Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENANGGULANGAN STUNTING
(DAMPAK STUNTING)

Disusun Oleh kelompok 7


 Eva Febriani saleng(2013201071)
 Efrila(2013201064)
 Geby Anjela Seling (2013201055)
 Sitti Rahma Lawaha(2013201052)

1
KATA PENGANTAR

Puju syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan rahmad serta hidayah-nya
sehingga kami dapat meyelesaikan Makalah dampak dari stunting yang dapat selesai
tepat pada waktunya. Tidak lupa kami ucapkan Trimakasih yang sebesar-besarnya
terhadap semua anggota kelompok 7 yang berkontribusi dalam penyusunan laporan ini
baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam hal ini dosen pengampuh
matakuliah penanggulangan stunting.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai dampak dari stunting. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa dalam makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. oleh sebab itu, kami berharap ada kritik, saran serta usulan demi perbaikan
makalah ini yang telah kami susun untuk pembelajaran di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.

2
Daftar Isi

Kata Pengantar 2

Daftar lsi 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan masalah 4

C. Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN 5

A. Dampak jangka pendek stunting 5

B. Dampak jangka panjang stunting 9

BAB III PENUTUP 10

A. Kesimpulan 13

B. Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stunting adalah gagal tumbuh pada anak yang diakibatkan oleh penyerapan
gizi yang terhambat, dapat dilihat dari TB/U dengan hasil z-score <-2SD dari
median standar pertumbuhan anak. Stunting pada anak-anak dapat
menyebabkan perkembangan kognitif motorik, dan sosial emosional yang buruk.
Stunting berdampak buruk pada pencapaian/prestasi akademik. Anak stunting
cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah di bandingkan dengan anak
yang tidak stunting.

Dampak stunting akan terus terasa hingga dewasa. Pasalnya, kekurangan gizi
pada masa pertumbuhan akan mengganggu sistem hormonal insulin dan
glukagon pada pankreas yang mengatur keseimbangan dan metabolisme
glukosa. Sehingga keseimbangan gula darah akan lebih cepat terganggu .Anak-
anak stunting beresiko lebih tinggi mengidap penyakit degenartif, seperti kanker,
diabetes, dan obesitas. Hal ini di sebabkan karena kebutuhan zat gizi dalam
tubuh tidak terpenuhi sehingga pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak
sempurna.

B. Rumusan masalah

1. apakah pengetahuan pasangan orang tua sangat penting terhadap


dampak stunting.

2. Apa saja dampak stunting yang di alami oleh anak ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui resiko terjadinya stunting pada anak balita.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dampak stunting

Pada anak stunting mudah timbul masalah kesehatan baik fisik maupun psikis.
Oleh karena itu, tidak semua anak dapat bertumbuh dan berkembang sesuai
dengan usianya.

1. Dampak jangka pendek stunting

a) Gangguan perkembangan otak

5
https://hellosehat.com/saraf/saraf-lainnya/stres-mengubah-
bentuk-otak/

Gangguan perkembangan otak adalah kegagalan untuk memiliki


kemampuan fungsi neurologis yang seharusnya di miliki,ini
disebabkan oleh adanya lesi (defek) dari otak yang terjadi pada
periode awal pertumbuhan otak. Mutasi gen yang menyebabkan
kelainan gen genetik, infeksi yang di alami oleh ibu saat kehamilan,
sehingga memengaruhi perkembangan otak janin.

2. Gangguan pertumbuhan fisik

https://rsudmangusada.badungkab.go.id/promosi/read/102/stunting

6
Gangguan pertumbuhan adalah suatu kondisi perkembangan anak dari
segi tinggi badan, berat badan, kematangan organ seksual, serta sisi
lainnya yang tidak sesuai dengan seusianya. Pertumbuhan yang terlalu
lambat atau terlalu cepat umumnya menandakan adanya gangguan
kelenjar atau penyakit tertentu. Kelenjar yang dapat memengaruhi
pertumbuhan adalah kelenjar pituitary. Kelenjar ini mempunyai tugas
memproduksi hormon yang akan memicu pertumbuhan tulang dan
jaringan lainnya. Jika produksi hormon ini kurang maka tubuh anak akan
pendek. Sedangkan bila produksi hormon pertumbuhan terlalu banyak
anak dapat mengalami gigantisme (kondisi dimana terjadi pertumbuhan
tulang dan jaringan berlebih). Pada orang dewasa psoduksi hormon
pertumbuhan berlebih bisa menyebabkan akromegali, yang membuat
tangan, kaki, dan wajah tumbuh lebih besar dari yang seharusnya.

