Anda di halaman 1dari 2

INTI ATOM DAN KERADIOAKTIFAN

Berbagai hal tentang sifat dan struktur zat dapat dijelaskan dengan menggunakan pengertian tentang
susunan elektron dalam atom. Pengaruh inti atom atas sifat-sifat suatu zat tidak tampak jelas. Oleh
karena itu pada mulanya inti atom kurang mendapat perhatian dari para kimiawan. Akan tetapi sejak
ditemukan adanya inti atom yang tidak stabil, para kimiawan mulai memperhatikannya. Inti atom yang
tidak stabil itu secara spontan berubah menjadi inti atom unsur lain dengan jalan memancarkan inti
helium atau elektron. Perhatian ini makin besar sejak diketahui bahwa inti atom dapat mengalami reaksi
dan pembelahan inti serta menghasilkan energi yang sangat besar.

a. Keradioaktifan dan Radioisotop

Isotop yang tidak stabil akan mengalami perubahan sedekimian sehingga hasil perubahan itu merupakan
isotop yang dalam isotop yang dalam tabel isotop terletak lebih dekat pada garis kestabilan inti. Dalam
hal ini dapat dibedakan tiga keadaan, yaitu isotop-isotop tidak stabil yang ada di atas, di bawah dan di
seberang garis kestabilan.

Z
Isotop-isotop di bawah garis kestabilan inti mempunyai angkabanding yang lebih besar daripada
N
Z
angkabanding isotop-isotop stabil. Dengan demikian perubahan yang dialami adalah sedemikian
N
Z Z
sehingga angkabanding tersebut menjadi lebih kecil. Pengurangan angkabanding ini dicapai
N N
melalui dua jalan, yaitu tangkapan elektron oleh inti atau pancaran elektron positif (=positron) dari inti.

Apabila inti menangkap elektron, biasanya elektron dari kulit K atom yang bersangkutan, maka elektron
itu akan bergabung dengan proton dan berubah menjadi neutron. Akibatnya, jumlah proton berkurang
dengan satu berarti massa inti tidak berubah.

Misalnya:
37 37
❑18 A r tangkapan ❑17 Cl

elektron

Z
Jalan lain yang dapat ditempuh untuk memperkecil angkabanding adalah pancaran elektron positif.
N
Perubahan yang terjadi adalah perubahan proton menjadi neutron sambal melepaskan positron. Akibat
terhadap inti sama dengan akibat peristiwa tangkapan elektron. Misalnya:

❑30
15p ❑30 0
14Si + ❑1e
Z
Isotop-isotop yang terdapat di atas garis kestabilan inti mempunyai angkabanding yang lebih kecil
N
Z
daripada angkabanding isotop stabil. Dengan demikian akan terjadi perubahan yang akibatnya akan
N
Z
memperbesar angkabanding . Dalam hal ini, inti akan memancarkan elektron negatif yang berasal dari
N
perubahan neutron menjadi proton dan elektron negatif. Jumlah proton dalam inti akan bertambah
dengan satu, sedang jumlah neutronnya berkurang dengan satu, sehingga massa inti dapat dianggap
tetap. Proses ini dikenal sebagai proses pancaran elektron negatif. Misalnya :
14 14 0
❑6 C ❑7 N + ❑−1e
136 136 0
❑53 I ❑54 Xe + ❑−1e

Apabila suatu isotop tidak stabil terdapat di seberang garis kestabilan inti, untuk mendekati garis
kestabilan tersebut isotop itu akan melepaskan inti helium dari intinya. Karena inti helium terdiri atas
dua proton dan dua neutron, maka jumlah dalam inti akan berkurang dengan dua, demikian pula jumlah
neutronnya. Dengan demikian massa inti akan berkurang dengan empat. Proses ini disebut proses
pancaran inti helium. Misalnya:
235 231 4
❑92 U ❑90 Th + ❑2 H e
230 226 4
❑90 Th ❑88 Ra + ❑2 H e

Isotop-isotop tidak stabil yang secara spontan mengalami perubahan melalui proses tangkapan elektron,
pancaran elektron positif, pancaran elektron negatif atau pancaran inti helium tersebut dikenal sebagai
isotop raidoaktif atau radioisotope. Sedang proses perubahannya disebut peluruhan radioaktif. Dalam
proses ini partikel-partikel yang dipancarkan oleh inti diberi nama khusus yaitu elektron positif disebut
beta positif (β+), elektron negatif disebut beta negative ((β-) dan inti helium disebut alfa (α).

Disamping kemungkinan memancarkan partikel α dan β tersebut, suatu radioisotope dapat pula
memancarkan sinar gamma (ɤ). Sinar gamma yang merupakan gelombang elektromagnetik ini
dipancarkan oleh suatu radioisotop apabila intinya turun dari tingkat energi yang tinggi ke tingkat energi
yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai