0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan1 halaman
Pertemuan ini membahas tentang akne vulgaris yang merupakan penyakit kulit yang umum dijumpai pada remaja. Akne vulgaris ditandai dengan adanya erupsi komedo, papul, pustul, nodus dan kista pada wajah, leher, lengan atas, dada dan punggung. Penyebab akne vulgaris belum diketahui pasti tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sebum, bakteri, genetik, hormon dan psikologis. Pertemuan ini jug
Pertemuan ini membahas tentang akne vulgaris yang merupakan penyakit kulit yang umum dijumpai pada remaja. Akne vulgaris ditandai dengan adanya erupsi komedo, papul, pustul, nodus dan kista pada wajah, leher, lengan atas, dada dan punggung. Penyebab akne vulgaris belum diketahui pasti tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sebum, bakteri, genetik, hormon dan psikologis. Pertemuan ini jug
Pertemuan ini membahas tentang akne vulgaris yang merupakan penyakit kulit yang umum dijumpai pada remaja. Akne vulgaris ditandai dengan adanya erupsi komedo, papul, pustul, nodus dan kista pada wajah, leher, lengan atas, dada dan punggung. Penyebab akne vulgaris belum diketahui pasti tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sebum, bakteri, genetik, hormon dan psikologis. Pertemuan ini jug
LATAR BELAKANG Akne vulgaris atau lebih sering disebut jerawat, merupakan penyakit kulit yang banyak sekali dijumpai terutama di masyarakat Indonesia (Efendi, 2003) Akne vulgaris adalah penyakit kulit obstruktif dan inflamatif kronik pada unit pilosebasea yang sering terjadi pada masa remaja (Zanglein et al, 2008). Ditandai dengan adanya erupsi komedo, papul, pustul, nodus dan kista pada tempat predileksi: muka, leher, lengan atas, dada dan punggung (Wasitaatmadja, 2011). Akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang paling umum diderita oleh masyarakat. Di Amerika Serikat, 85% dari penduduk usia 12-24 tahun menderita akne vulgaris dan data yang hampir serupa didatati pada sebagian besar dunia barat. Di Afrika sendiri, melalui sebuah studi cross sectional, didapati prevalensi akne vulgaris pada remaja sebesar 90,7% (Husein, 2009). Untuk Asia, beberapa data yang bisa diperoleh menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi juga. Di Cina, tepatnya distrik Zhou Hai provinsi Guangdong, prevalensi penderita jerawat sebesar 53,5% remaja ( Wu et al, 2007). Penyebab akne vulgaris yang pasti belum diketahui, tetapi banyak faktor yang berpengaruh seperti sebum, bakteria, faktor genetik, hormon, diet, iklim, psikis, kosmetika, bahan-bahan kimia, reaktivitas(Widjadja, 2000). Keluhan pasien akne vulgaris yang dilaporkan terkait keluhan efek fungsional, sosial, psikologikal, dan emosional mereka sebanding dengan yang dilaporkan oleh pasien dengan penyakit lain (chronic disabling asthma, epilepsi, diabetes, nyeri punggung atau artritis), sehingga akne vulgaris bukanlah penyakit yang bisa diacuhkan dibandingkan dengan kondisi penyakit kronis lain (Jones- Caballero et al.,2007). Noorbala et al. tahun 2013 menyatakan akne vulgaris adalah kelainan kulit umum dan memberi dampak besar pada kualitas hidup di kalangan remaja (Noorbala et al, 2013). Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kualitas hidup (quality of life) sebagai persepsi individual dari keberadaannya dalam hidup, dalam kontekskultural dan sistem nilai dimana dia hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standard dan perhatiannya. (Both et al, 2007). WHO memerintahkan agar pengukuran kesehatan dan efek perawatan kesehatan harus mencakup tidak hanya indikasi perubahan frekuensi dan tingkat keparahan penyakit, tetapi juga perkiraan kualitas hidup (WHOQOL, 1997; Doward, 1998). Samanthula et al. tahun 2013 melaporkan pasien wanita dengan akne vulgaris memiliki kualitas hidup lebih rendah dibandingkan laki-laki dan tingkat keparahan AV memiliki dampak signifikan terhadap kualitas hidup. Penelitian Kokandi tahun 2010 melaporkan tingkat keparahan akne vulgaris tidak berefek pada perubahan kualitas hidup (Samanthula et al, 2013). Kami mengambil tema kegiatan ini dengan harapan dapat menambah wawasan tentang akne vulgaris