Tanda dan gejala gangguan pertumbuhan. Pada beberapa kasus


gangguan pertumbuhan dapat terlihat segera setelah anak lahir. Hal ini
dikarenakan anak mungkin memiliki tubuh yang jauh lebih kecil dari anak
seusianya. Selain itu ada beberapa gejala gangguan pertumbuhan lainnya,
seperti :

 Pertumbuhan tahuanan dengan tinggi kurang dari sekitar 5,5 cm


antara usia 2 dan 4 tahun.

 Pertumuhan kurang dari sekitar 5 cm antara usia 4 dan 6 tahun.

 Pada tahun berikutnya pertumbuhan kurang dari 4 cm untuk anak


laki-laki dan kurang dari 4,5 tahun cm untuk anak perempuan.

3. Gangguan perkembangan motorik pada bayi

7
https://blitarkota.go.id/index.php/id/berita-opd/deteksi-dini-gangguan-
tumbuh-kembang-anak

Keterlambatan motorik biasanya sulit membedakan apakah


perkembangan motori kasar termasuk normal atau tidak. Proses
kematangan setiap anak yang satu dari lain sangat berbeda. Itulah
sebabnya ada anak yang bisa berjalan ketika usianya mencapai 12 bulan,
sementara anak lain baru bisa berjalan pada usia 15 bulan. Sekalipun
demikian tidak berarti bahwa bayi yang bisa cepat berjalan lebih pandai
dari bayi yang relatif lebih lambat berjalan. Setiap anak pada dasarnya
memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda, sehingga
kemungkinan anak yang terlambat berjalan justru lebih cepat dalam
perkembangan berbicaranya. Yang lebih penting adalah memantau
perkembangan motorik anak terlambat atau sesuai dengan norma
perkembangan yang ada, apabila ada keterlambatan perlu diperiksa
secara saksama.

Keterlambatan yang terjadi bisa bersifat fungsional yang tidak berbahaya


atau merupakan tanda adanya kerusakan pada susunan saraf, seperti

8
cerebral palsy atau ganguan sistem motorik yang disebabkan oleh
kerusakan bagian otak yang mengatur kemampuan gerak otot-otot tubuh,
pendarahan otak, aspiksia atau bayi tidak langsung menangis saat lahir,
benturan atau trauma kepala yang berat, serta adanya kelainan sum-sum
tulang belakang dan ganguan saraf tepi yang menyebabkan kelumpuhan
serta penyakit otot atau distrovia muskulorum.

Ada beberapa gejala yang merupakan pertanda terjadinya ganguan pada


perkembangan motorik kasar anak, antara lain :

1. Terlalu kaku atau lemah

Misalnya bayi usia 5 bulan masih mengepal telapak tangganya, tubuh


agak kaku saat digendong, serta cenderung membanting-banting diri
kebelakang. Saat di berdirikan bayi bertopang pada ketiaknya, tongkai
kecil terjulur kaku , pada waktu berbaring terlentang tanpa melakukan
gerakan apapun, serta kepala tidak bisa diangkat (terkulai) saat digendong,
semua menunjukan motorik kasar anak terlalu kaku atau lemah.

2. Ukuran Bayi Abnormal

Apabila kepala anak terlalu besar kemungkinan menderita bidrosefalus


atau menimbunya cairan dalam otak, sementara apabila kepala terlalu
kecil kemungkinan pertanda tidak maksimalnya perkembangan otak si
anak.

3. Pernah Kejang

Kejang yang terjadi merupakan pertanda adanya kerusakan dalam


sistem saraf pusat.

