Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA IBU P2A0

DENGAN KISTA OVARIUM


DI PUSKESMAS

Dosen Pengampu : Ika Mardiatul Ulfa, S.S.T., M.Kes


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dokumentasi Kebidanan dan SIK

Nama Mahasiswa:

Adita Rahma Agustina NIM 11194862111345


Ni Kadek Dwi Septani Arsana NIM 11194862111358
Ni Putu Delima Govinawati NIM 11194862111359

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2022
ASUHAN KEBIDANAN
PADA P2A0 WUS dengan Kista Ovarium
DI Puskesmas

Hari/Tanggal : 3 Juni 2022


Jam : 10.00 WITA
Tempat : Puskesmas

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Istri Suami/org tua
Nama Ny. W Tn. A
Umur 36 tahun 37 tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Penddikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Jl. Pramuka Jl. Pramuka

2. Keluhan Utama (PQRST)


3. Riwayat Perjalanan Penyakit
4. Riwayat Perkawinan
5. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 13 tahun
b. Siklus : 30 hari
c. Teratur/tidak : Teratur
d. Lamanya : 5-7 hari
e. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
f. Dismenorhoe : tidak ada
6. Riwayat Ginekologi
a. Perdarahan diluar Haid : tidak ada
b. Riwayat Keputihan : tidak ada
c. Riwayat perdarahan setelah
berhubungan badan : tidak ada
d. Riwayat nyeri saat berhubungan badan : tidak ada
e. Riwayat adanya massa tumor pada payudara
dan alat kandungan : tidak ada
f. Lain-lain : tidak ada
1. Riwayat Obstetri
P A
Kehamilan Persalinan Bayi
Tempat Penyu
Tahu
No Penyuli / Penyul BB PB Se Keadaanl litNifa Ket
n UK Cara
t Penolo it (gr) (cm) ks ahir s
ng
38 Tidk Spont Tidak 2.800 47 Tidak
1 2019 BPM p normal -
mgg ada an ada gr cm ada
2

2. Riwayat Keluarga Berencana


No Jenis KB Tempat Lama Mulai Berhenti Keluhan Ket
pelayanan pemakaian pemakaian

3. RiwayatKesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu : tidak ada
b. Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada
4. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
Jenis yang dikonsumsi : nasi, sayur, buah-buahan
Frekuensi : 2x sehari
Porsi makan : 1 piring sedang
Pantangan : tidak ada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : lembek
Warna : kuning kecolatan
Masalah : tidak ada
BAK
Frekuensi : 5-6x sehari
Warna : kuning jernih
Bau : khas
Masalah : tidak ada
c. Personal Hygiene
Frekuensi mandi : 2x sehari
Frekuensi gosok gigi : 2x sehari
Frekuensi ganti pakaian/jenis : 2x sehari
d. Aktifitas
e. Tidur dan Istirahat
Siang hari : 1 jam
Malam hari : 5-7 jam
Masalah : tidak ada
f. Pola Seksual
Masalah : tidak ada

5. Data Psikososial dan Spiritual


a. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya :
Ibu mengatakan merasa cemas dan takut dengan kondisinya saat ini.
b. Ketaatan ibu beribadah :
Ibu mengatakan teratur menjalankan sholat lima waktu.
c. Pengetahuan ibu tentang penyakit yang diderita :
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang penyakit yang diderita saat ini.
d. Hubungan sosial ibu dengan keluarga :
Ibu mengatakan hubungan sosial baik
e. Penentu pengambil keputusan dalam keluarga :
Ibu mengatakan pengambil keputsaan dalam keluarga yaitu suami.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan : 60 kg
d. Tinggi badan : 155 cm
e. Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,8 °C Respirasi : 20 x/menit
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
- Kepala : Simetris, Sebaran rambut: Merata, tidak ada nyeri tekan
- Muka : Simetris, tidak tampak pucat, tidak ada edema pada muka,
tidak ada chloasmagravidarum
- Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning,
ketajaman penglihatan normal.
- Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen, tidak ada
gangguan pendengaran.
- Hidung : Simetris, tidak adanya deformitas, tidak adanya perdarahan
pada hidung, tidak ada pergerakan cuping hidung, tidak ada peredangan
polip.
- Mulut : mukosa bibir lembab, warna mukosa merah, tidak ada
caries dentis, tidak ada stomatitis.
- Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, posisi trakea simetris,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri telan.
- Dada : Simetris
- Payudara : puting susu menonjol, tidak ada jaringan parut,
hiperpigmentasi areola.
- Perut : tidak terdapat luka bekas operasi.
- Tungkai : tidak tampak varises dan edema.
- Genitalia : adanya keputihan abnormal.
b. Palpasi
- Muka : tidak adanya edema.
- Leher : tidak teraba pembengkakan kelenjar teroid dan vena
jugularis.
- Payudara : Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan.
- Abdomen : Terdapat massa pada bagian bawah sebelah kanan perut ibu.

