Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM KIMIA ZAT WARNA - STUDI LITERATUR

PENGGUNAAN BUNGA ROSELA SEBAGAI ZAT WARNA TEKSTIL


Elisa Rahmawati - 18020031
Furizki Apriani D - 18020037
Inra Bismawan - 18020043
Lanang Akbar P - 18020048
2K2 - Kimia Tekstil - Politeknik STTT Bandung
Jl. Jakarta No. 31, Bandung 40272
Telp.: 022 7272580

1. Sejarah

Rosella (Hibiscus sabdariffa) adalah spesies bunga yang berasal dari

benua Afrika. Mulanya bunga yang juga cantik untuk dijadikan penghias halaman

rumah itu diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin dan minuman dingin

di musim panas. Di negeri asalnya, Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu

diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak rosela, sementara di Jamaika,

dibuat salad buah yang dimakan mentah. Adakalanya juga dimakan dengan

kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula. Di

Mesir, rosela diminum dingin pada musim panas dan diminum panas saat musim

dingin. Di Sudan, menjadi minuman keseharian dengan campuran garam, merica,

dan tetes tebu. Minuman itu juga menghilangkan efek mabuk dan mencegah

batuk. Tak jarang, rosela juga dimanfaatkan untuk diet, penderita batuk, atau

diabetes gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung. Selain itu, bubuk biji

bunga rosela juga dapat dijadikan campuran minuman kopi.

2. Latar Belakang

Pada dasarnya, banyak tanaman ataupun tumbuhan yang dapat

dimanfaatkan sebagai pewarna alami, salah satunya adalah bunga rosella.

Senyawa antosianin merupakan sumber pewarna alami yang terdapat pada

1
kelopak bunga rosella dan hampir pada semua tumbuhan yang memberikan

pigmen berwarna kuat dan apabila dilarukan dalam air akan menimbulkan warna

merah, jingga, ungu, dan biru.

Antosianin merupakan salah satu senyawa yang terkandung pada kelopak

bunga rosella dan perlu dikaji lebih mendalam baik fungsi dan kegunaannya bagi

tubuh ataupun zat-zat makanan. Kestabilan warna senyawa antosianin dipengaruhi

oleh pH atau tingkat keasaman, dan akan lebih stabil apabila dalan suasana asam

atau pH yang rendah.

Kestabilan antosianin juga dipengaruhi oleh suhu. Laju kerusakan

(degradasi) antosianin cenderung meningkat selama proses penyimpanan yang

diiringi dengan kenaikan suhu. Degradasi termal menyebabkan hilangnya warna

pada antosianin yang akhirnya terjadi pencoklatan. Laju termal degradasi

mengikuti kinetika orde pertama. Kenaikan suhu bersamaan dengan pH

menyebabkan degradasi antosianin pada buah cherri.

Antosianin merupakan golongan senyawa kimia organik yang dapat larut

dalam pelarut polar, serta bertanggung jawab dalam memberikan warna oranye,

merah, ungu, biru, hingga hitam pada tumbuhan tingkat tinggi seperti: bunga,

buah-buahan, biji-bijian, sayuran, dan umbi-umbian. Berdasarkan kepolarannya

dalam pelarut universal, antosianin dalam tumbuhan berada dalam bentuk aglikon

yang dikenal sebagai antosianidin dan antosianin dalam bentuk glikon sebagai

gula yang diikat secara glikosidik membentuk ester dengan monosakarida

(glukosa, galaktosa, ramnosa, dan pentosa). Atau dapat dikatakan, adanya proses

2
hidrolisis pada reaksi esterifikasi sebuah antosianidin (aglikon) dengan satu atau

lebih glikon (gugus gula) dapat membentuk antosianin.

Hingga kini di alam terdapat lebih dari 700 jenis antosianin yang diisolasi

dari berbagai jenis tanaman dan telah diidentifikasi, beberapa diantaranya yang

memegang peranan penting dalam bahan pangan yaitu pelargonidin, sianidin,

peonidin, delfinidin, petunidin, malvidin, dan glikosida-glikosida antosianidin [5].

Salah satu jenis antosianin yang kandungannya paling banyak di alam, dan

digunakan sebagai senyawa referensi pada umumnya adalah turunan sianidin dan

peonidin.