4. Melakukan gerakan aneh

seperti gerakan berputar-putar sendiri tanda kordinasi atau tujuan yang


jelas.

9
5. Terlambat bicara

Usisa bayi menginjak 1 tahun misalnya baru bisa mengucap Ah......atau


Oh......

6. Proses persalinan tidak mulus

misalnya ibu mencoba mengugurkan kandungan, atau kelahiran kurang


baik, bayi dipaksa lahir secara alami, sehingga terjadi trauma pada kepala.

Perkembangan motorik halus anak merupakan tindakan si kecil


menggunakan otot-otot kecilnya, seperti otot-otot di tangan dan jari untuk
mengontrol benda berbagai bentuk dan ukuran. Si kecil menggunakan
keterampilan motorik halus, misalnya dengan memegang benda kecil di
antara jari dan jempolnya, atau bisa juga menggunakan mulutnya untuk
mencicipi makanan dengan rasa yang berbeda.

Saat baru lahir, otak si kecil belum cukup berkembang untuk


mengendalikan gerakan tangan dan jari. Secara umum, perkembangan di
mulai dari kepala, dan kemudian secara bertahap lanjut kebagian otot lain
dalam tubuh. Ini berarti bahwa sikecil mendapatkan kontrol atas wajah,
mulut, bibir, dan lidah terlebih dahulu, kemudian di ikuti oleh sisa otot
tubuh lainnya seiring berjalannya waktu.

Perkembangan motorik anak usia dini harus biasanya mulai berkembang


seiring tubuh si kecil menjadi lebih stabil saat bergerak, serta saat kognitif
dan sosialnya berkembang. Hal-hal ini merupakan bagian penting dari
perkembangan motorik anak karena ia perlu belajar mengguanakan
tangannya dengan baik untuk dapat mengontrol objek dan memperoleh
kemandirian seperti saat makan dan perpakaian.

Jika kita mendapati si kecil sedang mencoba menyelesaikan sesuatu


secara sendiri, beri semangat dengan kata-kata positif dan tunjukan

10
kepadanya berbagai cara yang bisa ia lakukan untuk mencapai tujuan,
namun biarkan ia menyelesaikannya sendiri.

2.Dampak jangka panjang stunting

1. tingkat kecerdasan rendah

Anak dengan kondisi stunting mengalami pertumbuhan rangka yang


lambat dan pendek akibat tidak terpenuhinya kebutuhan gizi dan
meningkatnya kesakitan dalam waktu yang lama. Pervalensi anak stunting
dan kurus meningkat pada tahun ke 2 dan ke 3 kehidupan. Otak manusia
mengalami perubahan struktural dan fungsional yang snagat pesat antara
minggu ke -24 sampai minggu ke-42 stelah konsepsi berlanjut saat
setelah lahir hingga usia 2 atau 3 tahun, dengan periode tercepat pada
usia 6 bulan pertama kehidupan. Pada proses perkembangan anak
dengan gizi yang tidak adekuat, dapat terjadi perubahan struktur dan
fungsi otak.

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dapat mengindikasikan


ada nya gangguan pada organ tubuh, di mana salah satu organ yang
paling cepat mengalami kerusakan pada gangguan gizi ialah otak. Otak
merupakan pusat syaraf yang sangat berpengaruh terhadap respon anak
untuk melihat, mendengar, berfikir, dan melakukan gerakan. Hal ini sejalan

11
dengan pendapat Almatsier yang mengatakan bahwa kekurangan gizi
dapat mengakibatkan gangguan fungsi otak secara permanen. Anak
stunting akan memiliki rasa ingin tahu yang lebih rendah dan kelemahan
motoric karena terdapat gangguan pada proses pematangan fungsi otot.

2. Prestasi belajar dan kerja tidak baik (produktifitas rendah)

https://kaksetosurabaya.com/raih-prestasi-dengan-cara--yang-baik-dan/

Menurut World Health Organization, stunting dapat menyebabkan perkembangan


kognitif atau kecerdasan motorik, dan verbal berkembang secara tidak optimal,
peningkatan resiko obesitas dan penyakit degeneratif lainnya, peningkatan biaya
kesehatan, serta peningkatan kejadian kesakitan dan kematian. Anak yang
memiliki tingkat kecerdasan yang tidak maksimal akibat stunting akhirnya dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan, dan
memperlebar ketimpangan di suatu negara.

