai pewarna dalam dan Zat Warna yang Dilarang.
formulasi sediaan lipstik. Bertambahnya Diakses Tanggal 22 Juli 2013.
konsentrasi ekstrak bunga rosella yang https://husinrm.files.wordpress.co
digunakan dalam formula maka m/2008/06/pwkosbb-agt-2007.pdf
bertambah pekat warna sediaan lipstik Badan POM 2008. Peraturan Nomor:
yang dihasilkan. Lipstik dengan HK.00.05.42.1018 tentang Bahan
konsentrasi 40% sangat mudah Kosmetik. Diakses Tanggal 22
dioleskan. Juli 2013.
Hasil penentuan mutu fisik sediaan file:///C:/Users/PC/Downloads/PE
menunjukkan bahwa seluruh sediaan R%20KBPOM_NO.HK.00.05.42.
yang dibuat stabil, tidak menunjukkan 1018%20TH%202008_Tentang%
adanya perubahan bentuk, warna dan bau 20BAHAN%20KOSMETIK_200
dalam penyimpanan selama 30 hari, tidak 8%20(5).pdf
adanya butiran-butiran kasar (homogen) Koswara, S. 2009. Pewarna Alami:
dan pH berkisar antara 4,0 – 6,5. Produksi dan Penggunaannya.
Berdasarkan hasil uji iritasi yang Diakses Tanggal 22 Juli 2013.
dilakukan terhadap 5 orang panelis http://tekpan.unimus.ac.id/wp-
menunjukkan sediaan lipstik yang dibuat content/uploads/2013/07/PEWAR
tidak menyebabkan iritasi dan cukup NAALAMI.pdf
aman untuk digunakan. Azhara dan Nurul, K. 2011. Waspada
Disarankan untuk dilakukan Bahaya Kosmetik. Yogyakarta:
penelitian selanjutnya mengenai Penerbit Flash books.
pemanfaatan pewarna alami bunga
14
JURNAL STIKES HELVETIA VOLUME IX No.17, JANUARI 2017
Ditjen POM. 1979. Farmakope Maryani dan Kristiana, 2005. Khasiat
Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: dan Manfaat Rosela, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. Agromedia Pustaka.
Ditjen POM. 1985. Formularium Marwati, S. 2010. Pengolahan Bunga
Kosmetika Indonesia. Jakarta: Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn)
Departemen Kesehatan RI. Sebagai Minuman Kesehatan.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Diakses Tanggal 22 Juli 2013.
Indonesia. Edisi Keempat. http://staffnew.uny.ac.id/upload/1
Jakarta: Departemen Kesehatan 32318568/pengabdian/c4.pdf
RI. Trinanda, W., Formulasi Sediaan
Rahmawati, R. 2012. Budidaya Rosella. Lipstik Menggunakan Ekstrak
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Buah Rasberi (Rubus rosifolius
Baru Press. J.E.Smith) Sebagai Pewarna
Rubatzky, V.E. 1998. Sayuran Dunia 2. [skripsi]. Medan: Universitas
Bandung: Penerbit ITB. Sumatera Utara. 2012.
Tranggono, R.I. dan Latifah, F. 2007.
Risnawaty, Nazliniwaty, dan
Buku Pegangan Ilmu
Djendakita Purba. Formulasi
Pengetahuan Kosmetik. Jakarta:
Lipstik Menggunakan Ekstrak
Penerbit Pustaka Utama.
Biji Coklat (Theobroma cacao
Wasitaatmadja. 1997. Penuntun Ilmu
L.) Sebagai Pewarna. Journal
Kosmetik Medik. Jakarta: UIP.
Young, A. 1974. Practical Cosmetic of Pharmaceutics and
Science. London: Mills & Boon Pharmacology, 2012, 1(1): 78 -
Limited. 86
15