3. Pemeriksaan Penunjang : USG : terdapat massa pada dinding uteri bagian kanan ± 5
cm, berbentuk bulat berbatas tegas dan terlihat bayangan.

C. ANALISIS DATA
1. Diagnosis Kebidanan: P2A0 WUS dengan kista ovarium
2. Masalah : nyeri perut bagian bawah.
3. Kebutuhan : lakukan rujukan ke rumah sakit
D. PENATALAKSANAAN (DI SERTAI DENGAN RASIONAL TINDAKAN DAN
EVALUASI)
1. Memberitahu kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
meliputi:
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,8 oC
Pernafasan : 20 x/menit
d. Palpasi abdomen : Terdapat massa pada bagian bawah sebelah kanan perut ibu.
USG : terdapat massa pada dinding uteri bagian kanan ± 5 cm, berbentuk bulat
berbatas tegas dan terlihat bayangan.
“Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaannya, yaitu terdapat nyeri tekan pada
pada abdomen dan teraba benjolan padat dan lunak pada perut bagian bawah
kanan”

Rasional Tindakan
UUD RI No. 4 2019 Tentang Hak dan Kewajiban Pasien, Pasal 62 Dalam
Praktik Kebidanan,bahwa pasien berhak memperoleh informasi secara benar
dan jelas mengenai tindakan atau kesehatanpasiensaat ini, termasuk resume isi
rekam medis jika diperlukan.
2. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang keadaannya serta penyakitnya
Rasional Tindakan
Penjelasan keadaan pasien saat ini kepada pasien akan membantu pasien untuk
mengetahui / mengenali kondisinya serta dapat mengurangi kecemasan.
3. Menganjurkan ibu untuk teknik relaksasi untuk mengurangi ketegangan nyeri
dengan merelaksasikan otot. Teknik relaksasi napas dalam adalah teknik relaksasi
untuk menghilangkan rasa nyeri, meningkatkan oksigenasi darah, dan ventilasi paru.
Teknik relaksasi dengan napas dalam dapat dilakukan oleh ibu dengan cara menarik
napas dalam-dalam dan menghembuskan secara perlahan-lahan lewat mulut dan
dapat dilakukan sebanyak 2-4 kali.
“ibu mengerti dan dapat melakukan teknik relaksasi tersebut”
Rasional Tindakan
Menurut repository.unimus.ac.id untuk meredakan nyeri yang disarasakan ibu.
4. Merujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
“Ibu mengerti.”
Rasional Tindakan
UUD RI No. 4 2019 Bidan dalam melaksanakan Praktik Kebidanan berkewajiban
Pasal 61D, merujuk Klien yang tidak dapat ditangani ke dokter atau Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
5. Lakukan informed consent kepada ibu dan keluarga untuk setiap tindakan yang
akan dilakukan
“Ibu dan keluarga telah menyetujui informed concent.”
Rasional Tindakan
UUD RI No. 4 2019 Dalam Praktik Kebidanan, Klien berhak Pasal 62D, memberi
persetujuan atau penolakan tindakan Kebidanan yang akan dilakukan.
6. Memberikan pengetahuan kepada ibu dan keluarga mengenai faktor penyebab
terjadinya kista ovarium yaitu menstruasi di usia dini yaitu usia 11 tahu atau lebih
muda < 12 tahun, gaya hidup yang tidak sehat seperti terpapar dengan asap rokok,
mengkonsumsi alkohol dan mengkonsumsi makanan yang siap saji/jung food
seperti bakso, mie instant dll sebagiannya.
Hasil : “Ibu dan keluarga mengerti serta bersedia untuk menghindari halhal yang
memicu terjadinya kista ovarium”.
Rasional Tindakan
UUD RI No. 4 2019 Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga
Berencana, Pasal 51 Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
46 ayat (1) huruf c, Bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi, edukasi,
konseling, dan memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
7. Memotivasi ibu agar yakin akan kesembuhannya dan menganjurkan pasien dan
keluarga untuk senantiasa berdoa dan beristigfar demi kelancaran proses
pengobatan dan operasi yang akan dijalani pasien
“ibu telah termotivasi”
Rasional Tindakan
Berdasarkan Manajemen Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksipada Ny
“S” Dengan Kista Ovarium Di Rsud Labuang Baji Makassar Tanggal 18 Juli – 22
Juli Tahun 2018, untuk memberikan motivasi ibu dan keluarga.
PEMBAHASAN
Masalah kesehatan reproduksi, diantaranya penyakit yang berkaitan dengan sistem
reproduksi. Kista ovarium adalah suatu penyakit ganguan organ reproduksi wanita. Kista
ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada
wanita dimasa reproduksinya. Kista banyak terjadi pada wanita usia subur atau usia
reproduksi (Nurmayanti, 2020). Kista ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti
balon yang berisi cairan yang tumbuh di indung telur. Kista tersebut disebut juga kista