WHO menyatakan bahwa selain mengalami gangguan pertumbuhan anak,


stunting juga mengalami keterlambatan perkembangan pada balita dapat dii nilai
dari tiga hal, yaitu secara pemusatan perhatian, memori, pembelajaran dan
kemampuan visuospasial, stunting tidak hanya berpengaruh oleh perkembangan
kognitif pada tahap tertentu, tetapi juga pada tahap yang lebih tinggi seingga
mengahasilkan gangguan kognitif jangka panjang.
12
Meskipun terdapat sedikit tindak lanjut penelitian sejak masa anak-anak hingga
usia dewasa, bukti substansial menunjukan adanya hubungan antara stunting
dengan kemampuan kognitif yang lambat atau kinerja sekolah pada anak-anak
dari negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Sebuah analisis data
longitudinal dari Fliphina, Jamaika, Peru dan Indonesia, bersama dengan data
baru dari Brazil dan Afrika Selatan, menunjukan bahwa anak stunting berusia 12-
36 bulaan di perkirakan mengalami kinerja kognitif yang lebih rendah daan atau
nilai yang di capai disekolah menjadi rendah.

Anak-anak yang menderita stunting lebih banyak mengalami kesulitan belajar


dan mendapatkan nilai yang lebih rendah di bidang matematika, pengejaan
membaca dan pemahaman belajar daripada anak-anak non sunting, tanpa
menghiraukan latar belakang sosial ekonomi.

3. Kalah bersaing dalam mencari kerja

Ekonomi menilai stunting dapat memegaruhi angkatan kerja indonesia dan


terjadilah low level development trap. Stunting itu mengursngi kemampuan
arimatik dan abstraksi, itu adalah kemampuan dasaar berpikir. Mereka yang
mengalami kondisi stunting berpeluang mendapatkan penghasilan 20% lebih
rendah dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami stunting.

4. Cenderung gemuk di usia tua

Dalam jangka panjang abkibat buruk yang di timbulkan adalah menurunnya


kekebalan tubuh hingga mudah sakit dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit
diabetes, kegemukan, penyakit jantung pembuluh darah, kanker stroke,dan
disabilitaas pada usia tua.

Kondisi stunting tidak hanya dirasakan ketika kecil, tetapi dampaknya akan terus
terasa hingga dewasa. Hasil riset paediatrics and international child health

13
menyatakan bahwa anak stunting meningkatkan risiko menjadi diabtes saat
sudah dewasa. Pasalnya, saat kekurangan gizi pada masa pertumbuhan akan
mengganggu sitem hormonal insulin dan glukagon pada pankreas yang
mengatur keseimbangan dan metabolisme glukosa. Akibatnya keseimbangan
gulaa darah kan lebih cepat terganggu dan tubuh lebih mudah pula membentuk
jaringan lemak saat anak mencapai usia dewasa.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Stunting adalah suatu keadaan dimana anak mengalami gagal tumbuh yang
diakibatkan oleh penyerapan gizi yang terhambat, yang dapat dilihat dari TB/U
dengan hasil z-score <-2SD dari median standar pertumbuhan anak. Stunting
pada anak-anak dapat menyebabkan perkembangan kognitif motoric, dan sosial
emosional yang buruk. Berdasarkan peninjauan artikel yang didapatkan bahwa
stunting berdampak buruk pada pencapaian/prestasi akademik anak, anak
dengan stunting cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah di bandingkan
dengan anak yang tidak stunting.