Sifat antosianin yang mudah larut dalam air juga memainkan fungsi dan

peranan penting yang berdampak positif bagi lingkungan. Berdasarkan hasil riset.

antosianin yang berasal dari air limbah pengalengan kacang hitam mampu

menyerap dan mencegah sinar matahari untuk masuk ke dalam air, yang mana

sinar matahari ini akan menghambat pertumbuhan bakteri tertentu yang mampu

mendegradasi kotoran di dalam air dan memperlambat fotosintesis pada tanaman

perairan.

3. Morfologi bunga rosella

Bunga tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) memiliki struktur yang sama

dengan bunga tanaman herbarium lainnya. Bunga berukuran besar dengan warna

3
merah sampai kuning dan semakin gelap di tengah bunga. Struktur morfologi

bunga

Rosella antara lain (Mahadevan et al ., 2009) :

1) tangkai bunga (pediselus),

2) epycalyx,

3) kelopak bunga (calyx),

4) mahkota bunga (corola),

5) tangkai putik (androgynophorum),

6) benang sari (stamen) dan

7) putik (gynensium).

Gambar 2.4 Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

(Sumber : Mukhtar,2010)

Rosella termasuk dalam keluarga Malvaceae yaitu tumbuhan semak tegak

yang kebanyakan bercabang, memiliki bunga dan batang yang sewarna dan

biasanya

4
mencolok, memiliki daun berwarna hijau gelap sampai dengan merah dan

memiliki kulit dan batang yang berserat kuat (gambar 2.4). Bunga berwarna

merah sampai dengan kuning dengan warna gelap ditengahnya, dengan jumlah

kelopak antara 3–7 buah. Bunga Rosella memiliki putik sekaligus serbuk sari

sehingga tidak memerlukan bunga lain untuk bereproduksi (Mahadevan et al .,

2009).19 Tinggi tanaman Rosella mencapai 0,5-2,4 m. Bunga Rosella merupakan

bunga tunggal tidak lengkap (bunga bertangkai) dengan tipe daun bunga majemuk

menyirip gasal berseling dan warna bunga dewasa bervariasi dari hijau tua sampai

merah kekuningan. Batang tanaman bulat, berserat dan bercabang. Tanaman

Rosella memiliki akar tunggal yang cukup dalam. Buah tanaman Rosella

berwarna hijau tua dan mampu mencapai diameter 5,3 cm dan panjang 5 cm

(Mahadevan et al ., 2009). Kelopak bunga Rosella adalah bagian tanaman yang

dapat diproses menjadi produk pangan. Kelopak bunga Rosella berwarna merah

tua, tebal, dan berair. Kelopak bunga Rosella merah yang rasanya sangat masam

ini biasanya diproses menjadi jeli, saus, teh, sirup, selai, puding, dan manisan.

Bahan penting yang terkandung dalam kelopak bunga Rosella adalah gossypetin,

anthocyanin, dan glucide hibiscin. Selain itu kelopak bunga Rosella juga

mengandung asam organik, polisakarida, Dan Flavonoid Yang Bermanfaat

Mencegah Penyakit kanker, mengendalikan tekanan darah, melancarkan

peredaran darah, dan melancarkan buang air besar. Secara tradisional tanaman ini

banyak dimanfaatkan untuk mengatasi batuk, lesu, demam dan gusi berdarah.

Ekstrak kuncup bunga Rosella juga dipercaya mampu bekerja sebagai penahan

kekejangan (antispasmodik), anticacing (antihelmintik), antibakteri, antiseptik,

penyejuk (astringent), dan menurunkan kadar penyerapan alkohol.

5
Antosianin yang merupakan zat warna alami golongan flavonoid dengan tiga atom

karbon yang diikat oleh sebuah atom oksigen untuk menghubungkan dua cincin

aromatik benzene (C 6 H 6 ) di dalam struktur utamanya, berasal dari bahasa

Yunani yang berarti bunga biru. Antosianin mempunyai karakteristik kerangka

karbon (C 6 C 3 C 6 ) dengan struktur dasar antosianin adalah 2-fenil-

benzofirilium dari garam flavilium. Struktur flavilium antosianin dapat dilihat

pada gambar 1.

Struktur Flavilium Antosianin

6
7

Anda mungkin juga menyukai