fungsional karena terbentuk selama siklus menstruasi normal atau setelah telur dilepaskan
sewaktu ovulasi.
Kista ovarium itu sendiri memiliki resiko yaitu mengalami degenerasi keganasan
menjadi kanker, disamping itu bisa mengalami torsi atau terpuntir sehingga kematian. Oleh
karna itu kista ovarium merupakan masalah penting yang menyangkut kualitas kesehatan
reproduksi wanita. Perjalanan kista ovarium yang sering disebut sillent killer atau secara
diam diam menyebabkan wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista
ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar.
Jenis kista ovarium bisa bervariasi ada yang berisi cairan jernih yang biasanya disebut kista
fungsional berisi darah seperti kista merah (rubrum) Kista berisi gigi rambut, dan cairan
lemak yang disebut kista dermoid berisi cairan ikat yang padat seperti Fibroma. Diantara
kista ovarium ini ada yang bersifat noplastik memerlukan operasi dan ada yang bersifat non
neoplastik tidak memerlukan operasi.
Pada usia >50 tahun, penanganan konservatif mempunyai sedikit keuntungan bila
diameter tumor lebih dari 5 cm karena 29- 50% dari semua kista ovarium akan menjadi
ganas. Perempuan dengan usia di bawah 40 tahun memiliki risiko terkena kista jinak yang
dapat hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Sedangkan perempuan yang telah
mengalami menopause, dengan usia diatas 40 tahun, memiliki risiko terkena kista yang
lebih berbahaya. Hal tersebut karena pada usia tersebut, keberadaan penyakit ini cukup
berbahaya karena penyakit kista ini selanjutnya akan dapat berkembang menjadi kanker
ovarium (Fatkhiyah, 2019).
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon
pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium timbul dari folikel yang
tidak berfungsi selama siklus menstruasi.
Faktor resiko terjadinya kista ovarium:
a. Riwayat kista ovarium sebelumnya
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan.
Menurut Yatim pada jurnal Natiqotul Fatkhiyah (2019), berikut ini dapat di cermati
gejala kista secara umum, antara lain:
a. Rasa nyeri yang menetap di rongga panggul disertai rasa agak gatal sewaktu
bersetubuh atau bergerak.
b. Perdarahan menstruasi seperti biasa, siklus menstruasi tidak teratur.
c. Perut membesar.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan pada perempuan yang dicurigai menderita kista
fungsional, antara lain: Pemeriksaan fisik untuk ,mengevaluasi apakah ada pembesaran
kista; Pemeriksaan kadar Human Chorionik Gonodotropin (HCG) didalam serum untuk
mengisihkan ada tidaknya kehamilan; Pemeriksaan USG atau CT scan untuk mendeteksi
adanya kista.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia. (2019). Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan. Jakarta:
Lembaran Negara RI Tahun 2019 Nomor 63, Tambahan Lembaran RI 6325.
Sekretariat Negara.
Nurmansyah, Djemi, Tri Setyawati (2019). Sebuah Laporan Kasus: Kista Ovarium. Palu:
Vol. 3 | No. 3 | Desember 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro)
Marfiyana Adinda Umar Saputri (2018) , Manajemen Asuhan Kebidanan Gangguan
Sistem Reproduksipada Ny “S” Dengan Kista Ovarium Di Rsud Labuang Baji Makassar
Tanggal 18 Juli - 22 Juli Tahun 2018. Makassar.
Nur Walyuni, Azrida M, Siti Hardiyanti Hamang (2021). Manajemen Asuhan Kebidanan
Gangguan Sistem Reproduksi pada Ny. S dengan Kista Ovarium. Makassar: Window of
Midwifery Journal Vol. 2 No. 2 (Desember, 2021) : 65-76.
Natiqotul Fatkhiyah (2019). Faktor Risiko Kejadian Kista Ovarium Pada Wanita Usia
Reproduksi Di Rskia Kasih Ibu Kota Tegal. Tegal: BHAMADA, JITK, Vol. 10, No. 1,
April 2019
Ari Widyarni (2020). Faktor Resiko Kejadian Kista Ovarium Di Poliklinik Kandungan dan
Kebidanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Banjarmasin: Jurnal Kebidanan dan
Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Undang Undang Dasar RI Nomor 4 Tahun 2019

2. Jurnal Medical Profession (MedPro) Vol. 3 | No. 3 | Desember 2019 |


3. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN:
2549-4058)

4. BHAMADA, JITK, Vol. 10, No. 1, April 2019

8.
9.
10.
11.
12.
5. Window of Midwifery Journal Vol. 2 No. 2 (Desember, 2021) : 65-76

6. Manajemen Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksipada Ny “S” Dengan


Kista Ovarium Di Rsud Labuang Baji Makassar Tanggal 18 Juli – 22 Juli Tahun
2018

Anda mungkin juga menyukai