B. Saran

Sebagai mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat semester III kami menyadari


bahwa pembuatan makalah ini masi banyak sekali kekurangannya,oleh karena itu saran
serta kritikan dari pembaca sangat kami harapkan.Sesuai dengan materi yang kami
bahas yaitu dampak stunting.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://stikes-nhm.e-journal.id/NU/article/view/317

http://p2ptm.kemkes.go.id/post/stunting-ancaman-generasi-masa-depan-
indonesia

https://journal.fkm.ui.ac.id/bikfokes/article/view/4647

http://jurnal.uwp.ac.id/fisip/index.php/jisp/article/download/124/52

https://health.grid.id/read/352903822/dampak-jangka-pendek-dan-jangka-
panjang-anak-stunting-hati-hati?page=all

https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/2483/24
39

16
17
Plagiarism Scan Report

Report Title lampiran

Generated Date 23-Oct-2022

Total Words 800

Total Characters 6090

Report Generated By Plagiarismchecker.co

Excluded URL None

Plagiarised Unique Total Words Ratio

0% 100% 99.9%

Content Checked For Plagiarism

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting adalah gagal tumbuh pada anak yang diakibatkan oleh penyerapan gizi yang

terhambat, dapat dilihat dari TB/U dengan hasil z-score <-2SD dari median standar pertumbuhan anak. Stunting pada anak-anak

dapat menyebabkan perkembangan kognitif motorik, dan sosial emosional yang buruk. Stunting berdampak buruk pada

pencapaian/prestasi akademik. Anak stunting cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah di bandingkan dengan anak yang

tidak stunting.
Dampak stunting akan terus terasa hingga dewasa. Pasalnya, kekurangan gizi pada masa pertumbuhan akan

mengganggu sistem hormonal insulin dan glukagon pada pankreas yang mengatur keseimbangan dan metabolisme glukosa.

Sehingga keseimbangan gula darah akan lebih cepat terganggu .Anak-anak stunting beresiko lebih tinggi mengidap penyakit
degenartif, seperti kanker, diabetes, dan obesitas. Hal ini di sebabkan karena kebutuhan zat gizi dalam tubuh tidak terpenuhi

sehingga pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.


B. Rumusan masalah
1. apakah pengetahuan pasangan

orang tua sangat penting terhadap dampak stunting.


2. Apa saja dampak stunting yang di alami oleh anak ?
C. Tujuan
Untuk

mengetahui resiko terjadinya stunting pada anak balita.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Dampak stunting
Pada anak stunting mudah

timbul masalah kesehatan baik fisik maupun psikis. Oleh karena itu, tidak semua anak dapat bertumbuh dan berkembang sesuai

dengan usianya.
1. Dampak jangka pendek stunting
a) Gangguan perkembangan otak
Gangguan perkembangan otak adalah

kegagalan untuk memiliki kemampuan fungsi neurologis yang seharusnya di miliki,ini disebabkan oleh adanya lesi (defek) dari otak

yang terjadi pada periode awal pertumbuhan otak. Mutasi gen yang menyebabkan kelainan gen genetik, infeksi yang di alami oleh
ibu saat kehamilan, sehingga memengaruhi perkembangan otak janin.
2. Gangguan pertumbuhan fisik

https://rsudmangusada.badungkab.go.id/promosi/read/102/stunting
Gangguan pertumbuhan adalah suatu kondisi perkembangan

anak dari segi tinggi badan, berat badan, kematangan organ seksual, serta sisi lainnya yang tidak sesuai dengan seusianya.

Pertumbuhan yang terlalu lambat atau terlalu cepat umumnya menandakan adanya gangguan kelenjar atau penyakit tertentu.

Kelenjar yang dapat memengaruhi pertumbuhan adalah kelenjar pituitary. Kelenjar ini mempunyai tugas memproduksi hormon

yang akan memicu pertumbuhan tulang dan jaringan lainnya. Jika produksi hormon ini kurang maka tubuh anak akan pendek.

Sedangkan bila produksi hormon pertumbuhan terlalu banyak anak dapat mengalami gigantisme (kondisi dimana terjadi

Page 1 of 2
pertumbuhan tulang dan jaringan berlebih). Pada orang dewasa psoduksi hormon pertumbuhan berlebih bisa menyebabkan

akromegali, yang membuat tangan, kaki, dan wajah tumbuh lebih besar dari yang seharusnya.
Tanda dan gejala gangguan

pertumbuhan. Pada beberapa kasus gangguan pertumbuhan dapat terlihat segera setelah anak lahir. Hal ini dikarenakan anak

mungkin memiliki tubuh yang jauh lebih kecil dari anak seusianya. Selain itu ada beberapa gejala gangguan pertumbuhan lainnya,

seperti :
* Pertumbuhan tahuanan dengan tinggi kurang dari sekitar 5,5 cm antara usia 2 dan 4 tahun.
* Pertumuhan kurang dari

sekitar 5 cm antara usia 4 dan 6 tahun.


* Pada tahun berikutnya pertumbuhan kurang dari 4 cm untuk anak laki-laki dan kurang dari

4,5 tahun cm untuk anak perempuan.


3. Gangguan perkembangan motorik pada bayi
https://blitarkota.go.id/index.php/id/berita-
opd/deteksi-dini-gangguan-tumbuh-kembang-anak
Keterlambatan motorik biasanya sulit membedakan apakah perkembangan

motori kasar termasuk normal atau tidak. Proses kematangan setiap anak yang satu dari lain sangat berbeda. Itulah sebabnya ada

anak yang bisa berjalan ketika usianya mencapai 12 bulan, sementara anak lain baru bisa berjalan pada usia 15 bulan. Sekalipun

demikian tidak berarti bahwa bayi yang bisa cepat berjalan lebih pandai dari bayi yang relatif lebih lambat berjalan. Setiap anak

pada dasarnya memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda, sehingga kemungkinan anak yang terlambat berjalan justru

lebih cepat dalam perkembangan berbicaranya. Yang lebih penting adalah memantau perkembangan motorik anak terlambat atau

sesuai dengan norma perkembangan yang ada, apabila ada keterlambatan perlu diperiksa secara saksama.
Keterlambatan yang

terjadi bisa bersifat fungsional yang tidak berbahaya atau merupakan tanda adanya kerusakan pada susunan saraf, seperti cerebral

palsy atau ganguan sistem motorik yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak yang mengatur kemampuan gerak otot-otot

tubuh, pendarahan otak, aspiksia atau bayi tidak langsung menangis saat lahir, benturan atau trauma kepala yang berat, serta

adanya kelainan sum-sum tulang belakang dan ganguan saraf tepi yang menyebabkan kelumpuhan serta penyakit otot atau

distrovia muskulorum.
Ada beberapa gejala yang merupakan pertanda terjadinya ganguan pada perkembangan motorik kasar anak,

antara lain :
1. Terlalu kaku atau lemah
Misalnya bayi usia 5 bulan masih mengepal telapak tangganya, tubuh agak kaku saat

digendong, serta cenderung membanting-banting diri kebelakang. Saat di berdirikan bayi bertopang pada ketiaknya, tongkai kecil

terjulur kaku , pada waktu berbaring terlentang tanpa melakukan gerakan apapun, serta kepala tidak bisa diangkat (terkulai) saat

digendong, semua menunjukan motorik kasar anak terlalu kaku atau lemah.
2. Ukuran Bayi Abnormal
Apabila kepala anak terlalu
besar kemungkinan menderita bidrosefalus atau menimbunya cairan dalam otak, sementara apabila kepala terlalu kecil

kemungkinan pertanda tidak maksimalnya perkembangan otak si anak.


3. Pernah Kajang
Kejang yang terjadi merupakan pertanda

adanya kerusakan dalam sistem saraf pusat.


4. Melakukan gerakan aneh
seperti gerakan berputar-putar sendiri tanda kordinasi

atau tujuan yang jelas.


5. Terlambat bicara
Usisa bayi menginjak 1 tahun misalnya baru bisa mengucap Ah......atau Oh......

Page 2 of 2
Plagiarism Scan Report

Report Title lampiran 2

Generated Date 23-Oct-2022

Total Words 797

Total Characters 6021

Report Generated By Plagiarismchecker.co

Excluded URL None

Plagiarised Unique Total Words Ratio

9% 91% 99.8%

Content Checked For Plagiarism

6. Proses persalinan tidak mulus


misalnya ibu mencoba mengugurkan kandungan, atau kelahiran kurang baik, bayi dipaksa lahir

secara alami, sehingga terjadi trauma pada kepala.


Perkembangan motorik halus anak merupakan tindakan si kecil menggunakan

otot-otot kecilnya, seperti otot-otot di tangan dan jari untuk mengontrol benda berbagai bentuk dan ukuran. Si kecil menggunakan

keterampilan motorik halus, misalnya dengan memegang benda kecil di antara jari dan jempolnya, atau bisa juga menggunakan

mulutnya untuk mencicipi makanan dengan rasa yang berbeda.


Saat baru lahir, otak si kecil belum cukup berkembang untuk

mengendalikan gerakan tangan dan jari. Secara umum, perkembangan di mulai dari kepala, dan kemudian secara bertahap lanjut

kebagian otot lain dalam tubuh. Ini berarti bahwa sikecil mendapatkan kontrol atas wajah, mulut, bibir, dan lidah terlebih dahulu,
kemudian di ikuti oleh sisa otot tubuh lainnya seiring berjalannya waktu.
Perkembangan motorik anak usia dini harus biasanya

mulai berkembang seiring tubuh si kecil menjadi lebih stabil saat bergerak, serta saat kognitif dan sosialnya berkembang. Hal-hal

ini merupakan bagian penting dari perkembangan motorik anak karena ia perlu belajar mengguanakan tangannya dengan baik

untuk dapat mengontrol objek dan memperoleh kemandirian seperti saat makan dan perpakaian.
Jika kita mendapati si kecil

sedang mencoba menyelesaikan sesuatu secara sendiri, beri semangat dengan kata-kata positif dan tunjukan kepadanya berbagai

cara yang bisa ia lakukan untuk mencapai tujuan, namun biarkan ia menyelesaikannya sendiri.
2.Dampak jangka panjang stunting

1. tingkat kecerdasan rendah


Anak dengan kondisi stunting mengalami pertumbuhan rangka yang lambat dan pendek akibat tidak

terpenuhinya kebutuhan gizi dan meningkatnya kesakitan dalam waktu yang lama. Pervalensi anak stunting dan kurus meningkat
pada tahun ke 2 dan ke 3 kehidupan. Otak manusia mengalami perubahan struktural dan fungsional yang snagat pesat antara

minggu ke -24 sampai minggu ke-42 stelah konsepsi berlanjut saat setelah lahir hingga usia 2 atau 3 tahun, dengan periode

tercepat pada usia 6 bulan pertama kehidupan. Pada proses perkembangan anak dengan gizi yang tidak adekuat, dapat terjadi

perubahan struktur dan fungsi otak.


Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dapat mengindikasikan ada nya gangguan

pada organ tubuh, di mana salah satu organ yang paling cepat mengalami kerusakan pada gangguan gizi ialah otak. Otak

merupakan pusat syaraf yang sangat berpengaruh terhadap respon anak untuk melihat, mendengar, berfikir, dan melakukan

gerakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Almatsier yang mengatakan bahwa kekurangan gizi dapat mengakibatkan gangguan

Page 1 of 3
fungsi otak secara permanen. Anak stunting akan memiliki rasa ingin tahu yang lebih rendah dan kelemahan motoric karena

terdapat gangguan pada proses pematangan fungsi otot.


2. Prestasi belajar dan kerja tidak baik (produktifitas rendah)

https://kaksetosurabaya.com/raih-prestasi-dengan-cara--yang-baik-dan/
Menurut World Health Organization, stunting dapat

menyebabkan perkembangan kognitif atau kecerdasan motorik, dan verbal berkembang secara tidak optimal, peningkatan resiko

obesitas dan penyakit degeneratif lainnya, peningkatan biaya kesehatan, serta peningkatan kejadian kesakitan dan kematian. Anak

yang memiliki tingkat kecerdasan yang tidak maksimal akibat stunting akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi,

meningkatkan kemiskinan, dan memperlebar ketimpangan di suatu negara.


WHO menyatakan bahwa selain mengalami gangguan
pertumbuhan anak, stunting juga mengalami keterlambatan perkembangan pada balita dapat dii nilai dari tiga hal, yaitu secara

pemusatan perhatian, memori, pembelajaran dan kemampuan visuospasial, stunting tidak hanya berpengaruh oleh perkembangan

kognitif pada tahap tertentu, tetapi juga pada tahap yang lebih tinggi seingga mengahasilkan gangguan kognitif jangka panjang.

Meskipun terdapat sedikit tindak lanjut penelitian sejak masa anak-anak hingga usia dewasa, bukti substansial menunjukan

adanya hubungan antara stunting dengan kemampuan kognitif yang lambat atau kinerja sekolah pada anak-anak dari negara-

negara berpendapatan rendah dan menengah. Sebuah analisis data longitudinal dari Fliphina, Jamaika, Peru dan Indonesia,

bersama dengan data baru dari Brazil dan Afrika Selatan, menunjukan bahwa anak stunting berusia 12-36 bulaan di perkirakan

mengalami kinerja kognitif yang lebih rendah daan atau nilai yang di capai disekolah menjadi rendah.
Anak-anak yang menderita

stunting lebih banyak mengalami kesulitan belajar dan mendapatkan nilai yang lebih rendah di bidang matematika, pengejaan

membaca dan pemahaman belajar daripada anak-anak non sunting, tanpa menghiraukan latar belakang sosial ekonomi.
3. Kalah

bersaing dalam mencari kerja


Ekonomi menilai stunting dapat memegaruhi angkatan kerja indonesia dan terjadilah low level

development trap. Stunting itu mengursngi kemampuan arimatik dan abstraksi, itu adalah kemampuan dasaar berpikir. Mereka

yang mengalami kondisi stunting berpeluang mendapatkan penghasilan 20% lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak

mengalami stunting.
4. Cenderung gemuk di usia tua
Dalam jangka panjang abkibat buruk yang di timbulkan adalah menurunnya

kekebalan tubuh hingga mudah sakit dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung pembuluh

darah, kanker stroke,dan disabilitaas pada usia tua.


Kondisi stunting tidak hanya dirasakan ketika kecil, tetapi dampaknya akan
terus terasa hingga dewasa. Hasil riset paediatrics and international child health menyatakan bahwa anak stunting meningkatkan

risiko menjadi diabtes saat sudah dewasa. Pasalnya, saat kekurangan gizi pada masa pertumbuhan akan mengganggu sitem

hormonal insulin dan glukagon pada pankreas yang mengatur keseimbangan dan metabolisme glukosa. Akibatnya keseimbangan

gulaa darah kan lebih cepat terganggu dan tubuh lebih mudah pula membentuk jaringan lemak saat anak mencapai usia dewasa.

3% Kenali Tahapan Perkembangan Motorik Halus pada Anak | Enervon

 · Si Kecil menggunakan keterampilan motorik halus, misalnya dengan memegang benda kecil di antara jari – dan jempolnya, atau bisa juga mengguna
kan mulutnya untuk …

https://www.enervon.co.id/article/4277/tahapan-perkembangan-motorik-halus-anak

3% ejurnalmalahayati.ac.id › index › duniakesmasJurnal Dunia Kesmas Volume 9. Nomor 1. J


anuari 2020
usia 2 atau 3 tahun, dengan periode tercepat pada usia 6 bulan pertama kehidupan. Pada proses perkembangan anak dengan gizi yang tidak adekuat,
dapat terjadi perubahan struktur dan fungsi otak (Yandika dkk,2019) Oleh sebab itu anak usia sekolah memerlukan perbaikan gizi terhadap tubuhnya, k
arena usia sekolah

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/article/download/2627/pdf

3% DAMPAK STUNTING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ...

Otak merupakan pusat syaraf yang sangat berpengaruh terhadap respon anak untuk melihat, mendengar, berfikir, dan melakukan gerakan.

https://123dok.com/article/studi-literatur-dampak-stunting-kemampuan-kognitif-anak.qv91oj1y

Page 2 of 3
Page 3 of 3

Anda mungkin juga menyukai